Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL

TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI PROPINSI
KALIMANTAN BARAT TAHUN
2010-2020

Dosen Pengampu : Dr.Abd .Rahim , SP, M.Si.


NAMA KELOMPOK 10 KELAS C :

Marliani Marsuki 220906500017


Mutyara Arun Maharani 220906502043
Muh Aswad Nurdin 220906502054
Amos Siswanto Taulangi 220906502051
RIVIEW JURNAL
Judul Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Kalimantan
Barat Tahun 2010-2020

Nama Jurnal Jurnal Produktivitas

Volume dan Halaman Volume 1 Nomor 8

Tahun 2021

Penulis Aulia Azimi

Riviewer Kelompok 10 Kelas C Ekonomi Pembangunan 2022

Tanggal riview 21 Februari 2024


pentingnya memahami pengaruh kebijakan fiskal terhadap
Pendahuluan
pertumbuhan ekonomi di Propinsi Kalimantan Barat selama periode
2010-2020. Kebijakan fiskal memiliki peran penting dalam menjaga
stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga
perlu dilakukan analisis untuk mengetahui sejauh mana kebijakan fiskal
berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Studi ini
juga dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas belanja langsung dan
tidak langsung dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah
serta memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Propinsi Kalimantan Barat.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana


Tujuan penelitian
pengaruh kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2010 -2020
Metode penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif bertujuan memberi gambaran tentang variabel independent yaitu kebijakan
fiskal dan variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi di Propinsi Kalimantan Barat sedangkan
pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang mencakup data-data berupa angka.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yaitu dilakukan dengan
mengumpulkan, mencatat dan menghitung data sekunder yang diperoleh dari BPS Propinsi
Kalbar.go.id. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa data pendapatan,
pengeluaran (belanja) dan pertumbuhan ekonomi yang diambil dari data PDRB dari sisi
pengeluaran Propinsi Kalimantan Barat periode 2010-2020 dengan jenis data time series.
Populasi dan Sampel Populasi
dalam penelitian ini adalah data keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Propinsi Kalimantan
Barat sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan data PAD (Pendapatan Asli Daerah),
Dana Perimbangan, Pendapatan Lainnya, belanja tidak langsung, belanja langsung dan PDRB
yang dilihat dari sisi pengeluaran di Propinsi Kalimantan Barat periode 2010-2020. Adapun teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan jenis cluster sampling
(area sampling).

Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independent terdiri dari variabel: Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan (DP), Pendapatan Lainnya (PL), Belanja Tidak Langsung (BTL),
Belanja Langsung (BL) dan variabel dependent: Pertumbuhan Ekonomi (PE). 2.5 Teknik Analisis
Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, uji statistik
dan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian
ini terdistribusi normal atau tidak. Tabel dibawah menunjukkan bahwa nilai Asyimp.
Signifikansi (2-tailed) 1,000 > 0,05 maka dapat disimpulkan data penelitian terdistribusi
normal.
2. Uji Multikolienearitas
Syarat data penelitian atau model regresi tidak terjadi Multikolinearitas jika nilai VIF
kurang dari 10 dan sebaliknya.

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas lebih dari 10 artinya
model regresi memiliki korelasi kuat antar variabel bebasnya sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi terjadi gejala Multikolinearitas . Jadi untuk
menghilangkan gejala tersebut maka dapat dilakukan dengan cara membuang variabel
yang memiliki nilai korelasi tertinggi yaitu variabel DP dengan nilai VIF 81,770 > 10.
Multikolinearitas pada 3 variabel bebas yaitu: PAD, BL dan BTL. Untuk menghilangkan
gejala tersebut maka variabel bebas yang memiliki korelasi tertinggi dibuang yaitu
variabel PAD dengan nilai VIF 35,273 > 10 kemudian lakukan uji Multikolinearitas
kembali.
Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu variabel PL, BTL dan BL
tidak terjadi gejala Multikolinearitas karena nilai VIF < 10 sehingga untuk melakukan uji
selanjutnya hanya terdapat 3 variabel yang memenuhi syarat model regresi sedangkan
2 variabel lainnya yaitu PAD dan DP dikeluarkan karena tidak memenuhi syarat model
regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Syarat data penelitian atau model regresi tidak terjadi Heteroskedastisitas jika nilai
signifikansi > 0,05 dan sebaliknya. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat di Tabel
dibwah:

Tabeld diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel bebas yaitu: variabel PL,
BTL dan BL > 0,05 artinya tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Syarat tidak terjadi gejala Autokorelasi jika nilai signifikansi > 0,05 dan sebaliknya. Hasil
uji Autokorelasi dapat dilihat pada Tabel di bawah:

Tabel menunjukkan bahwa nilai Asymp.Signifikansi (2-tailed) sebesar 1,000 > 0,05 maka
model regresi tersebut tidak terjadi gejala Autokorelasi.
kekurangann
1. Uji Koefisien Determinasi (R2 )

Uji koefisien determinasi (R2 ) dilakukan untuk melihat kemampuan model menjelaskan
variasi variabel dependen pada model regresi. Hasil uji koefisien determinasi (R2 ) dapat
dilihat pada Tabel di bawah:

Tabel diatas menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,783 atau 78,3% artinya variabel
bebas yaitu variabel Pendapatan Lainnya (PL), Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja
Langsung (BL) dapat menjelaskan variasi variabel dependen sebanyak 78,3% sedangkan
sisanya 21,7%
kekurangann
2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel PL dan BL tidak berpengaruh
signifikan terhadap PE karena nilai signifikasi variabel tersebut > 0,05.

Tabel diatas menunjukkan uji hipotesis secara parsial:


H1: Pendapatan Lainnya (PL) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(PE) karena nilai signifikan variabel PL sebesar 0,254 > 0,05.
H2: Belanja Tidak Langsung (BTL) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(PE) karena nilai signifikan variabel BTL sebesar 0,024 < 0,05.
H3: Belanja Langsung (BL) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PE)
karena nilai signifikan variabel BL sebesar 0,248 > 0,05.
kekurangann

3. Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersamasama atau simultan.

Tabel diatas menunjukkan hasil uji F bahwa variabel independen yaitu variabel Pendapatan
Lainnya (PL), Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL) berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi (PE) karena nilai
signifikasi variabel independen sebesar 0,003 < 0,05.
Uji Regresi Linear Berganda
Uji regresi linear berganda bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel independen dan
dependen. Jika nilai signifikan variabel independen < 0,05 maka terdapat pengaruh terhadap variabel
dependen dan sebaliknya.

Hasil uji regresi linear berganda pada Tabel 11 diformulasikan ke dalam bentuk model regresi:

Model Regresi:
PE = -1,707E10 + 24,642PL + 30,770BTL + 19,559BL
Interpretasi Koefisien:
- Konstanta (-1,707E10) menunjukkan bahwa jika semua variabel independen (PL, BTL, dan BL) sama
dengan nol, maka variabel Pertumbuhan Ekonomi (PE) akan menurun sebesar 1,707E10.
- Koefisien Variabel Pendapatan Lainnya (PL), Belanja Tidak Langsung (BTL), dan Belanja Langsung
(BL) masing-masing menunjukkan pengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PE) sebesar 24,642,
30,770, dan 19,559.

Pengaruh Variabel Independen:


- Variabel Pendapatan Lainnya (PL) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (PE) karena nilai signifikansinya adalah 0,254 > 0,05.
- Variabel Belanja Langsung juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (PE) karena nilai signifikansinya adalah 0,248 > 0,05.

Dengan demikian, kebijakan fiskal dalam bentuk pendapatan dari Pendapatan Lainnya dan Belanja
Langsung tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi
Kalimantan Barat selama periode 2010-2020.
Kelebihan
Jurnal ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan
ekonomi di Propinsi Kalimantan Barat dari tahun 2010 hingga 2020. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yang cocok untuk
menganalisis data angka terkait kebijakan fiskal dan pertumbuhan ekonomi. Data penelitian
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Kalimantan Barat, yang dianggap sebagai
sumber data yang akurat dan terpercaya. Analisis statistik yang dilakukan meliputi uji asumsi
klasik, uji regresi linier berganda, dan uji statistik lainnya untuk memperkuat hasil penelitian.
Jurnal ini menyimpulkan temuan-temuannya dengan jelas dan memberikan rekomendasi
yang relevan terkait pengelolaan kebijakan fiskal di Propinsi Kalimantan Barat. Keseluruhan,
jurnal ini memberikan kontribusi berharga dalam pemahaman tentang hubungan antara
kebijakan fiskal dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
kekurangann
Salah satu kekurangan dari jurnal ini adalah tidak adanya analisis lebih
mendalam terhadap faktor-faktor lain yang juga dapat memengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Propinsi Kalimantan Barat selain kebijakan fiskal.
Sebagai contoh, faktor-faktor seperti kebijakan moneter, kondisi politik,
infrastruktur, dan faktor eksternal lainnya juga dapat berperan penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Oleh karena itu, penelitian yang lebih
komprehensif dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dapat
memberikan pemahaman yang lebih holistik terhadap hubungan antara
kebijakan fiskal dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai