Disusun oleh :
Kelompok 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Setiap
regresi pasti ada korelasinya, tetapi korelasi belum tentu dulanjutkan dengan regresi.
Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan regresi adalah korelasi antara dua variabel yang
tidak mempunyai hubungan kausal atau fungsional.1
Hubungan antara panas dengan tingkat tingkt muai panjang, dapat diaktakan
sebagai hubungan yang kausal. Hubungan antar kepemimpinan dengan kepuasan kerja
pegawai dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional.
Untuk mengetahui bagaimana variabel dependen atau kriteria dapat
diprediksikan melalui variabel independen atau predictor secara individual, dan
dampak dari penggunaan analisis regresi apakah dapat digunakan untuk memutuskan
apakah naik dan turunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan
menurunkan keadaan variabel independen atau sebaliknya. Oleh karena itu, pemakalah
melalui makalah ini ingin memberi sedikit pemahaman mengena analisis regresi kepada
pembaca.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis regresi ?
2. Bagaimana penggunan analisis regresi sederhana ?
3. Bagaimana penggunan analisis regresi berganda ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu analisis regresi.
2. Untuk mengetahui penggunaan analisis regresi sederhana.
3. Untuk mengetahui penggunaan analisis regresi berganda.
1
Prof. DR. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : ALFABETA, 2005, hlm 243
2
BAB II
PEMBAHASAN
Regresi dapat dibagi dalam bentuk yaitu : regresi sederhana dan regresi
berganda.
Y=a+bX
(Σ𝑌)(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)(Σ𝑋𝑌)
a= n Σ𝑋 2 −(Σ𝑋)2
n ΣXY− ΣX ΣY
b= 𝑛 Σ𝑋 2 −(Σ𝑋)2
2
M. Nafarin, Penganggaran Perusahan, (Jakarta : Salemba Empat, 2007), hlm 73
3
Dr. I Made Adnyana, S.E., MM, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta Selatan : LPU-UNAS, 2020), hlm 33
3
Keterangan :
b = koefisien regresi
n = banyaknya observasi
a) Koefisien korelasi
𝑛(Σ𝑋𝑌) −(Σ𝑋)(Σ𝑌)
R=
√𝑛(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)2 √𝑛(Σ𝑌 2 )−(Σ𝑌)2
Jika nilai R mendekati angka positif satu (+1), berarti bahwa variabel X
mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan
variabel Y, ini berarti apabila variabel X bertambah, maka variabel Y akan
terdorong untuk bertambah juga, begitu sebaliknya.
4
Herispon, S.E., M.Si., Anggaran Perusahaan (Analisis dan Aplikasi), (Pekanbaru : AKBAR STIE RIAU, 2015),
hlm 37
5
Heripson, S.E., M.Si., Anggaran Perusahaan…., hlm 37
4
Jika nilai R mendekati angka negatif satu (-1), berarti bahwa variabel X
mempunyai pengaruh yang kuat tapi negatif terhadap perkembangan
variabel Y, ini berarti apabila variabel X bertambah, maka variabel Y justru
akan terdorong untuk berkurang, begitu sebaliknya.
Jika nilai R mendekati angka nol ( 0 ), berarti bahwa variabel X kurang
berpengaruh terhadap perkembangan variabel Y, ini berarti bahwa
bertambah atau berkurangnya variabel X tidak mempengaruhi perubahan
variabel Y atau sebaliknya.
Contoh :
PT. Tunas Jaya yang bergerak dalam produksi susu untuk konsumen khusus
(susu bayi) akan dapat melakukan prediksi untuk memproduksi susu bayi
dengan melihat tingkat kelahiran bayi pada daerah penjualannya. Adapun data
produksi susu bayi dari PT. tersebut yaitu :
Jawab :
Langkah I
Untuk dapat memperkirakan produksi susu bayi oleh PT. Tunas Jaya dalam 3
tahun mendatang, perusahaan harus mempunyai data tentang tingkat
kelahiran bayi pada daerah penjualannya untuk tiga tahun mendatang pula.
Kelahiran
Nilai
Tahun bayi XY X2
(X)
(Y)
5
2014 140 0 0 0
2015 160 1 160 1
2016 250 2 500 4
2017 300 3 900 9
2018 350 4 1400 16
Σ1200 Σ10 Σ2960 Σ30
-560 = -10b
b = 56
1200 = 5a + 10b
1200 = 5a + 10 (56)
1200 = 5a + 560
640 = 5a
128 = a
Langkah II
6
Produksi Kelahiran
Tahun susu bayi bayi XY X2 Y2
(Y) (X)
2014 240 140 33600 19600 57600
2015 240 160 38400 25600 57600
2016 300 250 75000 62500 90000
2017 420 300 126000 90000 176400
2018 300 350 105000 122500 90000
Σ1500 Σ1200 Σ378000 Σ320200 Σ471600
Dengan bantuan metode trend moment fungsi regresi dapat ditentukan sebagai
berikut :
-18000 = -32200 b
0, 56 = b
1500 = 5a + 1200 b
1500 = 5a + 672
828
=a
5
165,6 = a
7
𝑌2016 = 165,6 + 0,56 (250) = 305,6
Langkah III
Dengan bantuan perhitungan tabel pada langkah II maka dapat dilihat hubungan
(korelasi) antara tingkat kelahiran bayi dengan tingkat produksi susu sebagai
berikut :
𝑛(Σ𝑋𝑌) −(Σ𝑋)(Σ𝑌)
R=
√𝑛(Σ𝑋 2 )−(Σ𝑋)2 √𝑛(Σ𝑌 2 )−(Σ𝑌)2
5(Σ378000) −(Σ1200)(Σ1500)
R=
√5(320200)−(Σ1200)2 √5(Σ471600)−(Σ1500)2
90000
R=
√161000 √108000
R = 0,6817
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai R adalah sebesar
0,6817 ini berarti bahwa tingkat kelahiran bayi mempunyai pengaruh yang
cukup kuat dan positif terhadap produksi susu untuk bayi.
b) Koefisien Determinan
8
oleh variabilitas X. Rumus koefisien determinan (R2) dapat dihitung dengan
rumus :
𝑎 ∑ 𝑌 + 𝑏 ∑ 𝑋𝑌 − 𝑛𝑌̅ 2
𝑅2 =
∑ 𝑌 2 − 𝑛𝑌̅ 2
2
165,6(1500) + 0,56 (378.000) − 5(300)2
𝑅 =
471.600 − 5(300)2
248400 + 211.680 − 450000
𝑅2 =
471.600 − 450000
10.080
𝑅2 =
21.600
𝑅 2 = 0,467
𝑅 2 = 46.67%
9
variabel X dengan variabel Y, dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak. Dan
yang perlu diingat disini adalah uji t ini hanya uji yang sifatnya partial atau uji
partial.6
Sebagai contoh, pengujian hipotesis tentang koefisien korelasi dapat dilakukan
sebagai berikut.
𝑅√𝑛 − 2 0,6817 √5 − 2 1,1807
𝑡0 = = = = 1,6812
√1 − (𝑅)2 √1 − 0,4678 0,7296
Oleh karena t0 = 1,6812 > ttabel = 1,638 maka H0 ditolak dan Ha diterima, jadi
hubungan tersebut kuat atau ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Y = a + b1 X1 + b2 X2
6
Heripson, S.E., M.Si., Anggaran Perusahaan…., hlm 38
7
M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta : Salemba Empat, 2007), hlm 86
10
Sedangkan persamaan regresi untuk variabel bebas lebih dari dua dapat
ditulis sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + … + bnXn
Dimana :
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen, bilab
(+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
Contoh :
PT. Fardian selama 10 tahun terakhir memberikan data dari nilai penjualan,
nilai biaya produksi, dan nilai biaya promosi sebagai berikut :
8
Herispon, ANGGARAN PERUSAHAAN ANALISIS DAN APLIKASI, Buku Ajar akademi keuangan & Perbankan
Riau (AKBAR) Pekanbaru Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau (STIE RIAU) Pekanbaru, Juni 2015, Hlm 44
9
I Made Yuliara, REGRESI LINIER BERGANDA, Modul Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Tahun 2016, Hlm 3
11
2000 15 14 2
2001 17 14 4
2002 23 18 6
2003 22 15 5
2004 23 15 7
2005 24 16 8
2006 27 16 8
2007 30 20 9
Dari data tersebut buatlah persamaan regresi, hubungannya, dan estimasi
penjualan untuk masa mendatang. Penjelasan nilai penjualan = Y, biaya produksi
= X1, biaya promosi = X2.
Jawab :
X2 = 59 X12 = 2322
12
Untuk menghitung harga harga a, 𝑏1 , 𝑏2 dapat menggunakan persamaan berikut :
221 = 10 a + 25 𝑏1 + 10 𝑏2 (15)
3387 = 150 a + 2322 𝑏1 + 914 𝑏2 (1)
3315 = 150a + 2250 𝑏1 + 885 𝑏2
3387 = 150a + 2322 𝑏1 + 914 𝑏2
- 72 = 0a + -72 𝑏1 + -29 𝑏2 maka -72 = -72 𝑏1 – 29 𝑏2 (persamaan
4)
-72 = -72 𝑏1 – 29 𝑏2 ( 10 )
-93 = -29 𝑏1 - 49 𝑏2 (24,83)
-720 = -720 𝑏1 – 290 b2
- 2309 = -720 𝑏1 – 1217 𝑏2
1589 = 0 𝑏1 + 927 𝑏2
𝑏2 = 1589 / 927 = 1,714
13
Bila nilai 𝑏2 dimasukan dalam persamaan 4 maka diperoleh hasil yaitu :
-72 = -72 𝑏1 – 29 𝑏2
𝑏1 = 121,71
𝑏1 = 121,71 / 72 𝑏1 = 1,69
221 = 10 a + 150 𝑏1 + 59 𝑏2
10 a = -133,63
a = -133,63 / 10
a = -13,363
Jadi persamaan regresi linear berganda dari nilai penjualan, biaya produksi,
dan biaya promosi sebagai berikut :
Bila 𝑋1 dan 𝑋2 diberi harga 0 (nol) maka nilai penjualan menjadi negatif Rp.
13,363 juta. Kondisi ini dapat saja terjadi dalam periode tertentu perusahaan tidak
melakukan operasi (tidak ada biaya produksi atau tidak ada biaya promosi), tapi
perusahaan akan tetap mengeluarkan biaya-biaya lainnya seperti biaya gaji, beban
bunga, sewa. Dan bila 𝑋1 dan 𝑋2 diberi harga Rp 10 juta maka :
14
Y = Rp 20,677 juta
Ini berarti bila 𝑋1 dan 𝑋2 diberi nilai yang sama pada waktu bersamaan
akan memberikan kontribusi peningkatan nilai penjualan menjadi Rp 20,677 juta.
Bila pada tahun 2008 𝑋1 diberi nilai 30 dan 𝑋2 diberi nilai 15 maka kontribusi
terhadap nilai penjualan adalah :
Y = Rp 63,05 juta
Yang berarti bahwa peningkatan pada biaya produksi dan biaya promosi
akan memberikan kenaikan terhadap nilai penjualan perusahaan yang
bersangkutan.10
10
Herispon, ANGGARAN PERUSAHAAN ANALISIS DAN APLIKASI, Buku Ajar akademi keuangan & Perbankan
Riau (AKBAR) Pekanbaru Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau (STIE RIAU) Pekanbaru, Juni 2015, Hlm 44
15
𝑏1 ∑ 𝑥1 𝑦)+(𝑏2 ∑ 𝑥2𝑦)
R = √𝑅 2 = ∑ 𝑦2
Nilai R : -1 ≤ R ≤ +1.
Apabila nilai R mendekati nilai +1 atau – 1, maka dapat dikatakan bhawa
semakin kuatnya hubungan/korelasi yang terjadi. Sebaliknya, apabila nilai
R mendekati 0, maka semakin lemahnya hubungan/korelasi yang terjadi.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis Regresi ada 2 yaitu analisis regresi sederhana dan analisis regresi
berganda. Analisis regresi sederhana menggunakan bentuk persamaan Y = a + b X,
sedangkan untuk analisis regresi berganda menggunkan bentuk persamaan Y = a + b1
X1 + b2 X2 + … + bnXn.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga membantu dan diharap dapat diambil
pelajarannya untuk kedepannya dalam aspek kehidupan yang sesungguhnya dan bukan
hanya sebagai wawasan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18