Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI (1998-2020)

Nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, defisit neraca perdagangan, dan inflasi adalah
beberapa indikator makro ekonomi yang dapat menunjukkan seberapa baik perekonomian
suatu negara. Salah satu indikator makro ekonomi yang paling signifikan adalah inflasi,
yang berdampak pada perekonomian suatu negara. Banyak faktor moneter dan non-moneter
berkontribusi pada inflasi. Berikut merupakan data inflasi dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia dari tahun 1998-2020

Gambar 1. Perkembangan Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1998-2020


Sumber: Bank Indonesia 2021 dalam (Martanto, et al. 2021).
Dalam data inflasi, didapati terdapat hasil regresi model RCM (Jangka pendek, yang
memuat beberapa variable makro ekonomi dan output estimasi jangka Panjang yakni:
Gambar 2. Data Jangka Panjang method Least Squares
Dalam data jangka Panjang, probabilitas untuk variable kurs dengan hasil 0,0679
signifikan pada tingkat keyakinan 10%. Koefisien kurs berpengaruh signifikan secara
statistik dan memiliki tanda negatif. Nilai koefisien variabel kurs adalah -18.64807,
menunjukan bahwa adanya pengaruh yang negatif antara variabel Kurs terhadap Inflasi.
Artinya jika kurs naik (mengalami depresiasi) 1 persen maka inflasi Indonesia akan
mengalami penurunan sebesar 18.64807 persen dengan asumsi variabel lain tetap.

Gambar 3. Data Hasil Regresi Model ECM (Jangka


Pendek) Sumber: (Martanto, et al. 2021).

Dari hasil estimasi pada tabel diatas, dalam jangka pendek probabilitas untuk
variabel SB dan KURS signifikan pada tingkat keyakinan 5%. Sedangkan variabel KONS
dan PDB untuk jangka pendek tidak signifikan baik pada tingkat keyakinan 5% dan 10%.
Koefisien peubah KURS (Nilai Tukar) berpengaruh signifikan secara statisik dan memiliki
tanda yang negatif. Nilai koefisien variabel KURS adalah -19,93933, menunjukan bahwa
adanya
pengaruh yang negatif antara variabel KURS terhadap inflasi. Artinya, jika KURS naik 1
persen (atau depresiasi) maka inflasi mengalami penurunan sebesar 19,93933 persen
dengan asumsi variabel lain tetap
Dari sajian hasil olah data di atas, dapat difokuskan pada variable KURS dimana,
variable kurs berpengaruh signifikan terhadap inflasi. Terdapat 3 teori yang menjelaskan
terkait inflasi, yakni ada teori Kuantitas uang dirumuskan oleh Simon Necomb tahun 1985
dan dipo[ulerkan oleh Irving Fisher 1911, dimana teori ini menjelaskan peran uang
terhadap perekonomian secara umum. Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan
langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga secara umum
(Christianingrum & Syafri. 2019).
Dalam hasil olahan data terkait inflasi di Indonesia tahun 1998-2021, dimana hasil
menunjukkan adanya keterkaitan antara variable nilai tukar terhadap inflasi, dalam
hubungan jangka antara antara kurs dan inflasi terdapat pergerakan nominal nilai tukar
mengalami peningkatan atau depresasi sejak tahun 1998-2020, Adapun perkembangan
inflasi di Indonesia cenderung menurun. Hal ini disebabkan normalnya harga minyak dunia
dan harga komoditas lainnya. Sebaliknya, dilihat dari data nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS cenderung menampilkan kenaikan, dari waktu ke waktu. Dalam artian hasil pergerakan
hasilnya negatif atau kurs tidak memiliki pengaruh terhadap inflasi (Listiani, 2006).
Sebaliknya, dari hasil sajian data, diperoleh bahwa hasil kurs memiliki pengaruh terhadap
inflasi, hal ini disebabkan negara berkembang dengan system nilai ukar bebas, pengaruh
kebijakan ekspansioner baik melalui jumlah uang beredar maupun depresiasi nilai tukar
dapat mendorong kenaikan inflasi dan memiliki dampak signifikan.

Referensi:

Christianingrum, R., & Syafri, R. A. (2019). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Inflasi Inti
Di Indonesia. Jurnal Budget: Isu dan Masalah Keuangan Negara, 4(2), 18-39.
Martanto, B., Tan, S., & Hidayat, M. S. (2021). Analisis tingkat inflasi di Indonesia Tahun
1998-2020 (pendekatan error correction model). Jurnal Paradigma Ekonomika,
16(3), 619-632.
Listiani, Nurlia. (2006). Faktor-Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi di
Indonesia Periode 1970-2004. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, (JEF). XIV (1).

Anda mungkin juga menyukai