Anda di halaman 1dari 6

NEUROANATOMI

NERVUS VAGUS (X)

PENGUJI :
dr. Agus Yudawijaya, Sp.S

DISUSUN OLEH :
Lida Arlini
1061050048

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI


PERIODE 06 OKTOBER 07 NOVEMBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2014

NERVUS VAGUS (X)


a) Pengertian Nervus Vagus (x)
vagus adalah saraf yang paling luas distribusinya dari semua saraf kranialis. Namanya
mencerminkan distribusi yang luas dan jenis sensasi yang disampaikannya (Arti Vagus dalam
bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara).1
b) Fungsi Nervus Vagus (x)
Fungsi utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga
berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus
auditori eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur usus sejauh lengkungan
lienalis dari usus besar transversal (kasar), dan jantung, cabang trakeobronkial dan bagian
interna abdomen.1
c) Perjalanan Nervus Vagus (x)
Saraf Vagus berkembang dari medulla Kemudian saraf ini meninggalkan fosa kranial
posterior melalui foramen jugularis. Di bawah foramen tersebut terdapat dua ganglia sensorik
yakni: jugularis dan nodose, keduanya mengandung badan sel dari serat sensorik. Cabang
aurikuler dari saraf vagus melewati kanal dalam tulang temporal dan menyampaikan impuls
sensorik dari meatus akustik eksternal dan membran timpani.Selanjutnya saraf vagus turun
melalui selubung karotis posterior di belakang vena jugularis interna dan arteri karotid
internal. Dan diujungnya terbagi menjadi 2 saraf yakni saraf faringeal dan saraf laringeal
superior yang terbagi kembali menjadi 2 yakni saraf internal ( berperan dalam persarafan
sensorik di atas pita suara) dan cabang eksternal (krikotiroid).Cabang cardiac dan trakea
timbul pada bagian dada leher dan bagian atas. Cabang trakealis berperan dalam fungsi
sensoris sedangkan bagian cardiac memiliki fungsi otonom yakni melambatkan denyut
jantung Adapula saraf laring rekuren yang berawal di mediastinum superior. Terakhir
terdapat pembentukan pleksus esofagus. Melalui hiatus esofagus pada diafragma sebagai
cabang anterior dan posterior yang memberikan kontribusi serat saraf untuk organ visera
abdomen dan celiac, pleksus mesenterika superior dan pleksus myenteric.1

Dari titik tersebut kedua saraf sangat dekat dengan esophagus, serat saraf kanan
melekat pada sisi posterior dan serat saraf kiri melekat ke sisi anterior esophagus. Bersamasama serat membentuk pleksus esophagus. Cabang terminal berjalan dengan esophagus ke
dalam rongga abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatika.
Cabang saraf vagus pada perjalanannya dari ganglion superior ke rongga abdomen,
saraf vagus memberikan cabang-cabang berikut:
1. Cabang dura: cabang ini berasal dari ganglion superior, kembali melalui foramen
jugularis dan mensarafi dura dari fossa posterior.
2. Cabang auricularis: berjalan turun dari ganglion superior, cabang ini mensarafi kulit sisi
posterior dari telinga dan dinding posterior meatus auditorius eksterna. Hanya cabang dari
saraf vagus yang mensarafi kulit.
3. Cabang faringeal: bersama dengan serat saraf faringeus dan rantai simpatik servikal,
serat-serat ini memasuki pleksus faringeal dan memberikan persarafan motorik ke otototot faring serta palatum mole.
4. Cabang laryngeal superior: saraf ini berjalan dari ganglion inferior ke laring. Cabang
eksternanya mempersarafi otot konstriktor faring dan otot krikotiroid. Cabang
eksternanya mempersarafi otot konstriktor faring dan otot kirikotiroid. Cabang sensorik
internanya membawa impuls dari mukosa laring ke bawah ke pita suara dan mukosa
epiglottis. Saraf ini juga membawa serat pengecapan dari epiglottis dan serat parasimpatik
untuk kelenjar mukosa.
5. Cabang laringal rekuren: pada sisi kanan, loop cabang rekuren melingkari arteri subklavia
dan pada sisi kiri melingkari arkus aorta. Kemudian dua cabang tersebut berjalan naik di
antara trakea dan esophagus, sampai mencapai laring. Cabang-cabang ini memberikan
persarafan motorik ke seluruh otot-otot laring, kecuali otot krikotiroideus. Bagian
sensoriknya bertanggung jawab untuk mukosa laring di bawah tingkat pita suara.
6. Cabang-cabang kardiak servikal superior dan cabang-cabang kardiak torakalis: cabangcabang ini berjalan bersama serat simpatik melalui pleksus kardiak ke jantung.
7. Cabang-cabang brankial: cabang-cabang ini membentuk pleksus pulmoner pada dinding
bronki.
8. Cabang-cabang gastrikus anterior dan posterior, hepatikus dan renalis: semua cabang ini
bergabung dengan pleksus mesenterikus superior dan soalikus.
9. Cabang anterior dan posterior bersama dengan serat simpatik mensarafi visera kavum
abdomen (lambung, hati, pankreas, limpa, ginjal dan adrenal, juga usus kecil serta bagian
pertama dari kolon). Cabang-cabang dari kedua saraf vagus ini bercampur-baur dengan
serat sistem saraf simpatik dalam rongga abdomen dan tidak dapat dibedakan secara jelas
dengan serat saraf simpatik.1,2
Sindrom gangguan saraf vagus
Penyebab gangguan saraf vagus dapat intrakranial dan perifer. Penyebab intracranial
mencakup tumor, hematoma, trombosis, sklerosis multiple, sifilis, amiotrofik sclerosis
lateralis sclerosis, siringo-bulbi, meningitis dan aneurisma. Penyebab perifer adalah neuritis
(dari alcohol, difteria, timah hitam arsenic), tumor, penyakit kelenjar, trauma dan aneurisma
aorta.

Paralisis lengkap bilateral dari saraf vagus dengan cepat menimbulkan kematian.
Gangguan lengkap unilateral dari saraf mrnyebabkan sindrom ini: palatum mole ipsilateral
turun ke bawah dan pasien berbicara dengan hidung. Karena otot konstriktor faringeal
mengalami paralysis, palatum durum tertarik ke sisi yang sehat selama fonasi. Paralisis pita
suara menyebabkan serak. Sebagai tambahan, mungkin terdapat disfagia dan kadang-kadang
takikardia dan aritmia.
Kerusakan saraf laringeus dengan paralysis otot laryngeal, kecuali otot krikotiroideus
tidaklah jarang dan menyebabkan serak sementara (aneurisma aorta). Paralisis bilateral
memperberat kesulitan pernafasan.2

DAFTAR PUSTAKA
1) Baehr, Mathias et all.2007. Diagnosis Topik Neurologi DUUS.jakarta:EGC.
2) Stanley monkhouse MA, MB, Bchir, Phd.2006. Cranial Nerve Functional Anatomy.
Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.

Anda mungkin juga menyukai