PENGUJI :
dr. Agus Yudawijaya, Sp.S
DISUSUN OLEH :
Lida Arlini
1061050048
Dari titik tersebut kedua saraf sangat dekat dengan esophagus, serat saraf kanan
melekat pada sisi posterior dan serat saraf kiri melekat ke sisi anterior esophagus. Bersamasama serat membentuk pleksus esophagus. Cabang terminal berjalan dengan esophagus ke
dalam rongga abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatika.
Cabang saraf vagus pada perjalanannya dari ganglion superior ke rongga abdomen,
saraf vagus memberikan cabang-cabang berikut:
1. Cabang dura: cabang ini berasal dari ganglion superior, kembali melalui foramen
jugularis dan mensarafi dura dari fossa posterior.
2. Cabang auricularis: berjalan turun dari ganglion superior, cabang ini mensarafi kulit sisi
posterior dari telinga dan dinding posterior meatus auditorius eksterna. Hanya cabang dari
saraf vagus yang mensarafi kulit.
3. Cabang faringeal: bersama dengan serat saraf faringeus dan rantai simpatik servikal,
serat-serat ini memasuki pleksus faringeal dan memberikan persarafan motorik ke otototot faring serta palatum mole.
4. Cabang laryngeal superior: saraf ini berjalan dari ganglion inferior ke laring. Cabang
eksternanya mempersarafi otot konstriktor faring dan otot krikotiroid. Cabang
eksternanya mempersarafi otot konstriktor faring dan otot kirikotiroid. Cabang sensorik
internanya membawa impuls dari mukosa laring ke bawah ke pita suara dan mukosa
epiglottis. Saraf ini juga membawa serat pengecapan dari epiglottis dan serat parasimpatik
untuk kelenjar mukosa.
5. Cabang laringal rekuren: pada sisi kanan, loop cabang rekuren melingkari arteri subklavia
dan pada sisi kiri melingkari arkus aorta. Kemudian dua cabang tersebut berjalan naik di
antara trakea dan esophagus, sampai mencapai laring. Cabang-cabang ini memberikan
persarafan motorik ke seluruh otot-otot laring, kecuali otot krikotiroideus. Bagian
sensoriknya bertanggung jawab untuk mukosa laring di bawah tingkat pita suara.
6. Cabang-cabang kardiak servikal superior dan cabang-cabang kardiak torakalis: cabangcabang ini berjalan bersama serat simpatik melalui pleksus kardiak ke jantung.
7. Cabang-cabang brankial: cabang-cabang ini membentuk pleksus pulmoner pada dinding
bronki.
8. Cabang-cabang gastrikus anterior dan posterior, hepatikus dan renalis: semua cabang ini
bergabung dengan pleksus mesenterikus superior dan soalikus.
9. Cabang anterior dan posterior bersama dengan serat simpatik mensarafi visera kavum
abdomen (lambung, hati, pankreas, limpa, ginjal dan adrenal, juga usus kecil serta bagian
pertama dari kolon). Cabang-cabang dari kedua saraf vagus ini bercampur-baur dengan
serat sistem saraf simpatik dalam rongga abdomen dan tidak dapat dibedakan secara jelas
dengan serat saraf simpatik.1,2
Sindrom gangguan saraf vagus
Penyebab gangguan saraf vagus dapat intrakranial dan perifer. Penyebab intracranial
mencakup tumor, hematoma, trombosis, sklerosis multiple, sifilis, amiotrofik sclerosis
lateralis sclerosis, siringo-bulbi, meningitis dan aneurisma. Penyebab perifer adalah neuritis
(dari alcohol, difteria, timah hitam arsenic), tumor, penyakit kelenjar, trauma dan aneurisma
aorta.
Paralisis lengkap bilateral dari saraf vagus dengan cepat menimbulkan kematian.
Gangguan lengkap unilateral dari saraf mrnyebabkan sindrom ini: palatum mole ipsilateral
turun ke bawah dan pasien berbicara dengan hidung. Karena otot konstriktor faringeal
mengalami paralysis, palatum durum tertarik ke sisi yang sehat selama fonasi. Paralisis pita
suara menyebabkan serak. Sebagai tambahan, mungkin terdapat disfagia dan kadang-kadang
takikardia dan aritmia.
Kerusakan saraf laringeus dengan paralysis otot laryngeal, kecuali otot krikotiroideus
tidaklah jarang dan menyebabkan serak sementara (aneurisma aorta). Paralisis bilateral
memperberat kesulitan pernafasan.2
DAFTAR PUSTAKA
1) Baehr, Mathias et all.2007. Diagnosis Topik Neurologi DUUS.jakarta:EGC.
2) Stanley monkhouse MA, MB, Bchir, Phd.2006. Cranial Nerve Functional Anatomy.
Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.