Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA NYATA

ASUHAN KEBIDANAN MENOPAUSE PADA NY.S UMUR 54 TAHUN

DI DESA KELONG KECAMATAN BINTAN PESISIR

DISUSUN OLEH

SARAH KINANTI

NIM. PO7224219 1940

PEMBIMBING AKADEMIK:

KARTIKA SRI DEWI B, SST., M.Kes

CI LAPANGAN

WIDYANINGRUM, Amd.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGPINANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya pelaksanaan kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas


pembelajaran Asuhan Kebidanan Pada Keluarga berbasis online maka saya,

Nama mahasiswa : Sarah Kinanti

NIM : PO7224219 1940

Telah menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan Praktik Kebidanan


komunitas berbasis online dengan judul “Asuhan Kebidanan Menopause Pada
Ny.M Umur 54 Tahun”
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Paktik Kerja
Nyata “Asuhan Kebidanan Menopause Pada Ny.M Umur 54 Tahun”

Dalam hal ini, penulis dapat bayak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. Iwan Iskandar SKM, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Tanjungpinang.
2. Rahmadona, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Program Studi D-III
Kebidanan.
3. Kartika Sri Dewi B, SST., M.Keb selaku Penguji Jurusan Program Studi
D-III Kebidanan.
4. Widyaningrum, Amd.Keb selaku Penguji Lahan yang memberikan
gambaran untuk pembuatan Laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa didalam Laporan ini masih banyak terdapat


kekurangan, maka penulis mengharapakan kritik dan saran guna
menyempurnakan Laporan ini kedepannya. Penulis berharap laporan ini
bermanfaat untuk kita semua.

Tanjungpinang,8 Maret 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS...........................................................................6

A. Pengertian Menopause..............................................................................6
B. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause.....................................12
C. Proses Fisiologis Menopause......................................................................
D. Gejala Fisik Menopause............................................................................
BAB III PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
BINAAN................................................................................................................16

1. Data Kesehatan Keluarga.........................................................................16


2. Prioritas Masalah.....................................................................................27
3. Implementasi Asuhan Kebidanan (SOAP)..............................................30
BAB IV PENUTUP..............................................................................................34

A. Kesimpulan..............................................................................................34
B. Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

4.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau
haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita.
Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-
an dan puncaknya  tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami
gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila
diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami
menopause sekitar usia 45-50 tahun (Rostiana 2009). 
Menurut perhitungan para ilmuwan pada tahun 2030 mendatang
diperkirakan jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause
akan mencapai 1,2 milyar orang. Itu artinya sebanyak 1,2 milyar
perempuan akan memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan
tiga kali lipat angka sensus tahun 1990 tentang jumlah perempuan
menopause (Siswono 2001). Sementara di Indonesia menurut badan pusat
statistika (BPS), pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita
menopause (Anonim 2007).
Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi, otomatis
terjadi perubahan organ reproduksi wanita. Perubahan fungsi indung telur
akan  memengaruhi hormon dalam yang kemudian memberikan pengaruh
pada organ tubuh wanita pada umumnya.  Tidak heran apabila kemudian
muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan  organ
reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya. Tidak hanya itu,
perubahan ini seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita
(Rostiana 2009).
Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh
sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik
maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang
bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya. Selain itu, bisa
memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam menyingkapi dirinya yang akan
memasuki masa menopause, beberapa wanita menyambutnya dengan

5
biasa. Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya
(Rostiana 2009).
Gejala-gejala psikologis pada masa menopause adalah perasaan
murung, kecemasan, irritabilitas dan perasaan yang berubah-ubah, labilitas
emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang,
sulit mengambil keputusan, merasa tidak berharga (Glasier dan Gebbie
2006). Sementara gejala-gejala fisik yang timbul pada menopause adalah
semburan rasa panas (hot flushes) dan keringant pada malam hari,
kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada
persendian, sakit kepala, palpitas (denyut jantung cepat dan teratur), dan
berat badan bertambah (Anonim 2007)..

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengertahui asuhan kebidanan pada keluarga binaan dan
mengetahui pendokumentasian kebidanan pada keluarga
b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian data pada keluarga S
2) Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
Ny.’’S’’
3) Mampu melakukan assessment secara lengkap,
mengantisipasi masalah yang dapat timbul dari diagnosa
utama, dan mampu mengidentifikasi kebutuhan Ny.”S”
4) Mampu merencanakan planning yang diberikan pada
Ny.”S”

6
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Menopause
Kasdu (2004) mendefinisikan menopause merupakan sebuah kata
yang mempunyai banyak arti, men dan pauseis adalah kata Yunani yang
pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Rahman
(1995), mengatakan menopause terjadi pada usia menjelang 50 tahun yang
ditandai dengan berhentinya haid terakhir dari uterus yang dipengaruhi
oleh hormon-hormon dari otak dan sel-sel telur.
Menopause merupakan salah satu fase kehidupan normal seorang
wanita Masa menopause yaitu kapasitas reproduksi wanita berhenti,
Ovarium tidak lagi berfungsi, produksi hormon steroid dan peptida
berangsur-angsur hilang. Drajat (1994) mendefinisikan menopause sebagai
peralihan masa reproduksi ke masa non reproduksi (tua) dimana
kemampuan alat-alat reproduksinya mulai menurun yang disebabkan
berkurangnya hormon estrogen dan  progesteron yang mulai memegang
peranan sangat penting dalam berbagai aktivitas tubuh. Baziad (2002)
menyebutkan menopause sebagai pendarahan rahim yang masih diatur
oleh fungsi hormon indung telur. Istilah  menopause digunakan untuk
mengatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah wanita mengalami
periode terakhir masa haid. Menopause adalah saat dimana tidak ada telur
yang masuk lagi sehingga tidak direproduksi oleh indung telur, maka
wanita itu tidak dapat hamil lagi (Rahman, 1995).
Menopause adalah perubahan yang normal terjadi pada kehidupan
seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita
sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi
selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk
perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnya terjadi pada
usia 45 – 55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi
produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai
gejala.

7
Menurut Takesihaeng (2000) masa  menopause adalah keadaan
dimana seseorang berhenti dari masa haidnya selamanya. Menopause
berarti berakhir dari kesuburan dan peralihan menjadi seorang wanita tua,
pada suatu masa menopause berarti akhir daya tarik seksual dan dalam
beberapa masyarakat primitif masih diartikan sebagai penurunan pada
wanita tua yang dianggap netral secara seksual. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa
produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif
yang disebabkan oleh berkurangnya hormon  estrogen dan  progesteron
seiring dengan bertambahnya usia.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menopause


Menurut Blackburn dan Davidson (1990), faktor-faktor yang
mempengaruhi menopause adalah: 
a. Umur sewaktu mendapat haid pertama kali (menarch)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama
mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki  menopause.
Semakin muda umur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua
usia memasuki menopause.
b. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan
bekerja, umur memasuki menopause lebih muda dibandingkan dengan
wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah.
c. Jumlah anak 
Ada peneliti yang menemukan, makin sering melahirkan, makin tua
baru memasuki menopause. Kelihatannya kenyataan ini lebih sering
terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada
golongan masyarakat ekonomi kurang mampu.
d. Penggunaan obat-obat Keluarga Berencana (KB)
Karena obat-obat KB memang menekan fungsi hormon dari indung
telur, kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru
memasuki umur menopause.

8
e. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia
menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
f. Sosio-ekonomi
Menopause juga dipengaruhi oleh faktor status sosio-ekonomi, di
samping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan
antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan
termasuk dalam pengaruh sosio-ekonomi.

C. Proses Fisiologis Menopause


Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap
reproduksi, berakhir pada awal senium (usia tua) dari terjadi pada wanita
berumur 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai keluhan
endokrinologi dan vegetatif. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh
menurunnya fungsi ovarium. Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah
henti haid pada seorang wanita yang dikenal dengan menopause
(Sastrawan 1997).
Menopause adalah terhentinya ovulasi yang disebabkan tidak
adanya respon oosit indung telur (ovarium) dan secara umum pada usia
antara 47-53 tahun. Menopause secara biological  didefinisikan sebagai
berakhirnya menstruasi, pertanda bahwa hilangnya kemampuan untuk
memilki anak. Menopause bersamaan dengan penurunan estrogen
(hormon seks wanita yang utama) menjadi 1/10 dari jumlah sebelummya
(Camellia 2008).
Kurun waktu 4-5 tahun setelah menopause disebut pramenopause,
sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai masa
pascamenopause. Masa pramenopause, menopause dan pascamenopause
dikenal sebagai masa klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang
terjadi pada masa tersebut disebut sebagai sindroma klimakterik (Camellia
2008).
Menopause dapat terjadi juga segera setelah pembedahan
pembuangan ovarium. Perimenopause mengacu pada tahun-tahun sekitar

9
menopause dimana fungsi ovarium mulai berubah. Jumlah sel telur
menurun dan ovarium menjadi lebih resisten terhadap aksi Follicie-
Stimulating Hormon (FSH), ovarium mulai menghasilkan penurunan
jumlah estrogen, progesteron dan androgen. Hilangnnya negative
feedback dari estrogen ovarium menyebabkan peningkatan
sekresi FSH danLuteinizing Hormon (LH).  Terdapat juga penurunan
sekresi inhibin glikoprotein (secara selektif menghambat FSH). Aksi
peristiwa ini mengakibatkan peningkatan FSH menjadi menetap, yang
dapat menjadi tanda bahwa menopause sudah dekat (Thompson 2003).
Gejala vasomotor mulai terjadi pada masa ini. Penyebab pasti dari
gejala ini tidak diketahui. Mungkin terkait pada sekresi LH. Gejala ini
memperlihatkan terjadi secara bersamaan dangan jumlah LH yang naik
turun dan tidak FSH. Gejala didahului adanya tanda prodromal secara
subjektif bahwa flush sedang dimulai. Keadaan ini dapat diukur, terjadi
peningkatan panas diseluruh permukaan tubuh, dan temperatur pusat yang
menurun pada waktu singkat, flush tidak dilepaskan dari panas tubuh yang
terakumulasi tapi lebih merupakan eksitasi yang tidak sesuai secara tiba-
tiba dari mekanisme pelepas panas. Hubungan ini terhadap naik-
turunnya LH dan perubahan temperatur dalam otak tidak dimengerti.
Pengamatan bahwa flush terjadi setelah hipofliksetomi mendukung bahwa
mekanisme ini tidak dibangkitkan secara langsung oleh
pelepasan LH (Thompson 2003).
Hot Flush digambarkan berupa onset yang tiba-tiba dari
memerahnya kulit bagian kepala, leher dan dada bersamaan dengan
perasaan panas tubuh yang hebat dan diakhiri oleh (kadang-kadang)
keringat yang banyak. Lamanya flush bervariasi dari beberapa detik
sampai beberapa menit, frekuensi yang jarang dapat berulang tiap menit.
Akhirnya flush menjadi lebih sering muncul dan hebat pada malam hari,
ketika wanita terjaga dari tidur atau selama masa-masa stess.
Meskipunflush  dapat terjadi pada pramenopause, pada kebanyakan wanita
ini berkahir 1-2 tahun, tetapi sebanyak 25% lebih lama dari 5 tahun
(Sastrawan 1997).

10
Siklus menstruasi mungkin anovulasi, menimbulkan menstruasi
hilang atau perdarahan yang ireguler. Dengan penurunan jumlah estrogen
wanita dapat mengalami insomnia, masalah dengan konsentrasi,
kehilangan memori jangka pendek dan iritabel, akhirnya produksi estrogen
dan progesteron ovarium berhenti. Dan hal ini memperisposisi untuk
terjadinya osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular. Pada menopause
yang alami ovarium tetap utuh dan terus mensekresi androgen termasuk
testosteron dan androspenedion yang dapat diubah menjadi estron
(estrogen lemah) tapi produksi testosteron ovarium turun menjadi 30% (ini
menerangkan 40% produksi testosteron pasca menopause) dimana sisanya
dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Androgen dari kedua sumber
diaromatisasi pada beberapa jaringan perifer, khususnya sel lemak menjadi
estron. Oleh karena itu wanita yang obesitas dapat memilki jumlah
estrogen endogen pascamenopause yang lebih tinggi dan lebih sedikit
gejala defisiensi estrogen yang muncul (Thompson 2003).
Estrogen memilki efek yang luas pada system saraf pusat,
memperlihatkan kemampuannya untuk merubah konsentrasi dan
ketersediaan neurotransmitter seperti serotonin dan noradrenalin.
Contohnya estrogen meningkatkan jumlah pemecahan dari monoamine
oxiduse, sehingga menghasilkan jumlah katekolamin juga serotonin lebih
tinggi. Estrogen juga meningkatkan ikatan dari agonis GABA dan reseptor
GABA yang upregulasi menjadi berubah pada keadaan depresi. Dalam hal
efeknya terhadap sistem dopamin beberapa penelitian mendukung bahwa
estrogen meningkatkan sensitifitas dari sistem dopaminergik. Namun
penelitian-penalitian lain telah menunjukkan estrogen dapat juga memilki
efek penghambat aktifitas dopamin, khususnya reseptor D2. Meskipun
estrogen memilki beberapa pengaruh pada sistem dopamin, ini belum jelas
apakah efek ini bermakna atau relevan secara klinis (Camellia 2008)
Bukti-bukti yang ada mendukung bahwa hormon-hormon wanita
memiliki pengaruh pada kerentanan gangguan mood pada wanita. Wanita
yang menstruasi pada masa premenopause, usaha bunuh diri lebih sering

11
pada minggu pertama setelah minggu keempat dari siklus menstruasi
dimana dijumpai produksi esradiol (E2) menurun (Camellia 2008).

D. Gejala Fisik Menopause


Ada beberapa gejala  fisik yang banyak dialami oleh wanita
menopause. Takesihaeng (2000) mengungkapkan gejala fisik yang
mungkin dialami saat mencapai masa menopause adalah berupa rasa panas
yang tiba-tiba menyerang bagian atas tubuh, keluar keringat yang
berlebihan pada malam hari, sulit tidur, iritasi pada kulit, gejala pada
mulut dan gigi, kekeringan vagina, kesulitan menahan buang air kecil, dan
peningkatan berat badan.  Pada saat rasa panas menyerang bagian atas
tubuh, wajah dan leher menjadi merah padam, kadang timbul juga noda
kemerahan dikulit dada, punggung dan lengan.
Keluar keringat yang berlebihan pada malam hari terjadi akibat
turunnya kadar estrogen dalam pembuluh darah. Selain pada keadaan fisik
timbul beberapa keluhan psikologis yang kerap kali muncul pada wanita
menopause.  Keluhan psikologis itu adalah adanya penurunan daya ingat
terhadap hal-hal yang sebelumnya mudah untuk diingat, rasa cemas tanpa
ada sebab yang jelas, mudah marah, serangan rasa panik (bentuk
kecemasan yang lebih khusus, melibatkan bukan hanya sekedar perasaan
tapi juga fisik), dan depresi (Takesihaeng 2000). 
Gejala-gejala juga yang normal dialami pada masa menopause dan
cara menanganinya adalah :
1) Hot flashes
Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama
30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti dengan
berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan
atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress
dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup,
olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala
ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi
hormonal.

12
2) Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih
kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon
estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi
dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas vagina
yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan
dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan
setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter
3) Gangguan tidur
Lakukan latihan fisik sekitar 30 menit per hari tapi hindari berolahraga
dekat dengan waktu tidur. Hindari alkohol, kafein, makan dalam
jumlah besar, dan bekerja tepat sebelum waktu tidur. Usahakan suhu
kamar tidur tidak terlalu panas. Hindari tidur siang dan coba untuk
tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Dapat
dilakukan latihan relaksasi seperti meditasi sebelum tidur
4) Gangguan daya ingat
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan tetap aktif selalu
5) Perubahan mood
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan aktif selalu
6) Penurunan keinginan berhubungan seksual
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu,
penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina
sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit.
Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan
pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita
mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena
perubahan pada tubuhnya. Grup konseling dapat membantu
7) Gangguan berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung
kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari
kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila

13
batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung
kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
8) Perubahan fisik lainnya
Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak
tubuh pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut.
Selain itu terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat.
Sejak meopause, badan wanita menghasilkan sedikit hormon pria
testosteron yang mengakibatkan beberapa wanita dapat mengalami
pertumbuhan rambut pada bagian dagu, bagian bawah dari hidung,
dada, atau perut.

14
BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BINAAN

1. Data Kesehatan Keluarga


I. Pengumpulan Data
A. Struktur Keluarga

1. Kepala keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Surimah
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 54 tahun
d. Agama : Islam
e. Suku : Melayu
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : IRT
h. Alamat : Jl. Kesehatan RT 07/ RW 02

B. Data Anggota Keluarga


No Nama Umur JK Pekerjaan Status Pendidikan Ket.Hubungan

1 NY.S 54 th P IRT Istri SD

*Jenis Kelamin (JK) hanya diisi dengan lambang. Perempuan (P), Laki-Laki (L)

C. Riwayat Sosial
1. Status Perkawinan : Sah
2. Perkawinan ke :1
3. Umur ketika menikah
4. Istri : 20 tahun
5. Suami :  24 tahun
6. Lama menikah :  35 tahun

15
D. Fasilitas Kesehatan :
v Posyandu □ Polindes v Puskesmas □ Pos Obat Desa

□ Rumah Sakit

E. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
v Permanen □ semi permanen

2. Pembuangan Tinja
v septic tank □ wc cemplung

F. Sarana Komunikasi
□ Kantor Pos v Telepon Seluler

G. Sumber Informasi
v TV □ Koran □ radio v HP

II. Anamnese / Data Subjektif


A. Keluhan Utama : Nn. M mengatakan tidak ada keluhan

B. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 12 tahun
2. Siklus Haid : 28-30 hari
3. Teratur/ tidak teratur : teratur
4. Sifat darah : cair
5. Banyak : 3x ganti duk/hari
6. Lamanya : 5-7 hari
7. Dismenorhoe : Tidak ada

16
8. Keluhan : Tidak ada
9. Cara Mengatasi : Tidak ada

C. Pola Diet, Eliminasi, Istirahat, Aktifitas.


Ketenrangan KK Istri Anak

Frekuensi makan 3x/hari

…../hari

Jenis makanan Nasi,lauk


pauk, sayur

Frekuensi minum 8-9


gelas/hari
… gelas/hari

BAB 1x/hari

…./hari

Warna BAB Kecoklatan

Keluhan BAB Tidak ada

BAK 8-10x/hari

…./hari

Warna BAK Kuning


jernih

Keluhan BAK Tidak ada

Frekuensi tidur 2 jam/hari


siang ……/hari

Keluhan Tidak ada

17
Frekuensi tidur 8 jam/hari
malam …../hari

Alat transportasi Jalan Kaki


beraktifitas/bekerja

Jarak tempuh 15 menit


untuk beraktifitas/
bekerja

*Didalam kolom bias diisi lebih dari 1 orang (anak atau keluarga lain)

D. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita ibu


1. Jantung : tidak ada
2. Ginjal : tidak ada
3. Asma/TBC Paru : tidak ada
4. Hepatitis : tidak ada
5. Epilepsi : tidak ada
6. Gamelli : tidak ada
7. Lain-lain : tidak ada

E. Riwayat Penyakit Keluarga


1. Jantung : tidak ada
2. Skizoprenia : tidak ada
3. Hipertensi : tidak ada
4. DM : tidak ada

F. Penyimpangan Perilaku Hidup Sehat


1. Merokok : □ Ya v Tidak
2. Minuman Keras : □ Ya v Tidak
3. Obat-obat terlarang : □ Ya v Tidak

18
G. Pemeriksaan Laboratorium
1. HB : tidak ada
2. Protein Urine : tidak ada
3. Glukosa : tidak ada
4. Rapid Test : tidak ada
5. PCR : tidak ada
6. Pemeriksaan Lain : tidak ada

IV. Data Objektif


No. Hari/Tanggal Dokumentasi
1. Selasa/23-02-2022

V. Tambahan Informasi
No Informasi
.
1. Penerapan protokol kesehatan 4M(mencuci tangan, menggunakan masker dan

19
menjaga jarak dan menghindari kerumunan) di laukan setiap keluar rumah
atau saat berpergian untuk mencegah penyebaran covid-19 yang saat ini
masih terjadi.

VI. ASSESSMENT

(dst...)dan
KETERANGAN 1 2
seterusnya

Diagnosa Nn. S umur 54 tahun


dengan Menopause

Masalah Tidak ada

Kebutuhan Penkes mengenai


Menopause

VII. PLANNING

No Planning Asuhan

1 Mengumpulkan data keluarga dan sasaran asuhan yang akan di berikan kepada
keluarga tersebut mengenai asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas

2 Memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga di komunitas mengenai


permasalahan yang terjadi dan menjelaskan materi secara rinci menggunakan
bahasa yang mudah dan dapat dimengerti oleh keluara sasaran.

3 Selain memberikan asuhan kebidanan mengenai masalah yang terjadi juga


memberikan sedikit materi tentang pandemi yang sedang berlangsung yaitu
covid-19.

20
2. PRIORITAS MASALAH

No Prioritas Masalah

1 Menopause pada lansia di keluarga binaan

3. Implementasi Asuhan Kebidanan (SOAP)


ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA NY.M UMUR 64 TAHUN
Nama Pengkaji : Sarah Kinanti
NIM : PO7224219 1940
1. Data Subjektif
A. Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 54 tahun
Suku : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kesehatan RT 07/RW 02
Keluhan Utama : Tidak ada
B. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Jumlah : 3 kali ganti duk/hari
Siklus : 28 hari
Warna : merah segar
Lamanya : 5-7 hari
Masalah : Tidak ada

21
C. Riwayat Perkaawinan
Perkawinan Ke :1
Status : Sah
Umur Waktu : 20 tahun
D. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan :-

E. Riwayat Kesehatan
Kesehatan Sekarang : tidak ada penyakit yang menyertai
Kesehatan Dulu : tidak ada penyakit yang menyertai
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
F. Riwayat Operasi : tidak ada
G. Riwayat Alergi : tidak ada

H. Pemenuhan Kebutuhan Rutin


a Pola nutrisi b. Pola Eliminasi
Makan :3x/hari BAK : 8-10x/hari
Minum : 8-10 gelas/hari BAB : 2x/hari
Jenis : nasi, lauk pauk, air putih Masalah : tidak ada
c. Istirahat d. Personal hygien

Tidur siang : 1 jam Mandi : 2x/hari

Tidur malam : 8 jam Keramas : 1x/hari

Masalah : tidak ada Sikat gigi : 2x/hari

2. Data Objektif
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Nadi : 76x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
RR : 20x/menit
Suhu : 36,4ºc

22
BB/TB : 53 kg/153 cm

B. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetri, tidak ada benjolan, tidak berketombe
Muka : tidak pucat
Mata : simetris, tidak anemis, tidak ikterik
Hidung : tidak ada pernapasan cuping, tidak ada
pengeluaran
Mulut : tidak ada karang gigi, gusi tidak bengkak
Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran
Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelejar tyroid
Dada : simetris kiri dan kakan, tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Genetalia : ada pengeluaran cairan(keputihan)
Eksermitas : tidak ada pembengkakan

C. Pemeriksaan Penunjang : tidak ada

3. Assement
Diagnosa : Ny. S umur 54 tahun dengan keadaan normal
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

4. Planning :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yaitu:
TD : 120/80 mmhg Nadi : 76X/menit
RR : 20X/menit Suhu : 36,4 ºC
(Nn.S mengerti)

23
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada tanggal 23 Februari 2022 pukul 11.00 wib mahasiswa S mendatangi


rumah keluarga binaan yaitu keluarga Ny. S untuk melakukan pengumpulan dan
pengkajian data. Data dikumpulkan sesuai dengan apa yang diberikan oleh
keluarga binaan yaitu keluarga Ny. S terdiri dari 1 anggota keluarga yaitu Cuma
Ny. S (54 th)

Pada tanggal 18 Maret 2022 pukul 10. 00 WIB, mahasiswa S datang


kembali ke rumah keluarga binaan untuk memberikan penyuluhan mengenai
Menopause yang terjadi pada ibu di keluarga binaan. Setelah di lakukan
penyuluhan kepada ibu, mahasiswa S melakukan tanya jawab unutk mengetahui
apakah ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan. Saat di lakukan tanya
jawab Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengalami hal apapun setelah
menopause.

24
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas yang dilakukan
pengkaji kepada keluarga Ny. S yang tidak memiliki pemasalahan pada
Menopause. Disimpulkan bahwa asuhan kebidanan pada keluarga di
komunitas yaitu Ny.S telah terpenuhi. Asuhan kebidanan di komunitas
yang telah diberikan sebagai berikut :
3. Melakukan Pengumpulan dan pengkajian data subjektif keluarga
Ny. S berdasarkan format yang telah disediakan
4. Melakukan Pengumpulan data subjektif dan objektif Ny. S
5. Melakukan penyuluhan pemberian materi mengenai menopause,
masalah yang dialami dan tetap mematuhi protokol kesehatan
selama masa pandemi covid-19
6. Melakukan evaluasi terhadap keluarga binaan pada Ny.S untuk
melihat apakah masalah yang dialami dapat teratasi setelah
diberikan penyuluhan.
7. Mampu melakukan pendokumentasian kebidanan dengan metode
SOAP

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dalam menyusun laporan Asuhan kebidanan agar dapat
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan dengan
teori yang ada. Tetap menerapkan protokol kesehatan saat
melakukan asuhan selama masa pandemi covid-19.
2. Bagi Institusi
Bagi institusi pendidikan diharapkan agar menambah referensi
buku-buku terbaru mengenai asuhan kebidanan sehingga dapat
menambah pengetahuan bagi mahasiswa.

25
3. Bagi Pasien
Diharapkan agar menerapkan pengetahuan yang di dapat setelah
penyuluhan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Y dan Hadi, S., Pengaruh Menopause Terhadap Kecenderungan Depresi


Ibu-ibu PKK Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu. Jurnal
Psikologi. 2011. Vol. 1. No. 12. Hal: 24-34.
Batan, I. S., Mewengkang, M., & Tendean, H. M. 2013. Pengetahuan Ibu tentang
Menopause di Poliklinik BLU RSU Prof. DR. R. D. Kandou Manado.
Jurnal e-Biomedik, 1(1)
Baziad, A. Menopause dan Andropause. 2003. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Cetakan I, hal. 3

26
SATUAN ACARA PENYULUUHAN

“MENOPAUSE”

Pokok Bahasan : Menopause

Sub Pokok Bahasa :

a. Pengertian menopause
b. Tahap-tahap menopause
c. Gejala-gejala menopause
d. Factor-faktor yang memperngaruhi menopause
e. Cara memperlambat menopause
f. Persiapan menghadapi menopause

Hari/Tanggal : Kamis, 23 Februari 2022

Alokasi Waktu : 35 menit

Tempat : Desa Kelong

Sasaran : Warga Menopause di sekitar desa Kelong

Penyuluh : Sarah Kinanti

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang persiapan menopause,
diharapkan masyarakat dapat mengerti dan memahami mengenai
menopause sehingga dapat hidup sehat di usia lansia.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang persiapan menopause, diharapkan
masyarakat dapat menjelaskan;
a. Pengertian menopause
b. Tahap-tahap menopause
c. Gejala-gejala menopause
d. Factor-faktor yang memperngaruhi menopause
e. Cara memperlambat menopause
f. Persiapan menghadapi menopause
B. Materi
1. Pengertian menopause
2. Tahap-tahap menopause
3. Gejala-gejala menopause
4. Factor-faktor yang memperngaruhi menopause
5. Cara memperlambat menopause
6. Persiapan menghadapi menopause

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

D. Media
Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan

No. Mahasiswi Warga Waktu


1. Memberi salam, Menjawab salam 5 menit
memperkenalkan diri dan
menjelaskan maskud dan
tujuan penyuluhan
2. Menjelaskan tentang Mendengarkan dan 20 menit
pengertian dari menopause, memperhatikan
tahap-tahap menopause, gejala
menopause, factor yang
memperngaruhi menopause,
dan persiapan menghadapi
menopause
3. Memberikan kesempatan Memberikan 5 menit
untuk bertanya/berdiskusi pertanyaan dan
tentang materi penyuluhan memberikan tanggapan
yang baik
4. Menyimpulkan hasil kegiatan Menjawab salam 5 menit
penyuluhan dan menutup
dengan salam
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Menopause
Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang
biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang
wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi,
minimal 12 bulan.
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Diagnose menopause dibuat setelah terdapat amenore sekurang-kurangnya
satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih
panjang dengan pendarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya
menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatann umum dan pola
kehidupan

B. Tahap-tahap Menopause
Menopause dapat dibagi kedalam beberapa tahap. Tahap-tahap menopause
menurut Manuaba (2005) di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
1) Fase Pre menopause (klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola
menstruasi,terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan
fisik.  Berlangsung selama antara 4- 5 tahun pada usia 48-55 tahun. 
2) Fase menopause
Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang
wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh. Terhentinya menstruasi.
Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol,
berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun. 
3) Fase pasca menopause (senium)
Terjadi pada usia diatas 60 – 65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang. 
C. Gejala-gejala Menopause
Gejala menopause terjadi dalam masa perimenopause, yaitu beberapa
bulan atau beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat
keparahan gejala yang timbul berbeda-beda pada tiap orang. Gejala
atau tanda-tanda menopause dapat berupa:
Perubahan siklus menstruasi
1) Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari
biasanya (0ligomenorea).
2) Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih
banyak.
Perubahan penampilan fisik
1) Rambut rontok.
2) Kulit kering.
3) Payudara kendur.
4) Berat badan bertambah.
Perubahan psikologis
1) Suasana hati berubah-ubah atau moody.
2) Sulit tidur.
3) Depresi
4) Sering lupa
5) Susah berkonsentrasi
Perubahan seksual
1) Vagina menjadi kering.
2) Penurunan libido (gairah seksual).
Perubahan fisik
1) Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini
disebut hot flashes.
2) Berkeringat di malam hari.
3) Pusing.
4) Jantung berdebar.
5) Infeksi berulang pada saluran kemih.
D. Factor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
1. Menarche (umur haid pertama kali)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat
haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin muda
umur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki
menopause.
2. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan
bekerja, umur memasuki menopause lebih muda disbanding dengan
wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah.
3. Jumlah anak
Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang
menemukan, semakin sering melahirkan.makin tua baru memasuki usia
menopause. Kelihatanya kenyataan ini lebih terjadi pada golongan
ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat ekonomi
kurang mampu.
4. Penggunaan Obat-obat Keluarga berencana (KB)
Karena obat-obat KB menekan fungsi hormone dari indung telur,
kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki
umur menopause.
5. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
6. Sosial-ekonomi
Seperti juga usia pertama mendapat haid, menopause juga kelihatannya
dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi, disamping pendidikan dan
pekerjaan suami.
E. Persiapan Menghadapi Menopause
1. Rajin olahraga
Hal lain yang bisa dilakukan adalah perubahan pada gaya hidup. Misalnya
dengan memilih pola makan yang sehat, cukup istirahat, dan rajin olah
raga. Olah raga akan meningkatkan kualitas sirkulasi darah, sistem
pernapasan, dan kesegaran organ tubuh. Sehingga mampu menjauhkan
gangguan fisik dan mental agar siap menghadapi datangnya masa
menopause.
2. Menata emosi
Selain fisik, masa menopause juga bisa menimbulkan perubahan pada
psikis seseorang. Untuk mengatasi masalah tersebut, semakin baik bila
bisa mengatur emosi. Dengan demikian maka gejala psikologis dan fisik
menopause akan lebih mudah diatasi. Pengaturan emosi ini berguna untuk
melawan perasaan kehilangan terkait kecantikan, usia, atau fungsi
reproduksi.
3. Konsumsi makanan kaya kalsium 
Perubahan hormon selama menopause dapat menyebabkan tulang
melemah dan meningkatkan risiko osteoporosis. Kalsium dan vitamin D
terkait dengan kesehatan tulang baik, jadi penting untuk mendapatkan
cukup nutrisi ini dalam makanan.
4. Makan banyak buah dan sayuran
Makan buah dan sayuran dapat membantu mencegah sejumlah gejala
menopause. Buah-buahan dan sayuran rendah kalori dapat membuat rasa
kenyang, sehingga membantu menurunkan berat badan dan menjaga berat
badan.
5. Menjaga berat badan
Saat masa menopause, berat badan bertambah. Pertambahan berat badan
itu bisa disebabkan karena kombinasi perubahan hormon, penuaan, gaya
hidup dan genetika. Kelebihan lemak tubuh, terutama di sekitar pinggang,
meningkatkan risiko penyakit seperti jantung dan diabetes. Penelitian
menunjukkan, wanita kehilangan setidaknya 4,5 kg berat badan atau 10
persen dari berat badan selama setahun dapat menghilangkan gejala hot
flash dan keringat malam. 
6. Terapi 
Terapi sulih hormon disebut juga dengan terapi hormon estrogen
merupakan pengobatan paling efektif dalam menangani gejala seperti hot
flashes, keringat malam dan gangguan tidur. Estrogen dapat diberikan
secara oral, intravagina atau transdermal, sering juga dikombinasikan
dengan progesteron. Pemberian terapi ini harus benar-benar disesuaikan
dengan status kesehatan dan gejala dari setiap individu.
7. Obat 
Obat antidepresan dan pil KB dapat membantu meringankan gejala
menopause, terutama dalam mengendalikan gejala hot flashes.
Untuk membantu mencegah terjadinya osteoporosis, sebaiknya
mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D sertai dengan olahraga
secara rutin rata-rata 3 kali seminggu. Berkonsultasi dengan dokter ahli
agar mendapat penanganan yang tepat sesuai dengan gejala yang
dirasakan.
ALAT PERAGA
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai