DISUSUN OLEH
SARAH KINANTI
PEMBIMBING AKADEMIK:
CI LAPANGAN
WIDYANINGRUM, Amd.Keb
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Paktik Kerja
Nyata “Asuhan Kebidanan Menopause Pada Ny.M Umur 54 Tahun”
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS...........................................................................6
A. Pengertian Menopause..............................................................................6
B. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause.....................................12
C. Proses Fisiologis Menopause......................................................................
D. Gejala Fisik Menopause............................................................................
BAB III PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
BINAAN................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................34
B. Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau
haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita.
Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-
an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami
gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila
diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami
menopause sekitar usia 45-50 tahun (Rostiana 2009).
Menurut perhitungan para ilmuwan pada tahun 2030 mendatang
diperkirakan jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause
akan mencapai 1,2 milyar orang. Itu artinya sebanyak 1,2 milyar
perempuan akan memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan
tiga kali lipat angka sensus tahun 1990 tentang jumlah perempuan
menopause (Siswono 2001). Sementara di Indonesia menurut badan pusat
statistika (BPS), pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita
menopause (Anonim 2007).
Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi, otomatis
terjadi perubahan organ reproduksi wanita. Perubahan fungsi indung telur
akan memengaruhi hormon dalam yang kemudian memberikan pengaruh
pada organ tubuh wanita pada umumnya. Tidak heran apabila kemudian
muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan organ
reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya. Tidak hanya itu,
perubahan ini seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita
(Rostiana 2009).
Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh
sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik
maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang
bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya. Selain itu, bisa
memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam menyingkapi dirinya yang akan
memasuki masa menopause, beberapa wanita menyambutnya dengan
5
biasa. Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya
(Rostiana 2009).
Gejala-gejala psikologis pada masa menopause adalah perasaan
murung, kecemasan, irritabilitas dan perasaan yang berubah-ubah, labilitas
emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang,
sulit mengambil keputusan, merasa tidak berharga (Glasier dan Gebbie
2006). Sementara gejala-gejala fisik yang timbul pada menopause adalah
semburan rasa panas (hot flushes) dan keringant pada malam hari,
kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada
persendian, sakit kepala, palpitas (denyut jantung cepat dan teratur), dan
berat badan bertambah (Anonim 2007)..
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengertahui asuhan kebidanan pada keluarga binaan dan
mengetahui pendokumentasian kebidanan pada keluarga
b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian data pada keluarga S
2) Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
Ny.’’S’’
3) Mampu melakukan assessment secara lengkap,
mengantisipasi masalah yang dapat timbul dari diagnosa
utama, dan mampu mengidentifikasi kebutuhan Ny.”S”
4) Mampu merencanakan planning yang diberikan pada
Ny.”S”
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Menopause
Kasdu (2004) mendefinisikan menopause merupakan sebuah kata
yang mempunyai banyak arti, men dan pauseis adalah kata Yunani yang
pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Rahman
(1995), mengatakan menopause terjadi pada usia menjelang 50 tahun yang
ditandai dengan berhentinya haid terakhir dari uterus yang dipengaruhi
oleh hormon-hormon dari otak dan sel-sel telur.
Menopause merupakan salah satu fase kehidupan normal seorang
wanita Masa menopause yaitu kapasitas reproduksi wanita berhenti,
Ovarium tidak lagi berfungsi, produksi hormon steroid dan peptida
berangsur-angsur hilang. Drajat (1994) mendefinisikan menopause sebagai
peralihan masa reproduksi ke masa non reproduksi (tua) dimana
kemampuan alat-alat reproduksinya mulai menurun yang disebabkan
berkurangnya hormon estrogen dan progesteron yang mulai memegang
peranan sangat penting dalam berbagai aktivitas tubuh. Baziad (2002)
menyebutkan menopause sebagai pendarahan rahim yang masih diatur
oleh fungsi hormon indung telur. Istilah menopause digunakan untuk
mengatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah wanita mengalami
periode terakhir masa haid. Menopause adalah saat dimana tidak ada telur
yang masuk lagi sehingga tidak direproduksi oleh indung telur, maka
wanita itu tidak dapat hamil lagi (Rahman, 1995).
Menopause adalah perubahan yang normal terjadi pada kehidupan
seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita
sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi
selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk
perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnya terjadi pada
usia 45 – 55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi
produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai
gejala.
7
Menurut Takesihaeng (2000) masa menopause adalah keadaan
dimana seseorang berhenti dari masa haidnya selamanya. Menopause
berarti berakhir dari kesuburan dan peralihan menjadi seorang wanita tua,
pada suatu masa menopause berarti akhir daya tarik seksual dan dalam
beberapa masyarakat primitif masih diartikan sebagai penurunan pada
wanita tua yang dianggap netral secara seksual. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa
produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif
yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron
seiring dengan bertambahnya usia.
8
e. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia
menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
f. Sosio-ekonomi
Menopause juga dipengaruhi oleh faktor status sosio-ekonomi, di
samping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan
antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan
termasuk dalam pengaruh sosio-ekonomi.
9
menopause dimana fungsi ovarium mulai berubah. Jumlah sel telur
menurun dan ovarium menjadi lebih resisten terhadap aksi Follicie-
Stimulating Hormon (FSH), ovarium mulai menghasilkan penurunan
jumlah estrogen, progesteron dan androgen. Hilangnnya negative
feedback dari estrogen ovarium menyebabkan peningkatan
sekresi FSH danLuteinizing Hormon (LH). Terdapat juga penurunan
sekresi inhibin glikoprotein (secara selektif menghambat FSH). Aksi
peristiwa ini mengakibatkan peningkatan FSH menjadi menetap, yang
dapat menjadi tanda bahwa menopause sudah dekat (Thompson 2003).
Gejala vasomotor mulai terjadi pada masa ini. Penyebab pasti dari
gejala ini tidak diketahui. Mungkin terkait pada sekresi LH. Gejala ini
memperlihatkan terjadi secara bersamaan dangan jumlah LH yang naik
turun dan tidak FSH. Gejala didahului adanya tanda prodromal secara
subjektif bahwa flush sedang dimulai. Keadaan ini dapat diukur, terjadi
peningkatan panas diseluruh permukaan tubuh, dan temperatur pusat yang
menurun pada waktu singkat, flush tidak dilepaskan dari panas tubuh yang
terakumulasi tapi lebih merupakan eksitasi yang tidak sesuai secara tiba-
tiba dari mekanisme pelepas panas. Hubungan ini terhadap naik-
turunnya LH dan perubahan temperatur dalam otak tidak dimengerti.
Pengamatan bahwa flush terjadi setelah hipofliksetomi mendukung bahwa
mekanisme ini tidak dibangkitkan secara langsung oleh
pelepasan LH (Thompson 2003).
Hot Flush digambarkan berupa onset yang tiba-tiba dari
memerahnya kulit bagian kepala, leher dan dada bersamaan dengan
perasaan panas tubuh yang hebat dan diakhiri oleh (kadang-kadang)
keringat yang banyak. Lamanya flush bervariasi dari beberapa detik
sampai beberapa menit, frekuensi yang jarang dapat berulang tiap menit.
Akhirnya flush menjadi lebih sering muncul dan hebat pada malam hari,
ketika wanita terjaga dari tidur atau selama masa-masa stess.
Meskipunflush dapat terjadi pada pramenopause, pada kebanyakan wanita
ini berkahir 1-2 tahun, tetapi sebanyak 25% lebih lama dari 5 tahun
(Sastrawan 1997).
10
Siklus menstruasi mungkin anovulasi, menimbulkan menstruasi
hilang atau perdarahan yang ireguler. Dengan penurunan jumlah estrogen
wanita dapat mengalami insomnia, masalah dengan konsentrasi,
kehilangan memori jangka pendek dan iritabel, akhirnya produksi estrogen
dan progesteron ovarium berhenti. Dan hal ini memperisposisi untuk
terjadinya osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular. Pada menopause
yang alami ovarium tetap utuh dan terus mensekresi androgen termasuk
testosteron dan androspenedion yang dapat diubah menjadi estron
(estrogen lemah) tapi produksi testosteron ovarium turun menjadi 30% (ini
menerangkan 40% produksi testosteron pasca menopause) dimana sisanya
dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Androgen dari kedua sumber
diaromatisasi pada beberapa jaringan perifer, khususnya sel lemak menjadi
estron. Oleh karena itu wanita yang obesitas dapat memilki jumlah
estrogen endogen pascamenopause yang lebih tinggi dan lebih sedikit
gejala defisiensi estrogen yang muncul (Thompson 2003).
Estrogen memilki efek yang luas pada system saraf pusat,
memperlihatkan kemampuannya untuk merubah konsentrasi dan
ketersediaan neurotransmitter seperti serotonin dan noradrenalin.
Contohnya estrogen meningkatkan jumlah pemecahan dari monoamine
oxiduse, sehingga menghasilkan jumlah katekolamin juga serotonin lebih
tinggi. Estrogen juga meningkatkan ikatan dari agonis GABA dan reseptor
GABA yang upregulasi menjadi berubah pada keadaan depresi. Dalam hal
efeknya terhadap sistem dopamin beberapa penelitian mendukung bahwa
estrogen meningkatkan sensitifitas dari sistem dopaminergik. Namun
penelitian-penalitian lain telah menunjukkan estrogen dapat juga memilki
efek penghambat aktifitas dopamin, khususnya reseptor D2. Meskipun
estrogen memilki beberapa pengaruh pada sistem dopamin, ini belum jelas
apakah efek ini bermakna atau relevan secara klinis (Camellia 2008)
Bukti-bukti yang ada mendukung bahwa hormon-hormon wanita
memiliki pengaruh pada kerentanan gangguan mood pada wanita. Wanita
yang menstruasi pada masa premenopause, usaha bunuh diri lebih sering
11
pada minggu pertama setelah minggu keempat dari siklus menstruasi
dimana dijumpai produksi esradiol (E2) menurun (Camellia 2008).
12
2) Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih
kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon
estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi
dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas vagina
yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan
dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan
setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter
3) Gangguan tidur
Lakukan latihan fisik sekitar 30 menit per hari tapi hindari berolahraga
dekat dengan waktu tidur. Hindari alkohol, kafein, makan dalam
jumlah besar, dan bekerja tepat sebelum waktu tidur. Usahakan suhu
kamar tidur tidak terlalu panas. Hindari tidur siang dan coba untuk
tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Dapat
dilakukan latihan relaksasi seperti meditasi sebelum tidur
4) Gangguan daya ingat
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan tetap aktif selalu
5) Perubahan mood
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan aktif selalu
6) Penurunan keinginan berhubungan seksual
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu,
penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina
sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit.
Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan
pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita
mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena
perubahan pada tubuhnya. Grup konseling dapat membantu
7) Gangguan berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung
kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari
kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila
13
batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung
kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
8) Perubahan fisik lainnya
Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak
tubuh pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut.
Selain itu terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat.
Sejak meopause, badan wanita menghasilkan sedikit hormon pria
testosteron yang mengakibatkan beberapa wanita dapat mengalami
pertumbuhan rambut pada bagian dagu, bagian bawah dari hidung,
dada, atau perut.
14
BAB III
1. Kepala keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Surimah
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 54 tahun
d. Agama : Islam
e. Suku : Melayu
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : IRT
h. Alamat : Jl. Kesehatan RT 07/ RW 02
*Jenis Kelamin (JK) hanya diisi dengan lambang. Perempuan (P), Laki-Laki (L)
C. Riwayat Sosial
1. Status Perkawinan : Sah
2. Perkawinan ke :1
3. Umur ketika menikah
4. Istri : 20 tahun
5. Suami : 24 tahun
6. Lama menikah : 35 tahun
15
D. Fasilitas Kesehatan :
v Posyandu □ Polindes v Puskesmas □ Pos Obat Desa
□ Rumah Sakit
E. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
v Permanen □ semi permanen
2. Pembuangan Tinja
v septic tank □ wc cemplung
F. Sarana Komunikasi
□ Kantor Pos v Telepon Seluler
G. Sumber Informasi
v TV □ Koran □ radio v HP
B. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 12 tahun
2. Siklus Haid : 28-30 hari
3. Teratur/ tidak teratur : teratur
4. Sifat darah : cair
5. Banyak : 3x ganti duk/hari
6. Lamanya : 5-7 hari
7. Dismenorhoe : Tidak ada
16
8. Keluhan : Tidak ada
9. Cara Mengatasi : Tidak ada
…../hari
BAB 1x/hari
…./hari
BAK 8-10x/hari
…./hari
17
Frekuensi tidur 8 jam/hari
malam …../hari
*Didalam kolom bias diisi lebih dari 1 orang (anak atau keluarga lain)
18
G. Pemeriksaan Laboratorium
1. HB : tidak ada
2. Protein Urine : tidak ada
3. Glukosa : tidak ada
4. Rapid Test : tidak ada
5. PCR : tidak ada
6. Pemeriksaan Lain : tidak ada
V. Tambahan Informasi
No Informasi
.
1. Penerapan protokol kesehatan 4M(mencuci tangan, menggunakan masker dan
19
menjaga jarak dan menghindari kerumunan) di laukan setiap keluar rumah
atau saat berpergian untuk mencegah penyebaran covid-19 yang saat ini
masih terjadi.
VI. ASSESSMENT
(dst...)dan
KETERANGAN 1 2
seterusnya
VII. PLANNING
No Planning Asuhan
1 Mengumpulkan data keluarga dan sasaran asuhan yang akan di berikan kepada
keluarga tersebut mengenai asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas
20
2. PRIORITAS MASALAH
No Prioritas Masalah
21
C. Riwayat Perkaawinan
Perkawinan Ke :1
Status : Sah
Umur Waktu : 20 tahun
D. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan :-
E. Riwayat Kesehatan
Kesehatan Sekarang : tidak ada penyakit yang menyertai
Kesehatan Dulu : tidak ada penyakit yang menyertai
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
F. Riwayat Operasi : tidak ada
G. Riwayat Alergi : tidak ada
2. Data Objektif
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Nadi : 76x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
RR : 20x/menit
Suhu : 36,4ºc
22
BB/TB : 53 kg/153 cm
B. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetri, tidak ada benjolan, tidak berketombe
Muka : tidak pucat
Mata : simetris, tidak anemis, tidak ikterik
Hidung : tidak ada pernapasan cuping, tidak ada
pengeluaran
Mulut : tidak ada karang gigi, gusi tidak bengkak
Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran
Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelejar tyroid
Dada : simetris kiri dan kakan, tidak ada benjolan
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Genetalia : ada pengeluaran cairan(keputihan)
Eksermitas : tidak ada pembengkakan
3. Assement
Diagnosa : Ny. S umur 54 tahun dengan keadaan normal
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
4. Planning :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yaitu:
TD : 120/80 mmhg Nadi : 76X/menit
RR : 20X/menit Suhu : 36,4 ºC
(Nn.S mengerti)
23
BAB IV
PEMBAHASAN
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas yang dilakukan
pengkaji kepada keluarga Ny. S yang tidak memiliki pemasalahan pada
Menopause. Disimpulkan bahwa asuhan kebidanan pada keluarga di
komunitas yaitu Ny.S telah terpenuhi. Asuhan kebidanan di komunitas
yang telah diberikan sebagai berikut :
3. Melakukan Pengumpulan dan pengkajian data subjektif keluarga
Ny. S berdasarkan format yang telah disediakan
4. Melakukan Pengumpulan data subjektif dan objektif Ny. S
5. Melakukan penyuluhan pemberian materi mengenai menopause,
masalah yang dialami dan tetap mematuhi protokol kesehatan
selama masa pandemi covid-19
6. Melakukan evaluasi terhadap keluarga binaan pada Ny.S untuk
melihat apakah masalah yang dialami dapat teratasi setelah
diberikan penyuluhan.
7. Mampu melakukan pendokumentasian kebidanan dengan metode
SOAP
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dalam menyusun laporan Asuhan kebidanan agar dapat
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan dengan
teori yang ada. Tetap menerapkan protokol kesehatan saat
melakukan asuhan selama masa pandemi covid-19.
2. Bagi Institusi
Bagi institusi pendidikan diharapkan agar menambah referensi
buku-buku terbaru mengenai asuhan kebidanan sehingga dapat
menambah pengetahuan bagi mahasiswa.
25
3. Bagi Pasien
Diharapkan agar menerapkan pengetahuan yang di dapat setelah
penyuluhan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
26
SATUAN ACARA PENYULUUHAN
“MENOPAUSE”
a. Pengertian menopause
b. Tahap-tahap menopause
c. Gejala-gejala menopause
d. Factor-faktor yang memperngaruhi menopause
e. Cara memperlambat menopause
f. Persiapan menghadapi menopause
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang persiapan menopause,
diharapkan masyarakat dapat mengerti dan memahami mengenai
menopause sehingga dapat hidup sehat di usia lansia.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang persiapan menopause, diharapkan
masyarakat dapat menjelaskan;
a. Pengertian menopause
b. Tahap-tahap menopause
c. Gejala-gejala menopause
d. Factor-faktor yang memperngaruhi menopause
e. Cara memperlambat menopause
f. Persiapan menghadapi menopause
B. Materi
1. Pengertian menopause
2. Tahap-tahap menopause
3. Gejala-gejala menopause
4. Factor-faktor yang memperngaruhi menopause
5. Cara memperlambat menopause
6. Persiapan menghadapi menopause
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
D. Media
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
A. Pengertian Menopause
Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang
biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang
wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi,
minimal 12 bulan.
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Diagnose menopause dibuat setelah terdapat amenore sekurang-kurangnya
satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih
panjang dengan pendarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya
menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatann umum dan pola
kehidupan
B. Tahap-tahap Menopause
Menopause dapat dibagi kedalam beberapa tahap. Tahap-tahap menopause
menurut Manuaba (2005) di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
1) Fase Pre menopause (klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola
menstruasi,terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan
fisik. Berlangsung selama antara 4- 5 tahun pada usia 48-55 tahun.
2) Fase menopause
Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang
wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh. Terhentinya menstruasi.
Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol,
berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun.
3) Fase pasca menopause (senium)
Terjadi pada usia diatas 60 – 65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang.
C. Gejala-gejala Menopause
Gejala menopause terjadi dalam masa perimenopause, yaitu beberapa
bulan atau beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat
keparahan gejala yang timbul berbeda-beda pada tiap orang. Gejala
atau tanda-tanda menopause dapat berupa:
Perubahan siklus menstruasi
1) Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari
biasanya (0ligomenorea).
2) Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih
banyak.
Perubahan penampilan fisik
1) Rambut rontok.
2) Kulit kering.
3) Payudara kendur.
4) Berat badan bertambah.
Perubahan psikologis
1) Suasana hati berubah-ubah atau moody.
2) Sulit tidur.
3) Depresi
4) Sering lupa
5) Susah berkonsentrasi
Perubahan seksual
1) Vagina menjadi kering.
2) Penurunan libido (gairah seksual).
Perubahan fisik
1) Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini
disebut hot flashes.
2) Berkeringat di malam hari.
3) Pusing.
4) Jantung berdebar.
5) Infeksi berulang pada saluran kemih.
D. Factor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
1. Menarche (umur haid pertama kali)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat
haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin muda
umur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki
menopause.
2. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan
bekerja, umur memasuki menopause lebih muda disbanding dengan
wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah.
3. Jumlah anak
Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang
menemukan, semakin sering melahirkan.makin tua baru memasuki usia
menopause. Kelihatanya kenyataan ini lebih terjadi pada golongan
ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat ekonomi
kurang mampu.
4. Penggunaan Obat-obat Keluarga berencana (KB)
Karena obat-obat KB menekan fungsi hormone dari indung telur,
kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki
umur menopause.
5. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
6. Sosial-ekonomi
Seperti juga usia pertama mendapat haid, menopause juga kelihatannya
dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi, disamping pendidikan dan
pekerjaan suami.
E. Persiapan Menghadapi Menopause
1. Rajin olahraga
Hal lain yang bisa dilakukan adalah perubahan pada gaya hidup. Misalnya
dengan memilih pola makan yang sehat, cukup istirahat, dan rajin olah
raga. Olah raga akan meningkatkan kualitas sirkulasi darah, sistem
pernapasan, dan kesegaran organ tubuh. Sehingga mampu menjauhkan
gangguan fisik dan mental agar siap menghadapi datangnya masa
menopause.
2. Menata emosi
Selain fisik, masa menopause juga bisa menimbulkan perubahan pada
psikis seseorang. Untuk mengatasi masalah tersebut, semakin baik bila
bisa mengatur emosi. Dengan demikian maka gejala psikologis dan fisik
menopause akan lebih mudah diatasi. Pengaturan emosi ini berguna untuk
melawan perasaan kehilangan terkait kecantikan, usia, atau fungsi
reproduksi.
3. Konsumsi makanan kaya kalsium
Perubahan hormon selama menopause dapat menyebabkan tulang
melemah dan meningkatkan risiko osteoporosis. Kalsium dan vitamin D
terkait dengan kesehatan tulang baik, jadi penting untuk mendapatkan
cukup nutrisi ini dalam makanan.
4. Makan banyak buah dan sayuran
Makan buah dan sayuran dapat membantu mencegah sejumlah gejala
menopause. Buah-buahan dan sayuran rendah kalori dapat membuat rasa
kenyang, sehingga membantu menurunkan berat badan dan menjaga berat
badan.
5. Menjaga berat badan
Saat masa menopause, berat badan bertambah. Pertambahan berat badan
itu bisa disebabkan karena kombinasi perubahan hormon, penuaan, gaya
hidup dan genetika. Kelebihan lemak tubuh, terutama di sekitar pinggang,
meningkatkan risiko penyakit seperti jantung dan diabetes. Penelitian
menunjukkan, wanita kehilangan setidaknya 4,5 kg berat badan atau 10
persen dari berat badan selama setahun dapat menghilangkan gejala hot
flash dan keringat malam.
6. Terapi
Terapi sulih hormon disebut juga dengan terapi hormon estrogen
merupakan pengobatan paling efektif dalam menangani gejala seperti hot
flashes, keringat malam dan gangguan tidur. Estrogen dapat diberikan
secara oral, intravagina atau transdermal, sering juga dikombinasikan
dengan progesteron. Pemberian terapi ini harus benar-benar disesuaikan
dengan status kesehatan dan gejala dari setiap individu.
7. Obat
Obat antidepresan dan pil KB dapat membantu meringankan gejala
menopause, terutama dalam mengendalikan gejala hot flashes.
Untuk membantu mencegah terjadinya osteoporosis, sebaiknya
mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D sertai dengan olahraga
secara rutin rata-rata 3 kali seminggu. Berkonsultasi dengan dokter ahli
agar mendapat penanganan yang tepat sesuai dengan gejala yang
dirasakan.
ALAT PERAGA
DOKUMENTASI