Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS

DI POSYANDU SELARAS KAMPUNG TERBANGGI BESAR


KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH
PROVINSI LAMPUNG

Laporan Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas

Di susun oleh :

1. Eva Arpiana 210102178P


2. Eniwati 210102175P
3. Feni Rinawati 210102040P
4. Tintin Ismayanti 210102120P
5. Hera malinda 210102191P
6. Stevi Kinasih Janet 210102118P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


DI POSYANDU SELARAS KAMPUNG TERBANGGI BESAR
KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH
PROVINSI LAMPUNG

Laporan Kelompok Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Tanggal : ……………..

Menyetujui dan Mengesahkan

Ketua Pelaksana Pembimbing Praktik Akademik


PKL Kebidanan Komunitas

Septika Yani Veronica, S.ST..M.Tr. Keb Yuni Sulistiawati, S.ST.,M.Tr. Keb


NIDN. 0214098902 NIDN. 0219068701

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Universitas Aisyah Pringsewu

Septika Yani Veronica, S.ST., M.Tr.


NIDN. 0214098902

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan dapat
menyelesaikan laporan ini dengan. Penyusunan laporan ini sebagai syarat untuk
menyelesaikan laporan PKL Kebidanan Komunitas, Ucapan terimakasih
penyusun panjatkan pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini. Karena dengan bantuan mereka penyusunan dapat menyelesaikan
Laporan ini dengan lancar.
Semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Penyusunan
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu,
penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan penyusunan
laporan selanjutnya akan lebih baik.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pringsewu, Oktober 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Khusus .....................................................................2
C. Manfaat ...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Klimkatrium dan Menopause.....................................................4
B. Perubahan perubahan Pada Klimakterium dan Manopause....................16
C. Permasalahan reproduksi pada masa klimakterium dan Menopause......17

BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


A. Perumusan Masalah ................................................................................19
B. Perencanaan.............................................................................................19

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pemecahan Masalah ...............................................................................20
B. Langkah Kerja ........................................................................................20
C. Pelaksanaan.............................................................................................20

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................21
B. Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi
sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase
klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode
reproduktif ke periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang
kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau
gejala menopouse.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita
umur kurang dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum
menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih
dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak
teratur.Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam
masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan
satu titik waktu dalam masa tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. Pascamenopause adalah masa
3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan
kadang-kadang hipertiroid.Sindrom klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan
yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause.
Sindrom klimaterik endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen,
peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
Dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas
didada yang menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan
psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri,
gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa
kering dan gatal akibat berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih
dan alat kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama
akibat atropi pada alat kelamin.

1
Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat
kurangnya hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Penyakit jantung koroner : Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan
kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL)
yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita.
Kepikunan (Dimensia tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen
mempengaruhi susunan syaraf pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan
konsentrasi, kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menambah wawasan lansia tentang masa
klimakterium dan menopause.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian klimakterium dan menopause secara benar.
b. Mengetahui perubahan-perubahan pada klimakterium dan manopause
c. Mengetahui permasalahan reproduksi pada masa klimakterium dan
menopause

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan
memberikan penyuluhan pada lansia dan mampu menyelesaikan masalah.
2. Bagi Keluarga
Menambah wawasan bagi lansia tentang Klimakterum Dan Menopause.
3. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi
dan bacaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Klimkatrium dan Menopause


KLIMKATERIUM
1. Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi
sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
Fase klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita
dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. Tanda, gejala atau
keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan ini
disebut tanda atau gejala menopouse. Periode ini dapat berlangsung
antara 5 sebelum dan sesudah menopause. Pada fase ini fungsi
reproduksi wanita menurun. Masa-masa klimakterium :
a. Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun
sebelum menopause.
b. Menopause adalah henti haid seorang wanita.
c. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun
setelah menopause (Kartini Kartono, 1992)

Tanda-tanda awal masa klimakterium meliputi :


1. Praklimakterium
merupakan mirip dengan pra pubertas, dimana pada pubertas kedua
muncul tingkah laku yang lucu-lucu, aneh-aneh, janggal dan tidak
pada tempatnya. Mislanya,wanita usia lebih dari 50 tahun pada siang
hari menggunakan rok panjang merah, dengan perhiasan emas warna-
warni, make up berlebihan. Kemudian, meningkatkan rangsangan
seksual yang menimbulkan nafsu yang besar untuk berhubungan
seksual dan kegairahan yang menyala-nyala. Mengingkari ketuaannya
agar tampak masih remaja.

3
2. Manifestasi individual periode klimakterium dipengaruhi oleh
kepribadian masing-masing individu. Struktur kepribadian yang
terintegrasi dengan baik akan memapu mengkompensasi gangguan
fisiologis dan psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan ynag intelek
yaitu mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi gangguan
psikosomatis dengan menyalurkan pada perbuatan yang inteligen,
produktif dan kreatif.

Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan


vegetatif yaitu:
a. Terjadi perubahan pada ovariumseperti sclerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnyasintesis steroid seks. Lalu
henti haid.
b. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya
pengeluaran gonadotropin.
Gangguan – gangguan pada klimakterium :
a. Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan
vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat
banyak,rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan
darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan
gangguan usus.
b. Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung,
depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
c. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea,
mencakup pulakolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis,
aterosklerosis,sclerosis koroner, dan adipositas.
d. Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis,
osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala
endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan
libido.

4
2. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis
steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada
hipofisis.

3. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan
ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga
terganggunya interaksi antara hipotalamus–hipofisis. Pertama-tama
terjadi kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid
ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif
terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.
Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok
peningkatannya adalah FSH.

4. Kondisi Fisik Klimakterium


Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit.
Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga
jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan
pigmentasi dan menjadi hitam Pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar
kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja
usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang.
Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan
gangguan buang air besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liangsenggama
terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan
mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah

5
sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat
menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya
hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium
menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama
terjadi pada persendian paha.
5. Kondisi Psikis Klimakterium
Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati
“depresif” dan “melankolis” (ada yang relatif pendek dan ada yang relatif
panjang)
Sebab utamanya adalah :
a. Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada
ketuaan
b. Menganggap dramatis proses penuaan
c. Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidup
karena sudah mendekati kematian
d. Hidupnya sudah dianggap tidak ada harapan, penuh kepedihan dan
dilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sosialnya di masa lampau.
Wanita yang hidup dalam suasana yang harmonis, ekonomi
berkecukupan, bahagia, selalu mendapat kepuasan seksual dapat
menghadapi ini dengan rasa tenang. Wanita yang mempunyai masa
lampau penuh kenangan cinta yang indah dan bahagia maka
kecantikannya akan tetap awet dan terpancar (kecantikan psikis).

6. Beberapa Gangguan Perilaku Pada Fase Klimakterium


a. Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari kepedihan hati
dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengakp lagi
b. Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang
luar biasa hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat
juga bersikap dingin

6
c. Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas
reproduksi dan kemudaannya
d. Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup
berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak-anak
muda (tante girang) terjadi pada wanita yang tidak mampu
mengendalikan diri

7. Kehidupan Seks Pada Masa Klimakterium


Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak
mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini
tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan
meskipun usia telahlanjut.
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah
cedera sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat
dihilangkan hanya dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral
maupun berupa krem vagina. Berkonsultasi dan meminta nasehat
dokter tetap merupakan cara terbaik.
Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau
melakukan hubungan seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka
takut, gelisah, tegang, sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan
serupa terkadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh
bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan badan lemah.
Untuk apa melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi ditekankan
di sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. Hubungan seks
sangat berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap masalah
yang timbul akan menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga.
Untuk memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu mencari
orang yang sekiranya mampu menyelesaikan masalah yang sedang di
hadapi misal, dokter ,bidan dan tenaga medis lainnya. Untuk

7
mengemukakan semua masalah tersebut, dan cara yang sederhana ini
acapkali mampu menyelesaikan masalah yang ada.

8. Pencegahan Beberapa Dampak Masa Klimakterium


a. Pencegahan kehamilan :
Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya
tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali
dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang
berpendapat, bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak
teratur pasti tidak mungkin hamil lagi.
Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid
yang tidak teratur hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum
tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi bukan berarti tidak dapat terjadi
pembuahan. Pencegahan kehamilan harus tetap dilakukan.
Kehamilan pada usia ini mempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil
maupun bagi janinnya.
Semua jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala,
pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak
dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan pada wanita yang siklus
haidnya masih teratur.
b. Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus
haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik.
Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak
dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila
sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti
wanita itu memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah
tidak mungkin terjadi.
c. Pencegahan osteoporosis.
Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya bergantung
pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif
dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss). Penambahan

8
progestogen ke pengobatan estrogen mungkin penting dalam
mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati
penderita yang telah mengalami osteoporosis. Sementara
kebanyakan kajian menunjukkan bahwa pengobatan estrogen
menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin
dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause,
sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwa
kombinasi pengobatan estrogen-progestogen sesungguhnya
meningkatkan massa tulang dengan memajukan pembentukan tulang
baru
d. Pencegahan penyakit jantung koroner :
Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat
memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovasku-ler,
terutama bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang
cukup untuk memulihkan gejala menopause.
Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung
diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen yang diawasi
selama 15 tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun yang
diawasi selama 25 tahun dan dibandingkan dengan yang tidak pernah
memakai estrogen, ditemukan penurunan bermakna pada:
1) Penyakit arterikoroner,
2) Gagal jantung kongestif,
3) Penyakit kardiovaskuler aterosklerotik,
4) Hipertensi.

MENOPAUSE
1. Pengertian
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika
seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi
hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase
dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa
subur.

9
Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun 1972. Istilah
ini berasal dari bahasa Yunani yaitu meno yang berarti bulan dan paussis
yang berarti berhenti. Pada saat itu, dunia kedokteran barat melihat
menopause sebagai krisis mendis yang berpotensi menyebabkan berbagai
penyakit. Pada pertengahan abad XX pandangan ini berubah. Saat ini
menopause dianggap sebagai kejadian alami dalam hidup seorang wanita.
Di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun.
Namun, proses berubah ke arah menopause itu sendiri sudah dimulai
sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa
premenopause/ klimakterium.

Tanda-tanda awal masa menopouse meliputi :


Ciri utama seorang perempuan mengalami adalah haid berhenti.
Hal ini disebabkan karena ovarium tidak lagi merespon sinyal hormon di
dalam tubuh. Sebelumnya, bila hormon memberikan sinyal kepada
ovarium (indung telur) untuk mengeluarkan ovum (telur), maka ovarium
mengeluarkan ovum yang siap untuk dibuahi. Peristiwa itu rutin terjadi
setiap bulan di masa reproduksi seorang perempuan. Bila tidak ada
ovulasi (pertemuan ovum dan sperma), maka perempuan akan
mengalami haid.
Saat ini diperkirakan terdapat > 5 juta wanita Indonesia yang telah
memasuki masa menopause per tahunnya (data dari BPS, 2008) dimana
sekitar 68 % nya mengalami gejala klimakterik (keluhan masa
menopause) namun hanya 62 % dari mereka yang menghiraukan gejala
tersebut. Menopause sendiri didefinisikan sebagai suatu masa setelah 12
bulan tanpa mengalami haid (amenorea). Menopause biasanya terjadi
pada usia 50 tahun ke atas. Pada masa ini tubuh mengalami beberapa
perubahan biologis yang menyebabkan penurunan tajam pada fungsi
ovarium (indung telur) di antaranya adalah menurunnya produksi hormon
seks secara signifikan terutama estrogen.

10
2. Jenis-Jenis Menopause
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah
dan monopause prematur (dini).
a. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55
tahun. Monopause alamiah terjadi pada wanita yang masih
mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun
seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas
tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa
bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara
fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin
bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause
alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak
membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka
secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause
berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
b. Menopause Dini
Menurut dr. Ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri
dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
“menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”.
Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia
di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan
sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga
pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena
pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita
menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan
masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon
estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat,
otomatis produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak

11
akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut
telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita
kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti
merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang
tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh
obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas
zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang
mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya,
walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama.
Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya
tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka
alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang
lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu
diwaspadai.

3. Tanda dan Gejala Menopause


Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa
pramenopause, menopause dan pasca menopause.
a. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai
merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau
akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti
(rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi
perubahan fisik yang berarti.
b. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa
menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid
lagi selama 1 tahun penuh.
c. Pascamenopause

12
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan
kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause.
Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat
menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar
estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka
ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh
memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala,
sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya
ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar
estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan
menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa
wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan
menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika
menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya
gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan
pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit
menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga
menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga
mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah,
pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka
panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat
menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe
Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.
Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang
bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan
dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu
penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini
pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause &
sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan
terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan

13
penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita
menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut
dikombinasikan dengan progestogen.

4. Pengobatan
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih
Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan
keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk :
a. Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
b. Membantu mengurangi kekeringan pada vagina
c. Mencegah terjadinya osteoporosis.

Beberapa efek samping dari TSH :


a. Perdarahan vagina
b. Nyeri payudara
c. Mual
d. Muntah
e. Perut kembung
f. Kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan
dari TSH, para ahli menganjurkan:
a. Menambahkan progesteron terhadap estrogen
b. Menambahkan testosteron terhadap estrogen
c. Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
d. Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan
panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini
mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di
laboratorium).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami
sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk

14
mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami
dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan
masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan
dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah
penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi
saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika
melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang
mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita
kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan
lamanya pemakaian estrogen.

5. Pola Makan Sehat Menuju Menopause


Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan
wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di
masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen,
pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu
jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada
tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan
mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah
bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk
membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita
menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah
selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa
naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati
dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi
risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral
dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu
penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus

15
menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein
atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-
kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan
disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa
tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan
fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai,
serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran,
pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya
fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain
tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur
yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka
produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang
terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel
diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula
mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.
6. Olahraga Teratur Menjelang Menopause
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga
memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih
efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat
badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan tubuh
untuk menjaga kadar gula darah.
b. Menjaga kepadatan tulang.
c. Menjaga massa otot.
d. Membakar kalori lemak.
e. Mengurangi stress
f. Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan
bertambahnya usia

B. Perubahan perubahan Pada Klimakterium dan Manopause

16
1. Fisik dan Biologis
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit.
Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh
dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan
pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar
kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
2. Psikosial
Membagi tahap perkembangan kehidupan manusia menjadi
prenatal, masa bayi baru lahir, masa bayi, awal masa anak, akhir masa
anak, masa pubertas,, masa remaja, masa dewasa dini, masa dewasa
madya, dan masa dewasa lanjut atau lansia. Masa dewasa dini dimulai
umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun, saat mulai perubahan-perubahan
fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif. Masa dewasa madya dimulai umur 40 tahun sampai 60 tahun,
yakni saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas pada
setiap orang, dan masa dewasa lanjut yang dimulai usia 60 tahun sampai
kematian.
C. Permasalahan reproduksi pada masa klimakterium dan Menopause
1. Usia Saat Haid Pertama Kali (Menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya
hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang
wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini
mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama
kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
2. Jumlah Anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan
menopause, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering
seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki
masa menopause.
3. Usia Melahirkan
Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua
seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia

17
menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Medical
Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan di
atas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini
terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja
organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.
4. Faktor Psikis
Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan
kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan
gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya
perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan,
rasa kesunyian, ketakutan keganasan, tidak sabar lagi dll. Perubahan psikis
ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan wanita untuk menyesuaikan
diri.Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan
pendidikan. Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi
beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai
faktor fisiologis.
5. Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri
dengan fase klimakterium dini.

18
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KOMUNITAS

A. Perumusan Masalah
Rumusan masalah ini adalah pendidikan tentang masa klimakterium
dan menopause pada lansia di Posyandu Selaras Kampung Terbanggi Besar
Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Provinsi
Lampung.

B. Perencanaan
Memberikan pendidikan kesehatan tentang tentang masa klimakterium
dan menopause pada lansia di Posyandu Selaras Kampung Terbanggi Besar
Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Provinsi
Lampung.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang
masa klimakterium dan menopause pada lansia di Posyandu Selaras
Kampung Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Lampung Tengah Provinsi Lampung dengan menggunakan metode ceramah
dan demonstrasi.

B. Langkah kerja
Pelaksanaan
1. Waktu pelaksanaan
Hari : Minggu
Tanggal : 31 Oktober 2021
2. Lokasi
Kegiatan Kebidanan Komunitas dilaksanakan di Posyandu Selaras
Kaampung Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Lampung Tengah Provinsi Lampung.

C. Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Minggu/ 31 Oktober 2021
Waktu : 06.00 WIB
Memberikan KIE tentang masa klimakterium dan menopause

D. Evaluasi
1. Kegiatan penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik
2. Klien memberikan respon positif dalam bentuk pertanyaan

20
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Klimakterium adalah masa
yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi
pada wanita berumur 40-65 tahun. Sedangkan Menopause didefinisikan secara
klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami
menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause
merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan
berhentinya masa subur.
Menopause bukanlah suatu yang menakutkan. Kedatangannya tidaklah
menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana & apabila terjadi
keluhan-keluhan, kunjungilah dokter untuk mendapatkan terapinya.
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para
wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas
kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa
klimakterium dan menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita
yang matang dalam berpikir. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa saat
memasuki masa klimakterium dan menopause akan terjadi perubahan fisik dan
emosi.

B. Saran
Lansia pada masa klimakterium dan menopause merupakan masa yang
membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama
keluarga.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dokter P. Simatupang, Hotma. Menopause. http://medicastore.com Copyright ©


2010 konseling.net 2009. Menopause. http://konseling.net

http://www.psychologymania.com/2012/06/perubahan-pada-masa-
menopause.html diakses 17-10-2021

22

Anda mungkin juga menyukai