OLEH KELOMPOK 1
1. ANNISA MARDHATILLA ( 2215142013579 )
2. LOLA DESVIRA ( 2215142013587 )
3. NILMA FAUZANA ( 2215142013428 )
4. YUNITA ( 2215142013582 )
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kelompok juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirian.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ............................................................................................................. 3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 4
A. Pengertian Klimakterium ................................................................................................ 4
B. Proses Klimakterium ....................................................................................................... 5
C. Batasan Usia Klimakterium ............................................................................................ 6
D. Perubahan Fisik Pada Masa Klimakterium ..................................................................... 7
E. Perubahan Psikis Yang Terjadi Pada Masa Klimakterium ............................................ 10
F. Etiologi.......................................................................................................................... 12
G. Patofisiologi................................................................................................................... 12
H. Keluhan Yang Terjadi Pada Kejadian Klimakterium .................................................... 12
I. Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Kejadian Klimakterium ......................................... 14
J. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium .............................................................. 16
K. Manifestasi Klinik ......................................................................................................... 17
L. Penatalaksanaan ............................................................................................................ 18
M. Asuhan Keperawatan Klimakterium ......................................................................... 22
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 26
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 26
B. SARAN ......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa perkembangan anatomi dan fisiologi wanita normal melalui
enam tahapan yaitu masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan
menoupause serta masa senile. Masa reproduksi merupakan masa terpenting
dalam kehidupan wanita. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna
untuk kemungkinan kehamilan. Menjelang berakhirnya masa reproduksi ini
disebut dengan masa klimakterium yang merupakan masa peralihan dari masa
reproduksi ke masa senium. Masa ini berlangsung beberapa tahun sebelum
dan sesudah menopause
Kehidupan manusia dimulai sejak konsepsi hingga menjelang akhir
hayat dan ini merupakan proses yang berkesinambungan serta tiada terbatas.
Begitupun kehidupan seorang perempuan. Segera setelah dilahirkan, secara
fisiologis menjadi lebih tua. Dengan bertambahnya usia maka jaringan –
jaringan dan sel – sel tua, sebagian mengalami regenerasi, tetapi sebagian lagi
akan mati. Dilihat dari sudut pandang tersebut, maka psikologi perkembangan
juga dapat disebut sebagai psikologi orang menjadi tua. Bagi sebagian orang,
wanita menganggap masa menopause merupakan masa yang menakutkan,
tetapi sebagian lainnya dapat melalui masa ini dengan mulus. Bagi orang
yang merasa masa ini menakutkan akan membutuhkan pendamping yang
mengerti dan paham tentang kondisi dan permasalahan mereka.
Klimakterium adalah masa transisi yang berawal dari akhir tahap
reproduksi dan berakhir pada awal senium, terjadi pada wanita usia 35 – 65
tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan
vegetative. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi
ovarium. Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah berhentinya menstruasi
pada seorang wanita yang dikenal sebagai menopause. Menopause merupakan
1
suatu peristiwa fisiologis yang disebabkan oleh menuanya ovarium yang
mengarah pada penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh ovarium. Kekurangan hormon ini menimbulkan berbagai
gejala somatic, vasomotor, urogenital dan psikologis yang mengganggu
kualitas hidup wanita secara keseluruhan (Chuni dkk, 2011).
Pada akhir abad ini Indonesia telah ditemukan sebanyak 8 -10 % lansia
dimana jumlah wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki.
Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 – 50
tahun seperempat lagi akan terus menstruasi sampai melewati sebelum usia 45
tahun (Kuswita, 2012).
Keluhan-keluhan klimakterik yang dapat timbul pada masa
klimakterium adalah panas pada kulit ( hot flushes ), keringat pada malam
hari, kelelahan, sakit kepala, vertigo, jantung berdebar-debar, berat badan
bertambah, sakit dan nyeri pada persendian, osteoporosis, kekeringan kulit
dan rambut, kulit genitalia dan uretra menipis dan kering (Hillegas,2005).
Selain itu juga terdapat gejala psikis yang muncul pada masa klimakterium
yaitu mudah tersinggung, depresi, gelisah, mudah marah dan sebagainya
(Baziad, 2003).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan klimakterium?
2. Bagaimana proses klimakterium?
3. Berapa batasan usia klimakterium?
4. Bagaimana perubahan fisik pada masa klimakteium?
5. Bagaimana perubahan psikis pada masa klimakteium?
6. Apa saja etiologi klimakterium?
7. Apa saja keluhan yang terjadi pada kejadian klimakterium?
2
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi kejadian klimakterium?
9. Bagaimana pencegahan pada sindrom klimakterium?
10. Apa saj a manifestasi klinis klimakterium?
11. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium?
12. Apa saja komplikasi dari klimakterium?
13. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien klimakterium?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian klimakterium
2. Untuk mengetahui proses klimakterium
3. Untuk mengetahui batasan usia klimakterium
4. Untuk mengetahui perubahan fisik pada masa klimakteium
5. Untuk mengetahui perubahan psikis pada masa klimakterium
6. Untuk mengetahui etiologi klimakterium
7. Untuk mengetahui keluhan yang terjadi pada kejadian klimakterium
8. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian klimakterium
9. Untuk mengetahui pencegahan pada sindrom klimakterium
10. Untuk mengetahui manifestasi klinis klimakterium
11. Untuk mengetahui penatalaksanaan klimakterium
12. Untuk mengetahui komplikasi dari klimakterium
13. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien klimakterium
3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari peroide
reproduktif ke periode non reproduktif. Fase terakhir dalam kehidupan wanita atau
setelah masa reproduksi berakhir ( kasdu,2002). Klimakterium mengacu pada peroide
kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak
reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium (Bobak, 2005). Klimakterium merupakan
periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi
akibat menurunnya fungsi generative ataupun endrokinologik dari ovarium (Baziad,
2003).
4
Adji (2007) klimakterium adalah berhentinya menstruasi karena
berhentinya proses fisiologis akibatmenurunnya estrogen yanpa obat-obatan
dan intervensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa klimakterium merupakan
suatu fase yang normal yang terjadi pada setiap wanita karena menurunnya
fungsi degeneratif sehingga berubah dari periode produktif menjadi periode
non produktif.
1. Pre Menopause
Masa sebelum berlangsungnya peri menopause, yaitu sejak fungsi
reproduksinya
mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda
menopause, mulai pada usia 40 tahun.
2. Peri Menopause
Periode dengan keluhan memuncak rentang 1-2 tahun sebelum dan 1-
2 tahun sesudah menopause. Masa wanita mengalami akhir dari
datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini
menopause masih berlangsung. Keluhan sistemik berkaitan dengan
vasomotor, keluhan yang sering diumpai adalah berupa gejolak
panas (hot flushes), berkeringat banyak, depresi serta perasaan
mudah
tersinggung.
3. Post Menopause
Masa setelah menopause sampai senilis. Masa berlangsung kurang
lebih 3-5 tahun setelah menopause. Keluhan local pada system
urogenital bagian bawah, atrofi vulva dan vagina menimbulkan
berkurangnya produksi lendir atau timbulnyanyeri senggama.
B. Proses Klimakterium
Secara endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak dalam
kandungan. Sejumlah 7 juta sel telur (folike) terdapat pada kedua ovarium
5
janin yang berusia 20-24 minggu dan berkurang akibat penghancuran,
sehingga sewaktu dilahirkan folikel bayi wanita tinggal 2 juta buah. Jumlah
tersebut menjadi 2 juta saat mendapat menstruasi pertamanya pada masa
pubertas (Sembiring, 1991).
Menstruasi adalah perdarahan pervagina akibat kerja ovulasinamun sel
telur tidak dibuahi sperma sehingga terjadi pelepasan selaput lender rahim.
Untuk keteraturan menstruasi maka diperlukan keseimbangan fungsi hormon
seperti hormon FSH (follicle Stimulating Hormon) dan LH (Luteinizing
Hormon) yang diproduksi diotak serta hormon estrogen dan progesteron di
ovarium ( Fachrudin, 1991).
Pada usia reproduktif, indung telur (ovarium) wanita mengandung
200.000 – 400.000 kantong kecil (Folikel) yang berisi bahan-bahan yang
diperlukan untuk membentuk sel telur matang (ova). Indung telur juga
menghasilkan 2 jenis hormon utama yaitu estrogen dan progesteron.
Kemampuan indung telur menghasilkan folikel dan hormon menurun dengan
bertambahnya usia. Klimakterium terjadi apabila pembentukan sel telur pada
folikel telah dihentikan. Klimakterium juga ditandai dengan berhentinya
sekresi estrogen dan progesteron ( Siagian, 2010).
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu
ketika tersedia lagi folikel yang cukup produksi estrogen pun berkurang
dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya klimakterium akan
selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (> 40 mlU/ml). Diagnosis
menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid
selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mlU/ml dan kadar
estradiol <30 pg/ml telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami
klimaketrium (Baziad, 2003).
6
dalam faseklimakterium sangat berbeda-beda. Wanita di eropa tidak sama usia
klimakteriumnya dengan wanita di Asia (Baziad,2003).
Periode akhir dari klimakterium pada wanita terjadi pada usia
antara 40-58 tahun (Nelson,2008).
Pada perempuan Indonesia menopause terjadi di usia 50-55 tahun
tetapi dapat saja lebih awal (Adji,2007). Usia memasuki masa menopause
pada setiap wanita berbeda-beda, ada yang diatas 40 tahun dan ada yang
dibawahnya biasanya berkisar antara 35-55 tahun fertilitas sangat tergantung
pada usia wanita tersebut dan jarang menimbulkan keluhan yang berarti
(Wira Kusuma, 2003).
Fertilitas wanita pada usia wanita 20-24 tahun adalah 100%. Pada
usia 35-39 tahun fertilitas wanita hanya 60% sedangkan usia 45-49 tahun
fertilitas wanita tinggal 5 % saja (Baziad, 2003). Umumnya wanita Indonesia
mengalami menopause di usia 46-55 tahun dan sebagian besar wanita,
menopause terjadi pada umur antara 46-55 tahun. Meskipun begitu ada
beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum usia 45 tahun
tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru
mendapatkan menstruasi terakhir ( Purwanto,2007).
Namun apabila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan
mengalami menopause sekitar usia 46-55 tahun. Pada usia tersebut fungsi
endokrin reproduksi mulai menurun pada usia 45 tahun dan mulai berhenti
pada usia 55 tahun. Pra menopause terjadi pada usia antara 46-50 tahun yang
merupakan awal terjadinya klimakterium, sedangkan pasca menopause terjadi
pada usia 51-55 tahun yang merupakan akhir dari kejadian klimakterium. Pada
wanita uisa 56 tahun ke atas sudah memasuki masa presenil yang kemudian
memasuki masa senile pada usia 65 tahun keatas (Kasdu,2002).
7
mengendur, inkontinensia (gangguan control berkemih), jantung berdebar-
debar saat beraktifitas, dalam jangka panjang rendahnya hormon estrogen
akan menimbulkan ancaman osteoporosis (Wira Kusuma, 2003).
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab osteoporosis (
kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling
umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak
menyerang wanita yang telah klimakterium. Biasanya kita kehilangan 1%
tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan
nyeri persendian) tetapi kadang setelah klimakterium kita kehilangan 2%
setahunnya. John Hutton (1984) yang dikuti oleh kuncoro (2002)
memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat dari pada
proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Kekurangan kalsium ini
oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam
tulang dan akibatnya tulang menjadi kerpos dan rapuh (Kuncoro,2002).
Selain terjadi keroposan tulang pada wanita dengan kejadian
klimakterium dijumpai perubahan fisik yang berupa kulit menipis, keriput,
kuku rapuh dan berwarna kekuningan, mata kering dan kesulitan dalam
pengunaan lensa kontak, rambut menipis, sering diketemukan tumbuhnya
rambut disekitar bibir, hidung dan telinga juga terjadi perubahan organ
reproduksi (baziad,2003). Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi
meliputi :
1. Rahim
Rahim mengalami atropi, panjang menyusut dan dindingnya menipis
jaringan myometrium menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung
jaringan fibrotic. Leher rahim menyusut tidak menonjol ke dalam vagina
bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.
2. Saluran telur
Lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau
8
fimbria menghilang. Indung telur setelah wanita melewati 30an
produksi indung telur berangsur-angsur menurun. Dengan demikian,
pelepasan sel telur tidak selalu pada pelepasan siklus haid. Pada
saat ini, jarak haid menjadi agak tidak teratur, yaitu terjadi pada
selang waktu yang lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi
semakin sedikit atau semakin banyak, sampai akhirnya, pelepasan sel
telur tidak lagi terjadi dan haid pun berhenti. Dengan menurunnya
produksi indung telur maka terjadi juga penurunan hormon. Indung
telur memproduksi 3 hormon yaitu estrogen, progesterone dan
androgen. Akibat penurunan ketiga hormon tersebut maka
terjadi perubahan pada organ reproduksi wanita yaitu:
9
pengerutan dan memendek, vagina mengalami kontraktur
(melemahnya otot jaringan), Panjang dan lebar vagina juga
mengalami pengecilan. Forniks menjadi dangkal. Atropi vagina
berangsur-angsur menghilang. Selaput lendir alat kelamin akan
menipis dan tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.
4. Vulva
5. Perubahan Hormon
10
depresi, dan perubahan kognitif (Nelson,2008). Ada juga yang merasa
kehilangan harga diri karena kehilangan daya tarik fisik dan seksual,
mereka tidak merasa dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka serta
merasa kehilangan feminimitas karena fungsi reproduksi
yang hilang (Kuncoro,2002).
Bagi banyak wanita kehilangan fungsi reproduksi yang merupakan
awal klimakterium atau awal berhentinya haid bukanlah sekedar tanda
berakhirnya masa kemampuan memiliki anak juga pengalaman yang
menyakitkan perasaannya. Penelitian menunjukkan 10-15 % wanita
klimakterium meningkat kegelisahannnya mereka mengalami insomnia
(sulit tidur) dan depresi (merasa sangat tertekan dan sedih)
(Admin,2010).
Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati
“depresi” dan “melankonis” (ada yang relative pendek da nada yang
relative panjang).
11
b. Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang
luar biasa sehingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan
dapat juga bersikap dingin
c. Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas
reproduksi dan kemudahannya
d. Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup
berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak muda
(tante girang) terjadi pada wanita yang tidak mampu
mengendalikan diri.
F. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seseorang wanita terjadi
bebrbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sclerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunya sintesis steroid
seks, penurunan sekresi sterogen, gangguan impan balik pada hipofisis.
Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapapenyakit antara lain
anemiadan tuberculosis. Menopause dapat terjadi secara buatan atau
pengobatan dengan sinar radiasi.
G. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan
ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga tergantungnya
interaksi antara hipotalamus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi
steroid ovarium menyababkan berkurangnya reaksi umpan balik negative
terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan reproduksi FSH dan LH.
Dari kedua gonodoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya
adalah FSH.
Menurut Baziad 2003 lebih kurang 70% wanita peri dan pasca menopause
mengalami keluhan vasomotorik, depresif dan keluhan psikis dan somatic
12
lainnya.
Keluhan-keluhan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari :
tidur (Kasdu,2002).
Episode ini digambarkan sebagai sensasi panas yang bervariasi
pada frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan kadang-kadang berulang,
dan biasanya berlangsung kurang dari 5 menit. Hal ini dapat dipicu
oleh lingkungan, makanan,
minuman dan stress (Nelson,2008)
2. Keringat Berlebihan
13
Karena rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada
jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang jaringan
tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput,
rambut terbelah, rontok, gigi mudah goyang, dan gusi berdarah,
sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada
persendian.
14
Wanita multipara dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging atau
minum alcohol akan mengalami klimakterium lebih lambat (Baziad,
2003)
Wanita dengan pengaturan pola makan (diet), pengalaman
individu, asal etnis dan budaya, genetic, jumlah anak, IMT dan beban
pekerjaan (aktivitas fisik) merupakan beberapa factor yang mempengaruhi
klimakterium (Nelson,2008).
Ada beberapa faktor dominan yang mempengaruhi
terjadinya kejadian klimaketrium diantaranya :
1. Awal Menstruasi
15
sering seorang wanita melahirkan maka makin tua atau lama mereka
memasuki masa menopause.
4. Usia Melahirkan Anak Terakhir
Penelitian yang dilakukan Belt Israel Deacones medical center in
Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas
usia 35 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini
terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat system
kerja organ reproduksi bahkan akan
memperlambat proses penuaan tubuh (Kasdu, 2002).
5. Pemakaian Kontrasepsi
16
K. Manifestasi Klinik
8. Gelisah
9. Insomnia sering terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini
mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat
malam hari, wajah memerah, danperubahan yang lain.
10. Keringat waktu malam
11. Pelupa
12. Tidak dapat konsentrasi
13. Lelah
14. Penambahan berat badan.
Gejala yang paling sering :
2. Tanda yang khas : kulit menjadi merah dan hangat, terutama pada kepala
dan leher
17
Gejala psikologis yang dapat terjadi :
1. Mudah Tersinggung
2. Ingatan Menurun (sering lupa)
3. Cemas
4. Stress
5. Depresi
6. Susah berkonsentrasi
L. Penatalaksanaan
Meningkatkan kebugaran
18
biasanya beberapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna,
selain itu bebeapa penyakit sudah dideritanya. Jadi tujuan olahraga
bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga
untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga
yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat,
senam, dan berenang. (Kasdu, 2002)
19
tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan
meskipun usia telah lanjut.
20
Kerugian nya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak
dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila
sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti
wanita itu memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah
tidak mungkin terjadi
c. Pencegahan osteoporosis
Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya
bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen
juga efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss).
Penambahan progesterogen ke pengobatan esterogen mungkin
penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting
dalam mengobati penderita yang telah mengalami osteoporisi.
Sementara kebanyakan kajian menunjukan bahwa pengobatan
estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat
mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah
menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperlihatkan
bahwa kombinasi pengobatan estrogen-progesteron sesungguhnya
meningkatkan massa tulang dengan memanjukan pembentukan
tulang baru.
d. Pencegahan penyakit jantung coroner
Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat
memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovaskular,
terutama bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang
cukup untuk memulihkan gejala monopouse. Penurunan 63% pada
harapan kematian akibat penyakit jantung diamati pada 1000
wanita yang diobati estrogen yang diawasi selama 15 tahun. Pada
wanita yang diobati selama 25 tahun yang di awasi 25 tahun dan
dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen,
ditemukan penurunan bermakna pada :
1) Penyakit arterikoroner
2) Gagal jantung kongestif
3) Penyakit kardiovaskular ateroskletoritik
4) Hipertensi
21
M. Asuhan Keperawatan Klimakterium
1. Pengkajian
a. Haid
Menarche
Lamanya
Banyaknya
Siklusnya
Dismenore.
b. Riwayat penyakit keluarga
c. Riwayat obstetric
Kehamilan
Abortus
Pemakaian obat kontrasepsi
d. Riwayat perkawinan
e. Kebiasaan hidup sehari-hari
Istirahat (tidur)
Pola kegiatan
Diet
Penyakit yang pernah diderita
f. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami
22
g. Keluhan-keluhan yang sedang dialami.
3. Intervensi
No SDKI SLKI SIKI
1 Disfungsi Setelah dilakukan intervensi Edukasi seksualitas
seksual selama 3x24 jam, maka Tindakan
berhubungan fungsi seksual membaik Observasi
dengan dengan kriteria hasil: - edukasi kesiapan dan kemampuan
perubahan -verbalisasi aktivitas seksual menerima informasi
fungsi/ struktur berubah (5) Terapeutik
tubuh - verbalisasi peran seksuali - sediakan materi dan media pendidikan
berubah (5) kesehatan
-verbalisasi fungsi seksual -jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
berbah (5) kesepakatan
- verbalisasi perlaku seksual - berikan kesempatan untuk bertanya
berubah (5) Edukasi
- konflik nilai (5) - jelaskan anatomi dan fisologi system
reproduksi laki-laki dan perempuan
Jelaskan perkembngan seksualitas
sepanjang daur kehidupan.
23
Edukasi
- jelaskan pentingnya melakukan
aktivitas fisik / olahraga secara rutin
-Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok,aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
Terapeutik
-Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan.
-Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
Edukasi
- jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia
Anjurkan sering mengulangi teknik
relaksasi yang dipilih.
24
4. Evaluasi
25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
26
olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, terapi
penggantian hormon (HRT), terapi komplementer dan terapi sulih hormon
(TSH).
B. SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para
wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas
kewanitaan. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa
klimakterium memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang
dalam berfikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat
memasuki masa klimakterium akan terjadi perubahan fisik dan emosi.
Oleh karena itu, masa klimakterium merupakan masa yang membutuhkan
penyesusain diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga.
Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa
klimakterium, yaitu :
1. Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti)
2. Tidak minum alcohol
3. Sering berolahraga secara teratur
4. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang
kedelai sebagai sumber fitoestrogen)
5. Cukup terkena cahaya matahari
27
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hj. Hardiko, Siti Rahayu. 2017. Monopouse tanpa stress. Jakarta, penerbit
sunda kelapa pustaka
Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Pramihardjo
Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta :
PuspaSwara.
28