Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN


KLIMATERIUM

OLEH KELOMPOK 1
1. ANNISA MARDHATILLA ( 2215142013579 )
2. LOLA DESVIRA ( 2215142013587 )
3. NILMA FAUZANA ( 2215142013428 )
4. YUNITA ( 2215142013582 )

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Liza Merianti, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR
YARSI SUMA TERA BARAT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kelompok juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirian.

Dan harapan kelompok, semoga makalah ini dapat menambahkan


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kami tulis untuk
memenuhi tugas mata pelajaran keperawatan maternitas.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kelompok,


kelompok yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
kelompok sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 30 Mei 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ............................................................................................................. 3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 4
A. Pengertian Klimakterium ................................................................................................ 4
B. Proses Klimakterium ....................................................................................................... 5
C. Batasan Usia Klimakterium ............................................................................................ 6
D. Perubahan Fisik Pada Masa Klimakterium ..................................................................... 7
E. Perubahan Psikis Yang Terjadi Pada Masa Klimakterium ............................................ 10
F. Etiologi.......................................................................................................................... 12
G. Patofisiologi................................................................................................................... 12
H. Keluhan Yang Terjadi Pada Kejadian Klimakterium .................................................... 12
I. Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Kejadian Klimakterium ......................................... 14
J. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium .............................................................. 16
K. Manifestasi Klinik ......................................................................................................... 17
L. Penatalaksanaan ............................................................................................................ 18
M. Asuhan Keperawatan Klimakterium ......................................................................... 22
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 26
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 26
B. SARAN ......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa perkembangan anatomi dan fisiologi wanita normal melalui
enam tahapan yaitu masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan
menoupause serta masa senile. Masa reproduksi merupakan masa terpenting
dalam kehidupan wanita. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna
untuk kemungkinan kehamilan. Menjelang berakhirnya masa reproduksi ini
disebut dengan masa klimakterium yang merupakan masa peralihan dari masa
reproduksi ke masa senium. Masa ini berlangsung beberapa tahun sebelum
dan sesudah menopause
Kehidupan manusia dimulai sejak konsepsi hingga menjelang akhir
hayat dan ini merupakan proses yang berkesinambungan serta tiada terbatas.
Begitupun kehidupan seorang perempuan. Segera setelah dilahirkan, secara
fisiologis menjadi lebih tua. Dengan bertambahnya usia maka jaringan –
jaringan dan sel – sel tua, sebagian mengalami regenerasi, tetapi sebagian lagi
akan mati. Dilihat dari sudut pandang tersebut, maka psikologi perkembangan
juga dapat disebut sebagai psikologi orang menjadi tua. Bagi sebagian orang,
wanita menganggap masa menopause merupakan masa yang menakutkan,
tetapi sebagian lainnya dapat melalui masa ini dengan mulus. Bagi orang
yang merasa masa ini menakutkan akan membutuhkan pendamping yang
mengerti dan paham tentang kondisi dan permasalahan mereka.
Klimakterium adalah masa transisi yang berawal dari akhir tahap
reproduksi dan berakhir pada awal senium, terjadi pada wanita usia 35 – 65
tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan
vegetative. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi
ovarium. Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah berhentinya menstruasi
pada seorang wanita yang dikenal sebagai menopause. Menopause merupakan

1
suatu peristiwa fisiologis yang disebabkan oleh menuanya ovarium yang
mengarah pada penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh ovarium. Kekurangan hormon ini menimbulkan berbagai
gejala somatic, vasomotor, urogenital dan psikologis yang mengganggu
kualitas hidup wanita secara keseluruhan (Chuni dkk, 2011).
Pada akhir abad ini Indonesia telah ditemukan sebanyak 8 -10 % lansia
dimana jumlah wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki.
Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 – 50
tahun seperempat lagi akan terus menstruasi sampai melewati sebelum usia 45
tahun (Kuswita, 2012).
Keluhan-keluhan klimakterik yang dapat timbul pada masa
klimakterium adalah panas pada kulit ( hot flushes ), keringat pada malam
hari, kelelahan, sakit kepala, vertigo, jantung berdebar-debar, berat badan
bertambah, sakit dan nyeri pada persendian, osteoporosis, kekeringan kulit
dan rambut, kulit genitalia dan uretra menipis dan kering (Hillegas,2005).
Selain itu juga terdapat gejala psikis yang muncul pada masa klimakterium
yaitu mudah tersinggung, depresi, gelisah, mudah marah dan sebagainya
(Baziad, 2003).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan klimakterium?
2. Bagaimana proses klimakterium?
3. Berapa batasan usia klimakterium?
4. Bagaimana perubahan fisik pada masa klimakteium?
5. Bagaimana perubahan psikis pada masa klimakteium?
6. Apa saja etiologi klimakterium?
7. Apa saja keluhan yang terjadi pada kejadian klimakterium?

2
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi kejadian klimakterium?
9. Bagaimana pencegahan pada sindrom klimakterium?
10. Apa saj a manifestasi klinis klimakterium?
11. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium?
12. Apa saja komplikasi dari klimakterium?
13. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien klimakterium?

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian klimakterium
2. Untuk mengetahui proses klimakterium
3. Untuk mengetahui batasan usia klimakterium
4. Untuk mengetahui perubahan fisik pada masa klimakteium
5. Untuk mengetahui perubahan psikis pada masa klimakterium
6. Untuk mengetahui etiologi klimakterium
7. Untuk mengetahui keluhan yang terjadi pada kejadian klimakterium
8. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian klimakterium
9. Untuk mengetahui pencegahan pada sindrom klimakterium
10. Untuk mengetahui manifestasi klinis klimakterium
11. Untuk mengetahui penatalaksanaan klimakterium
12. Untuk mengetahui komplikasi dari klimakterium
13. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien klimakterium

3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Klimakterium

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi


sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase
klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seseorang wanita dari
periode reproduksi ke periode non reproduksi. Tanda, gejala atau keluahan
yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda
atau gejala menopause. Periode ini dapat berlangsung anatar 5 sebelum dan
sesudah menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita menurun. Masa-
masa klimakterium :

a. Pra monopouse adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelu monopouse


b. Monopouse adalah henti haid seseorang wanita
c. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setalah menopause

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari peroide
reproduktif ke periode non reproduktif. Fase terakhir dalam kehidupan wanita atau
setelah masa reproduksi berakhir ( kasdu,2002). Klimakterium mengacu pada peroide
kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak
reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium (Bobak, 2005). Klimakterium merupakan
periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi
akibat menurunnya fungsi generative ataupun endrokinologik dari ovarium (Baziad,
2003).

Klimakterium adalah waktu ketika siklus haid berhenti dan berkurangnya


sekresi hormone estrogen dan progesteron ovarium (Nelson, 2008). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa klimakterium berarti berhentinya haid, ini
menandai berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi dan merupakan
kejadian normal dalam kehidupan seorang wanita (Kasdu, 2002), Menurut

4
Adji (2007) klimakterium adalah berhentinya menstruasi karena
berhentinya proses fisiologis akibatmenurunnya estrogen yanpa obat-obatan
dan intervensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa klimakterium merupakan
suatu fase yang normal yang terjadi pada setiap wanita karena menurunnya
fungsi degeneratif sehingga berubah dari periode produktif menjadi periode
non produktif.

Masa-masa klimakterium ini berlangsung secara bertahap menurut


Kasdu (2002) sebagai berikut:

1. Pre Menopause
Masa sebelum berlangsungnya peri menopause, yaitu sejak fungsi
reproduksinya
mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda
menopause, mulai pada usia 40 tahun.
2. Peri Menopause
Periode dengan keluhan memuncak rentang 1-2 tahun sebelum dan 1-
2 tahun sesudah menopause. Masa wanita mengalami akhir dari
datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini
menopause masih berlangsung. Keluhan sistemik berkaitan dengan
vasomotor, keluhan yang sering diumpai adalah berupa gejolak
panas (hot flushes), berkeringat banyak, depresi serta perasaan
mudah
tersinggung.
3. Post Menopause
Masa setelah menopause sampai senilis. Masa berlangsung kurang
lebih 3-5 tahun setelah menopause. Keluhan local pada system
urogenital bagian bawah, atrofi vulva dan vagina menimbulkan
berkurangnya produksi lendir atau timbulnyanyeri senggama.

B. Proses Klimakterium
Secara endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak dalam
kandungan. Sejumlah 7 juta sel telur (folike) terdapat pada kedua ovarium

5
janin yang berusia 20-24 minggu dan berkurang akibat penghancuran,
sehingga sewaktu dilahirkan folikel bayi wanita tinggal 2 juta buah. Jumlah
tersebut menjadi 2 juta saat mendapat menstruasi pertamanya pada masa
pubertas (Sembiring, 1991).
Menstruasi adalah perdarahan pervagina akibat kerja ovulasinamun sel
telur tidak dibuahi sperma sehingga terjadi pelepasan selaput lender rahim.
Untuk keteraturan menstruasi maka diperlukan keseimbangan fungsi hormon
seperti hormon FSH (follicle Stimulating Hormon) dan LH (Luteinizing
Hormon) yang diproduksi diotak serta hormon estrogen dan progesteron di
ovarium ( Fachrudin, 1991).
Pada usia reproduktif, indung telur (ovarium) wanita mengandung
200.000 – 400.000 kantong kecil (Folikel) yang berisi bahan-bahan yang
diperlukan untuk membentuk sel telur matang (ova). Indung telur juga
menghasilkan 2 jenis hormon utama yaitu estrogen dan progesteron.
Kemampuan indung telur menghasilkan folikel dan hormon menurun dengan
bertambahnya usia. Klimakterium terjadi apabila pembentukan sel telur pada
folikel telah dihentikan. Klimakterium juga ditandai dengan berhentinya
sekresi estrogen dan progesteron ( Siagian, 2010).
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu
ketika tersedia lagi folikel yang cukup produksi estrogen pun berkurang
dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya klimakterium akan
selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (> 40 mlU/ml). Diagnosis
menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid
selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mlU/ml dan kadar
estradiol <30 pg/ml telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami
klimaketrium (Baziad, 2003).

C. Batasan Usia Klimakterium


Proses klimakterium mempengaruhi fertilitas, saat masuknya seorang

6
dalam faseklimakterium sangat berbeda-beda. Wanita di eropa tidak sama usia
klimakteriumnya dengan wanita di Asia (Baziad,2003).
Periode akhir dari klimakterium pada wanita terjadi pada usia
antara 40-58 tahun (Nelson,2008).
Pada perempuan Indonesia menopause terjadi di usia 50-55 tahun
tetapi dapat saja lebih awal (Adji,2007). Usia memasuki masa menopause
pada setiap wanita berbeda-beda, ada yang diatas 40 tahun dan ada yang
dibawahnya biasanya berkisar antara 35-55 tahun fertilitas sangat tergantung
pada usia wanita tersebut dan jarang menimbulkan keluhan yang berarti
(Wira Kusuma, 2003).
Fertilitas wanita pada usia wanita 20-24 tahun adalah 100%. Pada
usia 35-39 tahun fertilitas wanita hanya 60% sedangkan usia 45-49 tahun
fertilitas wanita tinggal 5 % saja (Baziad, 2003). Umumnya wanita Indonesia
mengalami menopause di usia 46-55 tahun dan sebagian besar wanita,
menopause terjadi pada umur antara 46-55 tahun. Meskipun begitu ada
beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum usia 45 tahun
tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru
mendapatkan menstruasi terakhir ( Purwanto,2007).
Namun apabila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan
mengalami menopause sekitar usia 46-55 tahun. Pada usia tersebut fungsi
endokrin reproduksi mulai menurun pada usia 45 tahun dan mulai berhenti
pada usia 55 tahun. Pra menopause terjadi pada usia antara 46-50 tahun yang
merupakan awal terjadinya klimakterium, sedangkan pasca menopause terjadi
pada usia 51-55 tahun yang merupakan akhir dari kejadian klimakterium. Pada
wanita uisa 56 tahun ke atas sudah memasuki masa presenil yang kemudian
memasuki masa senile pada usia 65 tahun keatas (Kasdu,2002).

D. Perubahan Fisik Pada Masa Klimakterium


Penurunan drastis kadar hormon estrogen dan progesteron pada
sebagian wanita akan mempengarui perubahan fisik diantaranya adalah kulit

7
mengendur, inkontinensia (gangguan control berkemih), jantung berdebar-
debar saat beraktifitas, dalam jangka panjang rendahnya hormon estrogen
akan menimbulkan ancaman osteoporosis (Wira Kusuma, 2003).
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab osteoporosis (
kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling
umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak
menyerang wanita yang telah klimakterium. Biasanya kita kehilangan 1%
tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan
nyeri persendian) tetapi kadang setelah klimakterium kita kehilangan 2%
setahunnya. John Hutton (1984) yang dikuti oleh kuncoro (2002)
memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat dari pada
proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Kekurangan kalsium ini
oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam
tulang dan akibatnya tulang menjadi kerpos dan rapuh (Kuncoro,2002).
Selain terjadi keroposan tulang pada wanita dengan kejadian
klimakterium dijumpai perubahan fisik yang berupa kulit menipis, keriput,
kuku rapuh dan berwarna kekuningan, mata kering dan kesulitan dalam
pengunaan lensa kontak, rambut menipis, sering diketemukan tumbuhnya
rambut disekitar bibir, hidung dan telinga juga terjadi perubahan organ
reproduksi (baziad,2003). Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi
meliputi :
1. Rahim
Rahim mengalami atropi, panjang menyusut dan dindingnya menipis
jaringan myometrium menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung
jaringan fibrotic. Leher rahim menyusut tidak menonjol ke dalam vagina
bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.
2. Saluran telur
Lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau

8
fimbria menghilang. Indung telur setelah wanita melewati 30an
produksi indung telur berangsur-angsur menurun. Dengan demikian,
pelepasan sel telur tidak selalu pada pelepasan siklus haid. Pada
saat ini, jarak haid menjadi agak tidak teratur, yaitu terjadi pada
selang waktu yang lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi
semakin sedikit atau semakin banyak, sampai akhirnya, pelepasan sel
telur tidak lagi terjadi dan haid pun berhenti. Dengan menurunnya
produksi indung telur maka terjadi juga penurunan hormon. Indung
telur memproduksi 3 hormon yaitu estrogen, progesterone dan
androgen. Akibat penurunan ketiga hormon tersebut maka
terjadi perubahan pada organ reproduksi wanita yaitu:

a. Ukuran indung telur mengecil dan permukaannya akan menjadi


keriput sebagai akibat atropi dari medulla (sumsum), tidak
mengandung korpus luteum atau badan kuning dan tunika
albugenianya (selaput pembungkus) menebal.
b. Terjadi sclerosis (penebalan) dini pada system pembuluh darah
indung telur
sehingga diperkirakan sebagai penyebab utama gangguan
vaskularisasi(pembuluh darah) indung telur.
c. Siklus menjadi anovulasi (tidak ada ovulasi), folikel primer
(pertumbuhan sel telur awal) tidak dapat matang secara baik
disamping tingginya kadar hormon gonadotropin. Akibatnya,
metabolism dan proses pertumbuhan pada indung telur menurun
dan jaringan ikat makin meningkat. Oleh karena itu indung telur
menjadi atropi, produksi hormone estrogen menurun sehingga
tidak terjadi lagi perubahan endometrium.
d. FSH dan LH meningkat, tetapi plasma estradiol (bentuk dari
estrogen) sangat rendah.

3. Servik dan Vagina

Seperti halnya rahim dan indung telur servik juga mengalami

9
pengerutan dan memendek, vagina mengalami kontraktur
(melemahnya otot jaringan), Panjang dan lebar vagina juga
mengalami pengecilan. Forniks menjadi dangkal. Atropi vagina
berangsur-angsur menghilang. Selaput lendir alat kelamin akan
menipis dan tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.

4. Vulva

Jaringannya menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan lemak


serta jaringan elastic. Kulitnya menipis dan pembuluh darah
berkurang sehingga menyebabkan pengerutan lipatan vulva.
Terjadi gangguan rasa gatal dan juga
hilangnya secret kulit serta mengerutnya lubang masuk kemaluan.
Berkurangnya
selaput pembuluh darah dan serabut elastic.Semua keadaan ini
mempengaruhi gangguan nyeri waktu senggama (Kasdu,2002)

5. Perubahan Hormon

Menurunnya kadar hormon progesteron menyebabkan terjadi


perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haidnya mulai
terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim
akibat rendahnya hormon estrogen (Kasdu,2002)

E. Perubahan Psikis Yang Terjadi Pada Masa Klimakterium


Perubahan psikis yang terjadi pada kejadian klimakterium sering
menyebabkan perasaan tertekan, depresi, dan cepat marah (wira
Kusumah,2003). Gangguan system psikis dan neorotik berupa depresi,
kelelahan fisik, insomatik, susah tidur serta rasa sakit (Kasdu,2002).
Beberapa gejala psikologis ketika memasuki klimakterium adalah
mudah tersinggung, kecemasan, perubahan mood, gangguan tidur,

10
depresi, dan perubahan kognitif (Nelson,2008). Ada juga yang merasa
kehilangan harga diri karena kehilangan daya tarik fisik dan seksual,
mereka tidak merasa dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka serta
merasa kehilangan feminimitas karena fungsi reproduksi
yang hilang (Kuncoro,2002).
Bagi banyak wanita kehilangan fungsi reproduksi yang merupakan
awal klimakterium atau awal berhentinya haid bukanlah sekedar tanda
berakhirnya masa kemampuan memiliki anak juga pengalaman yang
menyakitkan perasaannya. Penelitian menunjukkan 10-15 % wanita
klimakterium meningkat kegelisahannnya mereka mengalami insomnia
(sulit tidur) dan depresi (merasa sangat tertekan dan sedih)
(Admin,2010).
Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati
“depresi” dan “melankonis” (ada yang relative pendek da nada yang
relative panjang).

Sebab utamanya yaitu :

a. Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada


ketuan
b. Menganggap dramatis proses penuan
c. Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi
hiduo karena sudah mendakati kametian
d. Hidupnya sudah dianggap tidak ada harapan, penuh kepedihan dan
dilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sosialnya di masa lampau
Wanita yang hidup dalam suasana harmonis, ekonomi berkecupak,
bahagia selalu mendapatkan kepuasan seksual dapat menghadapi
ini dengan rasa tenang. Wanita yang mempunyai masa lampau
penuh kenangan cinta yang indah dan bahagia maka
kecantikannya akan tetap awet dan terpancar (kecantikan psikis).
Beberapa gangguan perilaku pada fase klimakterium antara lain :
a. Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari kepedihan
hati dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengkap lagi

11
b. Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang
luar biasa sehingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan
dapat juga bersikap dingin
c. Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas
reproduksi dan kemudahannya
d. Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup
berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak muda
(tante girang) terjadi pada wanita yang tidak mampu
mengendalikan diri.

F. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seseorang wanita terjadi
bebrbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sclerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunya sintesis steroid
seks, penurunan sekresi sterogen, gangguan impan balik pada hipofisis.
Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapapenyakit antara lain
anemiadan tuberculosis. Menopause dapat terjadi secara buatan atau
pengobatan dengan sinar radiasi.

G. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan
ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga tergantungnya
interaksi antara hipotalamus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi
steroid ovarium menyababkan berkurangnya reaksi umpan balik negative
terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan reproduksi FSH dan LH.
Dari kedua gonodoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya
adalah FSH.

H. Keluhan Yang Terjadi Pada Kejadian Klimakterium

Menurut Baziad 2003 lebih kurang 70% wanita peri dan pasca menopause
mengalami keluhan vasomotorik, depresif dan keluhan psikis dan somatic

12
lainnya.
Keluhan-keluhan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari :

1. Hot Flushes (Perasaan panas)


Adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas
(seperti leher dan dada) dengan perabaan tangan akan terasa
adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut. Gejala ini timbul
sering pada malam hari menyebabkan sulit

tidur (Kasdu,2002).
Episode ini digambarkan sebagai sensasi panas yang bervariasi
pada frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan kadang-kadang berulang,
dan biasanya berlangsung kurang dari 5 menit. Hal ini dapat dipicu
oleh lingkungan, makanan,
minuman dan stress (Nelson,2008)

2. Keringat Berlebihan

Karena pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang


mengatur thermostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya
suhu udara yangsemula dirasakan nyaman mendadak menjadi terlalu
panas dan tubuh mulai menjadi panas sehingga mengeluarkan
keringat untuk mendinginkan diri.

3. Vagina kering akibat perubahan pada organ reproduksi sehingga


menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim
4. Tidak dapat menahan air seni yaitu ketika usia bertambah tua air
seni sering tidak dapat ditahan pada saat bersin atau batuk. Hal ini
akibat estrogen yang menurun sehungga salah satu dampaknya adalah
inkontinensia urin.
5. Hilangnya jaringan penunjang

13
Karena rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada
jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang jaringan
tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput,
rambut terbelah, rontok, gigi mudah goyang, dan gusi berdarah,
sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada
persendian.

6. Penambahan Berat Badan

Saat wanita menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah menjadi


gemuk tetapi sebaliknya sangat sulit untuk menurunkan. Ada
hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar
metabolism lemak.
7. Gangguan Mata
Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar
air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.
8. Nyeri Tulang dan Sendi
Seiring meningkatnya usia maka organ tidak lagi mengadakan
remodeling, diantaranya tulang. Bahkan mengalami proses penurunan
karena pengaruh dari perubahan organ lain (Kasdu,2002).

I. Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Kejadian Klimakterium


Faktor genetic kemungkinan berperan terhadap kemungkinan
menopause. Baik usia pertama haid, melahirkan pada usia muda, maupun
berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya klimakterium. Wanita
kembar dizigot atau wanita dengan siklus haid memendek memasuki
menopause lebih awal jika dibandingkan dengan wanita yang memiliki
siklus haid normal. Memasuki klimakterium lebih awal dijumpai juga
pada wanita nullipara, wanita dengan diabetes melitus (NIDDM),
perokok berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan social
ekonomi rendah, dan para wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m.

14
Wanita multipara dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging atau
minum alcohol akan mengalami klimakterium lebih lambat (Baziad,
2003)
Wanita dengan pengaturan pola makan (diet), pengalaman
individu, asal etnis dan budaya, genetic, jumlah anak, IMT dan beban
pekerjaan (aktivitas fisik) merupakan beberapa factor yang mempengaruhi
klimakterium (Nelson,2008).
Ada beberapa faktor dominan yang mempengaruhi
terjadinya kejadian klimaketrium diantaranya :

1. Awal Menstruasi

Wanita yang terlambat mendapat menstruasi, misalnya pada


usia 16 atau 17 tahun akan mengalami klimakterium lebih awal.
Sedangkan wanita yang cepat mendapat menstruasi, misalnya pada
usia 10 atau 13 tahun cenderung lebih lambat memasuki masa
klimakterium, biasanya kira-kira pada usia 50 tahun (Wira
kusumah,2003).
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya
hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang
wanita memasuki klimakterium, kesimpulan dari penelitian ini
mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid
pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa
menopause (Kasdu,2002).
2. Beban Pekerjaan
Wanita yang bekerja akan mengalami kejadian klimakterium lebih
cepat dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja. Hal ini
dipengaruhi perkembangan psikis seorang wanita (Yatim,2001).
3. Jumlah Anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dengan
klimakterium tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin

15
sering seorang wanita melahirkan maka makin tua atau lama mereka
memasuki masa menopause.
4. Usia Melahirkan Anak Terakhir
Penelitian yang dilakukan Belt Israel Deacones medical center in
Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas
usia 35 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini
terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat system
kerja organ reproduksi bahkan akan
memperlambat proses penuaan tubuh (Kasdu, 2002).

5. Pemakaian Kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi ini khususnya alat konrasepsi jenis


hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang
menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur.
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau
tua memasuki usia klimakterium (Kasdu, 2002).

J. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium


1. Pengaturan makanan (rendah lemak /kolesterol, cukup vitamin A,C,D,
E dan cukup serat)
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen seperti
isoflavone terdapat pada kacang-kacangan, lignan terdapat pada padi,
sereal dan sayur- sayuran, caumestran terdapat pada daun semanggi.
Mengkonsumsi makanan
3. dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan.
4. Tambahan asupan kalsium 1000- 15000 mg/hari dan vitamin D
5. Kontrol rutin 1 tahun sekali (pap smear)

16
K. Manifestasi Klinik

Gejala umum dari menopause :


1. Ketidakteraturan siklus haid
2. Hot flushes (panas pada kulit) adalah rasa panas pada kulit
diakibatkan penurunan hormon estrogen sehingga pembuluh darah
membesar, serta gangguan umpan balik pada hipotalamus.
Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher
atau wajah, dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain.

3. Berdebar-debar, karena terjadi peningkatan denyut jantung


4. Sakit kepala
5. Tangan dan kaki terasa dingin
6. Vertigo
7. Cemas

8. Gelisah
9. Insomnia sering terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini
mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat
malam hari, wajah memerah, danperubahan yang lain.
10. Keringat waktu malam
11. Pelupa
12. Tidak dapat konsentrasi
13. Lelah
14. Penambahan berat badan.
Gejala yang paling sering :

1. Ketidakstabilan vasomotor yang manifestasi sebagai : hot flushes,


vertigo, keringat banyak, rasa kedinginan

2. Tanda yang khas : kulit menjadi merah dan hangat, terutama pada kepala
dan leher

17
Gejala psikologis yang dapat terjadi :

1. Mudah Tersinggung
2. Ingatan Menurun (sering lupa)
3. Cemas
4. Stress
5. Depresi
6. Susah berkonsentrasi

L. Penatalaksanaan

1. Mengubah gaya/pola hidup

 Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.


 Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti
buah-buahandan sayuran.
 Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol
 Menghindari merokok.

2. Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan


seseorang, biasanya inijuga membawa dampak positif, seperti
:
 Menguatkan tulang

 Meningkatkan kebugaran

 Menstabilkan berat badan

 Mengurangi keluhan menopause

 Mengurangi stress akibat menopause


Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja
berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena

18
biasanya beberapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna,
selain itu bebeapa penyakit sudah dideritanya. Jadi tujuan olahraga
bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga
untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga
yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat,
senam, dan berenang. (Kasdu, 2002)

3. Terapi penggantian hormon (HRT)

Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat


menurunkan atau menghilangkan rasa panas, dapat membantu
pencegahan osteoporosis.

4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati

5. Terapi sulih hormon (TSH)

Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau


sindrklimakterium menopause dalam masa premenopause dan
postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga
berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan
vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung
kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan
penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti
osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH
adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada
keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang
bertambah tua. (Kasdu, 2002)

Kehidupan Seks Pada Masa Klimakterium

Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak


mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini

19
tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan
meskipun usia telah lanjut.

Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah


cedera sehingga terasa sakit waktu bersenggama. Rasa sakit ini dapat
dihilangkan hanya dengan pemberian hormone berupa estrogen maupun
berupa krem vagina. Berkonsultasi dan meninta nasehat dokter tetap
merupakan cara terbaik.

Masalah utama yang menyebabkan seseorang wanita tidak mau


melakukan hibungan seks adalah factor psikis wanita tersebut. Mereka
takut, gelisah, tegang, sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan
serupa terkadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh
bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk
apa melakukan hubungan seks lagi, pendapat ini tidak dapat dibenarkan.
Hubungan seks sangat berperan pada keserasian hubungan suami istri.
Setiap masalah yang timbul akan menyebabkan ke retakan dalam rumah
tangga. Untuk memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu mencari
orang yang sekiranya mampu menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi misalkan, dokter, perawat, bidan, dan tenaga medis lainnya.

Pencegahan Beberapa Dampak Masa Klimakterium

Pecegahan beberpa dampak masa klimakterium yaitu :


a. Pencegahan kehamilan
Banyak wanita 40-50 tahun terjadi gelisah hainya tiba-tiba berhenti
atau menajadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan
tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat,
bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti
tidak mungkin hamil lagi. Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat
dibenarkan lagi. Haid yang tidak teratur hanya menunjukan bahwa
pematangan ovum tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi bukan
berarti tidak dapat terjadi pembuahan. Pencegahan kehamilan harus
tetap dilakukan. Kehamilan di usia ini mempunyai resiko baik bagi
ibu yang hamil maupun janinnya. Semua jenis kontrasepsi alamiah
seperti [antang berkala, pencatatan suhu basal badan. Maupun
bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat
digunakan pada wanita yang siklus haidnnya masih teratur
b. Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus
haid juga sakligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik.

20
Kerugian nya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak
dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila
sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti
wanita itu memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah
tidak mungkin terjadi
c. Pencegahan osteoporosis
Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya
bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen
juga efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss).
Penambahan progesterogen ke pengobatan esterogen mungkin
penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting
dalam mengobati penderita yang telah mengalami osteoporisi.
Sementara kebanyakan kajian menunjukan bahwa pengobatan
estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat
mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah
menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperlihatkan
bahwa kombinasi pengobatan estrogen-progesteron sesungguhnya
meningkatkan massa tulang dengan memanjukan pembentukan
tulang baru.
d. Pencegahan penyakit jantung coroner
Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat
memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovaskular,
terutama bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang
cukup untuk memulihkan gejala monopouse. Penurunan 63% pada
harapan kematian akibat penyakit jantung diamati pada 1000
wanita yang diobati estrogen yang diawasi selama 15 tahun. Pada
wanita yang diobati selama 25 tahun yang di awasi 25 tahun dan
dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen,
ditemukan penurunan bermakna pada :
1) Penyakit arterikoroner
2) Gagal jantung kongestif
3) Penyakit kardiovaskular ateroskletoritik
4) Hipertensi

21
M. Asuhan Keperawatan Klimakterium

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa


klimakterium selain pengkajian secara umum juga dilakukan
pengkajian khusus yang ada hubungannya dengan gangguan masa
klimakterium yang meliputi :

a. Haid
 Menarche
 Lamanya
 Banyaknya
 Siklusnya
 Dismenore.
b. Riwayat penyakit keluarga

c. Riwayat obstetric

 Kehamilan

 Abortus
 Pemakaian obat kontrasepsi

d. Riwayat perkawinan
e. Kebiasaan hidup sehari-hari
 Istirahat (tidur)
 Pola kegiatan
 Diet
 Penyakit yang pernah diderita
f. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami

22
g. Keluhan-keluhan yang sedang dialami.

2. Diagnose yang sering muncul berdasarkan SDKI adalah:


a. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi/
struktur tubuh.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash
c. Ansietas berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan
proses penyakit

3. Intervensi
No SDKI SLKI SIKI
1 Disfungsi Setelah dilakukan intervensi Edukasi seksualitas
seksual selama 3x24 jam, maka Tindakan
berhubungan fungsi seksual membaik Observasi
dengan dengan kriteria hasil: - edukasi kesiapan dan kemampuan
perubahan -verbalisasi aktivitas seksual menerima informasi
fungsi/ struktur berubah (5) Terapeutik
tubuh - verbalisasi peran seksuali - sediakan materi dan media pendidikan
berubah (5) kesehatan
-verbalisasi fungsi seksual -jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
berbah (5) kesepakatan
- verbalisasi perlaku seksual - berikan kesempatan untuk bertanya
berubah (5) Edukasi
- konflik nilai (5) - jelaskan anatomi dan fisologi system
reproduksi laki-laki dan perempuan
Jelaskan perkembngan seksualitas
sepanjang daur kehidupan.

2 Gangguan pola Setelah dilakukan intervensi Dukungan tidur


tidur selama 3x24 jam, maka pola Edukasi aktivitas/istirahat
berhubungan tidur membaik dengan Tindakan
dengan hot kriteria hasil: Observasi
flash - kemampuan beraktivitas - edukasi kesiapan dan kemampuan
(5) menerima informasi
-keluhan sulit tidur (5) Terapeutik
Keluhan sering terjaga (5) - sediakan materi dan media pengaturan
- keluhan tidak puas tidur (5) aktivitas dan istirahat
-keluhan pola tidur berubah -jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
(5) kesepakatan
- keluhan istirahat tidak - berikan kesempatan kepada pasien
cukup (5) dan keluarga untuk bertanya

23
Edukasi
- jelaskan pentingnya melakukan
aktivitas fisik / olahraga secara rutin
-Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok,aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat

3 Ansietas Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas


berhubung selama 3x24 jam, maka Tindakan
an dengan tingkat ansietas membaik Observasi
stres dengan kriteria hasil : - identifikasi penurunan tingkat energy,
psikologis, -produktivitas (5) ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
perjalanan - khawatir (5) gejala yang lain yang mengganggu
proses -pola tidur(5) kemampuan kognitif
penyakit -proses piker (5) - identifikasi teknik relaksasi yang
-Perawatan diri (5) pernah efektif digunakan
- monitor respons terhadap terapi
relaksasi

Terapeutik
-Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan.
-Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi

Edukasi
- jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia
Anjurkan sering mengulangi teknik
relaksasi yang dipilih.

24
4. Evaluasi

Menurut Doenges (1999), setelah dilakukan implementasi


keperawatan maka evaluasi yang di harapkan untuk pasien dengan
klimakterium si antaranya sebagai berikut :

- Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat


- Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar
- Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari
- Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku
- Pasien menyatakan nyeri berkurang/terkontrol
- Pasien tampak rileks
- Pasien mampu melakukan aktivitas
- Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah
yang sehat
- Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi
terhadapperubahan pada citra tubuh
- Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual

25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa klimakterium adalah masa


yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan
terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.

Proses klimakterium mempengaruhi fertilitas, saat masuknya seorang


dalam fase klimakterium sangat berbeda-beda. Wanita di eropa tidak sama
usia klimakteriumnya dengan wanita di Asia (Baziad,2003). Periode akhir
dari klimakterium pada wanita terjadi pada usia antara 40-58 tahun
(Nelson,2008). Pada perempuan Indonesia menopause terjadi di usia 50-55
tahun tetapi dapat saja lebih awal (Adji,2007). Usia memasuki masa
menopause pada setiap wanita berbeda-beda, ada yang diatas 40 tahun dan
ada yang dibawahnya biasanya berkisar antara 35-55 tahun fertilitas sangat
tergantung pada usia wanita tersebut dan jarang menimbulkan keluhan yang
berarti (Wira Kusuma, 2003).
Gejala umum dari menopause : Ketidakteraturan siklus haid, Hot
flushes (panas pada kulit), sakit kepala, tangan dan kaki terasa dingin,
vertigo, cemas, gelisah, insomnia, keringat waktu malam, pelupa, tidak dapat
konsentrasi, lelah dan penambahan berat .Adapun penyebab dari terjadinya
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium, seperti sklerosis pembuluh
darah adalah berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid
seks, penurunan sekresi estrogen dan progesterone, gangguan umpan balik
pada hipofisis, menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit
antara lain anemia dan tuberculosis dan menopaue dapat terjadi secara
buatan sebagai akibat pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau
pengobatan dengan sinar radiasi.

Adapun penatalaksanaannya yaitu : mengubah gaya/pola hidup,

26
olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, terapi
penggantian hormon (HRT), terapi komplementer dan terapi sulih hormon
(TSH).

B. SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para
wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas
kewanitaan. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami masa
klimakterium memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang
dalam berfikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat
memasuki masa klimakterium akan terjadi perubahan fisik dan emosi.
Oleh karena itu, masa klimakterium merupakan masa yang membutuhkan
penyesusain diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga.
Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa
klimakterium, yaitu :
1. Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti)
2. Tidak minum alcohol
3. Sering berolahraga secara teratur
4. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang
kedelai sebagai sumber fitoestrogen)
5. Cukup terkena cahaya matahari

27
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Hardiko, Siti Rahayu. 2017. Monopouse tanpa stress. Jakarta, penerbit
sunda kelapa pustaka

Sundari mulyaningsi, Dyah Pradnya Paramita. 2018. Klimakterium masalah dan


penanganan dalam perspektif kebidanan. Yogyakarta. Penerbit pustaka baru pres

Malya Alifa. 2014. Klimakterium, menopose dan Gangguan


Mentruasi (online) https://alifmalya.wordpress.com/2014/03/05/9/

Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Pramihardjo

Brunner & Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EG

Cris Brooker. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC

Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta :
PuspaSwara.

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media


AesculapiusFakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta :Arcan

Price, A. Silvia. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Rebecca Fox-Spencer. 2007. Simple Guide Menopause. Jakarta : Erlangga

28

Anda mungkin juga menyukai