Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS II

KLIMAKTERIUM

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II

Dosen Pengampu :

Ns. Diena Juliana, S.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh :

Amelia Widya Septiarni (821201002)

Indra Shabandi (821201012)

Nur Sakinah (821201015)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK

TAHUN 2022/202
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kare
na dengan limpahan rahmat yang telah diberikan kelompok dapat menyelesaikan m
akalah tepat pada waktunya. Materi dari makalah yang telah kelompok buat ini beri
sikan penjelasan tentang klimaterium dan asuhan keperawatan teoritis tentang
klimaterium dari mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang dibimbing oleh dosen
kelompok yaitu ibu Ns. Diena Juliana, S.Kep, M.Kes

Kelompok menyadari bahwa dalam pembuatan makalah dan asuhan


keperawatan teoritis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
kelompok juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terkait makalah yang t
elah dibuat, agar kelompok dapat mengembangkan makalah – makalah dan asuhan
keperawatan teoritis selanjutnya menjadi lebih baik. Kelompok juga berterimakasih
atas kerja sama semua rekan dalam pengerjaan makalah ini dan juga Tuhan Yang M
aha Esa.

Pontianak, 2 Maret 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
1. Tujuan Umum....................................................................................................
2. Tujuan Khusus...................................................................................................
C. Sistematika Penulisan..............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................

A. Pengertian Klimakterium.........................................................................................
B. Etiologi Klimakterium.............................................................................................
C. Periode Dan Patofisiologi........................................................................................
D. Dampak Saat Manopause........................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
F. Penatalaksanaan.......................................................................................................
G. Askep Teoritis Klimatterium...................................................................................
1. Pengkajian .........................................................................................................
2. Diagnosis ..........................................................................................................
3. Rencana Tindakan ............................................................................................
4. Intervensi ..........................................................................................................
5. Evaluasi .............................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................

A. Evidence Based Practice...........................................................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesiapan seorang wanita menghadapi menopause akan sangat
membantu seorang wanita menghadapi menjalani masa ini dengan lebih
baik. yang terpenting dalam kesiapan menghadapi menopause juga salah
satunya dari nutrisi, pada saat menopause, kadar esterogen menurun. Hal
ini akan mempermudah hilangnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan
kalsium dan olah raga teratur dapat mencegah terjadinya osteoporosis.
Fraktur akibat osteoporosis terjadi pada 50% di atas usia 50 tahun
(Kusumawati, 2019).
Sindrom pre menopause dialami oleh banyak wanita hampir di
seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di
Malaysia,18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Dari beberapa
data tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah
karena pola makan. Wanita Eropa dan Amerika mempunyai estrogen yang
lebih banyak dari pada Asia. Penurunan kadar estrogen tersebut sering
menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para
wanita (Sasrawita, 2017).
Menopouse merupakan tahap akhir proses biologis yang dialami
wanita berupa produksi hormon seks wanita yaitu ekstrogen dan
progesteron dari indung telur. Disebut menopause jika wanita tidak lagi
menstruasi selama satu tahun. Umumnya terjadi pada usia 50 tahunan.
Setelah menopause indung telur masih tetap memproduksi ekstrogen
namun dalam jumlah sangat kecil (Prawirohardjo,2016).

Akibat yang ditimbulkan dari keadaan ini adalah menurunnya fungsi


ekstrogen seperti ovarium,uterurus, dan endometrium, menurunnya kekuatan
serta kelenturan vagina dan jaringan vulva, dan akhirnya semua jaringan yang
bergantung pada ekstrogen akan mengalami atrofi (mengerut). Cepat atau
lambat gangguan akibat kekurangan ekstrogen pasti akan muncul yang berupa
peningkatan kadar kolestrol dan trigliserida, pengurangan jaringan tulang yang
menjurus ke osteoporosis, gangguan psikis, kelelahan dan depresi (Bong,dkk,
2019).
Wanita dalam menghadapi menopouse berbedabeda. Tinjauan
psikologis wanita pada masamenopause mengalami gangguan fisik,
seksual,sosial, dan gangguan psikologis. Oleh karena itu, pada fase
menopause diperlukan persiapan,pengetahuan, sikap,dan dukungan
keluarga yang memadai untuk menghadapinya. Diharapkan wanita dapat
melakukan upaya pencegahan sedini mungkin untuk siap memasuki umur
menopause tanpa harus mengalami keluhan yang berat. Anggapan yang
salah atau ketidaksiapan terhadap menopause akan dapat menimbulkan
beberapa masalah psikis, seperti halnya kecemasan dan depresi yang
berlanjut sampai terjadinya gangguan jiwa (Wulan, 2020).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu untuk menjelaskan kepada pembaca mengenai
klimaterium serta Asuhan Keperawatan Teoritis tentang Klimaterium.
2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan kepada pembaca mengenai Klimakterium
2. Menjelaskan kepada pembaca terkait Asuhan Keperawatan
Klimatterium.
C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, serta
sistematika penulisan dari makalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisikan mengenai pengertian dari klimakterium menuju
masa maneupos yang dan penyebab serta periode klimaterium.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan mengenai Evidence Based Practice terkait
klimaterium
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KLIMAKTERIUM
Klimakterium merupakan bagian dari masa sebelum terjadinya menopause,
yaitu masa di mana siklus mentruasi mulai berlangsung tidak teratur dan pada masa
tersebut seorang wanita akan mengalami beberapa gejala klimakterium, salah satunya
adalah hot flash yaitu kemerahan pada kulit kepala, dada, wajah, hingga leher yang
terasa panas. Setelah seorang perempuan melewati masa menopause, maka
perempuan tersebut akan mulai beranjak mendaki anak tangga dalam artian di sini
disebut fase pascamenopause yaitu istilah yang ditetapkan untuk menyebut adanya
gejala atau berhentinya menstruasi. Klimakterium dimulai pada akhir tahap
reproduksi dan berakhir pada awal senium, masa ini berlangsung beberapa tahun
sebelum dan setelah menopause (Hafifah Munawar, 2013).

B. ETIOLOGI KLIMAKTERIUM
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Kehidupan
seksual seorang perempuan kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi suatu folikel
vesikuler dan berevulasi sedangkan beratus ratus serta ribuan ovum berdegenerasi.
Ketika perempuan berusia 45 tahun, hanya terdapat beberapa folikelfolikel primodial
tetap tertinggal yang dirangsang oleh hormon LH dan FSH pembentukan hormon
estrogen oleh ovarium akan berkurang bila jumlah folikel primodial mendekati nol.
Pada saat pembentukan estrogen mulai turun sampai dengan tingkat kritis, estrogen
tidak dapat lagi menghambat pembentukan LH dan FSH yang cukup untuk siklus
ovulasi (Andira, 2010).

C. PERIODE DAN PATOFISIOLOGI


a. Pre menopause (klimakterium)
a) Pre menopause:
merupakan masa perubahan antara pramenopause dan pasca menopause. Fase
premenopause ditandai adanya siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan sisanya <18 hari. Sebanyak
40% wanita mengalami siklus haid yang anovulatorik.

b) Tanda tanda pre menopause


Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini,
premenopause dan post menopause, umumnya mengalami gejala puncak
(klimakterium) dan mempunyai masa transisi atau masa peralihan. Fase ini
disebut dengan periode klimakterium (climacterium= tahun perubahan,
pergantian tahun yang berbahaya). Periode klimakterium ini disebut pula
sebagai periode kritis yang ditandai dengan rasa terbakar (hot flush), haid
tidak teratur, jantung berdebar dan nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan
karena keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid
menjadi tidak teratur dan kemudian hilang sama sekali (Proverawati, 2010).
b. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat. Hingga pada suatu
ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen berkurang dan
haid tidak terjadi lagi. Yang berakhir dengan terjadinya menopause. Setelah
memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35mIU/ml).
Perubahan dan keluhan psikologi baik fisik makin menonjol. Terjadi pada usia 56-
60 tahun. Gejala fisik yangdapat terjadi seperti : ketidakteraturan siklus haid,
kekeringan vagina, gejolak panas disertai perubahan kulit, keringat dimalam hari,
sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, penyakit mulai muncul.
Gejala psikologis yang timbul antara lain seperti mudahtersinggung, ingatan
menurun, kecemasan, stress, depresi. Terjadi pada usia 56-60tahun (Proverawati
&Sulistyawati, 2010).
c. Pasca Menopause
Pasca menopause merupakan setelah menopause sampai senium yang dimulai
setelah 12 bulan amenorea. Kadar LH dan FSH yang tinggi bisa mencapai
>35mIU sedangkan kadar estradiol yang sangat rendah <30pg/ml. Kadar estradiol
yang rendah berakibat pada endometrium yang menjadi atropi sehingga haid tidak
mungkin terjadi lagi (Proverawati & Sulistyawati, 2010).
d. Senium
Meruapakan masa sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbangan
baru dalam kehidupan perempuan, sehingga tidak ada lagi gangguan psikis dan
vegetatif.

D. DAMPAK SAAT MENOPAUSE


Perubahan –perubahan yang terjadi akibat berhentinya haid, sebagai
berikut(Proverawati & Sulistyawati, 2010):
a. Uterus
Uterus mengecil selain disebabkan oleh menciutnya selaput lendir rahim (Atrofi
endometrium ) juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan
ikat antar sel.
b. Tuba falopi
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut, endosalping
menipis, mendatar serta rambut getar dalam tuba (silia) menghilang
c. Ovarium (indung telur)
Semakin tua jumlah folikel primodial tersebut akan makin berkurang sehingga
siklus haid menjadi anovulasi
d. Servikss
Serviks akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripea servikal
menjadi atropik, kanalis servikalis memendek.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain (Indarti, 2010):
a. Pap smear
b. Feses untuk melihat adanya darah samar
c. Pemeriksaan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan tingkat estrogen dengan tes
darah
d. Biopsi endomentrium: menyingkirkan dugaan hiperplasia dan kanker
endomentrium pada wanita pascamenopause yang mengalami perdarahan uterus
e. USG transvagina : mengevaluasi massa panggul dan perdarahan.

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diberikan, bila mengalami keluhan saja, anatara laia sebagai berikut
(Proverawati & Sulistyawati, 2010)
a. Sedatif, psikofarma, sesuai kebutuhan
b. Psikoterapi
c. Hormonal Sindrom Klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka
d. pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen.
G. ASKEP TEORITIS KLIMATTERIUM
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada lansia dengan menopause (Proverawati &
Sulistyawati, 2010, p. 36) :
Data subjektif dapat ditemukan dari:
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama: mengetahui masalah kesehatan lansia yang berkaitan dengan
menopause, hal yang dirasakan selama mengalami menopause
c. Riawayat kesehatan: Riwayat kesehatan sekarang, dahulu dan riwayat
keluarga
d. Riwayat Obsterti: riwayat haid: makin dini menarche terjadi, makin lambat
menarche terjadi. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
e. Riwayat perkawinan: oaring yang menikah pada umumnya terus melanjutkan
aktivitas seksual sampai masa tuanya. Bagi mereka yang tidak memiliki
pasangan atau bercerai kurang memiliki dorongan seksual yang cukup kuat.
f. Riwayat KB
g. Pola kebutuhan sehari hari, seperti: nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, pola
seksual. Dari pola tersebut dapat mengalami masalah yang masing-
masingdialami lansia, mulai dari kurang istirahat, cemas menghadapi
menopause, nutrisi tidak terpenuhi dengan baik, eliminasi yang terganggu,
aktivitas yang menurun.
h. Data Psikososial, spiritual, kultural
Data objektif dapat ditemukan dari:
a. Keadaan umum: untuk mengetahui status kesehatan pasien
b. Tingkat kesadaran dan vital sign
c. Pemeriksaan fisik: dilakuan pemeriksaan secara head to toe
Terutama bagian abdomen dikaji untuk mengetahui bentuk abdomen, adanya
retraksi, benjolan serta ketidaksimetrisan, sedangkan genetalia bertujuan untuk
mengetahui vagina akan terasa kering. Gatal, mudah luka, sering terjadi
keputihan nyeri pada senggama atau perdarahan pasca senggama.

2. Diagnosis
Diagnosis yang dapat timbul pada wanita yang menopause (PPNI, 2017, p.
158)
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi,
krisis maturasional
b. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur atau fungsi
c. Gangguan pola tidur berhungan dengan hambatan lingkungan (hot flash)
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

3. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang diprioritaskan penulis adalah diagnosis cemas
berhungan dengan krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi, krisi
maturasional,dikarenakan di era pandemic Covid 19 ini, lansia rentan terinfeksi
dan tak banyak takut dan cemas akan penyakit tersebut. Sehingga untuk mengatasi
masalah dan menurunkan kecemasan yang dialami.

4. Intervensi
Maka penulis memberikan intervensi sebagai berikut: setelah dilakukan tindakan,
pasien cemas berkurang atau hilang dengan kriteria pasien merasa rileks, dapat
menerima dirinya apa adanya: Intervensi yang diberikan (PPNI, 2017)
a. Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan bina hubungan saling
percaya
b. Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman
c. Libatkan lansia dengan keluarga dalam perawatan
d. Ajarkan teknik penggunaan relaksasi
e. Ajak lansia melakukan latih senam lansia untuk mengurangi tingkat
kecemasan.
Senam lansia merupakan salah satu intervensi yang dapat diberikan
pada lansia yang mengalami depresi saat menopause. Penelitian yang
dilakukan Strenfeld (2015) yang berjudul tentang Efficacy of exercise for
menopausal symptoms: a randomized controlled trial, penelitian ini
bertujuan untuk menentukan keefektifan latihan olahraga atau senam untuk
gejala menopause seperti gejala insomnia, gangguan suasana hati, depresi
atau stres serta gejala-gejala lain selama menopause. Hasil penelitian
menunjukan latihan atau senam bisa memberikan efek postif seperti
meningkatkan pelepasan neurotransmiter, peningkatan saraf simpatis,
kesehatan mental, meningkatkan kebugaran, penurunan berat badan, dan
mengurangi gangguan dari gejala stres ataupun menurunkan depresi.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi pada lansia yang mengalami masalah terhadap
kecemasan mengalami menopause menurun dan hilang. Lansia dapat
meningkatkan kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Evidence Based Practice

NO. Auth Purpose Method Sample Instrum Data analysis Major Finding Weakness Strength
or & ( Design ) en /
Year Interven
s si
1. Bong Tujuan penelitian Desain Sempel dalam Pertahan Hasil analisa pearson menunjukkan pada saat hasil penelitian bahwa
dkk. ini untuk penelitian penelitian kan product bahwa sebagian mengalami tingkat pengetahuan
(2019 membuktikan yang berjumlah 73 lingkung mement juga besar tingkat menopause ibu tentang
). bahwa digunakan orang (data per an yang menemukan nilai pengetahuan merasa takut dan menopause kategori
ada hubungan dalam bulan nyaman pearson ibu tentang cemas, cukup, dan tingkat
antara tingkat penelitian Desember dan correlation -0,411 yang menopause yang dimana responden stres yang dialami
pengetahuan dan ini adalah 2015), dan tenang berarti bahwa dikategorikan merasa bahwa adalah stres sedang,
tentang desain samping yang dan semakin baik cukup yaitu berhentinya haid maka dapat dikatakan
menopause analitik di gunakan anjurkan pengetahuan yang sebanyak 26 yang dialami bahwa apabila
dengan kesiapan korelasional adalah teknik dimiliki orang (61,9%), tersebut pengetahuan ibu yang
menghadapi (corrlationa purposive relaksasi ibu tentang menopause, terdapat dapat cukup dapat
menopause. l study). sampling maka akan rendah setengah menimbulkan memicu terjadinya
Penelitian lain yaitu sebanyak tingkat stres. Nilai responden yang penyakit stres yang sedang.
membuktikan 42 orang. pearson correlation dikategorikan berbahaya Pemicu terjadinya
bahwa ada Kriteria inklusi juga menunjukkan memiliki seperti tumor. Hal stres dimana ibu akan
hubungan antara dalam bahwa kontribusi tingkat stres ini karena merasa cemas akibat
tingkat stress penelitian ini hubungan antara tingkat sedang yaitu responden dari haid yang
dengan siklus yaitu ibu usia pengetahuan ibu sebanyak 21 beranggapan berhenti, sehingga
menstruasi. menopause tentang menopause orang (50%). bahwa darah haid akan timbul perasaan
Penelitian lain dan tidak dengan tingkat stres di yang tidak cemas, dimana rasa
menemukan hasil menstruasi lagi Desa Hoelea keluar di saat cemas sering
pengetahuan yang Kecamatan Omesuri menstruasi dikaitkan menopause
tentang berusia lebih Kabupaten Lembata tersebut dapat dengan penyakit
menopause dari 40 tahun Propinsi Nusa menggumpal terntentu.
dengan Tenggara Timur sebesar menjadi daging di
kesemasan wanita 41,1%. dalam
menjelang tubuh.
menopause
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Wanita menopause mengalami depresi karena merasa tertekan dimana kehilangan
seluruh perannya sebagai wanita, kehilangan kesempatan untuk memiliki anak,
kehilangan daya tarik dan mereka merasa belum siap menerima keadaan yang
dialaminya, bahkan tidak mengerti dengan perubahan pada dirinya. Gejala depresi
pada menopause meliputi gejala fisik dan psikis.Penanggulangan yang dilakukan
adalah pengobatan , konseling dan terapi hormon.
B. SARAN
Agar masyarakat dapat memahami gej ala depresi serta terapinya, sehingga bisa
meminimalkan akibat yang terjadi, dan diharapkan mereka bisa menjalani masa
tuanya dengan kualitas hidup yang optimal. Selain itu lingkungan sekitarnya terutama
pihak keluarga diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat
penderita merasa di kucilkan atau disia -siakan.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, (2019). Hubungan tingkat pengetahuan dengan kesiapan ibu dalam


menghadapi menopouse di Desa Berangas Timur Kab. Barito Kuala. Jurnal Akademi
Kebidanan Bunga Kalimantan. Vol.10 No.1 Edisi Juni 2019.

rawirohardjo S. ( 2016). IlmuKebidanan. Jakarta ; PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo.

Anggriani (2017). Gambaran Sikap Wanita Terhadap Perubahan Fisik Dan


Psikologis Saat Menopause Di Dusun Kweni Wilayah Kerja Puskesmas Ii Sewon
Kabupaten Bantul. SKRIPSI

Bong dkk. (2019). Hubungan pengetahuan ibu tentang menopousedengan tingkat


stres.
Jurnal Nursing News volume 4 nomor 1,2019.

Wahyuni dkk (2020) Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Wanita Usia 40-
50 Tahun Dalam Menghadapi Menopouse Di Kecamatan Langsa Timur Kota
Langsa.Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 6 No.1 Februari 2020

Munawar, Hafifah. 2013. -Hubungan Pengetahuan dengan Penerimaan Diri Wanita


Klimakterium dalam Menghadapi Menopause di Desa Lam Alu Cut Kecamatan Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013‖. Jurnal Karya Tulis Ilmiah.

Andira, D. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogjakarta: A Plus


Books.
Proverawati, A., & Sulistyawati, E. (2010). Menopause dan Sindrom Premanopause.
Yogjakarta: Erlangga.

Indarti. (2010). Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus


PusaT PPNI.
PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
Strenfeld, e. a. (2015). Efficacy of exercise for menopausal symptoms: a randomized
controlled trial . National Institute for Fitness and Sport , 1-19.

Anda mungkin juga menyukai