KLIMAKTERIUM
Oleh :
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Allah
SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, kami menyambut baik atas terselesaikannya
makalah dengan judul “Masalah Kesehatan Wanita Pada Masa Reproduksi;
Klimakterium” yang mempunyai sebuah peranan yang penting yang perlu untuk kita
telaah bersama dalam Mata Kuliah Keperwatan Maternitas II.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai panduan dalam
pembelajaran. Meskipun demikian, masih banyak makalah yang lain disamping ini yang
dapat juga membantu dalam mengetahui teori dalam keperawatan. Kritik dan saran dari
segenap pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini pada
pembuatan yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tubuh (Francina, 2003).
Menurut Nina (2007), secara fisiologis, olahraga dapat meningkatkan kapasitas
aerobik, kekuatan, flexibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis, olahraga
dapat meningkatkan mood, mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi.
Secara sosial, olahraga dapat mengurangi ketergantungan pada orang lain,
mendapat banyak teman dan meningkatkan produktivitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
b) Etiologi
Sebelum haid berhenti seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks yang
disebabkan penurunan sekresi estrogen, sehingga terjadi gangguan umpan
balik pada hipofise. (Hanifa,1999)
Menopause juga dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit,
antara lain anemia dan tuberkulosis. Selain itu menoupause dapat terjadi
secara buatan sebagai akibat dari pembedahan dan pengangkatan kedua
ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi.
c) Manifestasi klinis
Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian
3
wanita dan lebih lambat pada yang lainnya. Sebagian wanita menghasilkan
estrogen endogen yang cukup sehingga tetap tanpa gejala, sedangkan yang
lain memperlihatkan beragam gejala semasa klimakterium. Adapula tanda
awal gejala dari klimakterium adalah sebagai berikut;
1) Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks
kemudian henti haid.
2) Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya
pengeluaran gonadotropin.
4
2) Gangguan psikis
a. Depresi; Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-
kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik
yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi
beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam
yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka
dan mungkin sulit dihindarkan.
b. Lekas lelah; akibat dari gejala pada fase premenopause.
c. Kurang bersemangat
d. Mudah tersinggung; . Ini mungkin disebabkan dengan datangnya
menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang
sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat
sensitif terhadap sikap dan perilaku orang- orang di sekitarnya,
terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai
menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
e. Insomania atau sulit tidur; lazim terjadi pada waktu menopause,
tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat
berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain..
d) Fase Klimakterium
Fase ini terdiri dari 3 fase yaitu;
1) Pramenopause terjadi dalam kurun waktu 3-5 tahun sebelum
menopause. Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan
dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang
tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah
darah haid yang relatif banyak dan kadang kadang disertai nyeri haid
(dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik
dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan endokrinologik
yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar
esterogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetepi juga
dapat ditetepkan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil.
5
Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium
yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang – kadang dijumpai
kadar estrogen yang sangat tinggi.
2) Perimenopause Perimenopause merupakan fase peralihan antara
pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus
haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya > 38
hari dan sisanya.
3) Menopause adalah henti haid seorang wanita yang terjadi pada usia 40
– 65 tahun. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat,
sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi
estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir
dengan terjadinya menopause. Menopause tidak terjadi pada wanita
yang menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause.
Perdarahan lucut terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil
kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan
klimakterik. Untuk menentukan diagnosa menopause, penggunaan pil
kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian
dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol. Pada awal menopause
kadar estradiol rendah pada sebagian wanita, apalagi pada wanita
gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses
aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak.
Diagnosis menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang
wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >
40 mIU/ml dan kadar estradiol.
4) Pascamenopause adalah masa setelah menopause sampai senilis terjadi
dalam kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause. Fase ini terjadi pada
usia di atas 60 – 65 tahun. Biasanya wanita beradaptasi dengan
perubahan fisik dan psikologis.
6
2.2 Gejala Pasca Klimakterium
a) Definisi
Pasca Klimakterium atau pascamenopause adalah fase dimana ovarium tidak
berfungsi sama sekali. Fase ini terjadi pada usia berkisar 51-55 tahun setiap
perempuan berbeda beda ada yang lebih cepat dari rentan usia tersebut bahkan
ada yang terlambat.
Kadar estradiol berada pada kisaran 20-30 pg/ml dan kadar hormone
gonadotropin meningkat. Peningkatan hormone tersebut disebabkan oleh
terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya folikel.
Folikel memproduksi inhibin yang cukup dan mampu menekan sekresi FSH,
bukan LH pada usia reproduksi. Kadar estradiol yang rendah dapat
menyebabkan endometrium menjadi atropik dan tidak memungkinkan terjadi
haid lagi.
b) Manifestasi Klinis
Tanda gejala pada pascaklimakterium sama saja dengan praklimakterium
1) Hot Flashes ( rasa panas pada bagian tubuh atas terutama wajah, leher dan
dada )
2) Keringat berlebih
3) Sakit kepala
4) Mudah depresi
5) Jantung berdebar
6) Insomnia
7) Nyeri badan tanpa sebab
8) Berat badan bertambah
9) Obstipasi
10) Gangguan libido
7
Pencegahan beberapa dampak masa klimakterium yaitu (Nurfadillah et al.,
2020)
1) Pencegahan kehamilan :
Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya tiba-tiba berhenti
atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan tentu hamil
atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat, bahwa bila usia sudah
di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak mungkin hamil lagi.
Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yang tidak
teratur hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi lagi
secara siklis, tetapi bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan.
Pencegahan kehamilan harus tetap dilakukan. Kehamilan pada usia ini
mempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil maupun bagi janinnya. Semua
jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal
badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat
digunakan pada wanita yang siklus haidnya masih teratur.
3) Pencegahan osteoporosis.
8
mungkin penting dalam mengobati penderita yang telah mengalami
osteoporosis. Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa
pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat
mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah
menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwa
kombinasi pengobatan estrogen-progestogen sesungguhnya meningkatkan
massa tulang dengan memajukan pembentukan tulang baru.
a) Penyakit arterikoroner,
b) Gagal jantung kongestif,
c) Penyakit kardiovaskuler aterosklerotik,
d) Hipertensi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Klimaterium merupakan masa peralihan normal seorang wanita dari fase
reproduktif ke fase non reproduktif pada wanita akibat penurunan fungsi tubuh
endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormone gonedotropin naik)
dikarenakan faktor usia (degeneratif) yang terdiri dari tiga fase yaitu fase
pramenopause, menopause, dan pascamenopause pada usia rata-rata 40-65 tahun
dan memunculkan keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik selama 12-
18 tahun.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, baik dari tulisan
maupun bahasa yang kami sajikan. Oleh karena itu kami berharap untuk kritik dan
saran yang membangun agar kami dapat membuat makalah lebih baik lagi dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
10
DAFTAR PUSTAKA
Puspa Swara Scott, James R. 2002. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya
Medika
Kasdu, D. 2002 Kiat Sehatdan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa Swara
Kasdu. 2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Puspaswara. Jakarta: Gramedia.
Ratih Wulandari (2005). Study deskriptif tingkat kecemasan ibu dalam masa
klimakterium. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
11