Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Premenopause merupakan fase awal dan transisi klimakterium yang


terjadi 2-5 tahun sebelum memasuki fase menoupause. Fase ini biasanya
terjadi pada umur 40 tahun sampai umur 50 tahun. Menurunnya kadar
hormone estrogen dan progesterone merupakan suatu kondisi fisiologis yang
terjadi pada wanita premenopause. Hal ini merupakan propses yang alamiah
terjadi pada setiap wanita (Sulistyawati & Proverawati, 2010, pp. 1-3)

Menurutnya kadar hormone progesterone dan khususnya estrogen


yang dihasilkan oleh ovarium tersebut membuat seorang wanita tidak hanya
mengalami masalah fisik tetapi juga mengalami masalah pada psikologis.
Tanda gejala fisik dan psikologis yang dialami oleh wanita premenopause
dapat berupa, yaitu hot flush, keringat malam, penurunan keinginan seksual,
mudah lelah, insomnia, dan kecemasan pada dirinya. (Sulistyawati &
Proverawati, 2010, p. 2: Mansur, 2009, p. 167)

Kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan


yang bersifat subjektif. Terdapat berbagai factor yang menyebabkan terjadinya
kecemasan seperti kurangnya pengetahuan mengenai stressor yang dihadapi
dan adanya gangguan fisik yang menyebabkan turunnya kadar
neurotransmitter diotak serta mengalami harga diri rendah akibat perasaan
takut terhadap penolakan dan tidak ada yang akan menerima dirinya (Fitria,
Sriati & Hernawaty, 2013, pp. 9-10 ; Katona, Cooper & Robertson, 2012, p.
28)

Jika kecemasan tidak dapat ditangani dengan baik dan menjadi


kecemasan yang berlebihan maka akan dapat menganggu aktivitas sehari-hari
seperti jantung berdetak semakin cepat hingga sulit bernapas, gangguan pola
tidur hingga dapat mengakibatkan `stress dan depresi (Sulistyawati &
Proverawati, 2010, p. 36)
B. Rumusan Masalah
Wanita yang akan menghadapi menopause akan mengalami gejla-
gejala psikologis salah satunya kecemasan. Jika kecemasan tidak ditangani
dengan baik dan menjadi kecemasan yang berlebihan makan akan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari, gangguan pola tidur, harga diri rendah
hingga dapat mengakibatkan stress dan depresi. Maka rumusan masalah
yang di dapat sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
 Definisi Klimakterium
 Masa Klimakterium
 Etiologi Klimakterium
 Tanda dan Gejala Klimakterium
 Patofisiologi dan Pathway Klimakterium
 Pemeriksaan Penunjang Klimakterium
 Perubahan yang terjadi pada masa Klimakterium
 Faktor yang mempengaruhi terjadinya Klimakterium
 Penatalaksaan
 Komplikasi
2. Konsep Asuhan Keperawatan
 Biodata
 Riwayat kesehatan klien
 Pengkajian fisik
 Aspek psikologis
 Pemeriksaan penunjang
 Analisa data
 Diagnose keperawatan
 Intervensi keperawatan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan tingkat kecemasan wanita premenopause
2. Tujuan Khusus
 Diketahui distribusi frekuensi karakteristik wanita
premenopause
 Diketahui tingkat kecemasan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan
Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Teori
Berisikan tentang laporan pendahuluan pada klimakterium dan
asuhan keperawatan pada klimakterium secara teori.
3. BAB III Pembahasan
Berisikan tentang asuhan keperawatan sesuai kasus lengkap
4. BAB IV Penutup

Berisikan tentang kesimpulan dan saran

E. Manfaat Penulisan
Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan referensi tentang
pendidikan kesehatan pada wanita premeopause dalam sarana
pembelajaran keperawatan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori
1. Definisi Klimakterium
Klimakterium merupakan peralihan masa reproduksi dan semium
dimulai dari 6 tahun sebelum menopause berakhir 6-7 tahun setelah
menopause. (Sarwono, 2007). Sedangkan menurut Chris Dolken
(2008), klimakterium merupakan suatu periode dimana terjadi
penurunan aktivitas ovarium yang pada akhirnya berhenti.
Klimakterium adalah proses penuaan dari seorang wanita dari masa
reproduktif ke masa nonreproduktif.
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita
dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. Fase terakhir
dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir (Kasdu,
2002).
Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia
berpindah dari tahap reproduktif ketahap tidak reproduktif, disertai
regresi fungsi ovarium (Bobak,2005).
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi
menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi
generative ataupun endrokinoligik dari ovarium (Baziad, 2003)
Menurut Adji (2007) klimakterium adalah berhentinya menstruasi
karena berhentinya proses fisiologis akibat menurunnya esterogen
tanpa obat-obatan.

2. Masa Klimakterium
Menurut siklus kehidupan manusia normal, setiap manusia akan
mengalami proses. Sehubungan dengan hal itu,kehidupan seorang
wanita juga mengalami fase-fase perkembangan tersebut. Dalam hal
ini fase-fase yang berkaitan dengan fungsi organ reproduksi wanita.
Fase tersebut dibagi dalam tiga tahap yaitu masa sebelum, sedang
berlangsung dan setelah menstruasi.
Masa Klimakterium ini berlangsung secara bertahap menurut
Kasdu(2002) sebagai berikut :
a. Premenopause : Masa sebelum berlangsungnya peri menopause,
yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai menurun, sampai timbulnya
keluhan atau tanda-tanda menopause. mulai pada usia 40 tahun.
Perdarahan terjadi karena menurunnya kadar hormon
esterogen,insufisiensi corpuslutheum,kegagalan proses ovulasi,
sehingga bentuk kelainan haid dapat bermanifestasi seperti
amenorrhae, polimenorrhae serta hipermenorrhae.
b. Perimenopause :periode dengan keluhan memuncak ,rentang 1-2
tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Masa wanita
mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali.
Pada masa ini menopause masih berlangsung. Keluhan sistimatik
berkaitan dengan vasomotor, keluhan yang sering dijumpai adalah
berupa gejolak panas ( hot flushes ), berkeringat banyak, depresi ,
serta perasaan mudah tersinggung.
c. Post menopause : masa setelah menopause sampai senilis.
Masa berlangsung kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause.
Keluhan lokal pada sistim urogenital bagian bawah, atrofi vulva
dan vagina menimbulkan berkurangnnya produksi lendir atau
timbulnya nyeri senggama.
Setelah periode klimakterium selesai, selanjutnya wanita akan
mengalami periode postmenopause, yang selanjutnya periode
senilis (Kasdu,2002). Pascamenopause adalah fase di mana
ovarium tidak berfungsi sama sekali. Kadar estradiol berada antara
20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin meningkat.
Peningkatan hormon gonadotropin ini

3. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi
berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti
sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan
menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen,
gangguan umpan balik pada hipofise.

4. Tanda Dan Gejala


a. Tanda gejala umum
1) Ketidakteraturan siklus haid
2) Hot flushes (panas pada kulit)
3) Rasa panas pad kulit diakibatkan penurunan hormon estrogen
sehingga pembuluh darah membesar, serta gangguan umpan
balik pada hipotalamus. Munculnya hot flashes ini sering
diawali pada daerah dada, leher atau wajah, dan menjalar ke
beberapa daerah tubuh yang lain.
4) Berdebar-debar, karena terjadi peningkatan denyut jantung
5) Sakit kepala
6) Tangan dan kaki terasa dingin
7) Vertigo
8) Cemas
9) Gelisah
10) Insomnia
11) Keringat waktu malam
12) Penurunan daya ingat
13) Tidak dapat konsentrasi
14) Lelah
15) Penambahan berat badan
b. Gejala yang paling sering : Ketidakstabilan vasomotor yang
manifestasi sebagai : hot flushes, vertigo, keringat banyak, rasa
kedinginan
c. Tanda yang khas : kulit menjadi merah dan hangat, terutama pada
kepala dan leher

5. Patofisiologi
Menurut Sarwono (2003) patofisiologi, yaitu :
Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi
menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi
generative ataupun endokrinologi dari ovarium. Penurunan produksi
hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada seorang wanita,
sedangkan penurunan fertilitas sangat bergantung pada usia wanita
tersebut, dan jarang menimbulkan keluhan yang berarti. Fertilitas
wanita dan laki-laki pada usia 20-24 tahun adalah 100%. Pada usia 35-
39 tahun fertilitas wanita hanya tinggal 60%, sedangkan laki-laki
masih tetap tinggi, yaitu 95%. Pada usia 45-49 tahun fertilitas wanita
tinggal 5% saja dan pada laki-laki mencapai 80%.
Klimakterik, yaitu fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause. Disebut pascamenopause bila telah mengalami
menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Senium adalah
pascamenopause lanjut, yaitu setelah uisa 65 tahun. Bila ovarium tidak
berfungsi lagi pada usia < 40 tahun disebut klimakterik prekok

Phatway

MENOPAUSE

Siklus menstruasi dikontrol 2 hormon

Produksi kelenjar hipofisis di otak tidak FSH dan LH (Diproduksi otak)

Estrogen dan progesteron (Diproduksi di Ovarium)

Sebelum terjadi menopause FSH dan LH diproduksi secara normal

Kegagalan fungsi hipotalamus-Hipofisis

Ovarium tidak merespon FSH dan LH

Estrogen dan Progesteron menurun

Vagina Hot flashes


Ovarium tidak dapat
mengering
menghasilkan hormone
dalam jumlah cukup
Daerah sensitif semakin Perasaan panas
sulit dirangsang saat pada tubuh
hubungan seks
Hormon dalam jumlah
cukup
berkeringat
Nyeri (Dispareunia) Nyeri akut
Lapisan rahim berhenti
menebal Gangguan tidur
Sulit mencapai orgasme

Tampak hitam pada


Gangguan aktivitas seks kelopak mata
Kurang Amenore
infromasi sekunder
Gangguan pola
Perubahan fungsi seks
tidur
Kurang ketakutan
pengetahuan
Disfungsi seksual
Ansietas
Defisit
pengetahuan

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan urin, darah, pap
smear/ IVA test, mammography, USG, kolesterol, pemeriksaan
hormone FSH, LH dan TSH

7. Perubahan yang Terjadi pada masa Klimakterium


a. Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi meliputi :
1) Rahim
Rahim mengalami atropi, panjang menyusut dan
dindingnya
menipis jaringan miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak
mengandung jaringan fibrotik. Leher rahim menyusut tidak
menonjol kedalam vagina bahkan lama lama akan merata
dengan dinding vagina.
2) Saluran telur
Lipatan lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan
mengkerut : Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur
atau fimbria menghiang. Indung telur setelah wanita melewati
akhir usia 30 an, produksi indung telur berangsur angsur
menurun. Dengan demikian, pelepasan sel telur tidak selau pada
pelepasan siklus haid. Pada saat ini,jarak haid menjadi agak
tidak teratur, yaitu terjadi pada selang waktu yang lebih lama,
pola cairan haid berubah menjadi semakin sedikit atau semakin
banyak, Sampai akhirnya, pelepasan sel telur tidak lagi terjadi
dan haidpun berhenti. Dengan menurunnya produksi indung
telur maka terjadi juga penurunan hormon. Indung telur
memproduksi 3 hormon yaitu esterogen, progresteron dan
androgen.
3) Servik dan vagina
Seperti halnya rahim dan indung telur,servik juga
mengalami pengerutan dan memendek: vagina mengalami
kontraktur (melemahnya otot jaringan),panjang dan lebar vagina
juga mengalami pengecilan. Forniks menjadi dangkal. Atropi
vagina berangsur angsur menghilang.Selaput lendir alat kelamin
akan menipis dan tidak lagi mempertahankan elastisitasnya
akibat fibrosis.
4) Vulva
Jaringannya menipis karena berkurang dan hilangnya
jaringan lemak serta jaringan elastik.kulitnya menipis dan
pembuluh darah berkurang sehingga menyebabkan pengerutan
lipatan vulva .Terjadi gangguan rasa gatal dan juga hilangnya
sekret kulit serta mengerutnya lubang masuk kemaluan.
Berkurangnya selaput pembuluh darah dan serabut elastik.
Semua keadaan ini mempengaruhi munculnya gangguan nyeri
waktu senggama (Kasdu,2002).

b. Perubahan hormone
Menurunnya kadar hormon progresteron menyebabkan
terjadi perubahan haid menjadi sedikit,jarang, bahkan siklus
haidnya mulai terganggu.Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya
selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon esterogen (Kasdu,
2002).
Beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh akibat kekurangan
hormon esterogen (sindroma kekurangan esterogen) sebagai
berikut :
1) Gangguan sistim vasomotor (saraf yang mempengaruhi
penyempitan atau pelebaran pembuluh darah) berupa hot
flushes ,vertigo,keringat banyak,parestesia.;
2) Gangguan sistim konstitusional berupa berdebar debar ,nyeri
tulang belakang, nyeri otot, dan migrain serta rasa takut.;
3) Gangguan sistim psikis dan neurotik berupa depresi, kelelahan
fisik, insomatik, susah tidur serta rasa sakit. ;
4) Sistim lainnya berupa keputihan,sakit saat senggama,terganggu
libido, gangguan haid, dan pruritus vulva (gatal pada alat
kelamin luar wanita).

c. Perubahan Psikis yang terjadi pada masa klimakterium


Perubahan psikis yang terjadi pada kejadian klimakterium
sering menyebabkan perasaan tertekan,depresi dan cepat marah.
(Wirakusumah, 2003). Gangguan sistim psikis dan neurotik berupa
depresi,kelelahan fisik,insomatik, susah tidur serta rasa sakit
(Kasdu ,2002).
Bagi banyak wanita kehilangan fungsi reproduksi yang merupakan
awal klimakterium atau awal berhentinya haid bukanlah sekedar
tanda berakhirnya masa kemapuan memiliki anak,ia juga
pengalaman yang menyakitkan perasaanya.Penelitian menunjukan
10 hingga 15 % wanita klimakterium meningkat
kegelisahannya.Mereka mengalami insomnia, depresi
(Admin,2010).

8. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian klimakterium.


a. Awal menstruasi ( Usia menarche )
Wanita yang terlambat mendapat menstruasi ,misalnya
pada usia 16 atau 17 tahun akan mengalami klimakterium lebih
awal. Sedangkan wanita yang cepat mendapat menstruasi ,
misalnya pada usia 10 atau 13 tahun ,cenderung lebih lambat
memasuki masa klimakterium ,biasanya kira-kira pada usia 50
tahun (wirakusumah, 2003).
b. Beban pekerjaan
Wanita yang bekerja akan mengalami kejadian
klimakterium lebih cepat dibandingkan yang tidak bekerja.Hal ini
dipengaruhi perkembangan psikis seorang wanita ( Yatim, 2001).
c. Jumlah anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak
dengan klimakterium, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa
makin sering seorang wanita melahirkan maka makin tua atau lama
mereka memasuki masa menopause ( Kasdu,2002 ).
d. Usia Melahirkan anak terakhir
Masih berhubungan dengan melahirkan anak ,bahwa
semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memasuki
usiamenopause.Penelitian yang dilakukan Belt Israel Deaconnes
Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang
masih melahirkan diatas usia 35 tahun akan mengalami usia
menopause yang lebih tua.Hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistim kerja organ
reproduksi.Bahkan , akan memperlambat proses penuaan tubuh
( Kasdu,2002).
e. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis
hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang
menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur.
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama
atau tua memasuki usia klimakterium ( Kasdu, 2002 ).
9. Penatalaksanaan
a. Mengubah gaya/pola hidup
1) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
2) Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti
buah-buahan dan sayuran.
3) Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
4) Menghindari merokok.
b. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan
seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :
1) Menguatkan tulang
2) Meningkatkan kebugaran
3) Menstabilkan berat badan
4) Mengurangi keluhan menopause
5) Mengurangi stress akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu
saja berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif
karena biasanya bebetapa organ tubuhnya sudah tidak
berfungsi sempurna, selain itu bebeapa penyakit sudah
dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah
selain menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau
mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan
untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan
berenang. (Kasdu, 2002)
c. Terapi penggantian hormon (HRT)
Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT
dapat menurunkan atau menghilangkan rasa panas, dapat
membantu pencegahan osteoporosis.
d. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
e. Terapi sulih hormon (TSH)
Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan
atau sindrklimakterium menopause dalam masa premenopause dan
postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga
berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan
vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran
kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen,
seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian
TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang
ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita
yang bertambah tua. (Kasdu, 2002)

10. Komplikasi
a. Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh
darah meliputi :
kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena
turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk
wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar
ke tengkuk (hot flushes), mudah berdebar - debar terjadi tekanan
darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner.
(Manuaba, 1999)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya
aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan
infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar
estrogen menurun.
b. Masalah urogenital
1) Katidakmampuan mengendalikan buang air kecil
(inkontinensia)
2) Infeksi saluran kemih
c. Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast
yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi
osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap
dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh
osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.

d. Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan
ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya
hormon estrogen, dimana hormon estrogen ini dapat
mempengaruhi kerja dari degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel
otak. ( Manuaba, 1999)

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Biodata
a. Identitas klien
Nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal
masuk RS, No medrec, diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab
Nama, alamat, hubungan dengan klien
2. Riwayat Kesehatan klien
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat Haid
 Menarche             
 Siklus haid           
 Durasi haid          
 Dismenore            
 Riwayat obstetric
 Kehamilan                                                              
          
 Abortus                                 
 Partus                                   
 Pemakaian obat kontrasepsi    
 HPHT 
d. Riwayat kesehatan keluarga
 Genogram 3 generasi

3. Pengkajian Fisik
 Keadaan umum klien
 TTV
 Pemeriksaan Fisik
 Kepala          
 Inspeksi
 Palpasi
  Keluhan yang berhubungan  
 Mata     
 Alat bantu
 Inspeksi
 Palpasi
  Hidung 
 Inspeksi
 Palpasi
 Mulut dan Tenggorokan 
 Inpeksi
 Leher
 Inspeksi
 Palpasi
 Dada, Paru-paru, Jantung    
 Inspeksi   
 Palpasi
 Auskultasi
 Perkusi  
 Abdomen  
 Inspeksi
 Perkusi
 Palpasi
 Genitalia dan Status Reproduksi    
 Kehamilan  
 Buah dada              
 Vagina                 
 Personal hygiene  
 Perdarahan                 
 Status Neurologis    
 GCS   
 Refleks Patologis   
 Refleks Fisiologis  
 Ekstremitas  
 Keadaan ekstremitas
 Atropi             
 ROM        
 Edema  
 Cyanosis  
 Akral  
 Kekuatan Otot 
 Nadi perifer   
 Capilarry refilling  
 Nyeri  
 Integumen
 Inpeksi
 Palpasi
 Eliminasi
 Mobilisasi dan latihan
 Nutrisi dan cairan
 Aktivitas / istirahat
 Pola tidur       
4. Aspek Psikososial
a. Biologis
b. Psikologis
c. Sosial
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan labolatorium

6. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS : -klien Adanya kegagalan Gangguan Pola
mengatakan sulit hipotalamus dalam Tidur
untuk tidur mengatur
temperature
DO :
 Tampak lingkaran Ovarium tidak
hitam pada mata. merespon FSH dan
 Klien tampak lesu LH

Estrogen dan
progesterone
menurun

Terjadinya hot
flushes

Menimbulkan
perasaan panas dalam
tubuh

Berkeringat

Terjadi gangguan
tidur
2 DS : -klien Hormone estrogen Nyeri Akut
mengatakan nyeri saat dan progesterone
berhubungan seksual menurun

DO : Vagina mengering
 Klien tampak
meringis Daerah sensitive sulit
untuk dirangsang saat
berhubungan seks

Terjadi dispareunia

Nyeri akut
3 DS : -klien Kurang infromasi Difisit
mengatakan tidak tahu yang di dapat klien Pengetahuan
apa yang terjadi pada
tubuhnya Klien kurang
-klien mengatakan pengetahuan tentang
tidak pernah hal yang di alami
mendapatkan pada dirinya
informasi sebelumnya
tentang hal yang Defisit pengetahuan
dialaminya

DO :
 Klien tampak
bingung
4 DS : -klien Ovarium tidak dapat Ansietas
mengatakan merasa menghasilkan
tidak tenang pikiran hormone dalam
dan hatinya jumlah cukup

DO : Lapisan Rahim
 Klien tampak berhenti menebal
cemas
 Klien tampak Amenore sekunder
gelisah
Ketakutan
ansietas
5 DS : -klien Hormone estrogen Disfungsi
mengatakan tidak dan progesterone seksual
nyaman saat menurun
berhubungan seksual
-klien mengatakan Vagina mengering
sulit mencapai
orgasme Daerah sensitive sulit
untuk dirangsang saat
DO : berhubungan seks
 Vagina klien
mengering Terjadi dispareunia
 Alat kelamin luar
Nampak mengecil Nyeri

Sulit mencapai
orgasme

Gangguan aktivitas
seks

Perubahan fungsi
seks

Disfungsi seksual
7. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pola Tidur b/d hot flash
b. Nyeri Akut b/d psikologik (contoh : sendi, tuang belakang, usia
lanjut)
c. Difisit Pengetahuan b/d kurangnya informasi tenang klimakterium
d. Ansietas b/d stres psikologis
e. Disfungsi seksual b/d perubahan struktur/fungsi seksual
8. Intervensi Keperawatan

No Dx Tujuan Intervensi Rasional


1 Gangguan Tupan :  Anjurkan klien  Pakaian yang
Pola Tidur b/d Setelah diberikan untuk memakai menyerap keringat
hot flash Tindakan pakaian yang mengurangi
keperawatan menyerap keringat ketidaknyamanan
selama 3x24 jam akibat keringat
diharapakan  Berikan tempat berlebih
gangguan pola tidur yang nyaman
tidur tidur teratasi.  Meningkatkan
 Tingkatkan kenyamanan
Tupen : kenyamanan stidur serta
Setelah dilakukan waktu tidur seperti dukungan
Tindakan mandi air hangat fisiologis
keperawatan sebelum tidur
selama 1x24 jam  Meningkatkan
diharapakan epek relaksasi
gangguan pola  Ciptakan  Memberikan
tidur berkurang lingkungan yang situasi konduktif
nyaman seperti untuk tidur
Dengan Kriteria tidak bising atau
Hasil : mematikan lampu  Perubahan posisi
 Klien saat tidur mengubah area
melaporkan tekanan dan
ada perubahan  Dorong posisi meningkatkan
dalam pola yang nyaman istirahat
tidurnya
 Klien
menggungkap
kan dapat
tidur nyenyak
 Klien tampak
segar
2 Nyeri Akut Tupan :  Kaji keluhan nyeri,  Sebagai dasar
b/d psikologik Setelah diberikan perhatikan pengawasan
(contoh : Tindakan intensitas (skala 0- keefektifan
sendi, tuang keperawatan 10), lamanya dan intervensi
belakang, usia selama 3x24 jam lokasi
lanjut) diharapakan nyeri  Menurunkan
teratasi.  Beri tindakan ketegangan otot
kenyamanan memfokuskan
Tupen : kembali perhatian
Setelah dilakukan  Batasi aktivitas dan peningktan
Tindakan fisik pasien kemampuan
keperawatan koping
selama 1x24 jam  Dorong tehnik
diharapakan nyeri manejemen stres  Mengurangi
berkurang. (relaksasi) pengeluaran
energy
Dengan Kriteria  Berikan analgesik
Hasil : sesuai indikasi  Memfokuskan
 Keluhan nyeri kembali perhatian
berkurang/terk dan kontrol
ontrol individu
 Pasien tampak
rileks  Menghilangkan
 Pasien mampu nyeri dan
melakukan mengurangi
aktivitas ketidaknyamanan
3 Difisit Tupan :  Kaji tingkat  Menentukan
Pengetahuan Setelah diberikan pengetahuan klien sampai dimana
b/d kurangnya Tindakan mengenai pengetahuan
informasi keperawatan keadaanya klien tentang
tenang selama 3x24 jam keadaanya
klimakterium diharapakan klien  Beri penjelasan
dapat tentang proses  Memberi
mengungkapkan klimakterium/ pengetahuan
pengetahuannya menopous pada klien
bertambah. penyebab dan tentang
gejalanya klimakterium/
Tupen : menopause
Setelah dilakukan  Beri penjelasan
Tindakan tentang proses  Terapi estrogen
keperawatan pengobatan mengembalikan
selama 1x24 jam siklus haid
diharapakan klien  Diskusikan normal tapi
dapat mempunyai tentang perlunya dapat
pengetahuan pengetahuan/ diet menurukan
tentang makan dan gejala dari
penyakitnya. penggunaan menopause
suplemen
Dengan Kriteria  Meningkatkan
Hasil : Kesehatan dan
 Klien mencegah
Mengetahui osteoporosis
penyebab
keadaanya
saat ini
 Klien dapat
menyesuaikan
diri dengan
keadaanya
 Klien tidak
bertanya tanya
tentang
keadaannya

4 Ansietas b/d Tupan :  Kaji tingkat  Hubungan saling


stres Setelah diberikan kecemasan dengan percaya
psikologis Tindakan cara pendekatan mempermudah
keperawatan dan bina hubungan klien dalam
selama 3x24 jam saling percaya megungkapkan
diharapakan perasaannya
ansietas teratasi.  Pertahankan
lingkungan yang  Lingkungan yang
Tupen : tenang dan aman nyaman dan aman
Setelah dilakukan serta menjauhkan dapat mencegah
Tindakan benda-benda terjadi hal-hal yang
keperawatan berbahaya tidak diinginkan
selama 1x24 jam
diharapakan  Libatkan klien dan  Klien dan keluarga
ansietas keluarga dalam harus dijadikan
berkurang. prosedur sebagai subjek,
pelaksanaan dan jangan dijadikan
Dengan Kriteria perawatan sebagi objek
Hasil :
  Teknik relaksasi
 Ajarkan Teknik dapat menurunkan
relaksasi dan tingkat kecemasan
distraksi relaksasi
 Membantu klien
 Beritahu tentang dalam kegiatan
penyakit klien dan mandiri
tindakan yang akan
dilakukan secara
sederhana.
5 Disfungsi Tupan :  Ciptakan  Untuk mengetahui
seksual b/d Setelah diberikan hubungan saling apa yang diraakan
perubahan Tindakan percaya dan beri klien
struktur/fungsi keperawatan kesempatan klien
seksual selama 3x24 jam untuk  Informasi akan
diharapakan mengungkapkan membatu klien
disfungsi seksual masalahnya memahami
dapat teratasi. dengan kata-kata kondisinya
sendiri
Tupen :  Komunikasi
Setelah dilakukan  Beri informasi terbuka dapat
Tindakan tentang kondisi meningkatkan area
keperawatan klien penyesuaian
selama 1x24 jam
diharapakan  Anjurkan klien
disfungsi seksual untuk berbagi
berkurang pikiran dengan
suami/ keluarga/
Dengan Kriteria teman dekat
Hasil :
 Nyeri hilang
bila
berhubungan
intim
 Vagian lembab
dan elastis
 Klien tidak
menolak bial
diajak
berhubungan
intim
BAB III

LAPORAN KASUS

Pembahasan Kasus

Seorang ibu berusia 47 tahun datang ke puskesmas bersama dengan


suaminya yang berusia 49 tahun. Klien mengatakan saat malam kesulitan tidur
karena merasa kepanasan. Klien juga mengatakan sudah 6 bulan terakhir siklus
menstruasi nya tidak teratur. Suami klien mengatakan beberapa bulan terakhir
emosi klien tidak stabil, tampak kemerahan dimuka klien dan klien tidak mau
diajak berhubungan karena klien mengatakan rasa nyeri saat berhubungan dan
vagina nya tampak kering .

Berdasarkan gejala yang dialami oleh klien pada kasus tersebut dapat
disimpulkan bahwa gejala-gejala tersebut adalah tanda klien mengalami
Premenopouse yang ditandai dengan usia klien yang sudah memasuki fase
terakhir masa reproduksi, siklus haid yang tidak teratur selama 6 bulan terakhir,
emosi tidak stabil, rasa panas di wajah dan leher, adanya rasa nyeri saat
berhubungan intim karena vagina nya kering sehingga klien tidak mau diajak
berhubungan.

Sehingga dari gejala-gejala tersebut didapatkan diagnosa klimakterium, dimana


klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pengkajian secara menyeluruh
untuk memperkuat data yang ada sehingga dapat menegakkan diagnosa
keperawatan apa saja yang muncul dan memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan klien.

Pengkajian

A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : Ny. J
Tempat tanggal lahir : Bandung, 03 April 1973
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Bandung/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Antapani No.147, Bandung
Diagnosa Medis : Klimakterium
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama penanggung jawab : Tn. N
Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Jl. Antapani No.147, Bandung
B. Riwayat Kesehatan Klien
1. Keluhan utama :
Siklus menstruasi tidak stabil.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan siklus menstruasi tidak teratur sudah
berlangsung selama 6 bulan, terasa nyeri dan kering di bagian
vagina, sulit tidur karena merasa kepanasan, emosi sering tidak
stabil dan terdapat kemerahan di wajah.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Riwayat Haid
1) Menrache : 14 Tahun
2) Siklus haid : 28 – 30 hari
3) Durasi haid : 5 – 7 hari
4) Dismenore : ada, didaerah panggul dan perut
5) Perlangsungan : normal
b. Riwayat obstetri
1) Kehamilan : klien pernah hamil 3 x
2) Abortus : tidak ada
3) Partus : 3x
4) Pemakaian obat kontrasepsi : tidak ada
c. HPHT : 11 Januari 2020
4. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular maupun
penyakit keturunan dalam keluarga klien.

C. Pola Aktifitas Sehari – hari

No Jenis Aktifitas Sebelum Sakit Selama Sakit


1. Pola makan dan minum
Makan
Jenis makanan Nasi, sayur, daging, Nasi, sayur,
ikan dll daging, ikan dll
Frekuensi 4 x/hari 3x/hari
Jumlah makanan 1 porsi 1 porsi
Bentuk makanan Padat Padat
Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
Gangguan / keluhan Tidak ada Tidak ada
Minum
Jenis minuman Air putih, teh Air putih
Frekuensi 5 gelas/hari 8 gelas/hari
Jumlah minuman 1250 ml 2000 ml
Gangguan / keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi 1 x/hari 1x/hari
Konsentrasi Padat Padat
Warna bau Coklat, khas Coklat, khas
Gangguan / keluhan Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi 5 – 6 kali / hari 7-8 kali/hari
Jumlah 1500 cc 2000 cc
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Gangguan / keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Pola istirahat tidur
Siang
Lama 1 – 2 jam 1 jam
Kualitas / gangguan Tidak ada Tidak ada
istirahat dan tidur
Malam
Waktu 21.00 – 04.30 23.00 – 04.30
Lama 7 jam 30 menit 5 jam 30 menit
Kualitas / gangguan Tidak ada Kepanasan
4. Personal hygiene
Mandi 2 x / hari 1 x / hari
Cuci rambut 2 hari sekali 3 hari sekali
Gosok gigi 3 x/ hari 2 x/ hari
Ganti pakaian 2 x / hari 1 x / hari
Gunting kuku 2 minggu sekali 2 minggu sekali
Gangguan / masalah Tidak ada Tidak ada
5. Pola aktifitas atau latihan
fisik
Jenis aktifitas Beres – beres rumah Beres beres rumah
Waktu / lama 1 – 2 jam 1 jam
Gangguan / masalah Tidak ada Emosi yang tidak
stabil, sehingga
mempengaruhi
kerja.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : compos mentis
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 73 x/menit
R : 23 x/menit
S : 36,8°C
2. Kulit
Terdapat kemerahan (flusher) pada wajah, sensasi panas, banyak
keringat dan kadang terjadi kedinginan, kulit tipis dan kering.
3. Kepala
Simetris, tidak ada lesi, rambut mulai beruban
a. Muka
Terlihat cemas, pada kulit wajah tampak kemerahan dan
tumbuh bercak – bercak kecoklatan.
b. Mata
Pupil isokor kiri dan kanan, palpebra hitam, fungsi mata
menurun.
c. Telinga
Simetris, pendengaran tidak terganggu
d. Hidung
Simetris, tidak ada massa, fungsi penciuman baik
e. Mulut
Bibir agak kering, tidak ada sianosis
4. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan
JVP, mobilisasi leher baik.
5. Dada
a. Paru – paru
1) Inspeksi : bentuk simetris, gerak pernafasan
normal
2) Palpasi : taktil fremitus norma.
3) Auskultasi : suara napas normal
b. Jantung
1) Palpasi : iktus kordis teraba
2) Auskultasi : bunyi jantung s1 s2
6. Abdomen
1) Inspeksi : Normal
2) Palpasi : Normal
3) Auskultasi : tidak terdapat bising usus
7. Genitalia
Vagina lebih kecil dan dinding tipis, kering, plastisitas menurun
dan menstruasi tidak teratur.
8. Ekstremitas
Tampak adanya nyeri pada ekstremitas bawah dibagian tumit/
9. Kuku
Mengalami kerapuhan namun bersih

E. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


.
1. Ds: Hot flushes Gangguan pola
Klien mengatakan tidur b.d Hot
kesulitan tidur saat Perasaan panas pada Flushes
malam hari karena tubuh
merasa kepanasan
Berkeringat
Do:
- Klien tampak Gangguan tidur
kemerahan
(flushes) pada Tampak hitam pada
wajah, kelopak mata
berkeringat dan
tampak kering Gangguan pola tidur
- Klien tampak
tumbuh bercak2
kecoklatan pada
kulit wajah
- Pada wajah
klien
palpebrahitam
TTV:
TD : 130/80 mmHg
S :36,8°C
R : 23x/menit
N : 73x/menit

2. Ds: Vagina mengering Disfungsi seksual


- Klien b.d perubahan
mengatakan Daerah sensitif struktur fungsi
sudah 6 bulan semakin sulit seksual
terakhir siklus dirangsang
menstruasinya
tidak teratur Saat hubungan seks
- Kliem terasa nyeri
mengatakan
terasa nyeri saat Sulit mencapai
berhubungan orgasme
dan vaginanya
tampak kering Gangguan aktivitas
seks
Do:
- Klien tampak Perubahan fungsi
cemas dan pucat seks
- Vagina klien
tampak lebih Disfungsi seksual
kecil dan
dinding tipis,
kering,
plastisitas
menurun dan
menstruasi tidak
teratur
TTV:
TD : 130/80 mmHg
S : 36,8°C
R : 23x/menit
N :73x/menit
3. Ds: Ovarium tidak dapat Kecemasan
- Klien menghasilkan (ansietas)
mengatakan hormon dalam b.dstress
tidak bisa tidur jumlah cukup psikologis,
ketika malam perjalanan stress
hari Lapisan rahim penyakit
- Klien berhenti menebal
mengatakan
sudah 6 bulan Amenore sekunder
siklus
menstruasinya Ketakutan
tidak lancar
- Suami klien Ansietas
mengatakan
bahwa emosi
klien tidak
stabil, tampak
kemerahan di
wajah klien dan
tidak mau diajak
berhubungan
karena terasa
nyeri

Do:
- Klien tampak
lemas dan pucat
- Klien tampak
cemas dengan
keadaannya
- Wajah klien
tampaktelihatku
rang istirahat
- Klien tampak
ketakutan
TTV:
TD : 130/80 mmHg
S : 36,8°C
R : 23x/menit
N : 73x/menit

4. Ds: Ovarium tidak dapat Defisiensi


- Klien menghasilkan pengetahuan
mengatakan hormon dalam b.dkurangnya
tidak bisa tidur jumlah cukup informasi yang
dimalam hari didapat.
- Klien Lapisan rahim
mengatakan berhenti menebal
siklus
menstruasinya Kurang informasi
dalam waktu
6bln tidak Kurang pengetahuan
teratur
- Suami klien Defisiensi
megatakanemosi pengetahuan
klien tidak stabil
dan terasa nyeri
saat
berhubungan

Do:
- Klien tampak
lemas
- Klien tampak
pucat
- Klien tampak
cemas dan
kebingungan
TTV:
TD : 130/80 mmHg
S : 36,8°C
R : 23x/menit
N : 73x/menit

F. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flushes.
2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur fungsi
seksual.
3. Kecemasan berhubungan dengan stress psikologis, perjalanan
stress penyakit.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
G. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil
1 Disfungsi Tujuan: klien a. Bina hubungan saling a. Untuk mendapatkan
. seksual mengungkapkan percaya dengan pasien intervensi yang tepat
berhubungan disfungsi seksual b. Bantu pasien b. Untuk mengatahui sejauh
dengan teratasi setelah mengekspresikan perubahan mana perubahan tubuh dan
perubahan diberi tindakan fungsi tubuh, termasuk organ seksual yang dialami
struktur fungsi keperawatan organ seksual c. Untuk mengurangi stress dan
seksual Kriteria hasil: c. Berikan pengetahuan meningkatkan pengetahuan
a. Nyeri hilang bila mengenai perubahan fungsi pasien tentang perubahan
berhubungan seksual fungsi tubuh
b. Klien tidak d. Anjurkan klien untuk d. Komunikasi terbuka dapat
menolak jika berbagi pikiran/masalah mengidentifikasi area
diajak dengan pasangan/orang penyesuaian atau masalah dan
berhubungan terdekat meningkatkan diskusi dan
e. Diskusikan dengan klien resolusi
tentang penggunaan e. Mengurangi kekeringan
cara/teknik khusus saat vagina yang dapat
berhubungan misalnya menimbulkan rasa sakit dan
penggunaan minyak vagina iritasi, sehingga
f. Kolaborasi pemberian obat meningkatkan kenyamanan
sesuai indikasi misalnya dalam berhubungan
estrogen pengganti f. Memulihkan atrofi genetalia,
kekeringan vagina dan uretra

2 Gangguan pola Tujuan: a. Anjurkan pasien untuk a. Mengurangi rasa kepanasan


. tidur Setelah dilakukan memakai pakaian yang b. Memberikan rasa nyaman
berhubungan tindakan menyerap keringat untuk meningkatkan kualitas
dengan hot keperawatan pola b. Memberikan tempat dan tidur
flushes tidur klien suasana tidur yang nyaman c. Menghindari trigger yang
normal c. Anjurkan klien untuk mencetuskan hot flashes
Kriteria hasil: menghindari beraktivitas di d. Mengurangi rasa panas dan
a. Klien tidak cuaca yang panas keringat berlebih
sering terbangun d. Anjurkan klien untuk e. Mengurangi rasa tidak
saat tidur mencuci muka saat hot nyaman
b. Palpebra tidak flashes terjadi f. Memberikan situasi kondusif
hitam e. Anjurkan klien untuk untuk tidur
menghindari makanan g. Perubahan posisi mengubah
berbumbu, pedas dan area tekanan dan
goreng-gorengan meningkatkan istirahat
f. Ciptakan lingkungan yang
nyaman seperti tidak bising
atau mematikan lampu saat
tidur
g. Dorong posisi yang nyaman

3 Kecemasan Tujuan: a. Mengkaji tingkat a. Untuk memberikan intervensi


. berhubungan Setelah dilakukan kecemasan dan stress pasien yang tepat
dengan stress tindakan keperawatan b. Ciptakan suasana yang b. Untuk menguraangi rasa
psikologis, cemas berkurang atau aman untuk pasien cemas pasien
perjalanan hilang c. Berikan motivasi tentang c. Untuk memberikan
stress penyakit Kriteria hasil: perjalanan stress penyakit pengertahuan tentang stress
d. Bantu pasien untuk penyakit
a. Klien merasa
melakukan relaksasi d. Untuk mempercepat
rileks
e. Libatkan klien dan keluarga pengelolaan cemas
b. Klien dapat
dalam prosedur pelaksanaan e. Klien dan keluarga harus
menerima dirinya
dan perawatan dijadikan sebagai subjek
apa adanya
f. Beritahu tentang penyakit jangan dijadikan sebagai
klien dan tindakan yang objek
akan dilakukan secara f. Membantu klien dalam
sederhana kegiatan mandiri

4 Kurang Tujuan: a. Kaji tingkat pengetahuan a. Menentukan sampai dimana


. pengetahuan Klien klien tentang keadaannya pengetahuan klien tentang
berhubungan mengungkapkan b. Beri ppenjelasan tentang proses menopouse
dengan pengetahuannya proses menopouse, b. Memberi pengetahuan pada
kurangnya bertambah penyebab dan gejala klien tentang menopouse
informasi Kriteria hasil: menopouse c. Terapi pengganti estrogen
a. Klien tahu c. Beri penjelasan pada klien tidak mengembalikan siklus
penyebab tentang proses pengobatan haid normal tapi dapat
keadaan saat ini d. Diskusikan tentang perlunya menurunkan/ menghilangkan
b. Klien dapat pengaturan/diet makanan gejala penyebab dari
menyesuaikan dan penggunaan suplemen menopouse
diri dengan d. Meningkatkan kesehatan dan
keadaannya mencegah osteoporosis
c. Klien tidak
bertanya-tanya
tentang
keadaannya
d. Klien tampak
ceria
H. Implementasi Keperawatan

Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Jumat, 15 Mei 1. Gangguan pola tidur 07:00 1. Mengkaji TTV S:
2020 berhubungan Respon: 1. Klien mengatakan haid
dengan hot flushes TD: 130/80mmHg tidak teratur selama 6 bulan
2. Disfungsi seksual S: 36,80C terakhir
berhubungan RR: 23x/menit 2. Klien mengatakan sulit tidur
dengan perubahan 08:00 N: 73x/menit saat malam hari karena rasa
struktur fungsi panas di wajah dan leher
seksual 2. Mengkaji keluhan klien 3. Klien mengatakan sakit saat
3. Kecemasan Respon: klien mengatakan haid berhubungan intim
berhubungan tidak teratur, dan kesulitan tidur 4. Klien mengatakan cemas
dengan stress saat malam hari karena rasa akan kondisinya sehingga
psikologis, panas didaerah wajah dan leher emosi nya tidak stabil
perjalanan stress serta mengatakan sakit pada 5. Klien mengatakan tidak
penyakit vagina saat berhubungan mengetahui tentang apa
4. Kurang yang dialaminya
pengetahuan 09:00 3. Melakukan pemeriksaan fisik O:
berhubungan Respon: ditemukan tanda-tanda
1. TTV
dengan kurangnya klimakterium ditandai
TD: 130/80mmHg
informasi kemerahan pada kulit, dan
S: 36,80C
palpebra hitam
RR: 23x/menit
N: 73x/menit
10:00 4. Bina hubungan saling percaya
2. Wajah klien tampak merah
dengan pasien
3. Terdapat palpebra
Respon: agar klien mau
4. Klien tampak cemas
mengungkapkan apa yang
5. Klien sering bertanya
dirasakannya
tentang keadaannya
11:00 5. Mengkaji pengetahuan klien
tentang keadaannya
A:
Respon: klien tidak tahu
1. Disfungsi seksual belum
tentang keadaannya
teratasi
2. Gangguan pola tidur belum
12:00 6. Mengkaji tingkat kecemasan
teratasi
dan stress klien tentang
3. Kecemasan belum teratasi
keadaannya
4. Kurang pengetahuan belum
Respon: klien merasa cemas
dengan kondisinya teratasi

P:
13:00 7. Memberikan pengetahuan pada
klien dan keluarga tentang
1. Observasi TTV
klimakterium dan menopouse
2. Monitor pola tidur
Respon: klien masih merasa
3. Monitor kecemasan
cemas karena takut terkena
4. Berikan edukasi pada klien
penyakit lain
dan keluarga
5. Observasi disfungsi seksual

14:00 1. Mengkaji TTV S:


Respon: 1. Klien mengatakan haid
TD: 130/90mmHg tidak teratur selama 6 bulan
S: 36,50C terakhir
RR: 21x/menit 2. Klien mengatakan sulit tidur
N: 70x/menit saat malam hari karena rasa
panas di wajah dan leher
15:00 2. Mengkaji keluhan klien saat ini 3. Klien mengatakan sakit saat
Respon: klien merasa cemas berhubungan intim
4. Klien mengatakan merasa
16:00 3. Mengajarkan klien teknik lebih tenang
relaksasi dan distraksi 5. Klien mengatakan mulai
Repon: klien dapat mengikuti mengerti tentang kondisinya
apa yang dianjurkan
O:
17:00 4. Memberi penjelasan pada klien 1. TTV
dan keluarga tentang proses TD: 130/90mmHg
pengobatan S: 36,50C
Respon: klien dan keluarga RR: 21x/menit
memahami apa yang N: 70x/menit
disampaikan 2. Kecemasan klien berkurang
3. Kulit tampak merah
18:00 5. Anjurkan klien untuk berbagi 4. Klien mulai paham dengan
pikiran/masalah dengan keadaannya
pasangan/orang terdekat 5. Palpebra tampak hitam
Respon: agar klien tidak terlalu
A:
cemas
19:00
6. Menganjurkan suami/keluarga 1. Disfungsi seksual belum
untuk selalu mendampingi teratasi
klien selama masa perawatan 2. Gangguan pola tidur belum
Respon: untuk mencegah klien teratasi
stress 3. Kecemasan teratasi
sebagian
20:00
7. Menganjurkan klien untuk 4. Kurang pengetahuan teratasi
mencuci muka jika terasa panas sebagian
Respon: untuk mengurangi rasa
panas
P

1. Observasi TTV
2. Monitor pola tidur
3. Monitor kecemasan
4. Berikan edukasi pada klien
dan keluarga
5. Observasi disfungsi seksual
21:00 1. Mengkaji TTV S:
Respon: 1. Klien mengatakan sulit tidur
TD: 120/80mmHg saat malam hari karena rasa
S: 36,50C panas di wajah dan leher
RR: 20x/menit 2. Klien mengatakan merasa
N: 72x/menit lebih tenang
3. Klien mengatakan mulai
22:00 2. Mengkaji kebiasaan pola tidur mengerti tentang kondisinya
klien O:
Respon: klien tidur dengan 1. TTV
keadaan gelap TD: 120/80mmHg
S: 36,50C
23:00 3. Menganjurkan klien memakai RR: 20x/menit
pakaian yang menyerap N: 72x/menit
keringat 2. Kecemasan klien berkurang
Respon: untuk menghindari 3. Kulit tampak merah
rasa panas 4. Klien mulai paham dengan
keadaannya
24:00 5. Palpebra tampak hitam
4. Mengkaji kenyamanan klien
6. Tidur klien terganggu
Respon: klien ingin tidur dalam
karena kepanasan
keadaan gelap
A:
01:00
5. Mengontrol klien
 
1. Disfungsi seksual belum
Respon: klien istirahat/tidur
teratasi
02:00
2. Gangguan pola tidur belum
6. Mengontrol klien
teratasi
Respon: klien istirahat/tidur
3. Kecemasan teratasi
03:00
sebagian
7. Mengontrol klien
4. Kurang pengetahuan teratasi
Respon: klien terbangun karena
sebagian
merasa panas
8. Menganjurkan klien untuk
P:
mengganti pakaian dan
1. Observasi TTV
mencuci muka
2. Monitor pola tidur
Respon: untuk mengurangi rasa
3. Monitor kecemasan
panas
04:00 4. Berikan edukasi pada klien
9. Mengontrol klien dan keluarga
Respon: klien istirahat/tidur 5. Observasi disfungsi seksual
05:00
10. Memfasilitasi klien untuk
personal hygiene
Respon: personal hygiene klien
terpenuhi
06:00
11. Melakukan ferbedden
Respon: untuk meningkatkan
kenyamanan klien
Sabtu, 16 Mei 1. Gangguan pola tidur 07:00 1. Mengkaji TTV S:
2020 berhubungan Respon: 1. Klien mengatakan sulit tidur
dengan hot flushes TD: 120/80mmHg saat malam hari karena rasa
2. Disfungsi seksual S: 36,80C panas di wajah dan leher
berhubungan RR: 22x/menit 2. Klien mengatakan sudah
dengan perubahan N: 75x/menit tidak terlalu cemas
struktur fungsi 3. Klien mengatakan mulai
seksual mengerti tentang kondisinya
2. Mengkaji bagaimana
3. Kecemasan O:
istirahat/tidur klien
berhubungan 1. TTV
Respon: tidur masih terganggu
dengan stress 08:00 TD: 120/80mmHg
karena rasa panas
psikologis, S: 36,80C
perjalanan stress RR: 22x/menit
3. Kolaborasi pemberian obat
penyakit N: 75x/menit
sesuai instruksi dan indikasi
4. Kurang 2. Kecemasan klien berkurang
Respon: terapi pengganti
pengetahuan 09:00 3. Kulit tampak merah
estrogen
berhubungan 4. Klien mulai paham dengan
dengan kurangnya keadaannya
4. Mengkaji tingkat pengetahuan
informasi 5. Palpebra tampak hitam
klien tentang keadaannya
6. Tidur klien terganggu
Respon: klien mulai paham
10:00 karena kepanasan
tentang kedaannya
A:
5. Memberikan edukasi pada klien
1. Disfungsi seksual belum
tentang penggunaan cara/teknik
teratasi
khusus saat berhubungan
11:00
2. Gangguan pola tidur belum
misalnya penggunaan minyak
teratasi
vagina
3. Kecemasan teratasi
Respon: untuk mengurangi
sebagian
nyeri saat berhubungan intim
4. Kurang pengetahuan teratasi
sebagian
6. Anjurkan klien untuk berbagi
pikiran/masalah dengan
12:00 P:
pasangan/orang terdekat
1. Observasi TTV
Respon: mengurangi tingkat
2. Monitor pola tidur
kecemasan klien
3. Monitor kecemasan
4. Berikan edukasi pada klien
7. Anjurkan klien untuk
dan keluarga
menghindari makanan
13:00 5. Observasi disfungsi seksual
berbumbu, pedas dan goreng-
gorengan
Respon: untuk mengurangi rasa
tidak nyaman
14:00 1. Mengkaji TTV S:
Respon: 1. Klien mengatakan masih
TD: 130/80mmHg sering terbangun saat tidur
S: 36,90C karena rasa panas di wajah
RR: 22x/menit dan leher
N: 74x/menit 2. Klien mengatakan merasa
lebih tenang emosinya
15:00 2. Anjurkan klien untuk terkendali
menghindari beraktivitas di 3. Klien mengatakan
cuaca yang panas mengerti tentang kondisinya
Respon: untuk mengurangi rasa O:
panas 1. TTV
TD: 130/80mmHg
16:00 3. Diskusikan tentang perlunya S: 36,90C
pengaturan/diet makanan dan RR: 22x/menit
penggunaan suplemen N: 74x/menit
Respon: untuk meningkatkan 2. Kecemasan klien berkurang
kesehatan 3. Kulit tampak merah
4. Klien paham dengan
17:00 keadaannya
4. Mengkaji keluhan yang sedang
5. Palpebra tampak hitam
dirasakan klien
6. Tidur klien masih terganggu
Respon: rasa panas pada wajah
karena kepanasan
dan leher masih terasa, dan
masih kesulitan tidur A:

18:00
1. Disfungsi seksual belum
5. Memberikan edukasi pada klien
teratasi
tentang gejala dan penyebab
2. Gangguan pola tidur belum
klimakterium/menopouse
teratasi
Respon: klien memahami apa
3. Kecemasan teratasi
yang disampaikan
sebagian
19:00
4. Kurang pengetahuan sudah
6. Kolaborasi pemberian obat
teratasi
sesuai instruksi dan indikasi
Respon: terapi pengganti
P:
estrogen
1. Observasi TTV
20:00
2. Monitor pola tidur
7. Menciptkan lingkungan yang
3. Monitor kecemasan
aman dan nyaman untuk klien
4. Observasi disfungsi seksual
Respon: memberikan
5. Observasi disfungsi seksual
kenyamanan pada klien

21:00 1. Mengkaji TTV S:


Respon: 1. Klien mengatakan sulit tidur
TD: 120/80mmHg saat malam hari karena rasa
S: 36,60C `panas di wajah dan leher
RR: 20x/menit 2. Klien mengatakan merasa
N: 72x/menit lebih tenang
3. Klien mengatakan mulai
22:00 2. Menganjurkan klien memakai mengerti tentang kondisinya
pakain yang menyerap keringat O:
Respon: menghindari rasa 1. TTV
panas TD: 120/80mmHg
S: 36,60C
3. Ciptakan lingkungan yang RR: 20x/menit
nyaman seperti tidak bising N: 72x/menit
23:00
atau mematikan lampu saat 2. Kecemasan klien berkurang
tidur 3. Kulit tampak merah
Respon: meningkatkan 4. Klien paham dengan
kenyamanan klien keadaannya
4. Memposiskan klien agar 5. Palpebra tampak hitam
24:00
nyaman 6. Tidur klien terganggu
Respon: semi fowler karena kepanasan

A:
5. Mengontrol klien
Respon: klien istirahat/tidur
1. Disfungsi seksual belum
01:00 teratasi
6. Mengontrol klien
2. Gangguan pola tidur belum
Respon: klien terbangun karena
teratasi
rasa panas
3. Kecemasan teratasi
02:00 4. Kurang pengetahuan teratasi
7. Menganjurkan klien mencuci
P:
muka
1. Observasi TTV
Respon: untuk mengurangi rasa
2. Monitor pola tidur
panas 3. Observasi disfungsi seksual
03:00
8. Mengontrol klien
Respon: klien istirahat/tidur
04:00
9. Mengontrol klien
Respon: klien istirahat/tidur
05:00
10. Memfasilitasi klien untuk
personal hygiene
Respon: personal hygiene klien
terpenuhi
06:00
11. Melakukan ferbedden
Respon: untuk meningkatkan
kenyamanan klien

Minggu, 17 1. Gangguan pola tidur 07.00 1. Mengkaji TTV: S:


Mei 2020 berhubungan Respon: 1. Klien mengatakan
dengan hot flushes TD: 120/80 mmHg tidurnya sudah mulai
2. Disfungsi seksual S: 36,5ºC merasa nyaman karena rasa
berhubungan RR: 21x/menit panas diwajah mulai
dengan perubahan N: 73x/menit berkurang
struktur fungsi
seksual 08.00 2. Mengkaji bagaimana 2. klien mengatakan sudah
3. Kecemasan istirahat/tidur klien jauh lebih baik
berhubungan Respon: klien merasa agak bisa
dengan stress tidur dan hanya terbangun 3. klien mengatakan sudah
psikologis, sekali mulai memahami mengenai
perjalanan stress kondisinya dan apa yang
penyakit 09.00 3. kolaborasi pemberian obat harus ia lakukan
4. Kurang sesuai instruksi dan indikasi
pengetahuan Respon: terapi pengganti O:
berhubungan estrogen 1. TTV
dengan kurangnya TD: 120/80 mmHg S:
informasi 10.00 4. memberikan edukasi pada 36,5ºC
klien tentang penggunaan RR: 21x/menit N:
cara/teknik khusus saat 73x/menit
berhubungan. Misalnya
penggunaan minyak vagina 2. Kecemasan klien sudah
Respon: untuk mengurangi mulai berkurang
nyeri saat berhubungan intim
3. istirahat klien mulai
11.00 5. anjurkan klien untuk tampak lebih baik
menghindari makanan
berbumbu, pedas dan goreng- 4. kulit klien tampak
gorengan mengurang kemerahannya
Respon: untuk mengurangi rasa
tidak nyaman 5. tidur klien sudah tidak
merasa terganggu lagi
12.00 6. mengontrol klien:
Klien sedang istirahat/tidur A:
1. Disfungsi Seksual sudah
13.00 7. mengontrol klien: mulai teratasi
Klien sedang istirahat/tidur
2. gangguan pola tidur klien
sudah mulai teratasi

P:
1. Observasi TTV

2. Monitor pola tidur klien

3. Observasi disfungsi
seksual

14.00 1. Mengkaji TTV: S:


Respon: 1. klien mengatakan sudah
TD: 120/80 mmHg S: 36,6ºC tidak terbangun karena
RR: 20x/menit N: kepanasan di area wajah dan
75x/menit leher

15.00 2. anjurkan klien untuk 2. klien mengatakan merasa


menghindari beraktivitas di lebih tenang dan nyaman
cuaca yang panas
Respon: untuk mengurangi rasa 3. klien mengatakan sudah
panas merasa jauh lebih baik dari
sebelumnya
3. Diskusi mengenai perlunya
pengaturan/diet makanan dan O:
16.00 penggunaan suplemen 1. TTV
Respon: untuk meningkatkan TD: 120/80 mmHg
kesehatan S: 36,6ºC
RR: 20x/menit
4. mengkaji keluhan yang N: 75x/menit
sedang dirasakan klien
17.00 Respon: klien merasa panas di 2. rasa panas diwajah dan
wajah dan leher mulai agak leher klien berkurang
berkurang.
3. kulit tampak lebih bersih
5. Mengingatkan kembali
mengenai edukasi pada klien 4. palpebra tampak
18.00 mengenai gejala dan penyebab berkurang hitamnya
klimakterium/menopause
Respon: klien sangat 5. tidur klien mulai nyaman
memahami apa yang
disampaikan A:
1. disfungsi seksual mulai
19.00 6. kolaborasi pemberian obat teratasi
sesuai instruksi dan indikasi
Respon: terapi pengganti 2. gangguan pola tidur
estrogen mulai teratasi

20.00 7. menciptakan lingkungan P:


yang aman dan nyaman untuk 1. observasi TTV
klien
Respon: memberikan 2. Monitor pola tidur
kenyamanan pada klien
  3. Observasi disfungsi
seksual

21.00 1. Mengkaji TTV: S:


Respon: 1. Klien mengatakan tidur
TD: 120/80 mmHg sudah mulai nyaman dan
22.00 S: 36,8ºC tuidak merasakan gatel dan
RR: 21x/menit panas pada wajah dan
N: 76x/menit lehernya

2. kolaborasi dalam pemberian 2. klien mengatakan merasa


23.00 obat sesuai instruksi dan lebih nyaman dan tenang
indikasi
Respon: pengganti estrogen 3. klien mengatakan
kondisinya jauh lebih
24.00 3. sebelum tidur, menganjurkan membaik
klien agar memakai pakaian
yang menyerap keringat dan O:
mencuci muka sebelum tidur
Respon: menghindari rasa 1. TTV
panas TD: 120/80 mmHg S:
36,8ºC
01.00 4. ciptakan lingkungan yang RR: 21x/menit N:
aman dan nyaman seperti tidak 76x/menit
bising atau mematikan lampu
saat tidur 2. Klien sudah tidak merasa
Respon: meningkatkan cemas lagi
02.00 kenyamanan pada klien
3. klien sudah tidak
5. memposisikan klien agar merasakan panas lagi
03.00 tetap nyaman
Respon: semi fowler 4. pola tidur klien sudah
tidak terganggu
04.00 6. mengontrol klien
Respon: klien istirahat/tidur 5. wajah klien tampak
bersih dan sehat lagi
05.00 7. mengontrol klien
Respon: klien istirahat/tidur A:
1. Disfungsi seksual klien
8. mengontrol klien sudah teratasi
Respon: klien sedang BAK dan
06.0 klien mengatakan sudah tidak 2. Pola tidur klien sudah
0 merasakan panas dan merasa teratasi
nyaman
P:
9. memfasilitasi klien untuk Semua teratasi.
personal hygiene
Respon: personal hygiene klien
terpenuhi

10. melakukan ferbeden dan


menanyakan keadaan mengenai
kondisi klien
Respon: untuk meningkatkan
kenyamanan klien dank lien
mengatakan sudah merasa lebih
baik dan nyaman dalam
tidurnya dan tidak merasakan
panas lagi.
BAB IV

PENUTUP

SIMPULAN
Klimakterium merupakan peralihan masa reproduksi dan semium
dimulai dari 6 tahun sebelum menopause berakhir 6-7 tahun setelah
menopause. (Sarwono, 2007). Sedangkan menurut Chris Dolken (2008),
klimakterium merupakan suatu periode dimana terjadi penurunan aktivitas
ovarium yang pada akhirnya berhenti. Klimakterium adalah proses
penuaan dari seorang wanita dari masa reproduktif ke masa
nonreproduktif.
Ada pula tanda dan gejala umum, yaitu : ketidakteraturan siklus
haid, hot flushes (panas pada kulit), berdebar debar karena terjadi
peningkatan denyut jantung, sakit kepala, kaki dan tangan terasa dingin,
vertigo, cemas, gelisah, insomnia, keringat waktu malam, penurunan daya
ingat, tidak dapat berkonsentrasi, lelah, penambahan berat badan.
Jadi berdasarkan gejala yang dialami oleh klien pada kasus tersebut
dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala tersebut adalah tanda klien
mengalami Premenopouse yang ditandai dengan usia klien yang sudah
memasuki fase terakhir masa reproduksi, siklus haid yang tidak teratur
selama 6 bulan terakhir, emosi tidak stabil, rasa panas di wajah dan leher,
adanya rasa nyeri saat berhubungan intim karena vagina nya kering
sehingga klien tidak mau diajak berhubungan. Sehingga dari gejala-gejala
tersebut didapatkan diagnosa klimakterium.Sehingga dapat diambil
diagnosa keperawatan yaitu : gangguan pola tidur berhubungan dengan hot
flushes, disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur fungsi
seksual, kecemasan berhubungan dengan stes psikologis, kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurannya informasi. Sehingga setelah
dilakukan implementasi selama 3x24 jam pasien diharapkan merasa lebih
baik. Menurut kasdu (2002) masa Klimakterium berlangsung bertahap,
yaitu : premenopause, perimenopause, post menopause.
SARAN
Bagi wanita yang memasuki fase terakhir masa reproduksi yang di
mulai usia sekitar 40 tahun diharapkan untuk mencari informasi yang
benar dan tepat berkenaan dengan usia separuh baya, baik itu melalui
penyuluhan kesehatan desa, lewat media massa, buku, ataupun bertanya
pada orang-orang yang ahli di bidangnya.
Untuk keluarga klien diharapkan dapat selalu mendampingi klien
melewati fase-fase tersebut karena klien butuh dukungan dari orang-orang
terdekat agar klien tidak stress dan cemas, serta dapat menenangkan klien
ketika emosi klien sedang tidak stabil karena emosi yang tidak stabil
merupakan salah satu gejala dari klimakterium.
Perawat sebagai tenaga kesehatan berperan penting dalam
memberikan edukasi pengetahuan kepada klien dan keluarga seputar masa
klimakterium. Sebagai perawat diharapkan senantiasa berupaya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan yang lebih profesional dalam kasus ini perawat harus
memiliki pengetahuan tentang masa klimakterium sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Daftar Pustaka

Kasdu, D.(2002).Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopous. Jakarta : Puspa


Swara

Ponda, G. 2016, “ Model asuhan kebidanan pada lansia untuk meningkatkan


pengetahuan tentang klimakturium “, Surabaya : tidak di terbitkan

Priyati, Emi. (2011).Analisa Faktor Faktor yang Mempengaruhi Klimakterium. :


Universitas Muhamadiyah Purwokerto

Rahmi kumala, 2016 “ Klimakturium&Menopouse “ makalah, Jakarta .

Anda mungkin juga menyukai