Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KLIMAKTERIUM

Dosen Pengampu : Ns. Catur Prasatia Lukita Dewi,S.Kep.,M.Kes

Disusun oleh :

1. Anisaul Syarifah (202101053)


2. Anisa Dian Marlia (202101058)
3. Dwi Widya N. (202101085)

S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayat Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN KLIMAKTERIUM

Asuhan keperawatan ini merupakan tugas yang diberikan oleh ibu Ns. Catur Prasatia Lukita
Dewi,S.Kep.,M.Kes selaku dosen pada mata kuliah Keperawatan Matemitas yang berisi
tentang pembahasan asuhan keperawatan pada induksi persalinan.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan di dalam penulisan tugas ini, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi perbaikan penulisan asuhan
keperawatan selanjutnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
TUJUAN....................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
Pengertian...............................................................................................................................5
Masa Klimakterium................................................................................................................5
Etiologi...................................................................................................................................6
Manifestasi Klinis...................................................................................................................6
Patofisiologi............................................................................................................................8
Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................................8
Perubahan yang terjadi pada masa Klimakterium..................................................................8
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian klimakterium............................................10
Penatalaksanaan....................................................................................................................11
Komplikasi...........................................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................14
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................14
Biodata..................................................................................................................................14
Riwayat kesehatan klien.......................................................................................................14
Pengkajian fisik....................................................................................................................14
Pemeriksaan penunjang........................................................................................................16
Analisis data.........................................................................................................................17
Diagnosis keperawatan.........................................................................................................18
Intervensi keperawatan.........................................................................................................19
Evaluasi................................................................................................................................22
BAB IV....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

Masa perkembangan dan fisiologis wanita normal melalui enam tahapan yaitu masa
pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa menoupause serta masa senile.
Masa reproduksi merupakan masa terpenting dalam kehidupan wanita. Haid pada masa ini
paling terartur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan. Menjelang berakhirnya masa
reproduksi ini disebut dengan masa klimakterium yang merupakan masa peralihan dari masa
reproduksi ke masa senium. Masa ini berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah
menoupause.

Kehidupan manusia dimulai sejak konsepsi hingga menjelang akhir hayat dan ini
merupakan proses yang berkesinambungan serta tiada terbatas. Begitupun kehidupan seorang
perempuan. Segera setelah dilahirkan, secara fisiologis menjadi lebih tua. Dengan
bertambahnya usia maka jaringan-jaringan dan sel-sel tua, sebagian mengalami regenerasi,
tetapi sebagian lagi akan mati. Dilihat dari sudut pandang tersebut, maka psikologi
perkembangan juga dapat disebut sebagai psikologi orang menjadi tua. Bagi sebagian orang,
wanita menganggap masa menoupause merupakan masa yang menakutkan, tetapi sebagaia
lainya dapat melalui masa ini dengan mulus.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Klimakterium ?
2. Apa saja etiologi Klimakterium?
3. Bagaimana manifestasi Klimakterium?
4. Bagaimana patofisiologi Klimakterium?
5. Apa saja komplikasi Klimakterium ?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Klimakterium
2. Untuk mengetahui etiologi Klimakterium
3. Untuk mengetahui maniefestasi Klimakterium
4. Untuk mengetahui patofisiologi Klimakterium
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Klimakterium

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir
pada awal senium dan terjadi pada wanita umur 40-65 tahun. Masa ini ditandai
dengan berbagai macam keluhan. Klimakterium bukan suatu keadaan patologis,
melainkan suatu masa peralihan yang normal yang berlangsung beberapa tahun
sebelum dan sesudah menoupause. Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi
tua, sehingga hormon estrogen menurun dan hormon gonadotropin meningkat.
(Kasdu 2002)

Klimakterium adalah suatau masa peralihan anatara tahun-tahun reproduktif


akhir dan berakhir pada awal masa senium. Sekitar umur 40-65 tahun. (Endang 2008)

Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase


senium yang terjadi akibat menurunya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari
ovarium. Terjadi pada usia 45-65 tahun. (Ali 2003)

2. Masa Klimakterium
Menurut siklus kehidupan manusia normal, setiap manusia akan mengalami
proses. Sehubungan dengan hal itu, kehidupan seorang wanita juga mengalami fase-
fase perkembangan tersebut. Dalam hal ini fase-fase yang berkaitan dengan fungsi
organ reproduksi wanita. Fase tersebut di bagi dalam tiga tahapan yaitu masa
sebelum, sedang berlangsung dan setelah menstruasi.

Masa klimakterium ini berlangsung secara betahap menurut (Kasdu 2002) sebagai
berikut:

a) Premenoupause : Masa sebelum berlangsungnya peri menoupause, yaitu sejak


fungsi reproduksinya mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda
menoupause. Mulai pada usia 40 tahun. Perdarahan terjadi karena menurunya
kadar hormon estrogen, insufisiensi corpuslutheum, kegagalan proses ovulasi,
sehingga bentuk kelainan haid dapat bermanifestasi seperti amenorrhae,
polimenorrhae serta hipermenorrhae.
b) Perimenoupause : Periode dengan keluhan memuncak, rentang 1-2 tahun
sebelum dan 1-2 tahun sesudah menoupause. Masa wanita mengalami akhir dari
datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini menoupause masih

5
berlangsung. Keluhan sistematik berkaitan dengan vasomotor, keluhan yang
sering dijumpai adalah berupa gejolak panas (hot flushes), berkeringat banyak,
depresi, serta perasaan mudah tersinggung.
c) Postmenoupause : Masa setelah menoupause sampai senilis, masa berlansgung
kurang lebih 3-5 tahunsetelah menoupause. Keluhan lokal pada sistim urogenital
bagian bawah, atrofi vulvadan vagina menimbulkan berkurangnya produksi lendir
atau timbulnya nyeri senggama. Setelah periode klimakterium selesai, selanjutnya
wanita akan mengalami periode postmenoupause, yang selanjutnya periode senilis
(kasdu,2002). Pasca menoupause adalah fase dimana ovarium tidak berfungsi
sama sekali. Kadar estradiol berada antara 20-30 p/g ml, dan kadar hormon
gonadrotopin meningkat

3. Etiologi
Klimakterium pada seorang wanita telah terjadi perubahan ovarium seperti
sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunya sintesis
steroid seks. (Widyastuti, Rahmawati, and Yuliasti 2009)

Menoupause terjadi secara fisiologis akibat hilang atau berkurangnya


sensitivitas ovarium terhadap stimulasi gonadotropin yang berhubungan langsung
dengan penurunan dan disfungsi folikuler. Osit didalam ovarium akan mengalami
atresia, folikel mengalami penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis
setelah 20-25 tahun sesudah menarche. Oleh karena itu pada fase perimenoupause
dapat terjadi siklus menstruasi yang tidak teratur. Selain itu tidak teraturan menstruasi
juga terjadi akibat fase folikuler pada fase siklus menstruasi yang memendek.
(Rahayu and Siti 2007)

4. Manifestasi Klinis
Menurut (Helena and Deutch 2003), klimakterium ini diawali dengan satu fase
pendahuluan atau fase preliminer yang menandai satu proses “pengahiran”. Munculah
tanda-tanda antara lain:

a) Menstruasi menjadi tidak lancar atau tidak teratur, datang dalam intervalwaktu
yang lebih lambat atau lebih awal.
b) Haid yang keluar banyak sekali , atau malah sedikit sekali.
c) Muncul gangguan vasotoris berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah.
d) Merasa pusing-pusing, sakit kepala terus menerus
e) Berkeringat terus-terusan.

6
f) Neuragia atau nyeri syaraf terus-terusan.

Gejala Psikologis pada masa Klimakterium :

a) Kemurungan
b) Mudah tersinggung/mudah marah
c) Mudah curiga
d) Insomnia
e) Tertekan
f) Kesepian
g) Tidak sabar
h) Tegang dan cemas.

7
5. Patofisiologi
Klimakterium bukanlah suatu keadaan patologis, melainkan masa peralihan
yang berlangsung sebelum dan sesudah menoupause. Klimakterium dimulai kira-kira
4-5 tahun sebelum menoupause berdasarkan keadaan endokrinologik (estrogen turun
dan kadar hormon gonadotropin naik) dan jika ada gejala-gejala klinis.

Bila pubertas disebabkan oleh mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh


hipofisis, klimakterium disebabkan oleh kurangnya bereaksinya ovarium terhadap
rangsangan hormon itu. Hal ini disebabkan karena ovarium menjadi tua sehingga
dapat dikatakan ovarium lebih cepat tua daripada organ tubuh lainya.

Proses menjadi tua sudah dimulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel pada
ovarium waktu lahir kurang lebih 750.000 buah dan pada saat menoupause tinggal
beberapa ribu buah. Tambahan pula folikel yang tersisa ini rupanya juga lebih resisten
terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri atas
pertumbuhan folikel, ovulasi, atas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak disertai
ovulasi, jadi bersifat anovulatorik.

Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan


hormon gonadotropin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-kira
setelah menoupause, kemudian mulai menurun. Tinggi kadar hormon gonadotropin
disebabkan oleh kurangnya produksi estrogen sehingga native feedback gonadotropin
berkurang. (Widyastuti, Rahmawati, and Yuliasti 2009)

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan urin, darah, pap smear/ IVA test ,
USG, mammography, pemeriksaan hormon FSH,LH dan TSH

7. Perubahan yang terjadi pada masa Klimakterium


a. Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi meliputi :
1) Rahim

Rahim mengalami atropi, panjang menyusut dan dindingnya menipis jaringan

miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibrotik.


Leher rahim menyusut tidak menonjol kedalam vagina bahkan lama lama akan
merata dengan dinding vagina

8
2) Saluran Telur
Lipatan lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan mengkerut : rambut
getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang. Indung telur
setelah wanita melewati akhir usia 30 tahun an, produksi indung telur berangsur
angsur menurun. Dengan demikian, pelepasan sel telur tidak selalu pada pelepasan
siklus haid. Pada saat ini, jarak haid agak menjadi tidak teratur, yaitu terjadi pada
selang waktu yang lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi semakin sedikit
atau semakin banyak, sampai akhirnya, pelepasan sel telur tidak lagi terjadi dan
haid-pun berhenti. Dengan menurunya produksi indung telur maka terjadi juga
penurunan hormon. Indung telur memproduksi 3 hormon yaitu estrogen,
progesteron, dan androgen.
3) Servik dan Vagina

Seperti halnya rahim dan indung telur, servik juga mengalami pengerutan dan

memendek, vagina mengalami kontraktur ( melemahnya otot jaringan), panjang


dan lebar vagina juga mengalami pengecilan. Formiks menjadi dangkal. Atropi
vagina berangsur menghilang. Selaput lendir kelamin akan menipis dan tidak lagi
mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.

4) Vulva

Jaringan menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan lemak serta

jaringan elastik. Kulitnya menipis dan pembuluh darah berkurang sehingga


menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Terjadi gangguan rasa gatal dan juga
hilangnya sekret kulit serta mengerutnya lubang masuk kemaluan. Berkurangnya
selaput pembuluh darah dan serabut elastik. Semua keadaan ini mempengaruhi
munculnya gangguan nyeri waktu senggama. (Kasdu 2002)

b. Perubahan Hormone

menurunya kadar hormon progesteron menyebabkan terjadi perubahan haid


menjadi sedikit, jarang bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini disebabkan
tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen. (Kasdu
2002)

9
beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh akibat kekurangan hormon estrogen
(sindroma kekurangan estrogen ) sebagai berikut :

1) Gangguan sistem vasomotor ( saraf yang mempengaruhi penyempitan atau


pelebaran pembuluh) berupa hot flushes, vertigo, keringat banyak, parestisia.
2) Gangguan sistem konstitusional berupa berdebar, nyeri tulang, belakang, nyeri
otot, dan migrain serta takut.
3) Gangguan sistem psikis dan neurotik berupa depresi, kelelahan fisik,
insomatik, susah tidur serta rasa sakit.
4) Sistem lainya berupa keputihan, sakit saat senggamam terganggu libido,
gangguan haid, dan pruritus vulva (gatal pada alat kelamin luar wanita)
c. Perubahan psikis yang terjadi pada masa Klimakterium

perubahan psikis yang terjadi pada kejadian klimakterium sering


menyebabkan perasaan tertekan, depresi, dan cepat marah. Bagi banyak wanita
kehilangan fungsi reproduksi yang merupakan awal klimakterium atau awal
berhentinya haid bukanlah sekedar tanda berakhirnya masa kemampuan memiliki
anak, ia juga pengalaman yang menyakitkan perasaanya. Penelitian menunjukkan
10 hingga 15 % wanita klimakterium meningkat kegelisahanya. Mereka
mengalami insomnia, depresi (Admin,2010)

8. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian klimakterium.


a. Awal menstruasi ( Usia manarche)

wanita yang terlambat mendapat menstruasi, misalnya pada usia 16 atau 17


tahun akan mwngalami klimakterium lebih awal. Sedangkan wanita yang cepat
mendapat menstruasi, misalnya pada usia 10 atau 13 tahun, cederung lebih lambat
memasuki masa klimakterium, biasanya kira-kira pada usia 50 tahun.

b. Beban pekerjaan

Wanita yang bekerja akan mengalami kejadian klimakterium lebih cepat


dibandingkan yang tidak bekerja. Hal ini dipengaruhi perkembangan psikis
seorang wanita.

c. Jumlah anak

Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dengan


klimakterium, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering

10
seorang wanita melahirkan maka makin tua atau lama mereka memasuki masa
menoupause.

d. Usia melahirkan anak terakhir

Masih berhubungan dengan melahirkan anak , bahwa semakin tua seorang


melahirkan anak, semakin tua ia memasuki usia menoupause. Penelitian yang
dilakukan Belt Israel Deaconnes Medical Center in Boston mengungkapkan
bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 35 tahun akan mengalami
usia menoupause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistim kerja organ reproduksi. Bahkan , akan
memperlambat proses penuaan tubuh . (Kasdu 2002)

e. Pemakaian Kontrasepsi

Pemakaian kontrasep ini,khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal ini


bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki usia klimakterium (Kasdu
2002)

9. Penatalaksanaan
a. Mengubah gaya/pola hidup
1) Mengkonsumsi makana yang kaya akan kalsium.
2) Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-
buahan dan sayuran.
3) Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
4) Menghindari merokok.
b. Olahraga

Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseoran, biasanya


ini juga membawa dampak positif, seperti :

1) Menguatkan tulang
2) Meningkatkan kebugaran
3) Menstabilkan berat badan
4) Mengurangi keluhan menoupause
5) Mengurangi stress akibat menoupause

11
Olahraga bagi wanita yang mengalami menoupause tentu saja berbeda
dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya
beberapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu
beberapa penyakit sudah dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita
menoupause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau
mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita
usia menoupause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang. (Kasdu 2002)

c. Terapi penggantian hormon (HRT)

Penggantian estrogen bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan atau


menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis.

d. Terapi komplementer : arklimakterium terapi, yoga , homeopati


e. Terapi sulih hormon (TSH)

Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindr


klimakterium menoupause . selain itu , TSH juga berguna untuk menjaga
berbagai keluhan yang muncul akibat menoupause, seperti keluhan
vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung
kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit
akibat dari kehilangan hormon estrogen , seperti osteoporosis danjantung
koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagi suatu usaha untuk
mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan
kesehatan wanita yang bertambah tua. (Kasdu 2002)

10. Komplikasi
a. Penyakit jantung koroner

Keluhan yang mempengaruhi fungs jantung dan pembuluh darah meliputi:

Kulit terasa kering, keriput, dan longgar dari ototnya oleh karena turunya
sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan
sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah
berdebar-debar terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung
koroner.

Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan


meningkatkan faktor risiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya

12
mengenai sklerosis terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai
sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering
setelah kadar esterogen menurun.

b. Masalah urogenital
1) Ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)
2) Infeksi saluran kemih
c. Osteoporosis

Dengan turunya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi


membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang
meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak
dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.

d. Dimensia

wanita pascamenoupause biasanya kemampuan berpikir dan ingatanya


menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunya hormon estrogen,
dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel-sel
saraf dan sel-sel otak.

13
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Biodata
a) Identitas klien
Nama ,tempat tanggal lahir/umur ,jenis
kelamain,agama,suku,bangsa,pendidikan,pekerjaan,status
perkawinan,alamat,tanggal masuk RS,No medrec,diagnosis masuk
b) Identitas penangung jawab
Nama,alamat,hubungan dengan klien

2. Riwayat kesehatan klien


a) Keluhan utama
b) Riwayat kesehatan sekarang
c) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat haid
 Menarche
 Siklus haid
 Durasi haid
 Dismenora

Riwayat obstetric

 Kehamilan
 Abortus
 Partus
 Pemakaian obat kontrasepsi
HPHT
d) Riwayat kesehatan keluarga
 Genogram 3 generasi

3. Pengkajian fisik
 Keadaan umum klien
 Ttv

14
 Pemeriksaan fisik
 Kepala
 Inspeksi
 Palapasi
 Keluhan yang berhubungan
 Mata
 Alat bantu
 Inspeksi
 Palapasi
 Hidung
 Inspeksi
 Palpasi
 Mulut dan tenggorokan
 Inpeksi
 Leher
 Inspeksi
 Palapasi
 Dada ,paru-paru,jantung
 Inspeksi
 Palpasi
 Auskultasi
 Perkusi
 Abdomen
 Inspeksi
 Perkusi
 Palpasi
 Genetalia dan status reproduksi
 Kehamilan
 Buah dada
 Vagina
 Personal hygine
 Perdarahan
 Status neurologis

15
 GCS
 Refleks patologis
 Refleks fisiologi
 Ekstremitas
 Keadaan ekstremitas
 Atropi
 ROM
 Edema
 Cyanosis
 Akral
 Kekuatan otot
 Nadi perifer
 Capilarry refilling
 Nyeri
 Integumen
 Inpeksi
 Palpasi
 Eliminasi
 Mobilisasi dan latihan
 Nutrisi dan cairan
 Aktivitas / istirahat
 Pola istirahat

4. Aspek psikososial
a. Biologis
b. Psikologis
c. Sosial

5. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium

16
6. Analisis data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds: Adanya kegagalan Gangguan pola
- Kline Hipotalamus dalam mengatur tidur
mengatakan temperatur
sulit untuk
tidur Ovarium tidak merespon FSH dan
Do: LH
- Tampak
lingkaran Estrogen dan progresteron menurun
hitam pada Terjadinya hot flushs
mata
- Pasien tampak Menimbulkan perasaan panas dalam
lesu tubuh

Berkeringat

Terjadi gangguan tidur

2 Ds: Hormon estrogen dan progresteron Nyeri akut


- Kline menurun
mengatakan
nyeri saat Vagina mengering
berhubungan
seks Daerah sensitif sulit untuk di
Do: rangsang berhubungan seks
- Kline tampak
meringis Terjadi dispareunia

Nyeri akut

3 Ds: Kurang informasi yang di dapat kline Defisit


- Kline pengetahuan
mengatakan Kline kurang pengetahuan tentang
tidak tau apa hal yang dialami oleh dirinya
yang terjadi
pada tubuh Defisit pengetahuan
- Kline
mengatakan
tidak pernah
mendapatkan
informasi
sebelumnya
tentang hal
yang di
alaminya
Do:
- Kline tampak
bingung

17
4 Ds: Ovarium tidak dapat menghasilkan Ansietas
- Kline hormone dalam jumlah cukup
mengatakan
merasa tidak Lapisan rahim berhenti menebal
tenang pikiran
dan hari Amenore sekunder
Do:
- Kline tampak Ketakutan
cemas
- Kline tampak Ansietas
gelisah
5 Ds: Hormon estrogen dan progesteron Disfungsi seksual
- Kline menurun
mengatakan
tidak nyaman Vagina mengering
saat
berhubungan Daerah sensitiv sulit untuk
seksual dirangsang saat berhubungan seks
- Kline
mengatakan Terjadi dispareunia
sulit mencapai
orgasme
Do: Nyeri
- Vagina kline
mengering Sulit mencapai organisme
- Alat kelamin
luar tampak
mengecil Gangguan aktivitas seks

Perubahan fungsi seks

Disfungsi seksual

7. Diagnosis keperawatan
a. Gangguan pola tidur b/d hot flash
b. Nyeri akut b/d psikologi ( contoh : sendi , tulang belakang ,usia lanjut)
c. Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi tenang klimakterium
d. Ansietas b/d stres psikologis
e. Disfungsi seksual b/d perubahan struktural / fungsi seksual

18
8. Intervensi keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Ganguan pola Setelah diberikan tindakan  Anjurkan pasien memakai  Pakaian yang menyerap keringat
tidur b/d hot keperawatan selama 3X24 pakian menyerap keringat mengurangi ketidaknyaman
flash jam diharapkan ganguan  Berikan tempat tidur yang akibat berkeringat yang lebih
pola tidur teratasi nyaman  Meningkatakan kenyaman tidur
 Tingkatkan kenyaman seta dukungan fisiologis
Dengan kriteria hasil: waktu tidur seperti mandi  Meningkatkan efek relaksasi
- paisen melaporkan ada air hangat sebelum tidur  Memberikan situasi konduktif
perubahan dalam pola tidur  Ciptakan posisi yang untuk tidur
-pasien mengungkapkan nyaman
dapat tidur nyenyak
- pasien tampak segar
2 Nyeri akut b/d Setelah di berikan tindakan  Kaji keluhan  Sebagai dasar pengawasan
psikoligis keperawatan selama 3 X 24 nyeri,perhatikan intensitas keefekifan intervensi
jam di harapkan nyeri skala nyeri 1-10  Menurunkan ketegangan otot
teratasi  Beri tindakan kenyaman memfokuskan kembali perhatian
 Dorong teknis menejemen dan peningkatan kemampuan
Kriteria hasil : stress koping
- Keluhan nyeri  Berikan analgetik sesuai  Mengurangi pengeluaran energy
berulang kebutuahn  Memfokuskan kembali perhatian
- Pasien tamoak

19
releks dan kontrol individu
- Pasien mampu  Menghilangkan nyeri dan
melakukan aktivitas mengurangi ketidaknyamanan
3 Defisit Setelah di lakukan tindakan  Kaji tingkat pengetahuan  Menentukan sampai dimana
pengetahuan keperawatan 3 X24 jam pasien mengenai keadaan pengetahuan pasien tentang
diharapakan klien dapat  Beri penjelasan tentang keadaannya
mengungkapkan proses  Memberikan pengetahuan pada
pengetahuan bertambah klimakterium/menyebab pasien tentang
tanda dan gejala klimakterium/meepouse
Denagan kriteria hasil :  Beri penjelasan tentang  Menigkatkan kesehatan dan
 Pasien mengetahui proses pengobatan mencegah osteoporosis
penyebab keadaan  Diskusikan tentang
saat ini perlunya pengetahuan /diet
 Pasien dapatet makan dan penggunaan
menyesuaikan diri suplemen
dengan keadaan
 Pasien tidak
bertanya tanya
dengan keadaan
4 Ansietas b/d Setelah diberikan tindakan  Kaji tingkat kecemasan  Hubungan salaing percaya
stress keperawatan selama 3 X 24 dengan cara pendekatan memermudah pasien dalam

20
psikologis jam diharapkan ansietas dan bina hubungan saling mengungkapkan perasaan
teratasi percaya  Lingkungan aman dan nyaman
 Pertahankan lingkungan dapat mencegah terjadi hal-hal
Dengan kriteria hasil : yang tenang dan aman yang tidak di inginkan
serta menjauhkan benda  Pasien dan keluarga harus
benda berbahaya dijadikan sebagai subjek,jangan
 Libatkan pasien dan dijadiakn sebagai objek
keluarga dalam prosedur  Teknik rileksasi dapat
pelaksanan dan perawatan menurunkan tingkat kecemasan
 Ajarkan teknik relaksasi  Membantu pasien dalam kegiatan
dan distraksi releksasi mandiri
 Beritahu tentang penyakit
pasien dan tindakan yang
akan dilakukan secara
sederhana
5 Disfungsi Setelah dilakukan tindakan  Ciptakan hubungan saling  Untuk mengetahui apa yang di
seksual b/d keperawatan 3 X 24 jam percaya dan diberi raskan pasien
perubahan diharapkan disfungsi kesempatan pasien untuk  Informasi akan membantu pasien
struktur/fungsi seksual dapat teratasi mengungkapkan memahami kondisi
seksual masalahnya dengan kata  Komunikais terbuka dapat
Dengan kriteria hasil : kata sendiri meningkatkan area penyesuaian

21
- Nyeri hilang bila  Beri informasi tentang
berhubungan intim kondisi pasien
- Vagina lembab dan  Anjurkan pasien untuk
elastis berbagi pikiran dengan
- Pasien tidak suami/keluarga/teman
menolak bila diajak dekat
berhubungan intim

9. Evaluasi
Membandingkan status keadaan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang ditetapkan .evaluasi merupan tahap akhir dari suatu
proses keperawatan untuk dapat menentukan suatu keberhasilan asuhan keperawatan ,evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP ( subjektiv,objektiv,assesmen,planing)

22
BAB IV

PENUTUP
KESIMPULAN

Klimakterium merupakan masa peralihan masa reproduksi dan senium simulai sejak
dari 6 tahun sebelum menoupause berakhir 6-7 tahun setelah menoupause. (sarwono, 2007).
Sedangkan menurut Chris dolken (2008), Klimakterium merupakan suatu periode dimana
terjadi penurunan aktivitas ovarium yang pada akhirnya berhenti. Kliakterium adalah proses
penuaan dari seorangg wanita dari masa reproduaktif ke masa nonreproduaktif

Ada pula tanda dan gejala umum yaitu : ketidakteraturan siklus haid, hot flushes
(panas pada kaki), berdebar debar karena terjadi peningkatan denyut jantung, sakit kepala,
kaki dan tangan terasa dingin, vertigo,cemas, gelisah,insomnia,keringat waktu malam,
penurunan daya ingat,tidak dapat berkonsentrasi,lelah,penambahan berat badan.

Jadi berdasarkan gejala yang dialami oleh klien pada kasus tersebut dapat
disimpulkan bahwa gejala-gejala tersebut adalah tanda klien mengalami premenoupasue yang
ditandai dengan usia klien yang sudah memasuki fase terakhir masa reproduksi, siklus haid
yang tidak teraturselama 6 bulan terakhir, emosi tidak stabil,rasa panas diwajah dan leher
adanya rasa nyeri saat berhubungan intim karena vaginanya kering sehingga klien tidak mau
diajak berhubungan. Sehingga dari gejala-gejala tersebut didapatkan diagnosa klimakterium.

SARAN

Bagi wanita yang memasuki fase gerakhir masa reproduksi yang di mulai usia sekitar
40 tahun diharapkan untuk mencari informasi yang benar dan tepat berkenaan dengan usia
separuh baya, baik itu melalui penyuluhan kesehatan desa, lewat media masa, buku ataupun
ataupun bertanya pada orang-orang yang ahli di bidangnya

Untuk keuarga klien diharapkan dapat selalu mendampingi klien melewati fase-fase
tersebut karena kien butuh dukungan dari orang-orang terdekat agar klien tidak stress dan
cemas,serta dapat menenangkan klien ketika emosi klien sedang tidak stabil karena emosi
yang tidak stabil merupakan salah satu gejala dari klimakterium.

Perawat sebagai tenaga kesehatan berperan penting dalam memberikan edukasi


pengetahuan kepada klien dan keluaraga seputar masa klimakterium. Sebagai perawat

23
diharapkan senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih profesional.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Baziad. 2003. “Menopause Dan Andropause.” Jakarta : Yayasan -Ina Pustaka.
Endang, Purwoastutik. 2008. “Menopous Siapa Takut.” Yogyakarta : Kanisius.
Helena, and Deutch. 2003. “Psycholoy of Women, A Psychoanalytic Inter Pretation.”
Batam : Motherhood Vol. II.
Kasdu, Dini. 2002. “Kiat Sehat Dan Bahagia Di Usia Menopous.” Jakarta : Puspa Swara vi;
146 hl.
Rahayu, and Hj. Hardiko Siti. 2007. “Menopause Tanpa Stress.” Jakarta : Penerbit Sunda
Kelapa Pustaka.
Widyastuti, Yani, Anita Rahmawati, and Yuliasti. 2009. “Keshatan Reproduksi.”
Yogyakarta : Fitramaya.

25

Anda mungkin juga menyukai