TAHUN 2021
OLEH:
NIM : 19251019P
STUDI SI KEBIDANAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Klimakterium merupakan bagian dari masa sebelum terjadinya
menopouse,yaitu masa dimana siklus menstruasi mulai berlangsung tidak
teratur dan pada masa tersebut seorang wanita akan mengalami beberapa gejala
klimakterium, salah satunya adalah hot flash yaitu kemerahan pada kulit kepala,
dada, wajah, hingga leher yang terasa panas. Setelah seorang perempuan
melewati masa menopouse, maka perempuan tersebut akan mulai beranjak
mendaki anak tangga dalam artian di sini disebut fase pascamenopouse yaitu
istilah yang ditetapkan untuk menyebutkan adanya gejala atau berhentinya
menstruasi. Klimakterium dimulai pada akhir tahap reproduksi dan berakhir
pada awal senium, masa ini berlangsung beberapa tahun sebelum dan setelah
menopouse ( Hafifah Munawar, 2013 ).
Masa lansia ( lanjut usia ) pada wanita sangat identik dengan masa
klimakterium yaitu masa peralihan antara fase premenopouse dan
pascamenopouse. Fase klimakterium dibagi menjadi 3 yaitu premenopouse,
menopouse dan pascamenopouse, secara umum menopouse bearti berhentinya
siklus menstruasi yang dialami oleh wanita , perkiraan rata-rata umur
premenopouse dapat terjadi 3-5 tahun sebelum menopuse, dan menopouse
rata-rata terjadi usia 48-55 tahun (Desta Ayu Cahya, 2020).
Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi
wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap bulan, yang disebabkan
oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak
tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir mengalami amenorea, dan
bukan disebabkan oleh keadaan patologis (Imelda Fitri, 2017).
Menopouse adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosis
setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi
pada usia 51,4 tahun untuk negara industry, secara umum terjadi pada usia 40-58
tahun. Menopause dapat dipengaruhi oleh faktor genetic, merokok, pengangkatan
ovarium, dan kemoterapi (Desta Ayu Cahya, 2020).
Perubahan fisik, sosial, dan emosi dalam hidup, serta perubahan
psikologis pada diri wanita membuat masa menopause menjadi salah satu
goncangan dan analisis diri terbesar bagi beberapa wanita. Menopause
merupakan kejadian yang sangat individual, dengan berbagai masalah akibat
“usia paruh baya” yang menyertainya sehingga bagaimana setiap wanita
menerima dan mengalami waktu perubahan fisik ini sangat bervariasi
(Andrews, 2015).
Gangguan kecemasan merupakan hal yang sering dialami wanita yang
akan menghadapi menopause, kecemasan dianggap sebagai bagian dari
satu mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk
hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam atau membahayakan
dirinya. Namun kecemasan ini umumnya bersifat relatif artinya ada orang –
orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat dukungan
dari orang - orang disekitarnya namun ada juga orang – orang yang terus
menerus cemas meskipun orang disekitarnya memberikan dukungan.
Kecemasan yang timbul pada wanita menopause sering dihubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya
tidak pernah dikhawatikan. Merasa cemas dengan berakhirnya masa
reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual danfisik. Apalagi
menyadari bahwa dirinya akan menjadi tua yang berarti kecantikan akan
mundur. Seiring dengan hal itu vilatitas dan fungsi organ - organ tubuhnya
akan menurun. Hal ini dapat menghilangkan kebanggaannya sebagai
seorang wanita. Keadaan ini di khawatirkannya akan mempengaruhi
hubungannya dengan suami maupun dengan lingkungan sosialnya (Lestari,
2010).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di Asia pada tahun 2015
jumlah wanita berusia tua akan meningkat dari 107 juta menjadi 373 juta.
Sindroma premenopause dan menopause dialami oleh banyak perempuan
hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80 % wanita Eropa, 60% di Amerika,
57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia.
Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak dilaporkan
adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit tidur, 37%
merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah
tersinggung, 26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala
yang berlebihan 21% dari seluruh jumlah wanita premenopause.
Pada penelitian kali ini akan meneliti tingkat kecemasan
menghadapi klimakterium / menopause ditinjau dari jenis dukungan sosial
keluarga pada ibu yang menghadapi kecemasan klimakterium, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini memberi wacana baru
antara dukungan sosial dengan kecemasan terutama dukungan sosial yang
dikhususkan diperoleh dari keluarga, dan kecemasan yang dikhususkan
dalam menghadapi menopause. Subjek dalam penelitian ini juga
merupakan hal yang baru dalam penelitian ini, ibu yang menghadapi
kecemasan klimakterium Di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.
B. Tujuan khusus:
1. Mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Menghadapi Masa
Klimakterium Pada Wanita Usia 45-55 Tahun Di Wilayah Kerjaa Puskesmas
Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin Tahun
2021.
2. Mengetahui Hubungan Perubahan Fisik Dalam Menghadapi Masa
Klimakterium Pada Wanita Usia 45-55 Tahun Di Wilayah Kerjaa Puskesmas
Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin Tahun
2021.
3. Mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Masa
Klimakterium Pada Wanita Usia 45-55 Tahun Di Wilayah Kerjaa Puskesmas
Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin Tahun
2021.
B. Manfaat praktis
Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar
penanganan sindrom genitourinaria dan terapi estrogen pada wanita
pascamenopause
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Klimakterium merupakan bagian dari masa sebelum terjadinya
menopouse, yaitu masa dimana siklus menstruasi mulai berlangsung tidak
teratur dan pada masa tersebut seorang wanita akan mengalami beberapa gejala
klimakterium, salah satunya adalah hot flash yaitu kemerahan pada kulit kepala,
dada, wajah, hingga leher yang terasa panas. Setelah seorang perempuan
melewati masa menopouse, maka perempuan tersebut akan mulai beranjak
mendaki anak tangga dalam artian di sini disebut fase pascamenopouse yaitu
istilah yang ditetapkan untuk menyebutkan adanya gejala atau berhentinya
menstruasi. Klimakterium dimulai pada akhir tahap reproduksi dan berakhir
pada awal senium, masa ini berlangsung beberapa tahun sebelum dan setelah
menopouse ( Hafifah Munawar, 2013 ).
Masa lansia ( lanjut usia ) pada wanita sangat identik dengan masa
klimakterium yaitu masa peralihan antara fase premenopouse dan
pascamenopouse. Fase klimakterium dibagi menjadi 3 yaitu premenopouse,
menopouse dan pascamenopouse, secara umum menopouse bearti berhentinya
siklus menstruasi yang dialami oleh wanita , perkiraan rata-rata umur
premenopouse dapat terjadi 3-5 tahun sebelum menopuse, dan menopouse
rata-rata terjadi usia 48-55 tahun (Desta Ayu Cahya, 2020).
Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi
wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap bulan, yang disebabkan
oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak
tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir mengalami amenorea, dan
bukan disebabkan oleh keadaan patologis (Imelda Fitri, 2017).
Menopouse adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosis
setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi
pada usia 51,4 tahun untuk negara industry, secara umum terjadi pada usia 40-58
tahun. Menopause dapat dipengaruhi oleh faktor genetic, merokok, pengangkatan
ovarium, dan kemoterapi (Desta Ayu Cahya, 2020).
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang
bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan
perasaan (frustasi) dan pertentangan batin ( Drajat, 2007). Sementara itu,
Freud berpendapat bahwa kecemasan merupakan pengalaman subyektif
individu mengenai ketegangan-ketegangan, kesulitan-kesulitan dan tekanan
yang menyertai suatu konflik dan ancaman (Basuki,2000, Hanum, 2002).
Kecemasan adalah suatu keterangan, rasa tidak aman, khawatiran, yang
timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (
Maramis, 2001)
2.6 Pengukuran Perubahan yang terjadi pada Masa Menopause (MRS Sihombing,
2011)
MenurutMenopause Rating Scale(MRS) Pengukuran perubahan pada
masa menopause yaitu dengan memberikan jumlah soal 9 pertanyaan :
1 :Perubahan yang dirasakan ringan
2 :Perubahan yang dirasakan berat
Penghitungan skor perubahan yang terjadi pada masa menopause:
Ringan bila total skor : 1-9
Berat bila total skor antara 10-18
D. Keluhan Vasomotor
Gejala vasomotor mempengaruhi sampai 75% wanita premenopause.
Gejala dapat terjadi untuk 1 sampai 2 tahun setelah menopause pada sebagian
besar wanita, namun dapat terus sampai 10 tahun atau lebih wanita lainnya. Hot
flushes adalah alasan utama mengapa perempuan mencari perawatan saat
menopause dan permintaan akan pengobatan terapi hormonal. Hot flushes tidak
hanya mengganggu perempuan di tempat kerja dan mengganggu kegiatan
sehari-hari tetapi juga mengganggu tidur.Banyak wanita yang melaporkan
kesulitan berkonsentrasi dan terjadinya ketidakstabilan emosional selama masa
transisi menopause. Insiden penyakit tiroid meningkat seiring dengan
pertmbahan usia wanita, sehingga pemeriksaan fungsi tiroid harus dilakukan jika
dijumpai gejala vasomotor yang khas atau resisten terhadap terapi yang
diberikan(Arian,2011).
Mekanisme fisiologis yang mendasari terjadinya hot flushes masih belum
sepenuhnya dipahami. Sebuah peristiwa sentral, mungkin dimulai di hipotalamus,
mendorong peningkatan suhu inti tubuh, tingkat metabolisme, dan suhu kulit. Hal
ini mengakibatkan reaksi ini dalam
terjadinya vasodilatasi perifer dan berkeringat pada beberapa wanita. Peristiwa
sentral mungkin dipicu oleh noradrenergik, serotoninergic, atau aktivasi
dopaminergik.Meskipun lonjakan LH sering terjadi pada saat hot flushes, itu
bukan penyebab, karena gejala vasomotor juga terjadi pada wanita dengan
kelenjar hipofisis yang telah diangkat. Seperti apa peran dari estrogen dalam
terjadinya hal ini masih belum diketahui secara pasti(Saryono,2011).
Gejala vasomotor adalah konsekuensi dari penurunan kadar hormone
estrogen. Hot flashes merupakan sensasi mendadak terhadap rasa
panas,berkeringat dan kemerahan yang lebih sering terjadi pada muka, leher dan
dada. ansietas juga sering menyertai hot flashes. Tanda-tanda obyektif dari
vasodilatasi cutaneous seperti flushing dan berkeringat diamati, yang diikuti
oleh penurunan suhu inti tubuh, yang menyebabkan beberapa wanita akan
merasa dingin setelah setelah terjadinya semburan panas(Arikunto,2011).
Hot flushes terkait dengan vasodilatasi dan peningkatan suhu kulit yang
menghasilkan keringat, penurunan resistensi kulit, dan peningkatan konduktansi
kulit. Data dari studi oleh Mashchak dkk menunjukkan bahwa hot flushes
disebabkan oleh perubahan mendadak dalam regulasi control suhu di
hipotalamus regulasi. Investigasi kemudian menunjukkan bahwa penarikan
estrogen adalah faktor pencetus untuk terjadinya hot flushes pada wanita
menopause. Gejala secara lainnya meliputi palpitasi, gelisah, mudah marah, dan
keringat malam. Hot flushes dapat terjadi selama beberapa detik, dan dapat juga
terjadi sampai beberapa jam.Hot flushes dapat muncul sebelum periode
menstruasi terakhir, dengan hampir 60% wanita melaporkan keadian hot flushes
sebelum terjadinya perubahan siklus menstruasi. Pola dapat berubah dari waktu
ke waktu, dengan beberapa wanita mengalami pengurangan keluhan hot flushes
seiring dengan waktu, sementara yang lain terus mengalami ketidaknyamanan
sampai bertahun-tahun(Arikunto,2011).
Hot flushes juga mungkin dapat dipicu oleh menopause yang terjadi
akibat prosedur pembedahan dimana terjadi satu minggu pasca-operasi, dan
biasanya lebih sering dan parah di malam hari (sering membangkitkan seorang
wanita dari tidur) atau selama masa stres. Salah satu keluhan utama yang terkait
dengan hot flushes adalah insomnia, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
wanita.Keluhan Vasomotor pada masa Menopause telah dilaporkan terjadi.
Perempuan kulit hitam secara signifikan lebih cenderung memiliki gejolak panas
dibandingkan perempuan kulit putih(Saryono,2011).
G. Gejala Somatik
Beberapa gejala somatik yang sering terjadi selama perimenopause
antara lain sakit kepala, pusing, palpitasi serta payudara yang membesardan
nyeri.Dari semua keluhan-keluhan di atas, harus diyakinkan bahwa gejala-
gejala tersebut umum terjadi dan bersifat fisiologis.Pengobatan yang dilakukan
bersamaan dengan pendidikan dan suportif harus dilakukan pada awal
timbulnya gejala.Sekarang ini terapi farmakologi dan nonfarmakologi sudah
tersedia.Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa tidak ada pengobatan bagi
wanita pada masa perimenopause, sebab mereka masih menghasilkan
estrogen.Dalam banyak kasus, meyakinkan bahwa gejala-gejala tersebut adalah
hal yang nyata dan tidak mengancam kehidupan mungkin sudah cukup. Tetapi,
jika dianggap penting, pengobatan tidak harus ditunda(Arian,2012).
b. Kepribadian Pencemas
Kepribadian seseorang adalah perlawanan atau mempertahankan diri
sekuat tenaga dari stressor dan menyerah terhadap stressor.
Hawari menyatakan seseorang yang menderita gangguan cemas manakala
seseorang tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya dia
akan menyerah atau mepertahakan diri sekuat tenaganya. Seseorang yang tanpa
stressor juga dapat menjadi cemas dapat dinamakan pribadi pencemas. Ciri-ciri
dengan kepribadian cemas :
1) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang
3.1 KerangkaKonsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan
atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan dilalukan. (Notoatmodjo, 2012) Hubungan
antara beberapa variabel tersebut digambarkan dalam bagan di bawah ini :
Variabel Independen Variabel Dependent
Gambar2:KerangkaKonsep
3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap teori yang belum terbukti
dalam data, penelitian hipotesis ini akan menggunakan uji statistik, sehingga dapat
disimpulkan benar atau salah (Masturah, 2018).
3.2.1 Hipotesis Mayor
Hipotesis mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan
seluruh subjek penelitian. (Suharsimi, 2009)
Adanya Hubungan Dukungan Keluarga, Perubahan Fisik Dengan Tingkat
Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Klimakterium Pada Wanita Usia 45-55
Tahun Di Wilayah Kerjaa Puskesmas Margo Mulyo Kecamatan Muara
Sugihan Kabupaten Banyuasin Tahun 2021.
3.2.2 Hipotesis Minor
Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau
dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor (Suharsimi, 2009
4.1.Disain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan metode survey analitik
dengan pendekatan cross sectional, dimana penelitan dilakukan dengan mengukur
variabel independen Dukungan Keluarga, Perubahan Fisik), dan variabel
Dependent ( Tingkat Kecemasan Pada Wanita ) dalam waktu bersamaan
( Notoadmodjo, 2008 )
2.Waktupenelitian
PenelitianinidilaksnakanpadabulanAgustus 2021.
N
n= 2
1+N(0,1)
keterangan:
N :Jumlahpopulasi
n :Ukuransampel
e : derajatketentuan90% (0,1)
makabesar sampel adalah:
320
n=
2
1+320(0,1)
320
n=
1+320(0,01)
320
n=
4,2
n= 76,1
Jadi sampel pada penelitian ini berjumlah 77 respondenwanita usia
45-55 tahundi wilayah kerja PuskesmasMargo Mulyo Kecamatan Muara
Sugihan Kabupaten Banyuasinpeirode Agustus 2021. Teknik pengambilan
menggunakan rumus Sistematik :
N
K=
n
keterangan:
keterangan :
N :Jumlahpopulasi
n :Ukuransampel
makabesar sampel adalah:
320
k=
77
k=4,15
Jadi rumus sistematic untuk mengambil jumlah dari populasi
dijadikan kelipatan 4 hingga mencapai jumlah sampel 77 responden setiap
wanita usia 45-55 tahundi wilayah kerja PuskesmasMargo Mulyo
Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin (Sugiyono, 2012).
Pengolahan data merupakan langkah penting dalam suatu penelitian. Hal ini
disebabkan karena data yang didapatkan dari responden merupakan data mentah dan
tidak mengandung informasi apapun. Untuk memperoleh penyajian data dan
pengambilan keputusan yang baik, maka diperlukan pengolahan data. Proses
pengolahan data terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
a. Editing
Memeriksakan kelengkapan data dan mencocokan dengan hasil dari buku
register.
b. Coding
Yaitu upaya mengklasifikasikan isian atau hasil yang ada
menurutmacamnya dalam bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan
kode kode dalam hal ini adalah variabel metode pembelajaran.Dilakukan
untuk memudahkan dalam pengolahan data.
c. Entry Data
Data yang sudah diberi kode atau dikelompokkan kemudian dimasukkan
kendala tabel dengan cara menghitung frekuensi data (Notoatmodjo, 2012).
Memasukkan data dapat dilakukan dengan cara manual atau melalui
pengolahan computer.
d.Cleaning
1. Uji Chi-Square
Analisis bivariat dilakukan dengan bantuan komputerisasi. Dari uji
statistik ini dapat disimpulkan adanya hubungan dua variabel dalam
penelitian ini bermakna atau tidak. Hubungan antara variabel nominal yaitu
dukungan keluarga, perubahan fisik dengan varibel kejadian tingkat
kecemasan pada wanita menopouse. Dikatakan bermakna bila p-value<0,05
dengan menggunakan program komputer.
soal instrument dengan pilihan yaitu ya (skor 1) dan pilihan tidak (skor 0).
1. Data Primer
2. Data Sekunder
premenopause.
Populasi
Semua wanita usia 45-55 tahun di Puskesmas Margo Mulyo yang berjumlah 320
orang
Sampel
Berjumlah 77 orang responden
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan