Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN PADA WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN PADA

MASA MENOPAUSE

OLEH :

1. ANGGITA NURSEPTIANTI (214210363)


2. FINA AINI FITRI (21421377)
3. MONICA FEBRYAN (214210397
4. PUTRI NABILA (214210407)
5. VICKY ARIFALLERIE (214210427)
6. MAGHFIRAH AMINI (214210391)
7. SUSI YULANDA (214210423)

TINGKAT : II A

MATKUL : PELAYANAN KB & KESPRO

DOSEN : SITI KHADIJAH,S, Si.T, M.Biomed

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

PRODI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah tentang ASUHAN PADA WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN PADA
MASA MENOPAUSE dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH..........................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE..............................................2
2.2 MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI PADA MASA KLIMAKTERIUM DAN
MENOPAUSE............................................................................................................................3
2.3 ASUHAN KEBIDANAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE...............................4
BAB III...........................................................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................7
3.2 SARAN..................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara menyeluruh. meliputi aspek fisik,
mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit yang berkaitan dengan sistem
reproduksi dan fungsinya. Kesehatan reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan
atau persalinan, tetapi mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah satunya adalah
masa menopause, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir
pada masa senium (lanjut usia). yaitu pada usia 40-65 tahun.

Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita
sebelum senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif dan kehidupan
sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan
pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahunPada usia ini akan banyak
muncul masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan
peningkatan usia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa itu klimakterium dan menopause?
b. Apa saja masalah kesehatan reproduksi yang ditimbulkan oleh kimakterium dan
menopause?
c. Apa saja asuhan pada klimakterium dan menopause?

1.3 TUJUAN MASALAH


a. Mengetahui pengertian klimakterium dan menopause
b. Mengetahui masalah kesehatan reproduksi yang ditimbulkan oleh kimakterium dan
menopause
c. Mengetahui asuhan pada klimakterium dan menopause

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE


A. KLIMAKTERIUM
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal
masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase Klimakterium adalah
masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non
reproduktif. Fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir.
Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari
tahap reproduktif ketahap tidak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium .
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generative ataupun endrokinoligik dari
ovarium.

Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan
ini disebut tanda atau gejala menopouse. Periode ini dapat berlangsung antara 5 sebelum
dan sesudah menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita menurun. Masa-masa
klimakterium :

1) Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.


2) Menopause adalah henti haid seorang wanita.
3) Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause (Kartini Kartono,
1992)
B. PENGERTIAN MONOPOUSE
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang
wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau
berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa subur.
Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun 1972. Menopause berasal
dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti bulan dan peuseis yang berarti
‘penghentian sementara’. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah
menocease yang berarti ‘masa berhentinya menstruasi’. Dalam pandangan medis,
menopause didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk selamanya. Menopause

2
merupakan saat terjadinya haid atau menstruasi terakhir . Menopause juga bisa diartikan
masa berhentinya menstruasi untuk selamanya biasanya menopause terjadi pada wanita
45–55 tahun. Diagnosis menopause dibuat setelah berhenti menstruasi kurang lebih satu
tahun, berhentinya menstruasi dapat didahului oleh siklus menstruasi yang panjang
dengan pendarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause bisa dipengaruhi
oleh keturunan, kesehatan, dan pola hidup .
Menopause dikatakan terjadi apabila selama 12 bulan haid tidak datang lagi, maka
ditetapkan menopause sebenarnya. Sebelum menghadapi masa menopause secara
alamiah, seseorang akan dihadapkan pada masa premenopause yang terjadi 3–5 tahun
sebelum menopause sebenarnya. Pada tahap ini keluhan klimakterium mulai
berkembang. Selanjutnya diikuti pada tahap menopause sampai akhirnya post menopause
yaitu tahap awal setelah 12 bulan tidak haid. Tahap post menopause akan dihadapi semua
wanita menopause baik yang alamiah maupun menopause dini karena insidensi tertentu.
Gabungan premenopause dan postmenopause disebut masa perimenopause. Pada masa
inilah terjadi keluhan yang memuncak.

2.2 MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI PADA MASA KLIMAKTERIUM DAN


MENOPAUSE
Menopause bisa mempengaruhi gangguan sistem reproduksi. Saat seorang wanita tidak
lagi mengalami siklus menstruasi, ia mungkin tidak mengalami penebalan lendir serviks di
tengah siklus. Hal ini adalah gejala yang sering menandakan ovulasi. Berikut ini gangguan
sistem reproduksi wanita yang mungkin terjadi setelah menopause.

A. INFEKSI SALURAN KEMIH


Turunnya kadar hormon estrogen menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih
dan saluran kemih. Hal ini berakibat pada pelemahan otot yang mengontrol kandung
kemih. Selain itu, kondisi ini menyebabkan timbulnya “kebocoran” urine, terutama saat
batuk, bersin, atau tertawa.
Kondisi ini tentu menimbulkan rasa tidak nyaman. Di sisi lain, kebocoran urine juga
bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Gejala yang terjadi meliputi, dorongan
berkemih sering muncul, sensasi terbakar saat berkemih, kebocoran air seni tingkat
lanjut dan peningkatan frekuensi berkemih (termasuk di malam hari).
B. ATROFI VAGINA
Tanpa adanya estrogen, seorang wanita bisa mengalami penipisan, pengeringan, dan
radang pada dinding vagina. Kondisi ini disebut sebagai atrofi vagina. Gejala yang
terjadi, yaitu vagina terasa panas, gatal, dan seks terasa menyakitkan, ditambah lagi
selalu muncul urgensi buang air kecil, dan buang air kecil terasa menyakitkan.
C. VAGINA KERING
Vagian kering, gatal, dan tidak nyaman bisa terjadi selama perimenopause dan
berlanjut hingga menopause. Seseorang yang mengalami gejala ini mungkin mengalami

3
gesekan dan ketidaknyamanan selama hubungan seks vaginal. Selain itu, jika kulit
pecah, hal ini bisa meningkatkan risiko infeksi.
D. KANKER
Penurunan kadar hormon progesteron dan peningkatan kadar hormon testosteron saat
menopause bisa menyebabkan tingginya risiko terjadi kanker. Beberapa jenis kanker
yang mungkin terjadi misalnya, kanker rahim, kanker payudara, kanker vagina, dan
kanker ovarium.

2.3 ASUHAN KEBIDANAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE


Bagaimana bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti
dikemukakan bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen
tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian substitusi hormon
tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karenanya bidan dapat mengambil
langkah untuk melakukan anjuran pada wanita dengan keluhan menopause dapat
memeriksakan diri ke dokter puskesmas. Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau
dokter ahli. Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan.
A. PENCEGAHAN TERHADAP SINDROM KLIMAKTERIUM:
1) Pengaturan makanan (rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup
serat).
2) Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen, seperti :
a. Isoflavon, terdapat pada kacang-kacangan,
b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran,
c. Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan dengan
kadar gula rendah dan tidak berlebihan.
3) Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D.
4) Kontrol rutin 1 tahun sekali (Pap Smear).

B. MANAJEMEN KEBIDANAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE


1) Anamnesis
Mengkaji adanya keluhan fisik, psikologi, riwayat personal, dan budanya yang
berkaitan.
2) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan lainnya yang meliputi
a. Tinggi badan
Diukur untuk mengkaji postur,mekanika tubuh dan tanda osteoporosis
b. Kulit
Diperiksa untuk mengkaji adanya lesi, integritas kulit, perubahan tahi
lalat. Resiko kanker kulit meningkat pada masa ini.
c. Mulut

4
Memeriksa daerah sekitar mulut seperti gigi dan gusi untuk mengkaji
kesehatan mulut.
d. Payudara
Payudara diperiksa untuk mendeteksi keganasan.
e. Perut
Pemeriksaan perut dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran yang
bersifat kistik maupun solid.

f. Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul dengan speculum untuk mengamati perubahan pada
vagina dan portio.
g. Rectum
Pemeriksaan rectum untuk memeriksa adanya massa dan fissure.

3) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan urin, darah, PAP smear / IVA tes,
mammography, USG, kolestrol, pemeriksaan hormoneFSH, LH danTSH.

C. POLA MAKAN SEHAT MENUJU MENOPAUSE


Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk
mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan
oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini
mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon
estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi
ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak
begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori
dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu
bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular
yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa
kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap
diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang
mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur
kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti
kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan
fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat
ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang
kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk
5
minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini
memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka
produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari
kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang
mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput
laut.

D. OLAHRAGA TERATUR MENJELANG MENOPAUSE


Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk
membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga
mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar
gula darah.
2. Menjaga kepadatan tulang.
3. Menjaga massa otot.
4. Membakar kalori lemak.
5. Mengurangi stress
6. Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
7. Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya
usia

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Klimakterium hampir sama dengan menopause yakni masa yang berawal dari akhir tahap
reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita di usia 40 - 65 tahun. Masa
ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Gangguan
neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasimotorik dapat muncul sebagai gejolak panas
(hot flushes).

Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi
seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama masa
transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun
secara alami dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai
pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi
dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh
yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional).
Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk
menerima sel telur yang telah dibuahi.

3.2 SARAN
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan
(remodelling) diri lagi.misalnya.massa tulang tidak melakukan pembentukan kembali. selain
itu,semakin tua aktifitas gerak yang di lakukan juga tidak sekuat dulu sehingga kalori yang
di keluarkan juga berkurang. Selain itu, kebutuhan kalori untuk metabolisme tubuh juga
menurun.perlu di ketahui tidak ada bahan makanan yang memiliki kandungan zat gizi yang
lengkap.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/42665226/MAKALAH_KLIMAKTERIUM_DAN_MENOPAUSE

https://www.scribd.com/doc/86616816/Makalah-Klimakterio-Menopause

http://repository.unimus.ac.id/2738/4/BAB%20II.pdf

http://repository.ump.ac.id/4480/3/EMI%20PRIYATI%20BAB%20II.pdf

https://www.halodoc.com/artikel/4-gangguan-sistem-reproduksi-wanita-setelah-menopause

Anda mungkin juga menyukai