Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Kegiatan Internship I
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
HILDA ISLAMIATI
NPM: 130104140029
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. Y usia 56 tahun di Desa
Cilayung ” dengan tepat waktu.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan
menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya siklus
menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami
menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang
mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta
dalam 12 bulan terakhir mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh
keadaan patologis. Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi
yang terakhir. Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita tidak
mengalami siklusnya selama minimal 12 bulan. (Diputra Pandu, 2006)
Beberapa faktor seperti riwayat melahirkan, nutrisi, ras dan merokok
mempengaruhi umur terjadinya menopause (Azhar, 2000). Umur waktu
terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan (Baziad, 2003). Faktor yang tidak kalah penting yang menentukan
usia seseorang wanita memasuki menopause adalah jumlah folikel ovarium
(DeCherney dan Nathan, 2005).
Pendidikan kesehatan mengenai menopause masih kurang di pelayanan
kesehatan, padahal informasi mengenai menopause bagi ibu pramenopause sangat
penting agar mereka paham bila terjadi menopause.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan
memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan pada
menopause secara komprehensif pada Ny.Y.
2.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengumpulkan data dasar pada Ny. Y
2. Menginterpretasi data dasar pada Ny. Y
3. Menentukan masalah potensial pada Ny. Y
1
2
3
4
2.4 Patofisiologis
Transisi ke menopause terjadi karena interaksi kejadian di sistem saraf
pusat, endokrin, dan kejadian di ovarium mengakibatkan peningkatan kecepatan
kehilangan folikel ovarium yang menghasilkan siklus reproduksi tak teratur.
Walaupun tidak adanya pelepasan estrogen ovarium merupakan inti gejala
klimakterium, beberapa penemuan menunjukkan bahwa sebenarnya terdapat
interaksi kejadian yang lebih kompleks.
Perubahan Hormon
Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita
menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung
telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan
mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu
akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini
dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang
dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga
mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone –
8
urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih
ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang
keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan
menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu
ingin kencing dan ngompol.
Gejala emosional dan kognitif
Wanita yang akan memasuki masa menopause sering mengalami gejala
emosional dan kognitif yang bervariasi. Gejala ini antara lain, kelelahan
mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang
berlangsung cepat. Sangat sulit untuk mengetahui gejala yang manakah yang
dipengaruhi oleh perubahan hormon. Perubahan emosional ini terkadang tidak
disadari oleh wanita yang sedang menopause sehingga perlu pendekatan
khusus untuk masalah ini. Pendekatan ini untuk meyakinkan wanita tersebut
atas apa yang sedang diderita. Keringat dingin yang muncul juga memberi
kesan kelelahan fisik akibat dari kurang tidur.
Perubahan fisik yang lain
Perubahan fisik lainnya antara lain perubahan distribusi lemak tubuh yang
mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut.
Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.
Setelah sekian lama membahas tubuh manusia yang segar segar, tidak apa khan
sekali sekali membahas yang sudah uzur. Kita tidak bisa menutup mata, kelak
kita pasti akan mengalaminya.
2.6 Penanganan
Pengobatan atau penanggulangan keluhan menopause bergantung dari
beratnya keluhan atau lamanya masa menopause.
Pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa usaha antara lain :
a. Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu ( pengobatan simptomatis).
Pengobatan simptomatis adalah pengobatan dengan pemberian obat-
12
obatan sementara untuk mengurangi gejala-gejala yang ada pada saat itu.
Sebelum diberikan pengobatan terlebih dulu dilakukan pemeriksaan fisik
misanya tekanan darah, berat badan, pemeriksaan laboratorium dan sebaiknya
pemeriksaan Pap’s Smer.
Pengobatan simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit
kepala, jantung berdebar, tekanan darah yang tinggi dan lain sebagainya.
Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan dengan pengobatan spesifik
yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan untuk
menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan
dikeluhkan kembali bila obat yang diberikan habis.
Jika gejala-gejala menopause Anda mengganggu aktivitas,
berkonsultasilah dengan dokter. Dokter bisa membantu Anda
mempertimbangkan perlu tidaknya terapi hormon dan obat yang diresepkan
lainnya, seperti pil KB dosis rendah pada masa perimenopause,
antidepressant, obat tekanan darah, krim vagina serta terapi lainnya. Selain
itu, dokter juga bisa menganjurkan penyesuaian gaya hidup, seperti diet,
olahraga, tidur dan mengontrol stres.
b. Penggantian hormon yang kurang atau hilang.( Hormon Replacement
Terapi = HRT ).
Terapi ini bisa meredakan gejala -gejala menopause. Dokter bisa
membantu memilih beragam produk yang tersedia. Badan pengawas obat dan
makanan Amerika (FDA) menganjurkan penggunaan produk dosis rendah
dan dalam waktu sesingkat mungkin. Hal ini karena studi telah menemukan
bahwa penggunaan terapi pengganti hormon jangka panjang bisa
meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, pengentalan darah dan kanker
payudara.
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih
Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan
keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk:
- Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
13
I. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS KLIEN
BIODATA ISTRI / KLIEN
NAMA Ny. Yayah
UMUR 56 tahun
SUKU Sunda
AGAMA Islam
PENDIDIKAN TERAKHIR SD
GOLONGAN DARAH -
PEKERJAAN Ibu rumah tangga
ALAMAT LENGKAP Dusun bojong 01/06 Desa
Cilayung
STATUS PERNIKAHAN Janda
ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan pusing, demam, dan batuk.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 7 hari
17
18
Normal
5 1990 Perempuan Paraji Hidup - - - 2 tahun
Normal
sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
lingkungan perokok.
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 48 kg
Tinggi Badan : 149 cm, IMT: normal
Tanda-tanda vital : TD : 90/60 mmHg
Nadi: 88x/menit
RR : 17x/menit
Suhu: 36,2ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Genitalia Luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
I. DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
21
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 7 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Dismenorea : tidak
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tanggal/bulan/ BB/PB/
No Jenis Penolong Jenis Lama
tahun Lahir Komplikasi
. Kelamin Persalinan Persalinan menyusui
melahirkan Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas
Normal
5 1990 Perempuan Paraji Hidup - - - 2 tahun
Normal
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 48 kg
Tinggi Badan : 149 cm, IMT: normal
Tanda-tanda vital : TD : 110/60 mmHg
Nadi: 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu: 36,4ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Genitalia Luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
23
PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu mengenai asupan makanan yang baik dan banyak minum air
putih. Ibu mengerti
3. Memberitahu ibu untuk periksa kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan
terdekat seperti polindes atau puskesmas. Ibu mengerti.
4. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
I. DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
24
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 7 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Dismenorea : tidak
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tanggal/bulan/ BB/PB/
No Jenis Penolong Jenis Lama
tahun Lahir Komplikasi
. Kelamin Persalinan Persalinan menyusui
melahirkan Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas
Normal
5 1990 Perempuan Paraji Hidup - - - 2 tahun
Normal
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 48 kg
Tinggi Badan : 149 cm, IMT: normal
Tanda-tanda vital : TD : 110/60 mmHg
Nadi: 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu: 36,4ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Genitalia Luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
26
PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu mengenai asupan makanan yang baik dan banyak minum air
putih. Ibu mengerti
3. Memberitahu ibu untuk periksa kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan
terdekat seperti polindes atau puskesmas. Ibu mengerti.
4. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Secara medis istilah menopause berarti “monocease” karena berdasarkan
defenisinya maka menopause itu berarti berhentinya masa menstruasi. Menopause,
biasa terjadi antara usia 45-55 tahun, tubuh wanita secara perlahan berkurang
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Begitu menopause mendekat,
periode menstruasi akan berubah. Tapi perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap
perempuan.
Transisi ke menopause terjadi karena interaksi kejadian di sistem saraf pusat,
endokrin, dan kejadian di ovarium mengakibatkan peningkatan kecepatan kehilangan
folikel ovarium yang menghasilkan siklus reproduksi tak teratur. Upaya pencegahan
terhadap keluhan masalah menopause yang dapat dilakukan di tingkat pelayanan
dasar. Cara hidup sehat bagi lansia yaitu makan makanan yang bergizi, olahraga,
istirahat yang cukup, memeriksa kesehatan secara teratur,dan tidak stress.
5.2 Saran
Tenaga kesehatan bekerja sama dengan aparat desa untuk melaksanakan
penyuluhan mengenai menopause agar ibu premenopause dan menopause mengerti
dan peduli akan kesehatan reproduksi.
28
DAFTAR PUSTAKA
iii