Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN MENOPAUSE

PADA NY. Y USIA 56 TAHUN DI DESA CILAYUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Kegiatan Internship I
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

HILDA ISLAMIATI
NPM: 130104140029

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. Y usia 56 tahun di Desa
Cilayung ” dengan tepat waktu.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Internship I dan bertujuan


untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan kebidanan pada
menopause.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan
menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bermanfaat, menambah


wawasan, dan dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi kita semua terutama
bagi saya.

Bandung, Januari 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULAN ..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2.Tujuan ........................................................................................................ 1
1.2.1. Tujuan Umum................................................................................... 1
2.2.2. Tujuan Khusus .................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................. 3
2.1 Definisi Menopause .................................................................................. 3
2.2 Data Statistik Menopause ......................................................................... 4
2.3 Klimakterium dan Menopause.................................................................. 4
2.4 Patofisiologis ............................................................................................ 7
2.5 Gejala menopause ................................................................................... 10
2.6 Penanganan ............................................................................................. 11
2.7 Pencegahan Keluhan Masalah Menopause............................................. 14
2.8 Cara Hidup Sehat Pada Lansia ............................................................... 15
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 17
3.1 Pengkajian pertama ............................................................................... 17
3.2 Pengkajian kedua .................................................................................... 20
3.3 Pengkajian ketiga ................................................................................... 23
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 27
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 28
5.2 Saran ....................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya siklus
menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami
menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang
mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta
dalam 12 bulan terakhir mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh
keadaan patologis. Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi
yang terakhir. Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita tidak
mengalami siklusnya selama minimal 12 bulan. (Diputra Pandu, 2006)
Beberapa faktor seperti riwayat melahirkan, nutrisi, ras dan merokok
mempengaruhi umur terjadinya menopause (Azhar, 2000). Umur waktu
terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan (Baziad, 2003). Faktor yang tidak kalah penting yang menentukan
usia seseorang wanita memasuki menopause adalah jumlah folikel ovarium
(DeCherney dan Nathan, 2005).
Pendidikan kesehatan mengenai menopause masih kurang di pelayanan
kesehatan, padahal informasi mengenai menopause bagi ibu pramenopause sangat
penting agar mereka paham bila terjadi menopause.

1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan
memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan pada
menopause secara komprehensif pada Ny.Y.
2.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengumpulkan data dasar pada Ny. Y
2. Menginterpretasi data dasar pada Ny. Y
3. Menentukan masalah potensial pada Ny. Y

1
2

4. Menentukan tindakan segera pada Ny. Y


5. Merencanakan asuhan yang akan dilakukan pada Ny. Y
6. Melaksanakan asuhan yang akan diberikan pada Ny. Y
7. Mengevaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Menopause


Kata “Menopause” terdiri dari dua kata yang berasal dari kata Yunani
yang berarti “Bulan” dan “Penghentian sementara” yang lebih tepat disebut
dengan “Monocease”. Secara medis istilah menopause berarti “monocease”
karena berdasarkan defenisinya maka menopause itu berarti berhentinya masa
menstruasi (Wirakusumah, 2004).
Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya siklus
menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami
menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang
mengalami atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta
dalam 12 bulan terakhir mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh
keadaan patologis. Kini wanita Indonesia rata-rata memasuki masa menopause
pada usia 50 tahun. Tetapi sebagian ada yang mengalami pada usia lebih awal
atau lebih lanjut. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan,
kesehatan umum, dan pola kehidupan (Baziad, 2003).
Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir.
Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita tidak mengalami
siklusnya selama minimal 12 bulan. (Diputra Pandu, 2006)
Menopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun, tetapi bisa terjadi secara
normal pada wanita usia 40 tahun. Biasanya ketika mendekati masa menopause,
lama dan banyaknya darah yang keluar pada siklus menstruasi cenderung
bervariasi, tidak seperti biasanya.
Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir.
Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita sudah tidak mengalami
siklusnya selama minimal 12 bulan. Pada beberapa wanita, aktivitas menstruasi
berhenti secara tiba-tiba, tetapi biasanya berhenti secara bertahap (baik jumlah
maupun lamanya) dan jarak antara 2 siklus menjadi lebih dekat atau lebih jarang.

3
4

2.2 Data Statistik Menopause


Beberapa studi menyebutkan umur rata-rata terjadinya menopause di
Negara barat sekitar 50 tahun. Di Amerika berkisar 49 tahun, sedangkan dibelahan
Afika Selatan pada angka 48 tahun. Wanita diluar negara-negara Eropa,
menopause terjadi lebih awal, sedangkan di Afrika Selatan dan Amerika, wanita
kulit hitam mengalami menopause lebih dini dibandingkan wanita kulit putih
(Azhar, 2000).
Dilaporkan juga, bahwa wanita yang nulipara mengalami menopause lebih
awal, sedangkan wanita multipara menopause terjadi lebih lambat (Baziad, 2003;
Berek, 2005). Ditemukan adanya laporan yang mengejutkan , bahwa ibu yang
memiliki anak kembar memasuki fase menopause satu tahun lebih awal
dibandingkan dengan ibu yang melahirkan anak tunggal. Dalam hal ini tidak
ditemukan adanya penjelasan yang bermakna.
Beberapa faktor seperti riwayat melahirkan, nutrisi, ras dan merokok
mempengaruhi umur terjadinya menopause (Azhar, 2000). Faktor yang tidak
kalah penting yang menentukan usia seseorang wanita memasuki menopause
adalah jumlah folikel ovarium (DeCherney dan Nathan, 2005). Jumlah folikel
terus bertambah hingga hilang saat bayi lahir, hal ini tergantung juga dengan
keadaan perubahan siklus hormonal atau fase psikologis wanita.

2.3 Klimakterium dan Menopause


Sebelum memasuki menopause itu sendiri, ada beberapa istilah yang
berhubungan dengan menopause. Diantaranya fase klimakterium, merupakan
suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan
beberapa tahun sesudah menopause, yang mulai kira-kira 2 tahun sebelum
menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan
kadar hormon gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis. Sedangkan
senium adalah masa sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbangan
baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun
psikis (Baziad, 2003).
5

Gambar 1. Fase Klimakterium (dikutip dari Baziad, 2003)


Klimakterium berakhir kira-kira 8 tahun sesudah menopause. Pada saat ini
kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai dengan keadaan
senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian,
lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun. Klimakterium bukan suatu keadaan
patologik.
Pada klimakterium juga terjadi penurunan produksi estrogen dan kenaikan
hormon gonadotropin. Kadar hormon akhir ini terus tetap tinggi sampai kira-kira
15 tahun setelah menopause, kemudian mulai menurun. Tingginya kadar hormone
gonadotropin disebakan oleh berkurangnya produksi estrogen, sehingga native
feedback terhadap produksi gonadotropin berkurang.
Pada fase reproduksi, siklus menstruasi bervariasi sampai regular karena
FSH masih normal serta terjadi peningkatan pada fase lanjut. Fase peralihan
menopause dimulai dengan meningkatnya variabilitas siklus menstruasi yaitu
lebih dari 7 hari dengan meningkatnya FSH. Fase ini berakhir dengan berakhirnya
siklus haid. Perimenopause dini dimulai setelah 5 tahun dari menstruasi terakhir.
Sedangkan posmenopause bervariasi dari lamanya perdarahan, dimulai 5 tahun
setelah menstruasi terakhir dan berlangsung sampai kematian (Soules, 2001).
6

Gambar 2. Perubahan kadar hormon seks dari kematangan seksual sampai


pascamenopause (dikutip dari Baziad, 2003)
Karena menopause merupakan salah satu dari beberapa tahap
kehidupan reproduksi wanita, maka keseluruhan masa peralihan menopause
dapat dibagi menjadi beberapa tahap: (Baziad, 2003)
1. Premature menopause atau menopause dini
Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun, baik secara alamiah ataupun
induksi oleh karena tindakan medis. Wanita dengan premature menopause
mempunyai gejala yang mirip dengan menopause alami, seperti hot flashes,
gangguan emosi, kekeringan pada vagina serta penurunan gairah seksual.
Untuk beberapa wanita dengan premature menopause, keluhan ini dialami
sangat berat. Disamping itu, wanita juga cenderung mengalami kejadian
keropos tulang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang mengalami
menopause lebih lambat. Hal inilah yang meningkatkan terjadinya
osteoporosis, yang merupakan faktor resiko patah tulang.
2. Perimenopause
Perimenopause ditandai dengan terjadinya perubahan kearah menopause,
yang berkisar antara 2-8 tahun, ditambah dengan 1 tahun setelah
menstruasi terakhir. Tidak diketahui secara pasti untuk mengukur berapa lama
fase perimenopause berlangsung. Hal ini merupakan keadaan alamiah
yang dialami seorang wanita dalam kehidupannya yang menandai akhir dari
7

masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa


perimenopause berkaitan dengan penurunan estrogen dan progesteron
serta hormon androgen.
3. Menopause
Menopause adalah perubahan alami yang dialami seorang wanita saat siklus
menstruasi terhenti. Keadaan ini sering disebut “change of life”. Selama
menopause, biasa terjadi antara usia 45-55 tahun, tubuh wanita secara
perlahan berkurang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Dikatakan menopause, jika dalam 12 bulan terakhir tidak mengalami
menstruasi dan tidak disebabkan oleh hal patologis. Kadar estradiol 10-20
pg/ml yang berasal dari konversi androstenedion.
4. Postmenopause
Masa setelah mencapai menopause sampai senium yang dimulai setelah 12
bulan amenore serta rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung.

2.4 Patofisiologis
Transisi ke menopause terjadi karena interaksi kejadian di sistem saraf
pusat, endokrin, dan kejadian di ovarium mengakibatkan peningkatan kecepatan
kehilangan folikel ovarium yang menghasilkan siklus reproduksi tak teratur.
Walaupun tidak adanya pelepasan estrogen ovarium merupakan inti gejala
klimakterium, beberapa penemuan menunjukkan bahwa sebenarnya terdapat
interaksi kejadian yang lebih kompleks.
 Perubahan Hormon
Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita
menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung
telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan
mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu
akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini
dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang
dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga
mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone –
8

hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).


Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan
sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu
tidak bekurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi
terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang
wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai
menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan
estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause.
Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi
tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung
telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai
menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-
perubahan pada estrogen atau testoteron dan ini merupakan hal yang paling
penting bagi kebanyakan wanita.
Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon
reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat
meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal
ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat
dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen (seperti
halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk mempertahankan tulang
yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik
estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan
lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
Usia merupakan pemicu utama menopause. Kondisi ini merupakan sisi
lain dari pubertas, akhir dari usia subur, yang disebabkan oleh melambatnya
fungsi ovarium. Selain itu, menopause juga disebabkan operasi tertentu dan
pengobatan medis. Penanganan medis ini termasuk pengangkatan ovarium,
kemoterapi, dan terapi radiasi panggul. Pengangkatan rahim tanpa mengangkat
ovarium kemungkinan tidak akan memicu menopause.
Berdasarkan data dari National Institute on Aging, seperti dikutip situs
9

webmd.com, rata-rata perempuan mengalami menopause secara alami di usia


51. Tapi menopause bisa mulai lebih awal. Beberapa perempuan mulai
mengalami menopause di usia 40 dan sangat sedikit perempuan yang
menopause di akhir usia 60-an.
Perempuan yang merokok cenderung mengalami menopause beberapa
tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak merokok. Belum ada cara
pasti memperhitungkan usia menopause. Hanya perempuan yang tidak
mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab yang
jelas, yang bisa dikatakan sudah menopause.
Sebelum menopause (perimenopause). Menopause alami terjadi secara
bertahap. Ovarium tidak berhenti dengan tiba-tiba, tetapi melambat secara
perlahan. Masa perubahan ke menopause dikenal dengan perimenopause.
Selama masa perimenopause, Anda masih memiliki kemungkinan hamil.
Meskipun menstruasi tidak bisa diprediksi, ovarium masih berfungsi dan Anda
masih bisa ovulasi.
 Perdarahan
Perdarahan disini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak seperti
menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita
menopause tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada saat permulaan
menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa
bulan untuk kemudian berhenti sama sekali. Karena munculnya pada masa
awal menopause, gejala ini sering disebut gejala peralihan.
 Gejala pada vagina
Gejala pada vagina muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan
dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis akibat dari
penurunan kadar estrogen. Selain itu muncul pula rasa gatal pada vagina dan
yang lebih parah adalah rasa sakit saat berhubungan seksual. Perubahan pada
vagina ini juga mengakibatkan wanita menopause rentan terhadap infeksi
vagina.
 Gejala perkemihan
Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran
10

urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih
ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang
keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan
menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu
ingin kencing dan ngompol.
 Gejala emosional dan kognitif
Wanita yang akan memasuki masa menopause sering mengalami gejala
emosional dan kognitif yang bervariasi. Gejala ini antara lain, kelelahan
mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang
berlangsung cepat. Sangat sulit untuk mengetahui gejala yang manakah yang
dipengaruhi oleh perubahan hormon. Perubahan emosional ini terkadang tidak
disadari oleh wanita yang sedang menopause sehingga perlu pendekatan
khusus untuk masalah ini. Pendekatan ini untuk meyakinkan wanita tersebut
atas apa yang sedang diderita. Keringat dingin yang muncul juga memberi
kesan kelelahan fisik akibat dari kurang tidur.
 Perubahan fisik yang lain
Perubahan fisik lainnya antara lain perubahan distribusi lemak tubuh yang
mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut.
Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.
Setelah sekian lama membahas tubuh manusia yang segar segar, tidak apa khan
sekali sekali membahas yang sudah uzur. Kita tidak bisa menutup mata, kelak
kita pasti akan mengalaminya.

2.5 Gejala menopause


Begitu menopause mendekat, periode menstruasi akan berubah. Tapi
perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap perempuan. Ada yang semakin
pendek atau lama, semakin banyak atau berkurang, dengan waktu yang lebih lama
atau lebih singkat di antara periode. Perubahan seperti ini normal. Tapi jika Anda
mengalami perdarahan berat atau jarak periode terlalu dekat, ada baiknya
berkonsultasi dengan dokter. Berikut gejala lain menopause:
11

- Hot flashes (kilas panas).


Gejala ini umum dialami perempuan menopause. Hot flashes merupakan
perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher
memerah. Selain itu, bisa juga menyebakan munculnya bintik merah di dada,
punggung dan lengan. Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat dan
perasaan dingin.
Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik
hingga 10 menit. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan
pakaian tipis, menggunakan kipas angin, olahraga teratur, menghindari
makanan pedas dan panas, serta mengontrol stres.
- Gangguan tidur.
Kilas panas yang terjadi di malam hari bisa mengganggu tidur dan
menyebabkan munculnya keringat. Cobalah trik berikut:
o Gunakan kipas angin di kamar Anda
o Hindari selimut tebal
o Kenakan pakaian dari katun ringan atau material tipis lainnya di malam
hari.
o Sediakan kain basah di dekat Anda. Dengan begitu, Anda bisa langsung
mendinginkan diri begitu kilas panas muncul.
- Gangguan seks.
Menurunnya produksi estrogen bisa memicu keringnya vagina. Hal ini akan
membuat hubungan intim terasa sakit. Cobalah menggunakan pelumas
(lubricant) larut dalam air. Selain itu, menopause juga bisa mengubah libido.
Jika gangguan seks ini muncul, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

2.6 Penanganan
Pengobatan atau penanggulangan keluhan menopause bergantung dari
beratnya keluhan atau lamanya masa menopause.
Pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa usaha antara lain :
a. Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu ( pengobatan simptomatis).
Pengobatan simptomatis adalah pengobatan dengan pemberian obat-
12

obatan sementara untuk mengurangi gejala-gejala yang ada pada saat itu.
Sebelum diberikan pengobatan terlebih dulu dilakukan pemeriksaan fisik
misanya tekanan darah, berat badan, pemeriksaan laboratorium dan sebaiknya
pemeriksaan Pap’s Smer.
Pengobatan simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit
kepala, jantung berdebar, tekanan darah yang tinggi dan lain sebagainya.
Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan dengan pengobatan spesifik
yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan untuk
menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan
dikeluhkan kembali bila obat yang diberikan habis.
Jika gejala-gejala menopause Anda mengganggu aktivitas,
berkonsultasilah dengan dokter. Dokter bisa membantu Anda
mempertimbangkan perlu tidaknya terapi hormon dan obat yang diresepkan
lainnya, seperti pil KB dosis rendah pada masa perimenopause,
antidepressant, obat tekanan darah, krim vagina serta terapi lainnya. Selain
itu, dokter juga bisa menganjurkan penyesuaian gaya hidup, seperti diet,
olahraga, tidur dan mengontrol stres.
b. Penggantian hormon yang kurang atau hilang.( Hormon Replacement
Terapi = HRT ).
Terapi ini bisa meredakan gejala -gejala menopause. Dokter bisa
membantu memilih beragam produk yang tersedia. Badan pengawas obat dan
makanan Amerika (FDA) menganjurkan penggunaan produk dosis rendah
dan dalam waktu sesingkat mungkin. Hal ini karena studi telah menemukan
bahwa penggunaan terapi pengganti hormon jangka panjang bisa
meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, pengentalan darah dan kanker
payudara.
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih
Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan
keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk:
- Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
13

- Membantu mengurangi kekeringan pada vagina


- Mencegah terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH:
 perdarahan vagina
 nyeri payudara
 mual
 muntah
 perut kembung
 kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan
dari TSH, para ahli menganjurkan:
- Menambahkan progesteron terhadap estrogen
- Menambahkan testosteron terhadap estrogen
- Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
- Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan
Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
Terapi penggantian estrogen (HRT) masa kini telah dipilih dan telah
dibakukan sebagai upaya yang paling efisien untuk mencegah hilangnya
massa tulang dan timbulnya osteoporosis.
Telah terbukti bahwa pengobatan estrogen yang diberikan untuk jangka
panjang setelah menopause menurunkan insidens penyakit jantung maupun
stroke menjadi 50%.
Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang mempunyai faktor-
faktor risiko untuk penyakit jantung misalnya perokok, riwayat penyakit
jantung dan stroke dalam keluarga, kegemukan, tekanan darah tinggi dan
wanita dengan menopause yang terlalu cepat (dini).
Ada 5 keuntungan pemberian HRT antara lain :
- Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu
dapat hilang dengan pengobatan estrogen.
- Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10
tahun atau kadang-kadang seumur hidup.
14

- Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi kehilangan


massa tulang dan osteoporosis.
- Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang, misalnya
infeksi saluran kemih, vagina, juga prolapsus uteri.
- Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang
Bentuk-bentuk obat estrogen yang dapat digunakan antara lain :
- Susuk (implant), yang diletakkan dibawah kulit yang biasanya habis masa
kerjanya dalam waktu kira-kira 6-12 bulan..
- Koyok (trans dermal) yaitu yang ditempel pada kulit pantat atau perut, dua
kali dalam seminggu.
- Krim vagina atau pessarium, yang dipasang dalam vagina apabila
dikehendaki untuk bereaksi lokal dalam jangka waktu pendek.
c. Pengobatan supportif (pengobatan tambahan : misalnya Olah raga dan
diet).
Pengobatan supportif yang penting adalah mempertahankan hidup sehat.
- Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum alkohol dan
kopi (caffein).
- Sering berolah raga untuk menurunkan berat badan, misalnya berjalan
kaki.
- Makanan, sebaiknya yang cukup mengandung banyak kalsium.

2.7 Pencegahan Keluhan Masalah Menopause


Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat
dilakukan di tingkat pelayanan dasar antara lain:
1. Pemeriksaan alat kelamin
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, jalan rahim dan leher rahim
untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet, keputihan,
pertumbuhan abnormal seperti benjolan atau tanda radang.
2. Pap Smear
Pemeriksaan ini dapat dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda
radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran
15

reproduksi. Dengan demikian pengobatan terhadap adanya kelainan dapat


segera dilakukan.
3. Perabaan Payudara
Ketidakseimbangan hormone yang terjadi akibat penurunan kadar hormone
estrogen, dapat menimbulkan pembesaran atau tumor payudara. Hal ini juga
dapat terjadi pada pemberian hormone pengganti untuk mengatasi masalah
kesehatan akibat menopause.
Perabaan payudara sendiri atau yang disebut SADARI (Periksa Payudara
Sendiri) dapat dilakukan secara teratur untuk menemukan tumor payudara
sedini mungkin.
4. Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure fito-estro-gen
Hormone estrogen yang kadarnya menurun pada masa menopause, dapat
digantikan dengan memakan makanan yang mengandung unsure fito-estrogen
dalam jumlah cukup, yaitu kedelai (tahu, tempe, kecap), pepaya dan semanggi
merah.
5. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium
Makanan yang mengandung kalsium antara lain susu, yoghurt, keju, teri, dll.
6. Menghindari makanan yang mengandung banayak lemak, kopi dan alkohol.

2.8 Cara Hidup Sehat Pada Lansia


Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara-cara
tersebut adalah:
1. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
a. Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam
bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur.
b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang
yang bersumber dari hidrat arang komplex (sayur – sayuranan, kacang-
kacangan, biji – bijian).
c. Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani.
16

d. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang


bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan
jumlah bertahap.
e. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat,
yoghurt, ikan.
f. Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang -
kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau.
g. Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung
alkohol.
h. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.
i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan – bahan
yang segar dan mudah dicerna.
j. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng – gorengan.
k. Makan disesuaikan dengan kebutuhan
2. Minum air putih 1.5 – 2 liter.
3. Olah Raga Teratur dan Sesuai
4. Istirahat, tidur yang cukup
5. Menjaga kebersihan
6. Minum suplemen gizi yang diperlukan
7. Memeriksa kesehatan secara teratur
8. Mental dan batin tenang dan seimbang
9. Rekreasi
10. Hubungan antar sesama yang sehat
11. Back to nature (kembali ke alam)
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Pertama


Tanggal Pengkajian : 24/11/14
Jam Pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. Yayah

I. DATA SUBJEKTIF

IDENTITAS KLIEN
BIODATA ISTRI / KLIEN
NAMA Ny. Yayah
UMUR 56 tahun
SUKU Sunda
AGAMA Islam
PENDIDIKAN TERAKHIR SD
GOLONGAN DARAH -
PEKERJAAN Ibu rumah tangga
ALAMAT LENGKAP Dusun bojong 01/06 Desa
Cilayung
STATUS PERNIKAHAN Janda

ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan pusing, demam, dan batuk.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 7 hari

17
18

Banyaknya : 2x ganti pembalut


Dismenorea : tidak
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tanggal/bulan/ BB/PB/
No Jenis Penolong Jenis Lama
tahun Lahir Komplikasi
. Kelamin Persalinan Persalinan menyusui
melahirkan Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas

1 1979 Perempuan Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

2 1981 Laki - laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

3 1984 Laki - laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

4 1989 Laki - laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

Normal
5 1990 Perempuan Paraji Hidup - - - 2 tahun
Normal

6 1998 Perempuan Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

Riwayat kesehatan termasuk riwayat ginekologi:


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
Riwayat kesehatan keluarga:
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit berat seperti darah tinggi, jantung,
kencing manis, asma, dll.
Riwayat KB:
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
Pola Sehari-hari (Nutrisi, Istirahat/tidur, eliminasi, pola hidup):
-Nutrisi : Makan: 3x/hari
Minum: 6-7 gelas/hari
-Istirahat : 8 jam/hari (tidur malam)
-Eliminasi : BAB: 1x/hari
-BAK: 3-5x/hari
-Pola Hidup : -Ibu mendapatkan nutrisi dengan baik
-Ibu menjaga kebersihan diri dengan mandi 2x/hari, keramas 2 hari
19

sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
lingkungan perokok.

II. DATA OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK
BB : 48 kg
Tinggi Badan : 149 cm, IMT: normal
Tanda-tanda vital : TD : 90/60 mmHg
Nadi: 88x/menit
RR : 17x/menit
Suhu: 36,2ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Genitalia Luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan

DATA PENUNJANG/DIAGNOSTIK (HASIL LAB, RO,USG)


Tidak ada
20

ASSESMENT (DIAGNOSIS, KEBUTUHAN TERMASUK KEBUTUHAN


SEGERA)
Ny. Yayah usia 56 tahun dengan influenza.
PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu mengenai menopause, gejala dan ketidaknyamanan pada
menopause. Ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu mengenai asupan makanan yang baik dan banyak minum air
putih. Ibu mengerti
4. Memberitahu ibu untuk periksa kesehatan secara rutin dan apabila sakit, pergi
ke pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, polindes atau puskesmas. Ibu
mengerti.
5. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan.
6. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.

3.2 Pengkajian Kedua


Tanggal Pengkajian : 04/12/14
Jam Pengkajian : 11.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. Yayah

I. DATA SUBJEKTIF

ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
21

Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 7 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Dismenorea : tidak
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tanggal/bulan/ BB/PB/
No Jenis Penolong Jenis Lama
tahun Lahir Komplikasi
. Kelamin Persalinan Persalinan menyusui
melahirkan Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas

1 1979 Perempuan Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

2 1981 Laki - laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

3 1984 Laki - laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

4 1989 Laki - laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

Normal
5 1990 Perempuan Paraji Hidup - - - 2 tahun
Normal

6 1998 Perempuan Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

Riwayat kesehatan termasuk riwayat ginekologi:


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
Riwayat kesehatan keluarga:
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit berat seperti darah tinggi, jantung,
kencing manis, asma, dll.
Riwayat KB:
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
Pola Sehari-hari (Nutrisi, Istirahat/tidur, eliminasi, pola hidup):
-Nutrisi : Makan: 3x/hari
Minum: 6-7 gelas/hari
-Istirahat : 8 jam/hari (tidur malam)
22

-Eliminasi : BAB: 1x/hari


-BAK: 3-5x/hari
-Pola Hidup : -Ibu mendapatkan nutrisi dengan baik
-Ibu menjaga kebersihan diri dengan mandi 2x/hari, keramas 2 hari
sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
lingkungan perokok.

II. DATA OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK
BB : 48 kg
Tinggi Badan : 149 cm, IMT: normal
Tanda-tanda vital : TD : 110/60 mmHg
Nadi: 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu: 36,4ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Genitalia Luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
23

DATA PENUNJANG/DIAGNOSTIK (HASIL LAB, RO,USG)


Tidak ada

ASSESMENT (DIAGNOSIS, KEBUTUHAN TERMASUK KEBUTUHAN


SEGERA)
Ny. Yayah usia 56 tahun dengan keadaan baik.

PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu mengenai asupan makanan yang baik dan banyak minum air
putih. Ibu mengerti
3. Memberitahu ibu untuk periksa kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan
terdekat seperti polindes atau puskesmas. Ibu mengerti.
4. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.

3.3 Pengkajian Ketiga


Tanggal Pengkajian : 04/12/14
Jam Pengkajian : 11.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. Yayah

I. DATA SUBJEKTIF

ANAMNESA
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
24

Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 7 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Dismenorea : tidak
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tanggal/bulan/ BB/PB/
No Jenis Penolong Jenis Lama
tahun Lahir Komplikasi
. Kelamin Persalinan Persalinan menyusui
melahirkan Mati/Hidup
Kehamilan Bersalin Nifas

1 1979 Perempuan Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

2 1981 Laki – laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

3 1984 Laki – laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

4 1989 Laki – laki Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

Normal
5 1990 Perempuan Paraji Hidup - - - 2 tahun
Normal

6 1998 Perempuan Paraji Normal Hidup - - - 2 tahun

Riwayat kesehatan termasuk riwayat ginekologi:


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
Riwayat kesehatan keluarga:
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit berat seperti darah tinggi, jantung,
kencing manis, asma, dll.
Riwayat KB:
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
Pola Sehari-hari (Nutrisi, Istirahat/tidur, eliminasi, pola hidup):
-Nutrisi : Makan: 3x/hari
Minum: 6-7 gelas/hari
-Istirahat : 8 jam/hari (tidur malam)
25

-Eliminasi : BAB: 1x/hari


-BAK: 3-5x/hari
-Pola Hidup : -Ibu mendapatkan nutrisi dengan baik
-Ibu menjaga kebersihan diri dengan mandi 2x/hari, keramas 2 hari
sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
lingkungan perokok.

II. DATA OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK
BB : 48 kg
Tinggi Badan : 149 cm, IMT: normal
Tanda-tanda vital : TD : 110/60 mmHg
Nadi: 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu: 36,4ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Genitalia Luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
26

DATA PENUNJANG/DIAGNOSTIK (HASIL LAB, RO,USG)


Tidak ada

ASSESMENT (DIAGNOSIS, KEBUTUHAN TERMASUK KEBUTUHAN


SEGERA)
Ny. Yayah usia 56 tahun dengan keadaan baik.

PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu mengenai asupan makanan yang baik dan banyak minum air
putih. Ibu mengerti
3. Memberitahu ibu untuk periksa kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan
terdekat seperti polindes atau puskesmas. Ibu mengerti.
4. Memberitahu ibu kunjungan ulang pemeriksaan.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir.


Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita tidak mengalami siklusnya
selama minimal 12 bulan. (Diputra Pandu, 2006). Pada beberapa wanita, aktivitas
menstruasi berhenti secara tiba-tiba, tetapi biasanya berhenti secara bertahap (baik
jumlah maupun lamanya) dan jarak antara 2 siklus menjadi lebih dekat atau lebih
jarang.
Menopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun, tetapi bisa terjadi secara
normal pada wanita usia 40 tahun. Biasanya ketika mendekati masa menopause, lama
dan banyaknya darah yang keluar pada siklus menstruasi cenderung bervariasi, tidak
seperti biasanya. Pada kasus Ny. Y, ia mulai mengalami menstruasi yang tidak teratur
usia 50 tahun dan menopause pada usia 51 tahun.
Menopause terjadi karena interaksi kejadian di sistem saraf pusat, endokrin,
dan kejadian di ovarium mengakibatkan peningkatan kecepatan kehilangan folikel
ovarium yang menghasilkan siklus reproduksi tak teratur
Pengobatan atau penanggulangan keluhan menopause bergantung dari
beratnya keluhan atau lamanya masa menopause, Ny.Y menggunakan pengobatan
supportif dengan olahraga yaitu sering jalan kaki dan aktivitas bertani ke sawah.
Pada kasus ini Ny.Y asupan cairan hanya sedikit, dalam sehari minum air
putih yaitu 4-6x/hari. Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat
menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Pada Ny.Y
diberikan konseling mengenai makan makanan yang bergizi, minum air putih 1.5 – 2
liter, olah raga, istirahat yang cukup, memeriksakan kesehatan secara teratur, menjaga
kebersihan dan tidak stress.

27
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Secara medis istilah menopause berarti “monocease” karena berdasarkan
defenisinya maka menopause itu berarti berhentinya masa menstruasi. Menopause,
biasa terjadi antara usia 45-55 tahun, tubuh wanita secara perlahan berkurang
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Begitu menopause mendekat,
periode menstruasi akan berubah. Tapi perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap
perempuan.
Transisi ke menopause terjadi karena interaksi kejadian di sistem saraf pusat,
endokrin, dan kejadian di ovarium mengakibatkan peningkatan kecepatan kehilangan
folikel ovarium yang menghasilkan siklus reproduksi tak teratur. Upaya pencegahan
terhadap keluhan masalah menopause yang dapat dilakukan di tingkat pelayanan
dasar. Cara hidup sehat bagi lansia yaitu makan makanan yang bergizi, olahraga,
istirahat yang cukup, memeriksa kesehatan secara teratur,dan tidak stress.

5.2 Saran
Tenaga kesehatan bekerja sama dengan aparat desa untuk melaksanakan
penyuluhan mengenai menopause agar ibu premenopause dan menopause mengerti
dan peduli akan kesehatan reproduksi.

28
DAFTAR PUSTAKA

1) Azwar, Azrul. Yang Perlu diketahui Petugas Kesehatan Tentang KESEHATAN


REPRODUKSI. Jakarta: 2001. Depkes RI
2) Depkes.Terjadi Pergeseran Umur Menopause. 2007. Jakarta: Depkes RI
3) Hendrizal.Lansia dan Agenda ke Depan. 2008.Jakarta: Depkes RI
4) Hermiyanti, Sri. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Komunikasi, Informasi,
Edukasi (KIE) KESEHATAN REPRODUKSI. 2003. Jakarta: Depkes RI.
5) Diakses dari http://kamuskesehatan.com/arti/onkologi/
6) Protokol Penatalaksanaan Kanker Payudara. Perhimpunan Onkologi
Indonesia.diakses: http://images.onko.multiply.multiplycontent.com
7) Raditya Wratsangka. 1999. Pemberian Terapi Sulih Hormon Sebagai Upaya
Meningkatkan Kesehatan Wanita Menopause. Jakarta: Bagian Ilmu Kebidanan
dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
8) http://www.rssemengresik.co.id/index.php

iii

Anda mungkin juga menyukai