Anda di halaman 1dari 35

i

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KONTRASEPSI PIL


PADA NY. E USIA 22 TAHUN DI DESA CILAYUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Kegiatan Internship I
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

HILDA ISLAMIATI
NPM: 130104140029

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Akseptor Kontrasepsi Pil pada Ny. E usia 22 tahun
di Desa Cilayung ” dengan lancar dan tepat waktu.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Internship I dan bertujuan


untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan kebidanan pada
akseptor kontrasepsi pil.

Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan
menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bermanfaat, menambah


wawasan, dan dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi kita semua terutama
bagi saya.

Bandung, Januari 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULAN ..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2.Tujuan ........................................................................................................ 2
1.2.1. Tujuan Umum................................................................................... 2
2.2.2. Tujuan Khusus .................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................. 4
2.1 Definisi Keluarga Berencana.................................................................... 4
2.2 Tujuan Keluarga Berencana ..................................................................... 4
2.3 Ruang lingkup Program KB ..................................................................... 5
2.4 Jenis Kontrasepsi ...................................................................................... 5
2.5 Kontrasepsi Pil ......................................................................................... 9
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 19
3.1 Pengkajian pertama ............................................................................... 19
3.2 Pengkajian kedua .................................................................................... 23
3.3 Pengkajian ketiga ................................................................................... 26
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 29
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 31
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 31
5.2 Saran ....................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi
ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan, tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.
Tujuan umum keluarga berencana adalah untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial-ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka kelahiran yaitu program
keluarga berencana, dengan mengajak pasangan usia subur menggunakan
kontrasepsi agar dapat menekan angka kelahiran, mengatur jarak kehamilan dan
meningkatkan kesehatan reproduksi serta kualitas generasi yang akan datang.
Pada pasangan usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi akan
berdampak pada AKI dan AKB. Upaya untuk menjarangkan kehamilan yaitu
dengan kontrasepsi yang sesuai, efektivitasnya tinggi, serta individu merasa aman
dan nyaman.
Kesadaranan mengenai pentingnya kontrasepsi perlu ditingkatkan, tetapi
jika pelayanan Keluarga Berencana kurang berkualitas maka akan berdampak
pada terabaikannya hak-hak reproduksi, tingginya angka drop out, kasus-kasus

1
2

efek samping, komplikasi dan kegagalan, yang dapat merugikan baik program
maupun masyarakat.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan KB terhadap masyarakat yaitu KIE
(komunikasi,informasi, dan edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi,
pendidikan seks, serta konsultasi perkawinan.

1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan
memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan pada
akseptor kontrasepsi pil secara komprehensif pada Ny.E.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengumpulkan data dasar pada Ny.E
2. Menginterpretasi data dasar pada Ny.E
3. Menentukan masalah potensial pada Ny.E
4. Menentukan tindakan segera pada Ny.E
5. Merencanakan asuhan yang akan dilakukan pada Ny.E
6. Melaksanakan asuhan yang akan diberikan pada Ny.E
7. Mengevaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Keluarga Berencana


Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran.
Menurut WHO (World Health Organization) adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objek-objek
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri, dan untuk menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2.2 Tujuan Keluarga Berencana


KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak

3
4

agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya).
Sedangkan tujuan program KB secara filosofi adalah :
1. Meningkatkan ksejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Menurut WHO tujuan KB terdiri dari :
1. Menunda/mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS
(Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun
dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda / mencegah
kehamilan.
2. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai
anak dulu karena berbagai alasan.
3. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
4. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda
masih tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai
kegagalan tinggi.
5. Penggunaan IUD (Intra Uterine Device) bagi yang belum mempunyai
anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan
kontra indikasi terhadap pil oral.

Sasaran Program KB
1. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
2. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
5

2.3 Ruang lingkup Program KB


Menurut Handayani lingkup program KB,meliputi:
1. Komunikasi informasi dan edukasi.
2. Konseling.
3. Pelayanan infertilitas.
4. Pendidikan seks.
5. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan.
6. Konsultasi genetik

2.4 Jenis Kontrasepsi


1. Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi oral (Pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil di dalam stiap yang berisi gabungan dari hormon estrogen
dan progesteron atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja. Cara
kerjanya menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir
serviks.
a. Efektifitas
Secara teoritis hampir 100, dengan angka kegagalan 0,1 – 1,7 (4).
b. Keuntungan
1) Efektifitasnya tinggi
2) Pemakai dapat hamil lagi, bila dikehendaki kesuburan dapat
kembali dengan cepat
3) Tidak mengganggu kegiatan seksualitas suami istri
4) Siklus haid menjadi teratur
5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid
c. Kontra indikasi
Tidak dianjurkan bagi permpuan hamil, menyusui eksklusif,
perdarahan, hepatitis, jantung, stoke, kanker payudara pada wanita
jika tidak menggunakan pil secara teratur setiap hari.
d. Efek samping
6

Mual muntah, berat badan bertambah, retensi cairan, edema,


mastalgia, sakit kepala, timbulnya jerawat. Keluhan ini berlangsung
pada bulan – bulan pertama pemakain pil.
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis
estrogen dan progesteron :
a. DMPA (Depo Medroxyprogesterone Asetat) = Depo Provera.
Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan.
b. Depo Noretisteron (Norethindrone Enanthate) = Noristerat.
Mengandung 200 mg noretindron enantat, yang diberikan setiap 1
bulan.
3. Kontrasepsi Implan
a. Kontrasepsi ini terdiri dari:
1) Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Berisi 36 mg hormon
Levonorgestrel dengan daya kerja 5 tahun
2) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
40 mm dan diameter 2,4 mm. Berisi 68 mg 3-ketodesogestrel
dengan daya kerja 3 tahun.
3) Indoplant, terdiri dari 2 batang. Berisi 75 mg hormon
Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun.
b. Efektifitas
Efektifitasnya 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan
c. Keuntungan
Dipasang selama lima tahun, kontrol medis ringan, dapat dilayani di
daerah pedesaan, biaya ringan.
d. Efek samping
Gangguan menstrulasi, terutama selama 3 – 6 bulan pertama dari
pemakaian. Pemakaian akan mengalami masa perdarahan yang lebih
panjang, lebih sering, atau amenorea.
4. Alat Kotrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
7

Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering disebut IUD
(Intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan
yang mengandung hormon progesterone atau levonorgestrel.
a. Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi untuk mencegah dalam waktu yang
lama.
b. Keuntungan
1) Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa
aman terhadap resiko kehamilan
2) Dapat dipasang setelah melahirkan atau keguguran
3) Kesuburan cepat kembali setelah dicabut / buka
4) Tidak ada efek samping hormonal
5) Tidak mengganggu laktasi
c. Efek samping
1) Dapat menyebabkan infeksi panggul apabila pemasangan tidak
tepat
2) Dapat terjadi rasa sakit berupa kram perut setelah pemasangan.

5. Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran
telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka
panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali
seperti semula. Cara tubektomi dapat dibagi atas beberapa bagian antara
lain saat oprasi, cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba).
a. Efektifitas
1) Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah
2) Sangat efektif post – operatif.
b. Keuntungan
Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai klimakterium dalam
suasana alami.
8

c. Kontra indikasi `
1) Peradangan dalam rongga panggul
2) Peradangan liang senggama akut
3) Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat, atau
penyakit paru lain yang tidak memungkinkan akseptor berada
dalam posisi genupektorial
4) Obesitas berlebihan
5) Bekas lapartomi.
d. Efek Samping
1) Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi
2) Kemungkinan infeksi serius lebih tinggi
3) Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan anestesi.
6. Vasektomi
Vasektomi adalah Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan
suatu metode operatif minor pada pria yang sangat aman. Sederhana dan
sangat efektif, memakan waktu operasi yang sangat singkat dan tidak
memerlukan anastesi umum.
a. Efektifitas
1) Sangat efektif, tetapi angka kejadian rekanalisasi spontan dan
kehamilan sedikit lebih tinggi.
2) Efektif 6-10 minggu setelah operasi.
b. Keuntungan
1) Efektif.
2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
3) Sederhana.
4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi
lokal saja.
6) Biaya rendah.
9

7) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana


wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau
kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita
c. Kerugian
1) Diperlukan tindakan operatif
2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan
atau infeksi
3) Belum memberikan perlindungan total sampai semua
spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal
dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual
mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang
menyangkut sistem reproduksi pria.
d. Efek Samping
Efek samping MOP jarang terjadi dan bersifat sementara misalnya
bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka operasi. Pada vasektomi
infeksi dan epididimitis terjadi pada 1-2% pasien. Pada tubektomi
perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena
anastesi dapat terjadi.

2. 5 Kontrasepsi Pil
A. Jenis kontrasepsi oral
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Dua orang Amerika Picus dan Rock mengkombinasikan
progesteron dan estrogen untuk membuat pil, suatu metode
pencegahan kehamilan yang paling efektif, karena Pil mencegah
ovulasi sebagaimana kehamilan mencegah ovulasi.
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum
sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil
estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis
10

estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam


mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari
noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel,
levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi
derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu
siklus. Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari
pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22
hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral
terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya
merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus
selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan
pada hari pertama perdarahan haid.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau
zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri
minum pil setiap hari.
b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7
hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului
permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid
selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil
barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya
walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin
hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil
dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal
walaupun haid tidak terjadi.
11

2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial


Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada
tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya
diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron
dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil
KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya
berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama
dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih
sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini


Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu
pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari
sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil,
terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe
kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil
kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau
kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada
waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg
noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg
levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)


Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon
12

estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja,
seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25
mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam
pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.

5. Once A Moth Pill


Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu
pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life
panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih
terbatas antara lain :
1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung
anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang
berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per
minggu dan hanya tersedia di India.

1. PIL KOMBINASI
A. Jenis –Jenis KB Pil kombinasi
1. Monofasik
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Bifasik
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3. Trifasik
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
13

A. Mekanisme kerja:
Komponen estrogen menekan sekresi FSH menghalangi maturasi
folikel dan ovarium, karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada
sehingga tidak terdapat pengeluaran LH. Di tengah-tengah daur haid
kurang terdapat kurang mendapat FSH dan tidak ada peningkatan
kadar LH menyebabkan ovulasi terganggu. Pengaruh komponen
progesterone memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah ovulasi,
sehingga dalam 95-98% tidak terjadi ovulasi.
Estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepat perjalanan ovum dan
menyulitkan terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum yang
sudah dibuahi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat
menghambat ovulasi tetapi tidak dalam dosis rendah. Dapat
disimpulkan Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
mempunyai cara kerja sebagai berikut:
1. Mencegah implantasi.
2. Menghambat ovulasi.
3. Mengentalkan lendir serviks.
4. Memperlambat transportasi ovum.
5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

B. Efektifitas KB Pil kombinasi


Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila
digunakan dengan benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang
dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap
tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel,
artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil
dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.

C. Manfaat KB Pil kombinasi

1. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.


2. Tidak mengganggu hubungan seksual.
14

3. Siklus haid teratur.


4. Dapat mengurangi kejadian anemia.
5. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual
tension).
6. Dapat digunakan dalam jangka panjang.
7. Mudah dihentikan setiap waktu.
8. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
9. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
10. Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang
panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenorea dan jerawat.

D. Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B
maupun HIV/AIDS
2. Pengguna harus minum pil setiap hari
3.Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
4. Mahal.

E. Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi
ini antara lain:
1. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung,
stroke dan kanker leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan
suasana hati dan penurunan libido.
4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
5. Kembung.
6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
15

7. Pusing.
8. Amenorea.
9. Nyeri payudara.
10. Kenaikan berat badan.

F. Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi


Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi
diperbolehkan, seperti:

1. Wanita dalam usia reproduksi.


2. Wanita yang telah atau belum memiki anak.
3. Wanita yang gemuk atau kurus.
4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas
tinggi.
6. Wanita pasca keguguran/abortus.
7. Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan
anemia.
8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan
payudara jinak.
10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal,
pembuluh darah, mata dan saraf.
11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis
atau tumor jinak ovarium.
12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.
13. Wanita dengan varises vena.
16

G. Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil Kombinasi


Kriteria yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi terbagi dalam:

1. Kontra Indikasi Absolut


Yang termasuk dalam kontra indikasi absolut antara lain:
tromboplebitis atau tromboemboli, riwayat tromboplebitis atau
tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung
koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau
diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma
yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genetalia yang tidak
diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor
jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor
hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain
yang mengandung estrogen.

2. Kontra Indikasi Relatif


Yang termasuk dalam kontra indikasi relatif antara lain: sakit kepala
(migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre
diabetes, hipertensi, depresi, varises, umur lebih 35 tahun, perokok
berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis
selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat
keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit reumatik yang
fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, kolitis
ulseratif.

Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi
adalah:

1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari.


2. Wanita yang dicurigai hamil atau hamil.
3. Wanita yang menyusui secara eksklusif.
17

H. Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi


Pil kombinasi mulai digunakan pada:

1.Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.

2. Sewaktu mendapat haid.

3. Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyusui,


setelah 6 bulan pemberian ASI).

4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil
kombinasi.
I. Cara Penggunaan

Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut : (Saifuddin, 2006)


Pil Kombinasi

a. Petunjuk Umum

Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :


1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus
haid.

3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.


4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai
dengan hari yang ada pada kemasan.

5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan
yang baru.

6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil
dari kemasan yang baru.
18

7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah
meminumnya.

8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk


keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.

9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2


hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.

b. Aturan Pil Lupa


Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2
pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi
lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap
hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode
kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Pertama


Tanggal : 17-11-2014 Pukul : 10.00 WIB

IDENTITAS ISTRI SUAMI

KK :

Nama : Ny. E Tn. A


Usia : 22 Tahun 30 Tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Dusun Bojong 02/06 Cilayung

Data Subjektif

1. Keluhan Utama:
Ibu mengeluh tidak ada keluhan apapun.
2. Riwayat obstetri
Riwayat Haid
 Siklus : 28-35 hari
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 3-4 kali pembalut
 Dismenorhoe : Tidak

19
20

Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu


TTL Jenis Jenis BB/PB/lahir Komplikasi Lama
No Penolong
melahirkan Kelamin Persalinan mati/hidup Hamil bersalin nifas menyusui

3300gr/48cm/
1 28-09-2010 Laki-laki Bidan Normal - - - 2 tahun
Hidup
3. Riwayat Ginekologi
 Infertilitas : tidak ada
 Massa : tidak ada
 Penyakit : tidak ada
 Operasi : tidak ada
4. Riwayat KB
 Kontrasepsi yang Dipakai : KB pil kombinasi
 Keluhan : tidak ada keluhan
 Kontrasepsi yang Lalu : KB implan
5. Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak ada
6. Pola Nutrisi
 Makan: 3x/hari
 Minum: 6-7 gelas/hari
7. Pola Eliminasi
 BAB : 1x/hari
 BAK : 6x/hari
8. Pola Tidur
 Malam : 8 jam
9. Pola Hidup
 Merokok : tidak
 Masalah : tidak ada
10. Pola Aktivitas Seksual
2x/minggu
21

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

K/U : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 48 kg
TB : 151 cm
TTV : Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,5oC
TD : 90/60 mmHg
Respirasi : 16x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Dada
Mamae : tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen
Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Palpasi : Massa tidak ada
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada

3. Data Penunjang (LABORATORIUM)


Tidak dilakukan pemeriksaan
22

ASSESMENT

P1A0 akseptor KB pil kombinasi.

PLANNING

1. Memberitahu hasil pemeriksaan ke pada ibu bahwa keadaannya


baik. Ibu mengetahui.

2. Menjelaskan kepada ibu mengenai jenis kontrasepsi, efek samping,


keuntungan dan kerugiannya. Ibu mengerti.

3. Memberitahu cara minum pil yang benar agar pil berfungsi dengan
baik. Ibu mengerti.

4. Memberitahu ibu mengenai kunjungan dan pemeriksaan ulang. Ibu


mengerti.
23

3.2 Pengkajian Kedua

Tanggal : 5-12-2014 Pukul : 10.30 WIB

Data Subjektif

1. Keluhan Utama:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2. Riwayat obstetri
Riwayat Haid
 Siklus : 28-35 hari
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 3-4 kali pembalut
 Dismenorhoe : Tidak
Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
komplikasi
TTL Jenis Jenis BB/PB/lahir Lama
No. Penolong
melahirkan Kelamin Persalinan mati/hidup hamil bersalin nifas menyusui

1 28-09-2010 Laki-laki Bidan Normal 3300gr/48cm/H - - - 2 tahun

3. Riwayat Ginekologi
 Infertilitas : tidak ada
 Massa : tidak ada
 Penyakit : tidak ada
 Operasi : tidak ada
4. Riwayat KB
 Kontrasepsi yang Dipakai : KB pil kombinasi
 Keluhan : tidak ada
 Kontrasepsi yang Lalu : implant
5. Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak ada
6. Pola Nutrisi
 Makan: 3x/hari
 Minum: 6-7 gelas/hari
24

7. Pola Eliminasi
 BAB : 1x/hari
 BAK : 6x/hari
8. Pola Tidur
 Malam : 8 jam
9. Pola Hidup
 Merokok : tidak
 Masalah : tidak ada
10. Pola Aktivitas Seksual
2x/minggu

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

K/U : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 48 kg
TB : 151 cm
TTV : Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,4oC
TD : 100/60 mmHg
Respirasi : 18x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Dada
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
25

Abdomen
Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Palpasi : Massa tidak ada
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada

3. Data Penunjang (LABORATORIUM)


Tidak dilakukan pemeriksaan

ASSESMENT
P1A0 akseptor KB pil kombinasi.

PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu mengenai kontrasepsi pil dan cara minumnya. Ibu
mengerti.

3. Memberitahu ibu mengenai kontrasepsi jangka panjang. Ibu mengerti.

4. Memberitahu ibu mengenai kunjungan ulang pemeriksaan Ibu mengerti.


26

3.3 Pengkajian Ketiga

Tanggal : 30-12-2014 Pukul : 10.00 WIB

Data Subjektif

1. Keluhan Utama:
Ibu mengeluh tidak ada keluhan apapun.
2. Riwayat obstetri
Riwayat Haid
 Siklus : 28-35 hari
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 3-4 kali pembalut
 Dismenorhoe : Tidak
Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
Komplikasi
TTL Jenis Jenis BB/PB/lahir Lama
No. Penolong
melahirkan Kelamin Persalinan mati/hidup Hamil bersalin nifas menyusui

1 28-09-2010 Laki-laki Bidan Normal 3300gr/48cm/H - - - 2 tahun

3. Riwayat Ginekologi
 Infertilitas : tidak ada
 Massa : tidak ada
 Penyakit : tidak ada
 Operasi : tidak ada
4. Riwayat KB
 Kontrasepsi yang Dipakai : KB pil kombinasi
 Keluhan : tidak ada keluhan
 Kontrasepsi yang Lalu : KB implan
 Alasan Berhenti : Ingin hamil lagi
5. Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak ada
6. Pola Nutrisi
 Makan: 3x/hari
27

 Minum: 6-7 gelas/hari


7. Pola Eliminasi
 BAB : 1x/hari
 BAK : 6x/hari
8. Pola Tidur
 Malam : 8 jam
9. Pola Hidup
 Merokok : tidak
 Masalah : tidak ada
10. Pola Aktivitas Seksual : 2x/minggu

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

K/U : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 47 kg
TB : 151 cm
TTV : Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,4oC

TD : 100/60 mmHg
Respirasi : 18x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Dada
Mamae
Inspeksi
Bentuk : simetris
28

Retraksi/dimpling: tidak ada


Palpasi : Benjolan/ massa tidak ada
Abdomen
Inspeksi
Bekas luka operasi : tidak ada
Palpasi : Massa tidak ada
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada
3. Data Penunjang (LABORATORIUM) : Tidak dilakukan
pemeriksaan

ASSESMENT
P1A0 akseptor KB pil kombinasi.

PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.

2. Memberikan konseling mengenai SADARI ( Pemeriksaan Payudara


Sendiri ). Ibu mengerti

3. Memberitahu ibu apabila ada keluhan mengenai kontrasepsi pil langsung


ke pelayanan kesehatan. Ibu mengerti.

4. Memberitahu ibu mengenai kunjungan ulang pemeriksaan yaitu 2 atau 3


minggu lagi. Ibu mnegetahui jadwal kunjungan pemeriksaan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau


merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Pada
studi kasus Ny. E usia 22 tahun sebelumnya menggunakan kontrasepsi implant
sudah 1 tahun, kemudian beralih menggunakan kontrasepsi pil kombinasi
dikarenakan kurang merasa nyaman dengan kontrasepsi sebelumnya dan agar
memudahkan untuk memiliki anak lagi.

Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan


benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang
menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga
merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa
langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3
bulan.

Berdasarkan pengkajian dan pemeriksaan yang telah dilakukan klien dapat


menggunakan kontrasepsi pil karena sehat dan tidak memiliki resiko penyakit
yang berat, klien mengatakan merasa lebih nyaman menggunakan kontrasepsi pil
meskipun harus diminum tiap hari karena menurutnya menstruasi lebih lancar.

Masalah yang saya temukan dalam pengkajian yang telah dilakukan yaitu
kurang sekali pengetahuan mengenai kontrasepsi dan rata-rata mengetahui
kontrasepsi sekilas dari keluarga, teman, dan tetangga, sehingga klien masih
merasa takut untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

Pada penggunaan terbaik, terutama pada penggunaan pil kombinasi, memberi


keefektifan yang sebanding jangka panjang, namun penggunaan pil pada
penggunaan umum wanita tersebut harus tepat waktu mengkonsumsi pil, agar
tidak terjadi kehamilan. Kasus Ny. E ini diberikan konseling agar meminum pil
tepat waktu dan tidak lupa karena bila lupa dapat terjadi kehamilan.

29
30

Setiap kunjungan dilakukan pemeriksaan dan juga diberikan konseling


kesehatan dan penyuluhan kontrasepsi mengenai jenis-jenis kontrasepsi jangka
pendek dan panjang , keuntungan dan kerugian agar wawasan klien lebih luas dan
kedepannya diharapkan dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginanya dan memilih kontrasepsi yang aman, dan nyaman bagi klien.
Pada Ny. E diberikan juga diberikan penyuluhan mengenai SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) agar wanita dapat mendeteksi secara dini kanker
payudara dan bila terdapat gejala bisa langsung ke pelayanan kesehatan untuk
dilakukan pemeriksaan.
Klien juga dianjurkan bila terdapat keluhan mengenai kontrasepsi langsung
datang ke pelayanan kesehatan ke polindes, bidan praktek swasta, atau puskesma
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pelayanan
Keluarga Berecana harus berkualitas sehingga hak klien dapat terpenuhi dan upaya
pemerintah dengan adanya program keluarga berencana dapat berjalan dengan baik.

5.2 Saran
Penyuluhan dan kesadaran mengenai kontrasepsi perlu ditingkatkan agar
masyarakat mendapatkan informasi kontrasepsi yang benar, KIE (konseling,
informasi , dan edukasi) sangat penting agar masyarakat mengerti dan paham akan
kesehatan reproduksi terutama manfaat dari kontrasepsi dan tujuan program keluarga
berencana.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartanto, H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar


Harapan. 2010.
2. Manuaba, I.B.G. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan, Jakarta.
1999.
3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. EGC.
Jakarta. 2002.
4. Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta.Fitajaya. 2006.
5. Handayani, S. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta. Pustaka Rhiama.
2010.
6. Sulistyawati, A. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta. Salemba Medica.
2011.
7. Dewi Dwi Haryani, Aris santjaka, Sumarni. 2010. Pengaruh Frekuensi
Kontrasepsi Suntik DMPA Terhadap Kenaikan Berat Badan pada Akseptor
Kontrasepsi Suntik DMPA.
http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/prada/article/download/41/39.pdf Diakses
tanggal 01 Januari 2015

iii

Anda mungkin juga menyukai