Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Kegiatan Internship I
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
HILDA ISLAMIATI
NPM: 130104140029
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Akseptor Kontrasepsi Pil pada Ny. E usia 22 tahun
di Desa Cilayung ” dengan lancar dan tepat waktu.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan
menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi
ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan, tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.
Tujuan umum keluarga berencana adalah untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial-ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka kelahiran yaitu program
keluarga berencana, dengan mengajak pasangan usia subur menggunakan
kontrasepsi agar dapat menekan angka kelahiran, mengatur jarak kehamilan dan
meningkatkan kesehatan reproduksi serta kualitas generasi yang akan datang.
Pada pasangan usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi akan
berdampak pada AKI dan AKB. Upaya untuk menjarangkan kehamilan yaitu
dengan kontrasepsi yang sesuai, efektivitasnya tinggi, serta individu merasa aman
dan nyaman.
Kesadaranan mengenai pentingnya kontrasepsi perlu ditingkatkan, tetapi
jika pelayanan Keluarga Berencana kurang berkualitas maka akan berdampak
pada terabaikannya hak-hak reproduksi, tingginya angka drop out, kasus-kasus
1
2
efek samping, komplikasi dan kegagalan, yang dapat merugikan baik program
maupun masyarakat.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan KB terhadap masyarakat yaitu KIE
(komunikasi,informasi, dan edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi,
pendidikan seks, serta konsultasi perkawinan.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan
memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan pada
akseptor kontrasepsi pil secara komprehensif pada Ny.E.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengumpulkan data dasar pada Ny.E
2. Menginterpretasi data dasar pada Ny.E
3. Menentukan masalah potensial pada Ny.E
4. Menentukan tindakan segera pada Ny.E
5. Merencanakan asuhan yang akan dilakukan pada Ny.E
6. Melaksanakan asuhan yang akan diberikan pada Ny.E
7. Mengevaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya).
Sedangkan tujuan program KB secara filosofi adalah :
1. Meningkatkan ksejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Menurut WHO tujuan KB terdiri dari :
1. Menunda/mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS
(Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun
dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda / mencegah
kehamilan.
2. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai
anak dulu karena berbagai alasan.
3. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
4. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda
masih tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai
kegagalan tinggi.
5. Penggunaan IUD (Intra Uterine Device) bagi yang belum mempunyai
anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan
kontra indikasi terhadap pil oral.
Sasaran Program KB
1. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
2. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
5
Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering disebut IUD
(Intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan
yang mengandung hormon progesterone atau levonorgestrel.
a. Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi untuk mencegah dalam waktu yang
lama.
b. Keuntungan
1) Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa
aman terhadap resiko kehamilan
2) Dapat dipasang setelah melahirkan atau keguguran
3) Kesuburan cepat kembali setelah dicabut / buka
4) Tidak ada efek samping hormonal
5) Tidak mengganggu laktasi
c. Efek samping
1) Dapat menyebabkan infeksi panggul apabila pemasangan tidak
tepat
2) Dapat terjadi rasa sakit berupa kram perut setelah pemasangan.
5. Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran
telur wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan
mendapatkan keturunan lagi. Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka
panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali
seperti semula. Cara tubektomi dapat dibagi atas beberapa bagian antara
lain saat oprasi, cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba).
a. Efektifitas
1) Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah
2) Sangat efektif post – operatif.
b. Keuntungan
Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai klimakterium dalam
suasana alami.
8
c. Kontra indikasi `
1) Peradangan dalam rongga panggul
2) Peradangan liang senggama akut
3) Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat, atau
penyakit paru lain yang tidak memungkinkan akseptor berada
dalam posisi genupektorial
4) Obesitas berlebihan
5) Bekas lapartomi.
d. Efek Samping
1) Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi
2) Kemungkinan infeksi serius lebih tinggi
3) Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan anestesi.
6. Vasektomi
Vasektomi adalah Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan
suatu metode operatif minor pada pria yang sangat aman. Sederhana dan
sangat efektif, memakan waktu operasi yang sangat singkat dan tidak
memerlukan anastesi umum.
a. Efektifitas
1) Sangat efektif, tetapi angka kejadian rekanalisasi spontan dan
kehamilan sedikit lebih tinggi.
2) Efektif 6-10 minggu setelah operasi.
b. Keuntungan
1) Efektif.
2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
3) Sederhana.
4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi
lokal saja.
6) Biaya rendah.
9
2. 5 Kontrasepsi Pil
A. Jenis kontrasepsi oral
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Dua orang Amerika Picus dan Rock mengkombinasikan
progesteron dan estrogen untuk membuat pil, suatu metode
pencegahan kehamilan yang paling efektif, karena Pil mencegah
ovulasi sebagaimana kehamilan mencegah ovulasi.
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum
sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil
estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis
10
estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja,
seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25
mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam
pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
1. PIL KOMBINASI
A. Jenis –Jenis KB Pil kombinasi
1. Monofasik
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Bifasik
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3. Trifasik
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
13
A. Mekanisme kerja:
Komponen estrogen menekan sekresi FSH menghalangi maturasi
folikel dan ovarium, karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada
sehingga tidak terdapat pengeluaran LH. Di tengah-tengah daur haid
kurang terdapat kurang mendapat FSH dan tidak ada peningkatan
kadar LH menyebabkan ovulasi terganggu. Pengaruh komponen
progesterone memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah ovulasi,
sehingga dalam 95-98% tidak terjadi ovulasi.
Estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepat perjalanan ovum dan
menyulitkan terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum yang
sudah dibuahi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat
menghambat ovulasi tetapi tidak dalam dosis rendah. Dapat
disimpulkan Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
mempunyai cara kerja sebagai berikut:
1. Mencegah implantasi.
2. Menghambat ovulasi.
3. Mengentalkan lendir serviks.
4. Memperlambat transportasi ovum.
5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.
D. Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B
maupun HIV/AIDS
2. Pengguna harus minum pil setiap hari
3.Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
4. Mahal.
E. Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi
ini antara lain:
1. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung,
stroke dan kanker leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan
suasana hati dan penurunan libido.
4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
5. Kembung.
6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
15
7. Pusing.
8. Amenorea.
9. Nyeri payudara.
10. Kenaikan berat badan.
Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi
adalah:
4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil
kombinasi.
I. Cara Penggunaan
a. Petunjuk Umum
5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan
yang baru.
6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil
dari kemasan yang baru.
18
7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah
meminumnya.
KK :
Data Subjektif
1. Keluhan Utama:
Ibu mengeluh tidak ada keluhan apapun.
2. Riwayat obstetri
Riwayat Haid
Siklus : 28-35 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3-4 kali pembalut
Dismenorhoe : Tidak
19
20
3300gr/48cm/
1 28-09-2010 Laki-laki Bidan Normal - - - 2 tahun
Hidup
3. Riwayat Ginekologi
Infertilitas : tidak ada
Massa : tidak ada
Penyakit : tidak ada
Operasi : tidak ada
4. Riwayat KB
Kontrasepsi yang Dipakai : KB pil kombinasi
Keluhan : tidak ada keluhan
Kontrasepsi yang Lalu : KB implan
5. Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak ada
6. Pola Nutrisi
Makan: 3x/hari
Minum: 6-7 gelas/hari
7. Pola Eliminasi
BAB : 1x/hari
BAK : 6x/hari
8. Pola Tidur
Malam : 8 jam
9. Pola Hidup
Merokok : tidak
Masalah : tidak ada
10. Pola Aktivitas Seksual
2x/minggu
21
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/U : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 48 kg
TB : 151 cm
TTV : Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,5oC
TD : 90/60 mmHg
Respirasi : 16x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Dada
Mamae : tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen
Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Palpasi : Massa tidak ada
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada
ASSESMENT
PLANNING
3. Memberitahu cara minum pil yang benar agar pil berfungsi dengan
baik. Ibu mengerti.
Data Subjektif
1. Keluhan Utama:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2. Riwayat obstetri
Riwayat Haid
Siklus : 28-35 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3-4 kali pembalut
Dismenorhoe : Tidak
Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
komplikasi
TTL Jenis Jenis BB/PB/lahir Lama
No. Penolong
melahirkan Kelamin Persalinan mati/hidup hamil bersalin nifas menyusui
3. Riwayat Ginekologi
Infertilitas : tidak ada
Massa : tidak ada
Penyakit : tidak ada
Operasi : tidak ada
4. Riwayat KB
Kontrasepsi yang Dipakai : KB pil kombinasi
Keluhan : tidak ada
Kontrasepsi yang Lalu : implant
5. Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak ada
6. Pola Nutrisi
Makan: 3x/hari
Minum: 6-7 gelas/hari
24
7. Pola Eliminasi
BAB : 1x/hari
BAK : 6x/hari
8. Pola Tidur
Malam : 8 jam
9. Pola Hidup
Merokok : tidak
Masalah : tidak ada
10. Pola Aktivitas Seksual
2x/minggu
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/U : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 48 kg
TB : 151 cm
TTV : Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,4oC
TD : 100/60 mmHg
Respirasi : 18x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Dada
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
25
Abdomen
Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Palpasi : Massa tidak ada
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada
ASSESMENT
P1A0 akseptor KB pil kombinasi.
PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Mengingatkan ibu mengenai kontrasepsi pil dan cara minumnya. Ibu
mengerti.
Data Subjektif
1. Keluhan Utama:
Ibu mengeluh tidak ada keluhan apapun.
2. Riwayat obstetri
Riwayat Haid
Siklus : 28-35 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3-4 kali pembalut
Dismenorhoe : Tidak
Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
Komplikasi
TTL Jenis Jenis BB/PB/lahir Lama
No. Penolong
melahirkan Kelamin Persalinan mati/hidup Hamil bersalin nifas menyusui
3. Riwayat Ginekologi
Infertilitas : tidak ada
Massa : tidak ada
Penyakit : tidak ada
Operasi : tidak ada
4. Riwayat KB
Kontrasepsi yang Dipakai : KB pil kombinasi
Keluhan : tidak ada keluhan
Kontrasepsi yang Lalu : KB implan
Alasan Berhenti : Ingin hamil lagi
5. Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak ada
6. Pola Nutrisi
Makan: 3x/hari
27
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/U : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 47 kg
TB : 151 cm
TTV : Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,4oC
TD : 100/60 mmHg
Respirasi : 18x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Dada
Mamae
Inspeksi
Bentuk : simetris
28
ASSESMENT
P1A0 akseptor KB pil kombinasi.
PLANNING
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
Masalah yang saya temukan dalam pengkajian yang telah dilakukan yaitu
kurang sekali pengetahuan mengenai kontrasepsi dan rata-rata mengetahui
kontrasepsi sekilas dari keluarga, teman, dan tetangga, sehingga klien masih
merasa takut untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
29
30
5.1 Kesimpulan
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pelayanan
Keluarga Berecana harus berkualitas sehingga hak klien dapat terpenuhi dan upaya
pemerintah dengan adanya program keluarga berencana dapat berjalan dengan baik.
5.2 Saran
Penyuluhan dan kesadaran mengenai kontrasepsi perlu ditingkatkan agar
masyarakat mendapatkan informasi kontrasepsi yang benar, KIE (konseling,
informasi , dan edukasi) sangat penting agar masyarakat mengerti dan paham akan
kesehatan reproduksi terutama manfaat dari kontrasepsi dan tujuan program keluarga
berencana.
31
DAFTAR PUSTAKA
iii