FISIOLOGIS
2. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial, serta memberikan semangat pada ibu.
6. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman serta membantu ibu dalam
menyusui bayinya.
7. Mendeteksi komplikasi dan berbagai kondisi yang memerlukan rujukan, serta merespons terhadap
kebutuhan ibu, terutama pada saat-saat penting, yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu.
8. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda
bahaya nifas, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman.
9. Melakukan manajemen asuhan keperawatan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis,
membuat rencana tindakan, serta melaksanakan rencana tersebut. Manajemen asuhan tersebut dibuat untuk
memperccepat proses pemulihan serta mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama periode nifas.
10. Memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Pemerintah
dalam Asuhan
Postpartum
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status kesehatan
ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah
yang terjadi.Kunjungan dalam masa nifas antara lain:
a.Kunjungan 1 : 6-8 jam setelah persalinan
b.Kunjungan 2 : 6 hari setelah persalinan
c.Kunjungan 3 : 2 minggu setelah persalinan
d.Kunjungan 4 : 6 minggu setelah persalinan
Periode segera sesudah bersalin
Pengkajiandan melahirkan sangat penting
bagi asuhan keperawatan yang
Periode baik. Pemahaman akan hasil
Postpartum pengkajian yang nomal dan
abnormal merupakan hal yang
esensial
Monitoring Tanda Vital
Memantau tanda vital setiap 15 menit sekali selama satu jam pertama
postpartum, setap 30 menit sekali selama jam kedua, setiap 4 jam
sekali selama 24 jam berikutnya dalam satu hari pertama postpartum,
dan kemudian setiap 8 jam sekali.
Mengevaluasi frekuensi nadi postpartum berdasarkan frekuensi nadi
prepartum.
Mengantisipasi pemulihan frekuensi pernapasan kembali kepada
keadaan normal sesudah melahirkan.
Membandingkan tekanan darah postpartum dengan tekanan darah
prepartum pasien.
Monitoring Fundus Uteri
Perineum :
- Terdapat edema & luka (biru)
- tdk nyaman & repairnya tergantung bentuk insisi, lamanya kala II,
paritas, perawatan
- Sembuh dalam waktu 5 -6 mgg.
Lochea
Lochea rubra
-pengeluaran pervaginam pd 3 hari pertama P.P berupa darah & sedikit
bekuan
Lochea serosa
- Berwarna lebih terang sprt pink atau kecoklatan, pengeluaran sampai hari
kesembilan
Lochea alba
- Pengeluaran mulai hari ke-10 berwarna kuning , keputihan byk
mengandung sel leukosit & sel debris.
Karakteristik Lochea
Lochea waktu Karakteristik abnormal
Rubra Hari 1- 3 Drh dg bekuan, bau amis, Byk bekuan, bau amis,
meningkat bila meneteki, pembalut penuh darah
bergerak, peergangan
serosa Hari 4-9 Pink atau coklat dg konsistensi Bau busuk, pembalut penuh
serosanguineous, bau amis darah
alba Hari 10 Kuning – putih, bau amis Bau busuk, pembalut penuh
darah, lochea serosa menetap,
kembali ke pengeluaarn
pink /merah, pengeluaran
lebih dr 2-3 mgg
Sistem Gastrointestinal
1-2 hari P.P nafsu makan meningkat
Kenaikan tek sistolik 30 mmHg atau diatolik 15 mmHg & bila disertai
sakit kepala atau gangguan penglihatan Pre eklamsi post partum
Lanjutan kardiovaskuler
Tanda-tanda vital
Suhu oral 24 jam pertama meningkat < 38 ˚C akibat adanya dehidrasi,
peregangan muskuler dan perubahan hormonal.
Colostrum bersifat cair, kuning terdiri dari protein, lemak dan antibodi.
1.Taking in
2.Taking hold
3.Letting go
1. Taking In (berlangsung
hari 1-2 Postpartum)
Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif,
membutuhkan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan sehari.
Ibu tidak mempunyai keinginan untuk
merawat bayinya. Ibu masih fokus pada
persalinan dan merasa kagum pada bayinya.
Apakah benar bayi tersebut adalah anaknya?
Apakah persalinan telah berakhir? Ibu
membutuhkan istirahat untuk memulihkan
kekuatan fisiknya. Meminta ibu untuk
menceritakan pengalaman persalinan dapat
membantu ibu melewati fase ini.
2. Taking Hold 2-3 hari
post partum
Ibu sudah mulai memenuhi kebutuhan sehari dan
dapat mengambil keputusan.
Ibumulai tertarik merawat bayinya.
Pada fase ini ibu dapat diberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan bayi dan
mempraktekkan dengan pengawasan, seperti
mendukung kepala bayi, menyusui dengan benar,
atau menyendawakan bayi. Reinforcement positif
dapat diberikan pada ibu supaya ibu dapat
meningkatkan kemampuannya dalam merawat
bayi.
3. Letting Go
Pada fase ketiga, ibu mulai mendefinisikan kembali
perannya.
Ibu mulai melepaskan perannya yang dulu, dari
mempersiapkan kelahiran, menjadi ibu yang
memiliki anak. Ibu menerima anak tanpa
membandingkan dengan harapan terhadap anak
pada saat menanti kelahiran. Ibu yang berhasil
melewati fase ini akan mudah melakukan peran
barunya.
Proses adaptasi menjadi orang tua mencakup:
- Tanggung jawab terhadap peran baru
- Sikap terhadap adanya peran baru
- Penyesuaian hubungan dengan anggota keluarga yang lain
Secara biologik adaptasi ini dimulai sejak
pertemuan ovum dan sperma
Pada periode pranatal ibu merupakan orang utama
yang memfasilitasi terciptanya lingkungan sehingga
janin dapat tumbuh dan berkembang
Proses parenting akan menyokong kematangan
seseorang
Melibatkan semua unsur dalam keluarga
Menurut Steele and Pollack (1968) proses menjadi orang tua
mencakup:
1. Cognitif- motorik skill
Berkaitan dengan perawatan bayi seperti
menyusui,menggendong,memakaikan baju dll.
Kemampuan tersebut tidak timbul secara otomatis
Dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman individu, sehingga
beberapa ortu perlu belajar bagaimana pelaksanaan
tugas perawatan bayi kepada : teman, nenek, baca buku
tetangga, perawat dll.
2. Cognitif – afektif skliil
Merupakan komponen Psikologik baik ayah –ibu sebagai dasar menjadi
ortu
Aspek kecintaan, menerima figur orang tua mencakup sikap
kehalusan,kelembutan, kesadaran dan perhatian terhadap kebutuhan
bayi
Berpengaruh terhadap lingkungan bayi
Parental Attachment( kasih sayang orang tua)
- Dimulai selama kehamilan, bersifat terus menerus konstan dan
konsisten
- Mercer (1982) Menjelaskan lima pre kondisi yang mempengaruhi kasih
sayang yaitu:
1. Kesehatan mental, emosi orang tua ( termasuk
kemampuan percaya terhadap orang lain)
2. Sistem suport dari lingkungan sosial, teman ortu
3. Kemampuan berkomunikasi dan merawat bayi
4. Pendekatan dan kedekatan ortu terhadap bayi
5. Kecocokan ortu bayi( status bayi,temperamen, sex)
Sensual Respon ( respon Yang memberi kepuasan)
1. Touch ( raba )
Digunakan secara meluas oleh orang tua atau
pengasuh sebagai cara untuk mengenal dengan
bayi sebagai anggota baru
- jari- jari- merupakan alat raba yang sensitif
2.Eye to eye contack
Membantu perkembangan awal- membentuk hubungan
saling percaya
3. Suara( Voice)
Orang tua – bayi saling mengenal melalui suara
4. Bau ( odor )
Ibu berkomentar terhadap bau bayinya yang unik
Bayi belajar mengenal bau ibu terutam terhadap bau asi.
Kontak awal:
-Sangat penting di dalam perkembangan hubungan
di masa yang akan datang
-Segera dilakukan pada jam- jam pertama sesudah
kelahiran
-Keuntungan: - bagi ibu: meningkatkan kadar
prolaktin dan oksitosin
-Pada bayi: mempercepat reflek menghisap
Bonding- Attachment
-Hubungan ibu anak atas dasar kasih
sayang( bonding ) , keterikatan ( attachment)
-Dapat melibatkan ayah
-Pada kala (IV) sesudah kelahiran merupakan waktu
yang optimal untuk bonding
-Timbul respon spesifik ketika pertama kali bayi
diberikan
Adaptasi ayah:
-Ayah mulai melibatkan diri terhadap perawatan bayi
-Ayah terpikat pada bayi
-Sering mengadakan kontak mata dengan sentuhan
atau kontak mata
-Merasa meningkat harga dirinya
-Mersa lebih matur, lebih tua
-Merasa bangga menjadi laki-laki
Adaptasi Sibling:
Memperkenalkan bayi pada keluarga Kakaknya
-Orang tua harus mampu membagi kasih sayang
perhatian pada semua anak
-Reaksi cemburu sering sekali terjadi pada kakanya,
terutama jika bayi menyita waktu dan perhatian
Cara adaptasi sibling:
-Menjenguk ke RS
-Telepon
-Waktu pulang: ayah dengan bayi, ibu dengan sibling
-Beri hadiah dari bayi untuk sibling
-Anjurkan pengunjung menegur sibling
-Sibling terlibat waktu perawatan bayi
-Jangan mengurangi waktu kontak dengan sibling
Tugas Orang tua dalam mengurangi” Sibling Rivalry”
-Upayakan anak yang besar atau sibling merasa
tetap dicintai dan diperhatikan
-Monitor prilaku sibling dari kemungkinan
melakukan prilaku agresif
-Atur waktu dan ruang dalam perawatan anak
-Perkenalkan sibling dengan bayi sejak dalam
kandungan
Pengkajian post partum
Tujuan askep :
- Monitoring adaptasi fisiologis & psikologis
- Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh setelah melahirkan
- meningkatkan istirahat dan kenyamanan
- meningkatkan hubungan orangtua dan bayi
- meningkatkan peluang merawat bayi
-memberikan teaching : self care dan perawatan bayi
Pengkajian
1. Pengkajian Awal
- Prenatal, riwayat kehamilan, persalinan
- TTV
- Uterus : kontraksi, tinggi fundus
- Kandung kemih
- Lochea : jumlah, warna, bau
- Perineum & hemoroid
- status emosional
- Kemampuan “self care”
- kebiasaan
2. Pengkajian lanjutan
TTV
Buah dada: setiap 8 jam
- laktasi hari 2-3 colostrum meningkat
- Puting baik, masuk, luka, lecet
- kebersihan
- B.H menyokong / tidak
Perut dan fundus
BAK dulu , setiap 4-8 jam
Indikasi ISK
Fungsi gastrointestinal
Kaji bising usus
Tanyakan apakah ibu sudah flatus atau BAB
Diet ibu post partum tingi protein
Intake cairan 3000 cc/hari untuk mencegah konstipasi
Ekstremitas Bawah
Kaji sensasi, peregangan, edema, dan tanda thromboembolism pada
masa immadiate P.P
Laporkan pd tim kesehatan jika terjadi :
- Kemerahan, rasa hangat, dan nyeri
- Perasaan berat pd ekstremitas
- Tanda homan’s sign (+)
Istirahat & tidur
Observasi lama
Kaji adanya kesukaran tidur
Diagnosa keperawatan
Resiko kekurangan cairan b/d kehilangan darah, pengeluaran yang
berlebihan melalui keringat, diuresis
Perubahan eliminais urine b/d ketidaknyamanan perineum, ISK
Perubahan eliminasi : konstipasi b/d kurangnya mobilisasi
Nyeri b/d peregangan perineum
Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir