Anda di halaman 1dari 68

POST PARTUM

FISIOLOGIS

Monna Maharani H., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat.


DEFINISI
• Masa penyesuaian fisik dan fisiologis tubuh kembali mendekati
sebelum hamil
Waktunya : ± 6 minggu
Disebut juga: “masa nifas (puerperium)”
Dibagi dalam 3 (tiga)
tahap :
1. Puerperium Dini (immediate puerperium) : 0-24 jam
postpartum. Masa kepulihan, yaitu masa ketika ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium Intermedial (early puerperium) : 1-7 hari
postpartum. Masa kepulihan menyeluruh organ
genitalia. Waktu yang dibutuhkan sekitar 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium (later puerperium) : 1-6 minggu
postpartum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau pada
saat persalinan mengalami komplikasi.
Perubahan konsep
perawatan
Dulu :
- Orientasi Sakit
- Istirahat Total (10 – 14 hari)
- Tingkat ketergantungan Meningkat
- Askep Meningkat
Lanjutan
Tujuan Asuhan
Postpartum
(Masa Nifas)
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologi.
 Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah secara dini, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi baik pada ibu maupun bayinya.
 Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu yang berkaitan
dengan perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui,
pemberian imunisasi pada bayi, dan perawatan bayi sehat.
 Memberikan pelayanan KB.
 Memberikan kesehatan emosional pada ibu.
Peran dan Tanggung Jawab
Perawat dalam Masa Nifas
1. Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi.

2. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial, serta memberikan semangat pada ibu.

3. Membangun kepercayaan diri ibu dalam menjalankan peran sebagai ibu.


4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu termasuk pendidikan dalam menjalankan peran sebagai
orangtua.

5. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

6. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman serta membantu ibu dalam
menyusui bayinya.

7. Mendeteksi komplikasi dan berbagai kondisi yang memerlukan rujukan, serta merespons terhadap
kebutuhan ibu, terutama pada saat-saat penting, yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu.

8. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda
bahaya nifas, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman.

9. Melakukan manajemen asuhan keperawatan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis,
membuat rencana tindakan, serta melaksanakan rencana tersebut. Manajemen asuhan tersebut dibuat untuk
memperccepat proses pemulihan serta mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama periode nifas.
10. Memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Pemerintah
dalam Asuhan
Postpartum

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status kesehatan
ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah
yang terjadi.Kunjungan dalam masa nifas antara lain:
a.Kunjungan 1 : 6-8 jam setelah persalinan
b.Kunjungan 2 : 6 hari setelah persalinan
c.Kunjungan 3 : 2 minggu setelah persalinan
d.Kunjungan 4 : 6 minggu setelah persalinan
Periode segera sesudah bersalin
Pengkajiandan melahirkan sangat penting
bagi asuhan keperawatan yang
Periode baik. Pemahaman akan hasil
Postpartum pengkajian yang nomal dan
abnormal merupakan hal yang
esensial
Monitoring Tanda Vital
Memantau tanda vital setiap 15 menit sekali selama satu jam pertama
postpartum, setap 30 menit sekali selama jam kedua, setiap 4 jam
sekali selama 24 jam berikutnya dalam satu hari pertama postpartum,
dan kemudian setiap 8 jam sekali.
Mengevaluasi frekuensi nadi postpartum berdasarkan frekuensi nadi
prepartum.
Mengantisipasi pemulihan frekuensi pernapasan kembali kepada
keadaan normal sesudah melahirkan.
Membandingkan tekanan darah postpartum dengan tekanan darah
prepartum pasien.
Monitoring Fundus Uteri

Memeriksa tonus dan lokasi fundus (bagian puncak uterus)


setiap 15 menit sekali selama satu jam pertama
postpartum, setiap 30 menit sekali selama 2 hingga 3 jam
berikutnya, setiap jam sekali selama 4 jam berikutnya, lalu
setiap 4 jam dalam satu hari pertama postpartum, dan
kemudian setiap 8 jam sekali sampai pasien pulang dr RS.
Uterus yang mengalami involusi harus berada di garis tengah.
TFU biasanya berada di antara umbilikus dan simfisis pubis pada saat 1 hingga 2
jam postpartum, 1 cm di atas umbilikus pada saat 12 jam postpartum, dan sekitar
3 cm di bawah umbilikus pada hari ketiga postpartum.
Fundus akan terus mengalami desensus atau penurunan sekitar 1 cm/hari sampai
tidak terba lagi di atas simfisis (yaitu sekitar 9 hari postpartum).
Besar uterus akan berkurang hingga mencapai ukuran sebelum hamil pada 5
hingga 6 minggu sesudah melahirkan, dan besar uterus yang berkurang ini bukan
terjadi karena pengurangan jumlah selnya melainkan karena pengurangan ukuran
selnya.
Fundus harus teraba kencang (firm) ketika disentuh.
Perubahan normal pada
uterus selama
postpartum
Waktu TFU Bobot Uterus Diameter Palpasi serviks
Uterus

Pada akhir persalinan Sepusat 900-1000 gr 12,5 cm Lembut/lunak

Akhir minggu ke-1 Setengah pusat 450-500 gr 7,5 cm 2 cm


simfisis

Akhir minggu ke-2 Tidak teraba 200 gr 5,0 cm 1 cm

Akhir minggu ke-6 Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit


Involusi uterus
Waktu Posis uterus Berat

1-2 jam Tengah umbi & symp 1000 gr

12 jam Sejajar umbilikus

3 hari 3 cm bwh umbilikus

9 hari Tdk teraba diatas symp 500 gr

5- 6 mgg Tidak teraba 50- 70 gr

Subinvolusi yaitu gagalnya uterus untuk mengecil ke bentuk


normal , penyebabnya sisa plasenta dan infeksi
serviks
• Teraba lunak

• ektoserviks (bgaian serviks yang menonjol ke dalam vagina) akan


terlihat memar, edema, dan laserasi.
• 12-18 PP serviks mengeras dan memendek
• Ostium serviks menutup perlahan-lahan
•Hari ke 2/3 PP serviks terbuka 2-3 sm
• 1 minggu PP serviks berdilatasi 1 cm
• ostium serviks ekterna seperti “mulut ikan”
•Laktasi dapat menghambat produksi mukosa cerviks karena menghambat
produksi estrogen.
Vagina & perineum
• menurunnya estrogen mukos vagina tipis & rugae (-)
• rugae akan timbul dalam 3-4 minggu, tetapi tdk banyak
• estrogen menurun, lubrikan di vagina berkurang
• saat intercous ternyadi disparenia
• lubang vagian terlhat kemerahan dan edema, terutama di
daerah sekitar janitan episiotomy.
• penyembuhan terjadi 2-3 minggu
• 4-6 bulan benar-benar sembuh
Lanjutan
Clitoris & labia : kencang (tdk terlalu keras)

Perineum :
- Terdapat edema & luka (biru)
- tdk nyaman & repairnya tergantung bentuk insisi, lamanya kala II,
paritas, perawatan
- Sembuh dalam waktu 5 -6 mgg.
Lochea
Lochea rubra
-pengeluaran pervaginam pd 3 hari pertama P.P berupa darah & sedikit
bekuan

Lochea serosa
- Berwarna lebih terang sprt pink atau kecoklatan, pengeluaran sampai hari
kesembilan

Lochea alba
- Pengeluaran mulai hari ke-10 berwarna kuning , keputihan byk
mengandung sel leukosit & sel debris.
Karakteristik Lochea
Lochea waktu Karakteristik abnormal
Rubra Hari 1- 3 Drh dg bekuan, bau amis, Byk bekuan, bau amis,
meningkat bila meneteki, pembalut penuh darah
bergerak, peergangan

serosa Hari 4-9 Pink atau coklat dg konsistensi Bau busuk, pembalut penuh
serosanguineous, bau amis darah

alba Hari 10 Kuning – putih, bau amis Bau busuk, pembalut penuh
darah, lochea serosa menetap,
kembali ke pengeluaarn
pink /merah, pengeluaran
lebih dr 2-3 mgg
Sistem Gastrointestinal
1-2 hari P.P nafsu makan meningkat

Konstipasi dapat terjadi akibat :


- Ketakutan klien karena adanya luka episiotomi
- penurunan tonus otot abdomen
- Pengaruh klisma pada kala I
- intake kurang menjelang partus
Defekasi spontan : 2-3 hari PP
Sistem perkemihan
Akibat persalinan terjadi Trauma pada vesika urinaria yg dpt
mengakibatkan edema & menurunnya sensitifitas thdp tekanan cairan.
Kesulitas BAK sampai 2 hari P.P
Penimbunan cairan selama kehamilan dikeluarkan dg diuresis selama
24 jam pertama P.P.
Hematuria pd early p.p menandakan adanya trauma bladder pd saat
persalinan
Sistem perkemihan
• Fungsi ginjal kembali normal 1 bulan PP
• dibutuhkan 2-8 minggu sampai hipotonus dan dilatasi
ureter dan pelvis ginjal yang terjadi karena kehamilan
kembali sprt sebelum hamil
• tonus otot kandung kemih kembali normal dalam 5-7 hari
PP
Observasi eliminasi
Mengkaji pola eliminasi atau pembuangan BAK/BAB pada pasien
Melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa pasien sudah BAK
dalam 6 hingga 8 jam pertama postpartum.
Mengantisipasi perlunya kateterisasi urine jika pasien tidak bisa BAK
Sistem Kardiovaskuler
Terjadi hipotensi ortostatik (tek. Sistolik > 20 mmHg).
Kompensasi thd penurunan resistensi vaskuler di daerah panggul.

Kenaikan tek sistolik 30 mmHg atau diatolik 15 mmHg & bila disertai
sakit kepala atau gangguan penglihatan Pre eklamsi post partum
Lanjutan kardiovaskuler
Tanda-tanda vital
Suhu oral 24 jam pertama meningkat < 38 ˚C akibat adanya dehidrasi,
peregangan muskuler dan perubahan hormonal.

Jika stlh 24 suhu meningkat > 38 ˚C selama 2 hari berturut-turut dlm 10


hari P.P dicurigai adanya sepsis pueperial, ISK

Pembengkakan payudara timbul pd hari 2/3 & tdk menimbulkan


peningkatan suhu tubuh. Bila suhu meningkat > 24 jam terjadi milk
fever.
Sistem muskuloskeletal
ukuran uterus : diastasis rektus abdominus
Sensasi ekstremitas bwh : anastesi
Tromboplebitis : P’nurunan aktivitas & peningkatan protombin
Edema << pd periode P.P dini
Tonus & kekuatan otot kembali pada periode P.P
Meningkatnya pemulihan : exercise P.P
Sistem endokrin
•Estrogen, progresteron menurun, puncaknya 1 minggu PP
•Kadar prolaktin pd ibu tdk menyusui dlm batas normal sedangkan pada
ibu yang menyusui meningkat karena rangsangan dari hisapan bayi
•Estrogen pada ibu tdk menyusui akan meningkat secara bertahap mulai
2 minggu Pp dan hari ke 17 PP kadarnya lebih tinggi.
•Menstruasi biasanya terjadi pd 4-6 mgg P.P pada ibu yang tidak
menyusui dan pd ibu menyusui sekitar 6 bulan
• peningkatan kadar prolactin serum yang menetap pd ibu menyusui
akan menekan ovulasi.
Lanjutan sistem
endokrin
Pada trimester ke 3 kehamilan cairan kolostrum (+ ) dan berlanjut
minggu pertama P.P.

Colostrum bersifat cair, kuning terdiri dari protein, lemak dan antibodi.

Produksi Asi mulai hari ke 3 P.P

Pembesaran payudara terjadi karena peningkatan sistem vaskuler dan


limfatik yang mengelilingi payudara.
Lanjutan sistem
endokrin
Refleks let down (keluarnya ASI ke duktus laktiferus) karena kontraksi
sel-sel mioepitel dan tergantung sekresi oksitosin yang distimulasi
hisapan bayi.

Pembengkakan payudara pada proses laktasi karena distensi lobus dan


peningkatan produksi ASI
Observasi payudara
Memeriksa ukuran dan bentuk payudara pasien pada setiap pergantian
jaga, dengan memperhatikan bercak eritema, nyeri tekan, atau
penggembungan (engorgement) payudara.
Payudara
• terjadi penurunan hormone estrogen, progesterone, hCG, prolactin,
kortisol dan insulin, hormone ini yang menstimulasi perkembangan
payudara selama kehamilan.
•24 jam PP terjadi sedikit perunahan pada mamae
• kolostum berubah menjadi susu 72 -96 jam PP
• payudara akan terasa lebih hangat, keras dan agak nyeri.
Ibu yang tdk menyusui
• hari 1 kolostrum keluar, hari ke 2 asi mulai di produksi, hari ke 3 atau 4
terjadi pembengkakan, pasien mengalami nyeri .
•Distensi payudara terjadi karena kongesti vena dan pembuluh limfe.
• cara mengurangi: gunakan bra yang pas, beri kompres es, kompres
daun kol segar, jangan menstimulasi putting susu
• jika asi tidak dikeluarkan, akan terhenti beberapa minggu kemudian.
Monitoring episiotomi
Memeriksa lokasi episiotomi pada setiap pergantian jaga untuk menilai
kesembuhannya.
Mewaspadai bahwa bagian tepi luka episiotomi biasanya jharus
dirapatkan dalam waktu 24 jam sesudah melahirkan
Memperlihatkan kejadian ekimosis, hematoma, eritema, edema,
drainase atau perdarahan dari lokasi jahitan, bau yang busuk, atau
infeksi.
Mengatur tubuuh pasien dalam posisi yang nyaman ketika melakukan
inspeksi luka episiotomi.
Edukasi pasien
postpartum
Higiene perorangan
Aktivitas seksual dan kontrasepsi
Penurunan BB
Aktivitas dan olahraga
Nutrisi
BAB dan BAK
Tindakan yang meningkatkan kenyamanan
Mobilisasi
Aspek psikologis
Kaji respon ibu terhadap persalinan
Persepsi ibu thd respon klg dan status psikologis yang ditemukan saat
ini
Pengkajian adaptasi keluarga meliputi :
- status psikologis ayah
- kemampuan orang tua dalam perawatan anak
- respon klg thd bayi
- dukungan dan bantuan klg setelah pulang
ADAPTASI PSIKOLOGIS
Reva Rubin (1977) membagi fase postpartum pada 3
fase, yaitu :

1.Taking in
2.Taking hold
3.Letting go
1. Taking In (berlangsung
hari 1-2 Postpartum)
Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif,
membutuhkan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan sehari.
Ibu tidak mempunyai keinginan untuk
merawat bayinya. Ibu masih fokus pada
persalinan dan merasa kagum pada bayinya.
Apakah benar bayi tersebut adalah anaknya?
Apakah persalinan telah berakhir? Ibu
membutuhkan istirahat untuk memulihkan
kekuatan fisiknya. Meminta ibu untuk
menceritakan pengalaman persalinan dapat
membantu ibu melewati fase ini.
2. Taking Hold 2-3 hari
post partum
Ibu sudah mulai memenuhi kebutuhan sehari dan
dapat mengambil keputusan.
Ibumulai tertarik merawat bayinya.
Pada fase ini ibu dapat diberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan bayi dan
mempraktekkan dengan pengawasan, seperti
mendukung kepala bayi, menyusui dengan benar,
atau menyendawakan bayi. Reinforcement positif
dapat diberikan pada ibu supaya ibu dapat
meningkatkan kemampuannya dalam merawat
bayi.
3. Letting Go
Pada fase ketiga, ibu mulai mendefinisikan kembali
perannya.
Ibu mulai melepaskan perannya yang dulu, dari
mempersiapkan kelahiran, menjadi ibu yang
memiliki anak. Ibu menerima anak tanpa
membandingkan dengan harapan terhadap anak
pada saat menanti kelahiran. Ibu yang berhasil
melewati fase ini akan mudah melakukan peran
barunya.
Proses adaptasi menjadi orang tua mencakup:
- Tanggung jawab terhadap peran baru
- Sikap terhadap adanya peran baru
- Penyesuaian hubungan dengan anggota keluarga yang lain
Secara biologik adaptasi ini dimulai sejak
pertemuan ovum dan sperma
Pada periode pranatal ibu merupakan orang utama
yang memfasilitasi terciptanya lingkungan sehingga
janin dapat tumbuh dan berkembang
Proses parenting akan menyokong kematangan
seseorang
Melibatkan semua unsur dalam keluarga
Menurut Steele and Pollack (1968) proses menjadi orang tua
mencakup:
1. Cognitif- motorik skill
Berkaitan dengan perawatan bayi seperti
menyusui,menggendong,memakaikan baju dll.
Kemampuan tersebut tidak timbul secara otomatis
Dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman individu, sehingga
beberapa ortu perlu belajar bagaimana pelaksanaan
tugas perawatan bayi kepada : teman, nenek, baca buku
tetangga, perawat dll.
2. Cognitif – afektif skliil
Merupakan komponen Psikologik baik ayah –ibu sebagai dasar menjadi
ortu
Aspek kecintaan, menerima figur orang tua mencakup sikap
kehalusan,kelembutan, kesadaran dan perhatian terhadap kebutuhan
bayi
Berpengaruh terhadap lingkungan bayi
Parental Attachment( kasih sayang orang tua)
- Dimulai selama kehamilan, bersifat terus menerus konstan dan
konsisten
- Mercer (1982) Menjelaskan lima pre kondisi yang mempengaruhi kasih
sayang yaitu:
1. Kesehatan mental, emosi orang tua ( termasuk
kemampuan percaya terhadap orang lain)
2. Sistem suport dari lingkungan sosial, teman ortu
3. Kemampuan berkomunikasi dan merawat bayi
4. Pendekatan dan kedekatan ortu terhadap bayi
5. Kecocokan ortu bayi( status bayi,temperamen, sex)
Sensual Respon ( respon Yang memberi kepuasan)
1. Touch ( raba )
Digunakan secara meluas oleh orang tua atau
pengasuh sebagai cara untuk mengenal dengan
bayi sebagai anggota baru
- jari- jari- merupakan alat raba yang sensitif
2.Eye to eye contack
Membantu perkembangan awal- membentuk hubungan
saling percaya
3. Suara( Voice)
Orang tua – bayi saling mengenal melalui suara
4. Bau ( odor )
Ibu berkomentar terhadap bau bayinya yang unik
Bayi belajar mengenal bau ibu terutam terhadap bau asi.
Kontak awal:
-Sangat penting di dalam perkembangan hubungan
di masa yang akan datang
-Segera dilakukan pada jam- jam pertama sesudah
kelahiran
-Keuntungan: - bagi ibu: meningkatkan kadar
prolaktin dan oksitosin
-Pada bayi: mempercepat reflek menghisap
Bonding- Attachment
-Hubungan ibu anak atas dasar kasih
sayang( bonding ) , keterikatan ( attachment)
-Dapat melibatkan ayah
-Pada kala (IV) sesudah kelahiran merupakan waktu
yang optimal untuk bonding
-Timbul respon spesifik ketika pertama kali bayi
diberikan
Adaptasi ayah:
-Ayah mulai melibatkan diri terhadap perawatan bayi
-Ayah terpikat pada bayi
-Sering mengadakan kontak mata dengan sentuhan
atau kontak mata
-Merasa meningkat harga dirinya
-Mersa lebih matur, lebih tua
-Merasa bangga menjadi laki-laki
Adaptasi Sibling:
Memperkenalkan bayi pada keluarga Kakaknya
-Orang tua harus mampu membagi kasih sayang
perhatian pada semua anak
-Reaksi cemburu sering sekali terjadi pada kakanya,
terutama jika bayi menyita waktu dan perhatian
Cara adaptasi sibling:
-Menjenguk ke RS
-Telepon
-Waktu pulang: ayah dengan bayi, ibu dengan sibling
-Beri hadiah dari bayi untuk sibling
-Anjurkan pengunjung menegur sibling
-Sibling terlibat waktu perawatan bayi
-Jangan mengurangi waktu kontak dengan sibling
Tugas Orang tua dalam mengurangi” Sibling Rivalry”
-Upayakan anak yang besar atau sibling merasa
tetap dicintai dan diperhatikan
-Monitor prilaku sibling dari kemungkinan
melakukan prilaku agresif
-Atur waktu dan ruang dalam perawatan anak
-Perkenalkan sibling dengan bayi sejak dalam
kandungan
Pengkajian post partum
Tujuan askep :
- Monitoring adaptasi fisiologis & psikologis
- Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh setelah melahirkan
- meningkatkan istirahat dan kenyamanan
- meningkatkan hubungan orangtua dan bayi
- meningkatkan peluang merawat bayi
-memberikan teaching : self care dan perawatan bayi
Pengkajian
1. Pengkajian Awal
- Prenatal, riwayat kehamilan, persalinan
- TTV
- Uterus : kontraksi, tinggi fundus
- Kandung kemih
- Lochea : jumlah, warna, bau
- Perineum & hemoroid
- status emosional
- Kemampuan “self care”
- kebiasaan
2. Pengkajian lanjutan
TTV
Buah dada: setiap 8 jam
- laktasi hari 2-3 colostrum meningkat
- Puting baik, masuk, luka, lecet
- kebersihan
- B.H menyokong / tidak
Perut dan fundus
BAK dulu , setiap 4-8 jam

Tinggi fundus uteri

Tonus otot lembek : Massage , bayi disusui

Catat adanya diastasis rektus abdominus , ukur panjang dan lebarnya


dengan jari
Lochea
Periksa tiap 4-8 jam
Perhatikan :
- Jumlah frekuensi penggantian duk/pembalut 4-8 x/hari, kebiasaan
menganti duk
- Sifat pengeluaran (menetes, merembes atau memancar)
- warna ? Tua tertahan divagina
Perineum dan rektum
Kaji 4 – 24 jam pertama selanjutnya setiap hari
Kaji tanda “ REEDA (jika dilakukan episitomi)
R : Redness (kemerahan )
E : Edema ( bengkak)
E : Echymoses
D : Dischage ( pengeluaran)
A : Approximation ( Kerapatan jaringan)
•Kaji adanya hemoroid dan perubahan BAB
Vesika Urinaria
Kaji adanya kesulitan BAK
Motivasi untuk BAK setiap 3- 4 jam
Kaji adanya rasa terbakar bila BAK

Indikasi ISK
Fungsi gastrointestinal
Kaji bising usus
Tanyakan apakah ibu sudah flatus atau BAB
Diet ibu post partum tingi protein
Intake cairan 3000 cc/hari untuk mencegah konstipasi
Ekstremitas Bawah
Kaji sensasi, peregangan, edema, dan tanda thromboembolism pada
masa immadiate P.P
Laporkan pd tim kesehatan jika terjadi :
- Kemerahan, rasa hangat, dan nyeri
- Perasaan berat pd ekstremitas
- Tanda homan’s sign (+)
Istirahat & tidur
Observasi lama
Kaji adanya kesukaran tidur
Diagnosa keperawatan
Resiko kekurangan cairan b/d kehilangan darah, pengeluaran yang
berlebihan melalui keringat, diuresis
Perubahan eliminais urine b/d ketidaknyamanan perineum, ISK
Perubahan eliminasi : konstipasi b/d kurangnya mobilisasi
Nyeri b/d peregangan perineum
Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir

Anda mungkin juga menyukai