Disusun Oleh:
Kelompok 3
Aji Mardiyansyah
Nuraenida Febrianti
Nazia Deratri
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
1. Untuk memahami konsep dasar askep pada perempuan dengan
HIV-AIDS dimulai dari definisi, etiologi, gamabaran klinis,
patofisiologi, penatalaksanaan, dan komplikasi.
2. Mampu menyusun asuhan keperawatan dari pengkajian s/d
perencanaan.
3. Mampu melakukan analisis antara konsep dengan asuhan
keperawatan yang mneyusun dalam bentuk kesimpulan dan saran.
4. Membuat daftar pustaka: medis, nursing, sdki, siki, buku
penulisan ilmiah.
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Definisi
Infeksi menulaar seksual juga dikenal dengan penyakit
menular seksual didapat melalui hubungan seksual atau kontak
seksual lain dengan individu pengidap infeksi.
HIV adalah infeksi yang mengarah pada AIDS. HIV biasanya
menyebabkan kematian dalam beberapa tahun dan penurunan
fungsi imun tubuh secara bertahap sehingga menyebabkan aids
jika terjadi infeksi opportunity tertentu. Wanita lebih mudah
terinfeksi melalui seks tanpa perlindung karena jaringan saluran
reproduksi wanita yang rapuh dapat tergores atau teriritasi.
Wanita dapat menyebarkan virus tersebut ke janin mereka
selama kehamilan, saat kelahiran, atau melalui menyusui.
2.2 Etiologi
Penularan virus HIV AIDS terjadi karena beberapa hal
diantaranya:
1) Penularan melalui darah, melalui hubungan seks
(pelecehan seksual)
2) Hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
3) Perempuan yang menggunakan obat bius injeksi dan
bergantian memakai alat suntik
4) Individu yang terpajan kesemen atau cairan vagina
sewaktu berhubungan kelamin dengan orang yang
terinfeksi HIV
5) Orang yang melakukan tranfusi darah dengan orang yang
terinfeksi HIV
6) Bayi yang disusui oleh ibu terinfeksi HIV dapat juga
tertular HIV. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan
bayi terinfeksi adalah viraload (jumlah virus yang ada
dalam darah ibunya) dan paada saat persalinan karena
bayi tersentuh oleh darah dan cairan vagina ibu melalui
saluran kelahiran.
2.3 Patofisiologi
RNA virus baru dan protein pindah kepermukaan sel yang baru
dan masih imatu
2.5 Penatalaksanaan
Konseling dan pemeriksaan HIV harus ditawarkan kepada
seluruh wanita pada kunjungan pertamanya pada asuhan pranatal.
Pemeriksaaan menyeluruh lebih direkomendasikan dibandingkan
pemeriksaan selektif untuk HIV maternal karena menyebabkan
lebih banyak wanita yang diskrining dan diobati (American
Academy of Pediatrics Committee on pediatric AIDS, 2008;
Brason dkk., 2006). Pengobatan wanita yang terinfeksi HIV
dengan terapi tiga macam obat antivirus atau terapi antiretrovirus
yang sangat aktif (Highly Active Antiretroviral
Therapy/HAART). Terapi antivirus digunakan secara oral dan
biasanya dimulai setelah trimester pertama dan berlanjut selama
kehamilan.
Institut kedoketan telah menganjurkan agar penapisan
(screaning) hiv harus ditawarkan tetapi tidak diwajibkan kepada
semua wanita hamil. Wanita harus memiliki hak untuk
menyutujui aatau menolak pemeriksaan hiv, karena diagnosis hiv
memberikan konsekuensi psikologis dan social sangat besar.
Ibu hamil yang berisiko terinfeksi HIV sebaiknya diperiksa
pada awal kehamilan dan diulangi pada trimester 3, factor resiko
dapat terdiri:
- Pemakaian obat IV (wanita, pasangan seksual)
- Pasangan seksual multiple
- Pasangan sekssual memiliki karakteristik berisiko tinggi
- Penyakit menular seksual selama kehamilan saaat ini
(gonorea, sifilis, chlamydia, HBV, herpes berkepanjangan)
- Kandidiasis orofaring atau kandidiasis vagina kronik
- TB
- CMV
- Toksoplamosis
2.6 Komplikasi
Penyakit lain yang terkait dengan AIDS:
a) Penyakit konstitusional; demam, diare, penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
b) Penyakit neurologi; demensia neuropati yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya
c) Infeksi oportunistik; virus, jamur, parasite, bakteri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Selama pengkajian prenatal, wanita harus mendapat uji
tapis untuk mengetahui adanya kemungkinan terkena HIV
dan AIDS. Sebagian besar wanita terinfeksi HIV/AIDS
pada usia reproduksi mereka. Wanita sering kali tidak
menyadari resiko HIV dan mereka terinfeksi pada saat
remaja.
Perawat dapat menggunakan pertanyaan ini sebagai
bagian dari wawancara prenatal untuk mengkaji resiko
wanita terkena infeksi HIV/AIDS:
Berapa banyak pasangan seksuan yang anda
miliki dalam 10 tahun terakhir?
Apakah pasangan seksual anda memiliki
beberapa pasangan seksual dalam 10 tahun
terakhir?
Apakah anda pernah melakukan hubungan
seksual melalui anus?
Apakah anda pernah memiliki pasangan
seksual yang uji HIV-nya positif atau menderita
sakit AIDS?
3.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan untuk wanita hamil yang positif
hiv atau mengidap aids adalah sebagai berikut :
Resiko penyebaran infeksi (kepada janin,
pasangan seksual).
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan
HIV dan AIDS.
Ansietas/ketakutan yang berhubungan dengan
efek HIV dan AIDS dan akhirnya
menyebabkan kematian.
Resiko infeksi yang berhubungan dengan
pengetahuan fungsi sistem imun.
Nyeri yang berhubungan dengan infeksi
oportunistik/efek samping pengobatan.
Gangguan harga diri yang berhubungan dengan
stikma penyakit.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Ketidak efektifan koping keluarga yang
berhubungan dengan resiko HIV terhadap
anggota keluarga, pengaruh dari penularan
secara seksual.
3.3 Intervensi
Pada saat ibu hamil menderita HIV dan AIDS positif,
konselingnya meliputi:
Anjurkan untuk melakukan peraktik Sexs yang
aman dan informasikan mengenai penyebaran
melalu hubungan seksual dan parienatal.
Anjurkan penggunaan Kondom lateks yang
digunakan secara benar dan konsisten memberi
perlindungan melawan penyebaran HIV.
Anjurkan Konseling nutrisi sangat penting
untuk meningkatkan kesehatan.
Anjurkan pemeriksaan tuberkulin kulit dan
status vaksinasi dipastikan.
Mengkaji tentang penyalahgunaan obat-obat
atau zat dan penanganan yang harus diberikan.
Sarankan untuk tidur, istirahat, dan olahraga
secara cukup. Dan mengurangi stress untuk
mendukung fungsi sistem imun.
Wanita disarankan untuk tidak menyusui
karena virus telah diisolasi dari ASI.
Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol
dan rokok karena dapat mengganggu
pengobatan dan menekan sistem imun.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
HIV/AIDS adalah suaatu syndrome defisiensi immune yang
ditandai oleh adanya infeksi oportunistik dan atau keganasan
yang tidak disebabkan oleh defesiensi imun primer atau sekunder
atau infeksi konginital melainkan oleh human immunodeficiency
virus. Penyebab daari virus ini adalah retrovirus golongan
retroviridae, genus lentivirus. Masih belum diketahui secara pasti
baagaimana HIV menular dari ibu ke bayi. Namun, kebanyakan
penularan terjadi saat persalinan. Selain itu, bayi yang disusui
oleh ibu terinfeksi HIV dapat juga tertular.
4.2 Saran
Masyarakat membutuhkan edukasi tentang bahaya penyakit HIV
atau AIDS dan bagaimana cara penulaarannya yang benar agar
stigma dan diskliminasi terhadap ODHA dapat diluruskan. Untuk
itu perlu diadakannya seminar dan penyuluhan tentang
HIV/AIDS.
ODHA butuh mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat
dan pemerintah, selain itu dukungan keluarga juga dapat
memberikan semangat hidup bagi penderita HIV atau AIDS.
DAFTAR PUSTAKA