Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA DENGAN GANGGUAN

MENSTRUASI DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS


KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pembimbing : Tanty Wulan Dari S.Kep, Ns, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Anita Hayatun Nufus (P27820419008)


2. Faizatul Risa Nurindra (P27820419025)
3. Farra Nadhifa Pramitra (P27820419026)
4. Firdaus Iqbal Hidayat (P27820419029)
5. Ida Ayu Rachmawati (P27820419038)
6. Risma Angelina Andi P. (P27820419047)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Wanita dengan Gangguan Menstruasi,
makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami berterima kasih kepada:

1. Ibu Tanty Wulan Dari S.Kep, Ns, M.Kes, selaku dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Maternitas.

2. Bapak/Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi D3 Keperawatan


Sidoarjo.

3. Teman-teman sekelompok atas motivasinya sehingga kami dapat


menyelesaikan makalah ini.

Kami selaku penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Sidoarjo, 30 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................1

1.4 Manfaat......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian Haid.........................................................................................3

2.2 Gangguan Menstruasi................................................................................3

2.3 Asuhan Keperawatan.................................................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................9

3.1 Kesimpulan................................................................................................9

3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap
remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan
bahwa organ kandungan telah berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011).
Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa
melalui vagina dari uterus yang tidak hamil dibawah kendali hormonal dan
berulang tanpa adanya kehamilan selama periode reproduktif (Dorland,
2000). Menstruasi biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari dan
rata-rata darah yang keluar saat menstruasi adalah 35-50 ml tanpa bekuan
darah (Wiknjosastro, 2012).
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita
memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10% yang memiliki siklus 28 hari.
Perhitungan dalam satu siklus adalah pendarahan dimulai dari hari pertama
yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum
perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Pada beberapa wanita
memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya
masalah kesuburan panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama
periode menstruasi (Saryono, 2009). Gangguan menstruasi sering
merupakan sumber kecemasan bagi wanita. Gangguan menstruasi yang
umum terjadi adalah amenorrhea, perdarahan uterus abnormal, dismenore,
dan sindrom premenstrual (Owen, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan menstruasi?
2. Apa saja jenis-jenis gangguan menstruasi?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada wanita dengan gangguan
menstruasi?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan menstruasi.

1
2. Menjelaskan jenis-jenis gangguan menstruasi
3. Menjelaskan asuhan keperawatan pada wanita dengan gangguan
menstruasi.

1.4 Manfaat
Bagi Mahasiswa
1. Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang gangguan menstruasi.
2. Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada
wanita dengan gangguan menstruasi.
3. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa akan hal baru yang belum
pernah diketahui sebelumnya.

Bagi Pembaca
1. Dapat mengetahui pengertian menstruasi.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis gangguan menstruasi.
3. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada wanita dengan gangguan
menstruasi.

Bagi Penulis
1. Dapat menambah wawasan penulis tentang gangguan menstruasi.
2. Dapat menambah wawasan penulis tentang asuhan keperawatan pada
wanita dengan gangguan menstruasi.
3. Dapat menambah pengetahuan penulis akan hal baru yang belum pernah
diketahui sebelumnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Haid
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah
uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang
mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur
dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya
pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau endometrium.

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini
penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan
antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu
perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur
setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat
perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari,1997).

2.2 Gangguan Menstruasi


Gangguan menstruasi umum yang memiliki efek negatif pada kualitas
kehidupan wanita dan keluarga meliputi :

1. Amenorea Hipogonadotropi
Amenorea hipogonadotropi paling banyak menyebabkan supresi
hipotalamus, akibat pengaruh stres (di rumah, sekolah atau tempat
kerja) atau rasio lemak dalam tubuh kritis terhadap tubuh tanpa lemak
(berat badan di bawah normal, penurunan berat yang cepat, gangguan
makan, seperti: anoreksia nervosa atau bulimia, latihan fisik yang
melelahkan). Keteraturan menstruasi dapat dicapai dengan
mempertahan berat dan lemak tubuh di atas kadar kritis. Kadar
endorfin perifer meningkat karena latihan fisik berat dan diduga
memberi efek supresif pada hipotalamus.

2. Dismenore

3
Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan
salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari
berbagai tingkat usia. Ada 2 jenis dismenore, yaitu :
a. Dismenore primer
Dismenore primer terjadi jika tidak ada penyakit organik,
biasanya dari bulan keenam sampai tahun kedua setelah menarke.
Dismenore ini seringkali hilang pada usis 25 tahun atau setelah
wanita hamil dan melahirkan per vagina. Faktor psikogenik dapat
mempengaruhi gejala, tetapi gejala pasti berhubungan dengan
ovulasi dan tidak terjadi saat ovulasi disupresi. Selama fase luteal
dan aliran menstruasi berikutnya, prostaglandin F2 α (PGF2α)
disekresi. Pelepasan PGF2 α yang berlebihan dapat meningkatkan
amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus, sehingga mengakibatkan
iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifat siklik. Respon
sistematik terhadap PGF2 α , meliputi nyeri punggung, kelemahan,
pengeluaran keringat, gejala saluran cerna (anoreksia, mual,
muntah dan diare) dan gejala sistem saraf pusat (pusing, sinkop,
nyeri kepala dan konsentrasi buruk). Penyebab pelepasan
prostaglandin yang berlebihan tidak diketahui.
Untuk meredakan dismenore primer, dengan mandi air panas,
masase, distraksi, latihan fisik dan tidur yang cukup. Panas dapat
meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi dan
meningkatkan sirkulasi. Orgasme dapat meredakan nyeri dengan
mengurangi ketegangan dan meningkatkan aliran mentruasi dan
meredakan vasokongesti pelvis. Diet dengan mengurangi garam
dan peningkatan penggunaan diuretik alami seperti asparagus dapat
mengurangi edema dan rasa tidak nyaman yang timbul.
b. Dismenore Sekunder
Dismenore Sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organik
seperti endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis cerviks,
neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus serta IUD juga
dapat merupakan penyebab dismenore ini.

4
3. Sindrom Pramenstruasi
Sindrom pramenstruasi (pramenstrual syndrome = PMS) dimulai
dari fase luteal yakni pada sekitar hari ke 7 dan ke 10 sebelum
menstruasi dan berakhir dengan awal menstruasi. Wanita dapat
merasakan peningkatan kreativitas dan energi fisik serta mental. Gejala
negatif berhubungan dengan edema (abdomen kembung, pelvis penuh,
edema pada ektremitas bawah, nyeri tekan pada payudara dan
peningkatan berat badan) atau ketidakstabilan emosi (depresi, tiba–tiba
menangis, iritabilitas, sering panik dan tidak mampu konsentrasi).
Nyeri kepala, keletihan dan nyeri punggung merupakan keluhan
umum. Pemahaman PMS yang kurang dapat menimbulkan harga diri
rendah dan stres. Secara teori penyebab PMS karena defisiensi
progesteron, kelebihan prolaktin dan prostaglandin dan defisiensi diet
serta masalah psikologis.
4. Endometriosis
Endometriosis dicerminkan oleh keberadaan dan pertumbuhan
jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan tersebut mungkin
tertanam di ovarium, kavum douglasi, ligamen uterosakrum, septum
rektovaginal, sigmoid kolon, ligamentum rotundum, peritoneum pelvis
atau kandung kemih.
Jaringan endometriosis ektopik berespons terhadap stimulasi
hormonal dengan cara yang sama dengan respons endometriosis
uterus. Selama fase proliferatif dan fase sekresi siklus, endometrium
tumbuh. Selama atau segera setelah menstruasi jaringan mengeluarkan
darah, menimbulkan respons peradangan disertai fibrosis dan adesi ke
organ–organ yang terdekat. Jaringan parut dan distorsi atau blok
organ–organ di sekitarnya dapat terjadi.
Penyebab endometriosis, menurut teori jaringan endometrium
diregurgitasi dari uterus selama menstruasi ke tuba falopii dan ke
dalam rongga peritoneum, dimana jaringan tersebut tertanam di
ovarium dan organ lain. Gejala bervariasi di antara wanita dan berubah
seiring perjalanan waktu. Gejala utamanya adalah mengeluh nyeri

5
defekasi pada sekitar siklus menstruasi, pelvis terasa berat dan nyeri
menyebar ke paha. Gejala yang tidak terlalu umum seperti nyeri akibat
latihan fisik atau selama hubungan seksual akibat adesi dan perdarahan
abnormal, yaitu hipermenorea, menoragia, atau srtaining pramenstruasi
kemungkinan adesi ovarium yang merusak produksi normal hormon
ovarium.
Kerusakan infertilitas dapat terjadi akibat adesi di sekitar uterus,
yang menarik uterus ke dalam posisi tetap dan retraversi. Adesi di
sekitar tuba falopii dapat mencegah gerakan spontan yang membawa
ovum ke uterus atau memblok ujung–ujung fimbriae. Terapi
didasarkan pada tingkat keparahan gejala atau tujuan wanita atau
pasangan. Wanita yang tidak merasa nyeri dan tidak bersedia hamil
tidak membutuhkan terapi. Wanita yang mengalami nyeri ringan dan
menginginkan kehamilan di masa depan membutuhkan analgesik.
Wanita yang mengalami nyeri berat dan dapat menunda kehamilan
dapat ditangani dengan memberi kontrasepsi oral dengan rasio
estrogen terhadap progestin rendah.
Endometriosis mungkin tidak dapat diobati dengan terapi hormonal
dan nyeri dapat kembali dalam tiga sampai 9 bulan saat terapi
dihentikan. Kehamilan dapat menjadi terapi yang baik untuk mengatasi
endometriosis. Baik kehamilan maupun laktasi mendepresi menstruasi
dan menyebabkan jaringan endometrium ektopik lepas. Nyeri dapat
mereda selama bertahun–tahun setelah wanita hamil.

2.3 Asuhan Keperawatan


a) Pengkajian
Kaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual, obstetri, menstruasi
secara terinci, pernah ditangani oleh tenaga kesehatan sebelumnya,
gaya hidup, budaya mengatasi masalah. Nyeri yang dirasakan, efek
aktivitas sehari–hari, obat–obatan yang digunakan dan resep untuk
meredakan rasa tidak nyaman. Emosi, perilaku, fisik, diet, pola latihan
dan pola istirahat.

6
b) Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap koping individu atau keluarga tidak efektif
yang berhubungan dengan:
1) Kurangnya pengetahuan tentang penyebab.
2) Efek fisiologis dan gangguan emosional.
b. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
1) Perawatan diri.
2) Terapi yang tersedia untuk mengatasi gangguan.
c. Risiko tinggi gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
gangguan mentruasi.
d. Risiko tinggi harga diri rendah yang berhubungan dengan:
1) Persepsi orang lain tentang rasa tidak nyaman.
2) Ketidakmampuan untuk hamil.
e. Nyeri yang berhubungan dengan gangguan menstruasi.

c) Perencanaan dan Intervensi keperawatan


Asuhan keperawatan berfokus pada :
a. Peningkatan pengetahuan:
1) Upaya mengetahui penyebab masalah
2) Terapi klinis
3) Perkiraan hasil
b. Diet
c. Kompres panas dan dingin
d. Olahraga
e. Mengurangi kecemasan
f. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan.

d) Hasil yang Diharapkan


Setelah data dikumpulkan dan ditinjau kembali, hasil akhir yang
diharapkan dan rencana keperawatan dikembangkan, hasil akhir yang
diharapkan meliputi :

7
a. Wanita akan mengungkapkan pemahaman tentang penyebab
gangguan dan progam pengobatan.
b. Wanita/pasangan akan memahami dan menerima kondisinya
dan respon fisik serta respon emosional terhadap siklus
mentruasi.
c. Wanita/pasangan akan mengembangkan tujuan personal yang
bermanfaat bagi dirinya baik secara emosional maupun fisik.
d. Wanita/pasangan akan memilih tindakan teurapetik yang
sesuai.
e. Wanita/pasangan akan berhasil beradaptasi terhadap kondisi
yang ada, jika gangguan yang dialaminya tidak dapat
disembuhkan.

e) Evaluasi Keperawatan
Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi dapat merusak kualitas
hidup wanita dan keluarga. Apabila wanita melaporkan suatu
kemajuan dalam kualitas hidupnya, ketrampilan perawatan diri,
konsep diri yang positif maka dapat dikatakan bahwa perawatan yang
diberikan efektif.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode
ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap
bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah
suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya
teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai
akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari,1997).
Gangguan menstruasi umum yang memiliki efek negatif pada kualitas
kehidupan wanita dan keluarga meliputi :
1. Amenorea Hipogonadotropi
2. Dismenore
3. Sindrom Pramenstruasi
4. Endometriosis

Pengkajian
Kaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual, obstetri, menstruasi
secara terinci, pernah ditangani oleh tenaga kesehatan sebelumnya,
gaya hidup, budaya mengatasi masalah. Nyeri yang dirasakan, efek
aktivitas sehari–hari, obat–obatan yang digunakan dan resep untuk
meredakan rasa tidak nyaman. Emosi, perilaku, fisik, diet, pola latihan
dan pola istirahat.

Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap koping individu atau keluarga tidak
efektif yang berhubungan dengan:
1) Kurangnya pengetahuan tentang penyebab.
2) Efek fisiologis dan gangguan emosional.

9
b. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
1) Perawatan diri.
2) Terapi yang tersedia untuk mengatasi gangguan.
c. Risiko tinggi gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
gangguan mentruasi.
d. Risiko tinggi harga diri rendah yang berhubungan dengan:
1) Persepsi orang lain tentang rasa tidak nyaman.
2) Ketidakmampuan untuk hamil.
e. Nyeri yang berhubungan dengan gangguan menstruasi.

Perencanaan dan Intervensi keperawatan


Asuhan keperawatan berfokus pada :
g. Peningkatan pengetahuan:
4) Upaya mengetahui penyebab masalah
5) Terapi klinis
6) Perkiraan hasil
h. Diet
i. Kompres panas dan dingin
j. Olahraga
k. Mengurangi kecemasan
l. Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan.

Hasil yang Diharapkan

Setelah data dikumpulkan dan ditinjau kembali, hasil akhir yang


diharapkan dan rencana keperawatan dikembangkan, hasil akhir yang
diharapkan meliputi :
f. Wanita akan mengungkapkan pemahaman tentang penyebab
gangguan dan progam pengobatan.
g. Wanita/pasangan akan memahami dan menerima kondisinya
dan respon fisik serta respon emosional terhadap siklus
mentruasi.

10
h. Wanita/pasangan akan mengembangkan tujuan personal yang
bermanfaat bagi dirinya baik secara emosional maupun fisik.
i. Wanita/pasangan akan memilih tindakan teurapetik yang
sesuai.
j. Wanita/pasangan akan berhasil beradaptasi terhadap kondisi
yang ada, jika gangguan yang dialaminya tidak dapat
disembuhkan.

Evaluasi Keperawatan

Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi dapat merusak kualitas


hidup wanita dan keluarga. Apabila wanita melaporkan suatu
kemajuan dalam kualitas hidupnya, ketrampilan perawatan diri,
konsep diri yang positif maka dapat dikatakan bahwa perawatan yang
diberikan efektif.

3.2 Saran
Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam memperoleh informasi guna
mendapatkan pengalaman sebagai bekal dalam dunia kerja di masa yang akan
datang.

Bagi Pembaca
Setelah membaca laporan ini, diharapkan pembaca dapat memahami asuhan
keperawatan pada wanita dengan gangguan menstruasi.

Bagi Penulis
Penulis diharapkan untuk tetap rendah hati serta selalu terbuka terhadap kritik
dan saran dari pembaca, sehingga kesalahan-kesalahan yang ada dapat
diperbaiki dan dijadikan pengalaman dalam menghadapi tantangan selanjutnya
dalam pembuatan makalah dan dapat mengembangkannya dengan baik dan
benar.

11
Bagi Dosen
Dosen telah memberikan materi dan pengajaran dengan baik, namun
bimbingan juga diperlukan mahasiswa. Oleh karena itu, sebaiknya dosen
memberikan bimbingan, dukungan serta motivasi agar mahasiswa dapat
mengembangkan kemampuannya melalui tugas yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan..Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saswita.Reni,Marisah,Rohani.2007.Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
Jakarta ; Salemba Medika.
Manuaba IBG. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG
Rustam,Mochtar Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid Edisi 2 Buku
Kedokteran.Jakarta: EGC
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Vol 1. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. (Ed.). (2007). Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.-
    Cunningham, G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap III, L., Hauth, J. C.,- &
Wenstrom, K. D. (2006). Obstetri William (21 ed., Vol. 1). Jakarta: EGC
    Hakimi, M. Ilmu Kebidanan: Fisiologi Dan Patologi Persalinan. Jakarta :
Yayasan essentia Medica. 2000: Hal. 233-36-

12

Anda mungkin juga menyukai