Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

KLIMATERIUM

Oleh :
Kelompok 1 :
1. Anggi Agustia Ningsih (2126010003)
2. Fifi Fitriah Nengsi (2126010032)
3. Yesi Tri Utami (2126010112)
4. Vina Aprilia (2126010023)

Dosen Pengampu : Ns. Pawilliyah, S.Kep,.MAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN AJARAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya kami selaku
penulis dapat menyusun Makalah. Makalah ini disusun berdasarkan dari hasil pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti evaluasi
belajar.
Dengan pembuatan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak penulis banyak
mengucapkan terima kasih.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada kami selaku penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis ingin menerima kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bengkulu, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS................................................................................................4
A. Pengertian Klimakterium................................................................................................4
B. Proses Klimakterium.......................................................................................................5
C. Batasan Usia Klimakterium............................................................................................6
D. Perubahan Fisik Pada Masa Klimakterium.....................................................................6
E. Perubahan Psikis Yang Terjadi Pada Masa Klimakterium.............................................9
F. Etiologi............................................................................................................................9
G. Keluhan Yang Terjadi Pada Kejadian Klimakterium.....................................................9
H. Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Kejadian Klimakterium.........................................11
I. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium.............................................................12
J. Manifestasi Klinik.........................................................................................................12
K. WOC.............................................................................................................................14
L. Penatalaksanaan............................................................................................................14
M. Komplikasi...................................................................................................................16
N. Asuhan Keperawatan Klimakterium............................................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................22
A. Pengkajian....................................................................................................................22
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................27
C. Rencana Asuhan Keperawatan.....................................................................................27
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................31
A. Kesimpulan...................................................................................................................31
B. Saran.............................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa perkembangan anatomi dan fisiologi wanita normal melalui enam tahapan
yaitu masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan menoupause serta masa
senile. Masa reproduksi merupakan masa terpenting dalam kehidupan wanita. Haid
pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan. Menjelang
berakhirnya masa reproduksi ini disebut dengan masa klimakterium yang merupakan
masa peralihan dari masa reproduksi ke masa senium. Masa ini berlangsung beberapa
tahun sebelum dan sesudah menopause
Kehidupan manusia dimulai sejak konsepsi hingga menjelang akhir hayat dan
ini merupakan proses yang berkesinambungan serta tiada terbatas. Begitupun
kehidupan seorang perempuan. Segera setelah dilahirkan, secara fisiologis menjadi
lebih tua. Dengan bertambahnya usia maka jaringan – jaringan dan sel – sel tua,
sebagian mengalami regenerasi, tetapi sebagian lagi akan mati. Dilihat dari sudut
pandang tersebut, maka psikologi perkembangan juga dapat disebut sebagai psikologi
orang menjadi tua. Bagi sebagian orang, wanita menganggap masa menopause
merupakan masa yang menakutkan, tetapi sebagian lainnya dapat melalui masa ini
dengan mulus. Bagi orang yang merasa masa ini menakutkan akan membutuhkan
pendamping yang mengerti dan paham tentang kondisi dan permasalahan mereka.
Klimakterium adalah masa transisi yang berawal dari akhir tahap reproduksi dan
berakhir pada awal senium, terjadi pada wanita usia 35 – 65 tahun. Masa ini ditandai
dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetative. Keluhan tersebut
terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium. Gejala menurunnya fungsi
ovarium adalah berhentinya menstruasi pada seorang wanita yang dikenal sebagai
menopause. Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis yang disebabkan oleh
menuanya ovarium yang mengarah pada penurunan produksi hormon estrogen dan
progesteron yang dihasilkan oleh ovarium. Kekurangan hormon ini menimbulkan
berbagai gejala somatic, vasomotor, urogenital dan psikologis yang mengganggu
kualitas hidup wanita secara keseluruhan (Chuni dkk, 2011).
Pada akhir abad ini Indonesia telah ditemukan sebanyak 8 -10 % lansia dimana
jumlah wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki. Sekitar separuh

1
dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 – 50 tahun seperempat lagi akan
terus menstruasi sampai melewati sebelum usia 45 tahun (Kuswita, 2012).
Keluhan-keluhan klimakterik yang dapat timbul pada masa klimakterium
adalah panas pada kulit ( hot flushes ), keringat pada malam hari, kelelahan, sakit
kepala, vertigo, jantung berdebar-debar, berat badan bertambah, sakit dan nyeri pada
persendian, osteoporosis, kekeringan kulit dan rambut, kulit genitalia dan uretra
menipis dan kering (Hillegas,2005). Selain itu juga terdapat gejala psikis yang muncul
pada masa klimakterium yaitu mudah tersinggung, depresi, gelisah, mudah marah dan
sebagainya (Baziad, 2003).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan klimakterium?
2. Bagaimana proses klimakterium?
3. Berapa batasan usia klimakterium?
4. Bagaimana perubahan fisik pada masa klimakteium?
5. Bagaimana perubahan psikis pada masa klimakteium?
6. Apa saja etiologi klimakterium?
7. Apa saja keluhan yang terjadi pada kejadian klimakterium?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi kejadian klimakterium?
9. Bagaimana pencegahan pada sindrom klimakterium?
10. Apa saj a manifestasi klinis klimakterium?
11. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium?
12. Apa saja komplikasi dari klimakterium?
13. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien klimakterium?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian klimakterium
2. Untuk mengetahui proses klimakterium
3. Untuk mengetahui batasan usia klimakterium
4. Untuk mengetahui perubahan fisik pada masa klimakteium
5. Untuk mengetahui perubahan psikis pada masa klimakterium
6. Untuk mengetahui etiologi klimakterium

2
7. Untuk mengetahui keluhan yang terjadi pada kejadian klimakterium
8. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian klimakterium
9. Untuk mengetahui pencegahan pada sindrom klimakterium
10. Untuk mengetahui manifestasi klinis klimakterium
11. Untuk mengetahui penatalaksanaan klimakterium
12. Untuk mengetahui komplikasi dari klimakterium
13. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien klimakterium

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari peroide
reproduktif ke periode non reproduktif. Fase terakhir dalam kehidupan wanita atau
setelah masa reproduksi berakhir ( kasdu,2002). Klimakterium mengacu pada peroide
kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak
reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium (Bobak, 2005). Klimakterium merupakan
periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi
akibat menurunnya fungsi generative ataupun endrokinologik dari ovarium (Baziad,
2003).
Klimakterium adalah waktu ketika siklus haid berhenti dan berkurangnya
sekresi hormone estrogen dan progesteron ovarium (Nelson, 2008). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa klimakterium berarti berhentinya haid, ini menandai
berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi dan merupakan kejadian normal
dalam kehidupan seorang wanita (Kasdu, 2002), Menurut Adji (2007) klimakterium
adalah berhentinya menstruasi karena berhentinya proses fisiologis akibat
menurunnya estrogen yanpa obat-obatan dan intervensi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa klimakterium merupakan suatu fase yang
normal yang terjadi pada setiap wanita karena menurunnya fungsi degeneratif
sehingga berubah dari periode produktif menjadi periode non produktif.
Masa-masa klimakterium ini berlangsung secara bertahap menurut Kasdu
(2002) sebagai berikut:
1. Pre Menopause
Masa sebelum berlangsungnya peri menopause, yaitu sejak fungsi reproduksinya
mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause, mulai
pada usia 40 tahun.
2. Peri Menopause
Periode dengan keluhan memuncak rentang 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun
sesudah menopause. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai
berhenti sama sekali. Pada masa ini menopause masih berlangsung. Keluhan
sistemik berkaitan dengan vasomotor, keluhan yang sering diumpai adalah berupa

4
gejolak panas (hot flushes), berkeringat banyak, depresi serta perasaan mudah
tersinggung.
3. Post Menopause
Masa setelah menopause sampai senilis. Masa berlangsung kurang lebih 3-5 tahun
setelah menopause. Keluhan local pada system urogenital bagian bawah, atrofi
vulva dan vagina menimbulkan berkurangnya produksi lendir atau timbulnya
nyeri senggama.

B. Proses Klimakterium
Secara endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak dalam
kandungan. Sejumlah 7 juta sel telur (folike) terdapat pada kedua ovarium janin yang
berusia 20-24 minggu dan berkurang akibat penghancuran, sehingga sewaktu
dilahirkan folikel bayi wanita tinggal 2 juta buah. Jumlah tersebut menjadi 2 juta saat
mendapat menstruasi pertamanya pada masa pubertas (Sembiring, 1991).
Menstruasi adalah perdarahan pervagina akibat kerja ovulasinamun sel telur
tidak dibuahi sperma sehingga terjadi pelepasan selaput lender rahim. Untuk
keteraturan menstruasi maka diperlukan keseimbangan fungsi hormon seperti hormon
FSH (follicle Stimulating Hormon) dan LH (Luteinizing Hormon) yang diproduksi di
otak serta hormon estrogen dan progesteron di ovarium ( Fachrudin, 1991).
Pada usia reproduktif, indung telur (ovarium) wanita mengandung 200.000 –
400.000 kantong kecil (Folikel) yang berisi bahan-bahan yang diperlukan untuk
membentuk sel telur matang (ova). Indung telur juga menghasilkan 2 jenis hormon
utama yaitu estrogen dan progesteron. Kemampuan indung telur menghasilkan folikel
dan hormon menurun dengan bertambahnya usia. Klimakterium terjadi apabila
pembentukan sel telur pada folikel telah dihentikan. Klimakterium juga ditandai
dengan berhentinya sekresi estrogen dan progesteron ( Siagian, 2010).
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika
tersedia lagi folikel yang cukup produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi
haid lagi yang berakhir dengan terjadinya klimakterium akan selalu ditemukan kadar
FSH yang tinggi (> 40 mlU/ml). Diagnosis menopause merupakan diagnosis
retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH
darah >40 mlU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml telah dapat dikatakan wanita
tersebut telah mengalami klimaketrium (Baziad, 2003).

5
C. Batasan Usia Klimakterium
Proses klimakterium mempengaruhi fertilitas, saat masuknya seorang dalam fase
klimakterium sangat berbeda-beda. Wanita di eropa tidak sama usia klimakteriumnya
dengan wanita di Asia (Baziad,2003).
Periode akhir dari klimakterium pada wanita terjadi pada usia antara 40-58
tahun (Nelson,2008).
Pada perempuan Indonesia menopause terjadi di usia 50-55 tahun tetapi dapat
saja lebih awal (Adji,2007). Usia memasuki masa menopause pada setiap wanita
berbeda-beda, ada yang diatas 40 tahun dan ada yang dibawahnya biasanya berkisar
antara 35-55 tahun fertilitas sangat tergantung pada usia wanita tersebut dan jarang
menimbulkan keluhan yang berarti (Wira Kusuma, 2003).
Fertilitas wanita pada usia wanita 20-24 tahun adalah 100%. Pada usia 35-39
tahun fertilitas wanita hanya 60% sedangkan usia 45-49 tahun fertilitas wanita tinggal
5 % saja (Baziad, 2003).
Umumnya wanita Indonesia mengalami menopause di usia 46-55 tahun dan
sebagian besar wanita, menopause terjadi pada umur antara 46-55 tahun. Meskipun
begitu ada beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum usia 45
tahun tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru mendapatkan
menstruasi terakhir ( Purwanto,2007).
Namun apabila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami
menopause sekitar usia 46-55 tahun. Pada usia tersebut fungsi endokrin reproduksi
mulai menurun pada usia 45 tahun dan mulai berhenti pada usia 55 tahun. Pra
menopause terjadi pada usia antara 46-50 tahun yang merupakan awal terjadinya
klimakterium, sedangkan pasca menopause terjadi pada usia 51-55 tahun yang
merupakan akhir dari kejadian klimakterium. Pada wanita uisa 56 tahun ke atas sudah
memasuki masa presenil yang kemudian memasuki masa senile pada usia 65 tahun ke
atas (Kasdu,2002).

D. Perubahan Fisik Pada Masa Klimakterium


Penurunan drastis kadar hormon estrogen dan progesteron pada sebagian wanita
akan mempengarui perubahan fisik diantaranya adalah kulit mengendur, inkontinensia
(gangguan control berkemih), jantung berdebar-debar saat beraktifitas, dalam jangka
panjang rendahnya hormon estrogen akan menimbulkan ancaman osteoporosis (Wira
Kusuma, 2003).

6
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab osteoporosis ( kerapuhan
tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan
merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang
telah klimakterium. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses
penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian) tetapi kadang setelah
klimakterium kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984) yang dikuti oleh
kuncoro (2002) memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat dari
pada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh
diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang dan akibatnya
tulang menjadi kerpos dan rapuh (Kuncoro,2002).
Selain terjadi keroposan tulang pada wanita dengan kejadian klimakterium
dijumpai perubahan fisik yang berupa kulit menipis, keriput, kuku rapuh dan
berwarna kekuningan, mata kering dan kesulitan dalam pengunaan lensa kontak,
rambut menipis, sering diketemukan tumbuhnya rambut disekitar bibir, hidung dan
telinga juga terjadi perubahan organ reproduksi (baziad,2003).
Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi meliputi :
1. Rahim
Rahim mengalami atropi, panjang menyusut dan dindingnya menipis jaringan
myometrium menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibrotic.
Leher rahim menyusut tidak menonjol ke dalam vagina bahkan lama-lama akan
merata dengan dinding vagina.
2. Saluran telur
Lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut. Rambut
getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang. Indung telur
setelah wanita melewati 30an produksi indung telur berangsur-angsur menurun.
Dengan demikian, pelepasan sel telur tidak selalu pada pelepasan siklus haid.
Pada saat ini, jarak haid menjadi agak tidak teratur, yaitu terjadi pada selang
waktu yang lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi semakin sedikit atau
semakin banyak, sampai akhirnya, pelepasan sel telur tidak lagi terjadi dan haid
pun berhenti. Dengan menurunnya produksi indung telur maka terjadi juga
penurunan hormon. Indung telur memproduksi 3 hormon yaitu estrogen,
progesterone dan androgen. Akibat penurunan ketiga hormon tersebut maka
terjadi perubahan pada organ reproduksi wanita yaitu:

7
a. Ukuran indung telur mengecil dan permukaannya akan menjadi keriput
sebagai akibat atropi dari medulla (sumsum), tidak mengandung korpus
luteum atau badan kuning dan tunika albugenianya (selaput pembungkus)
menebal.
b. Terjadi sclerosis (penebalan) dini pada system pembuluh darah indung telur
sehingga diperkirakan sebagai penyebab utama gangguan vaskularisasi
(pembuluh darah) indung telur.
c. Siklus menjadi anovulasi (tidak ada ovulasi), folikel primer (pertumbuhan sel
telur awal) tidak dapat matang secara baik disamping tingginya kadar hormon
gonadotropin. Akibatnya, metabolism dan proses pertumbuhan pada indung
telur menurun dan jaringan ikat makin meningkat. Oleh karena itu indung telur
menjadi atropi, produksi hormone estrogen menurun sehingga tidak terjadi
lagi perubahan endometrium.
d. FSH dan LH meningkat, tetapi plasma estradiol (bentuk dari estrogen) sangat
rendah.
3. Servik dan Vagina
Seperti halnya rahim dan indung telur servik juga mengalami pengerutan dan
memendek, vagina mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan), Panjang
dan lebar vagina juga mengalami pengecilan. Forniks menjadi dangkal. Atropi
vagina berangsur-angsur menghilang. Selaput lendir alat kelamin akan menipis
dan tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.
4. Vulva
Jaringannya menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan lemak serta
jaringan elastic. Kulitnya menipis dan pembuluh darah berkurang sehingga
menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Terjadi gangguan rasa gatal dan juga
hilangnya secret kulit serta mengerutnya lubang masuk kemaluan. Berkurangnya
selaput pembuluh darah dan serabut elastic.Semua keadaan ini mempengaruhi
gangguan nyeri waktu senggama (Kasdu,2002)
5. Perubahan Hormon
Menurunnya kadar hormon progesteron menyebabkan terjadi perubahan haid
menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini
disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon
estrogen (Kasdu,2002)

8
E. Perubahan Psikis Yang Terjadi Pada Masa Klimakterium
Perubahan psikis yang terjadi pada kejadian klimakterium sering menyebabkan
perasaan tertekan, depresi, dan cepat marah (wira Kusumah,2003). Gangguan system
psikis dan neorotik berupa depresi, kelelahan fisik, insomatik, susah tidur serta rasa
sakit (Kasdu,2002).
Beberapa gejala psikologis ketika memasuki klimakterium adalah mudah
tersinggung, kecemasan, perubahan mood, gangguan tidur, depresi, dan perubahan
kognitif (Nelson,2008). Ada juga yang merasa kehilangan harga diri karena
kehilangan daya tarik fisik dan seksual, mereka tidak merasa dibutuhkan oleh suami
dan anak-anak mereka serta merasa kehilangan feminimitas karena fungsi reproduksi
yang hilang (Kuncoro,2002).
Bagi banyak wanita kehilangan fungsi reproduksi yang merupakan awal
klimakterium atau awal berhentinya haid bukanlah sekedar tanda berakhirnya masa
kemampuan memiliki anak juga pengalaman yang menyakitkan perasaannya.
Penelitian menunjukkan 10-15 % wanita klimakterium meningkat kegelisahannnya
mereka mengalami insomnia (sulit tidur) dan depresi (merasa sangat tertekan dan
sedih) (Admin,2010).

F. Etiologi
1. Terjadi perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium, seperti sklerosis pembuluh
darah
2. Berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks
3. Penurunan sekresi estrogen dan progesteron
4. Gangguan umpan balik pada hipofisis
5. Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit antara lain anemia
dan tuberculosis
6. Menopaue dapat terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan
pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi
G. Keluhan Yang Terjadi Pada Kejadian Klimakterium
Menurut Baziad 2003 lebih kurang 70% wanita peri dan pasca menopause
mengalami keluhan vasomotorik, depresif dan keluhan psikis dan somatic lainnya.
Keluhan-keluhan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari :

9
1. Hot Flushes (Perasaan panas)
Adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti
leher dan dada) dengan perabaan tangan akan terasa adanya peningkatan suhu
pada daerah tersebut. Gejala ini timbul sering pada malam hari menyebabkan sulit
tidur (Kasdu,2002).
Episode ini digambarkan sebagai sensasi panas yang bervariasi pada
frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan kadang-kadang berulang, dan biasanya
berlangsung kurang dari 5 menit. Hal ini dapat dipicu oleh lingkungan, makanan,
minuman dan stress (Nelson,2008)
2. Keringat Berlebihan
Karena pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur
thermostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya suhu udara yangsemula
dirasakan nyaman mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi
panas sehingga mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.
3. Vagina kering akibat perubahan pada organ reproduksi sehingga menimbulkan
rasa sakit saat berhubungan intim.
4. Tidak dapat menahan air seni yaitu ketika usia bertambah tua air seni sering tidak
dapat ditahan pada saat bersin atau batuk. Hal ini akibat estrogen yang menurun
sehungga salah satu dampaknya adalah inkontinensia urin.
5. Hilangnya jaringan penunjang
Karena rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada jaringan kolagen
yang berfungsi sebagai jaringan penunjang jaringan tubuh. Hilangnya kolagen
menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut terbelah, rontok, gigi mudah
goyang, dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan
ngilu pada persendian.
6. Penambahan Berat Badan
Saat wanita menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah menjadi gemuk
tetapi sebaliknya sangat sulit untuk menurunkan. Ada hubungannya dengan
turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolism lemak.
7. Gangguan Mata
Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata
sehingga mata terasa kering dan gatal.
8. Nyeri Tulang dan Sendi

10
Seiring meningkatnya usia maka organ tidak lagi mengadakan remodeling,
diantaranya tulang. Bahkan mengalami proses penurunan karena pengaruh dari
perubahan organ lain (Kasdu,2002).

H. Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Kejadian Klimakterium


Faktor genetic kemungkinan berperan terhadap kemungkinan menopause. Baik
usia pertama haid, melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti
mempercepat datangnya klimakterium. Wanita kembar dizigot atau wanita dengan
siklus haid memendek memasuki menopause lebih awal jika dibandingkan dengan
wanita yang memiliki siklus haid normal. Memasuki klimakterium lebih awal
dijumpai juga pada wanita nullipara, wanita dengan diabetes melitus (NIDDM),
perokok berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan social ekonomi rendah,
dan para wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m. Wanita multipara dan wanita
yang banyak mengkonsumsi daging atau minum alcohol akan mengalami
klimakterium lebih lambat (Baziad, 2003)
Wanita dengan pengaturan pola makan (diet), pengalaman individu, asal etnis
dan budaya, genetic, jumlah anak, IMT dan beban pekerjaan (aktivitas fisik)
merupakan beberapa factor yang mempengaruhi klimakterium (Nelson,2008).
Ada beberapa faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya kejadian
klimaketrium diantaranya :
1. Awal Menstruasi
Wanita yang terlambat mendapat menstruasi, misalnya pada usia 16 atau 17
tahun akan mengalami klimakterium lebih awal. Sedangkan wanita yang cepat
mendapat menstruasi, misalnya pada usia 10 atau 13 tahun cenderung lebih lambat
memasuki masa klimakterium, biasanya kira-kira pada usia 50 tahun (Wira
kusumah,2003).
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan
antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki
klimakterium, kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin
muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia
memasuki masa menopause (Kasdu,2002).

11
2. Beban Pekerjaan
Wanita yang bekerja akan mengalami kejadian klimakterium lebih cepat
dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja. Hal ini dipengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita (Yatim,2001).
3. Jumlah Anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dengan
klimakterium tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang
wanita melahirkan maka makin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.
4. Usia Melahirkan Anak Terakhir
Penelitian yang dilakukan Belt Israel Deacones medical center in Boston
mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 35 tahun akan
mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat system kerja organ reproduksi bahkan akan
memperlambat proses penuaan tubuh (Kasdu, 2002).
5. Pemakaian Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini khususnya alat konrasepsi jenis hormonal. Hal
ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki usia klimakterium (Kasdu,
2002).

I. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium


1. Pengaturan makanan (rendah lemak /kolesterol, cukup vitamin A,C,D, E dan
cukup serat)
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen seperti isoflavone
terdapat pada kacang-kacangan, lignan terdapat pada padi, sereal dan sayur-
sayuran, caumestran terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi makanan
dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan.
3. Tambahan asupan kalsium 1000- 15000 mg/hari dan vitamin D
4. Kontrol rutin 1 tahun sekali (pap smear)

J. Manifestasi Klinik
Gejala umum dari menopause :
1. Ketidakteraturan siklus haid

12
2. Hot flushes (panas pada kulit) adalah rasa panas pada kulit diakibatkan penurunan
hormon estrogen sehingga pembuluh darah membesar, serta gangguan umpan
balik pada hipotalamus. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah
dada, leher atau wajah, dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain.
3. Berdebar-debar, karena terjadi peningkatan denyut jantung
4. Sakit kepala
5. Tangan dan kaki terasa dingin
6. Vertigo
7. Cemas
8. Gelisah
9. Insomnia sering terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada
kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah, dan
perubahan yang lain.
10. Keringat waktu malam
11. Pelupa
12. Tidak dapat konsentrasi
13. Lelah
14. Penambahan berat badan

Gejala yang paling sering :


1. Ketidakstabilan vasomotor yang manifestasi sebagai : hot flushes, vertigo,
keringat banyak, rasa kedinginan
2. Tanda yang khas : kulit menjadi merah dan hangat, terutama pada kepala dan
leher

Gejala psikologis yang dapat terjadi :


1. Mudah Tersinggung
2. Ingatan Menurun (sering lupa)
3. Cemas
4. Stress
5. Depresi
6. Susah berkonsentrasi

13
K. WOC

L. Penatalaksanaan

1. Mengubah gaya/pola hidup


 Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
 Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan
dan sayuran.
 Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol
 Menghindari merokok.
2. Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini
juga membawa dampak positif, seperti :
 Menguatkan tulang
 Meningkatkan kebugaran
 Menstabilkan berat badan
 Mengurangi keluhan menopause
 Mengurangi stress akibat menopause

14
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda
dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya beberapa
organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu bebeapa penyakit
sudah dideritanya. Jadi tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain
menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis
olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan cepat,
senam, dan berenang. (Kasdu, 2002)
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan
atau menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis.
4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
5. Terapi sulih hormon (TSH)
Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindrklimakterium
menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga
berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti
keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung
kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat
dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi,
tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang
ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang
bertambah tua. (Kasdu, 2002)
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah /mengatasi kejengkelan fisik :
1. Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva : bicarakan dengan
pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas
dermatologis untuk mendapatkan resep krim pelumas/hormonal
2. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) :
gunakan lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hormon atau
foam kontrasepsi
3. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan
mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot
perineal seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan
bebaskan.
4. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit

15
5. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan meminum
suplemen kalsium dan susu yang dapt membantu untuk memperlambat proses
osteoporosis
6. Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap hari dan
vitamin C(500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih
yang berhubungan dengan atrofi uretra
7. Aktivitas seksual yang sering dapat membantuuntuk mempertahankan
elastisitas vagina ( Brunner & Suddarth, 2001)

M. Komplikasi
1. Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi : kulit
terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya sirkulasi
menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada
wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah berdebar – debar
terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner.
(Manuaba, 1999)
2. Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan
faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis
primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar
estrogen menurun.
3. Masalah urogenital
Katidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia) dan Infeksi
saluran kemih.
4. Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi
membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang
meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk
tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
5. Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya menurun
hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana hormon
estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel
otak. ( Manuaba, 1999)

16
N. Asuhan Keperawatan Klimakterium
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa klimakterium
selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian khusus yang ada
hubungannya dengan gangguan masa klimakterium yang meliputi :
a. Haid
 Menarche
 Lamanya
 Banyaknya
 Siklusnya
 Dismenore.
b. Riwayat penyakit keluarga
c. Riwayat obstetric
 Kehamilan
 Abortus
 Pemakaian obat kontrasepsi
d. Riwayat perkawinan
e. Kebiasaan hidup sehari-hari
 Istirahat (tidur)
 Pola kegiatan
 Diet
 Penyakit yang pernah diderita
f. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami
g. Keluhan-keluhan yang sedang dialami.

2. Diagnosa, Intervensi, Dan Rasional


a. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual
Tujuan : Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi
tindakan keperawatan. Dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang/hilang saat
berhubungan
Intervensi Rasional

17
Ciptakan lingkungan saling percaya kebanyakan klien kesulitan untuk
dan beri kesempatan kepada klien berbicara tentang subjek sensitive,
untuk menggambarkan masalahnya tapi dengan terciptanya rasa saling
dalam kata-kata sendiri. percaya dapat
menentukan/mengetahui apa yang
dirasakan pasien yang menjadi
kebutuhannya.
Beri informasi tentang kondisi informasi akan membantu klien
individu memahami situasinya sendiri
Anjurkan klien untuk berbagi komunikasi terbuka dapat
pikiran/masalah dengan mengidentifikasi area penyesuaian
pasangan/orang dekat. atau masalah dan meningkatkan
diskusi dan resolusi.
Diskusikan dengan klien tentang mengurangi kekeringan vagina yang
penggunaan cara/teknik khusus saat dapat menimbulkan rasa sakit dan
berhubungan (misalnya: iritasi, sehingga meningkatkan
penggunaan minyak vagina) kenyamanan dalam berhubungan.

Kolaborasi dengan dokter. memulihkan atrofi genetalia,


Beri obat sesuai indikasi kekeringan vagina, uretra
Estrogen pengganti

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, pola tidur klien
normal.
Dengan kriteria hasil :
- Klien tidak sering terbangun saat tidur
- Palpebra tidak hitam
Intervensi Rasional
Mandiri :
Anjurkan klien untuk memakai Pakaian yang menyerap keringat
pakaian yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat

18
keringat berlebih
Anjurkan klien untuk menghindari Mengurangi rasa tidak nyaman
makanan berbumbu, pedas, dan
goreng-gorengan, alcohol
Anjurkan klien untuk menghindari Menghindari trigger yang
beraktivitas di cuaca yang panas mencetuskan hot flash

Anjurkan klien untuk mencuci Mengurangi rasa panas dan keringat


muka saat hot flashes terjadi berlebih

Kolaborasi :
Pemberian estrogen Penambahan kadar hormon
c. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, cemas
berkurang atau hilang
Dengan kriteria hasil:
- Klien merasa rileks
- Klien dapat menerima dirinya apa adanya
Intervensi Rasional
Kaji tingkat ketakutan dengan cara Hubungan saling percaya
pendekatan dan bina hubungan mempermudah klien dalam
saling percaya megungkapkan perasaannya
Pertahankan lingkungan yang Lingkungan yang nyaman dan aman
tenang dan aman serta menjauhkan dapat mencegah terjadi hal-hal yang
benda-benda berbahaya tidak diinginkan
Libatkan klien dan keluarga dalam Klien dan keluarga harus dijadikan
prosedur pelaksanaan dan sebagai subjek, jangan dijadikan
perawatan sebagi objek

Ajarkan penggunaan relaksasi Teknik relaksasi dapat menurunkan


tingkat kecemasan
Beritahu tentang penyakit klien dan Membantu klien dalam kegiatan
tindakan yang akan dilakukan mandiri

19
secara sederhana.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan: klien mengungkapkan pengetahuannya bertambah
Dengan kriteria:
- Klien tahu penyebab keadaan saat ini
- Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya
- Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya
- Klien tampak ceria
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien menentukan sampai di mana tentang
tentang keadaannya pengetahuan klien tentang
keadaannya/proses menopause
Beri penjelasan tentang proses memberi pengetahuan pada klien
menopause, penyebab, gejala tentang menopause
menopause.
Beri penjelasan pada klien tentang terapi pengganti estrogen tidak
proses pengobatan. mengembalikan siklus haid normal
tapi dapat menurunkan/
menghilangkan gejala penyebab dari
menopause seperti: memulihkan
atrofi genetalia dan perubahan
dinding uretra, menghilangkan hot
flushes, dll. Terapi progesterone dan
estrogen diberi secara siklik untuk
meniru siklus endometrium.
Diskusikan tentang perlunya meningkatkan kesehatan dan
pengaturan/diet makanan, mencegah osteoporosis
penggunaan suplemen.

3. Evaluasi
Menurut Doenges (1999), setelah dilakukan implementasi keperawatan maka
evaluasi yang di harapkan untuk pasien dengan klimakterium si antaranya sebagai
berikut :

20
- Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat
- Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar
- Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari
- Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku
- Pasien menyatakan nyeri berkurang/terkontrol
- Pasien tampak rileks
- Pasien mampu melakukan aktivitas
- Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah yang sehat
- Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap
perubahan pada citra tubuh
- Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual
- Pasien mampu mendiskusikan masalah tentang hasrat seksual pasangan
dengan orang terdekat
- Pasien mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima

21
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus

Seorang perempuan Ny.Y Usia 48 tahun datang ke Poli Kandungan mengeluh sudah 3 tahun
tidak menstruasi dan merasa badannya tidak nyaman, disamping itu klien merasakan mudah
cepat lelah bila melakukan aktifitas sehari-hari, mudah tersinggung, mudah lupa, susah
konsentrasi dan selalu terbangun dimalam hari dan susah lagi untuk tidur kembali. Klien
memiliki 6 orang anak dan pernah mengalami keguguran pada kehamilan anak ke 3 saat usia
kehamilan 7 bulan. Klien dulu pernah menggunakan kontrasepsi pil dan IUD yang dipasang
di bidan namun semuanya gagal sehingga klien hamil anak ke 5 dan anak ke 6 dan terakhir
klien menggunakan kontrasepsi IUD tapi dipasangnya oleh dokter spesialis kandungan dan
IUD tersebut berhasil dan belum dibuka sampai sekarang yang mana anak terakhirnya
sekarang sudah berusia 18 tahun yang artinya IUD tersebut sudah terpasang di rahim
Klien.Ny.Y selama 18 tahun. Klien mengatakan dulu pernah sekali kontrol ke dokter
kandungan untuk membuka IUD pada usia anak yang ke 6 berusia 10 tahun tapi dokternya
menganjurkan untuk tidak membuka pada saat itu karena kondisi klien masih dalam keadaan
subur dan klien mengikuti saran dokter.

Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil TD 100/70 mmHg, suhu 36 oC, Nadi
94x/m, Respirasi 18x/m, kulit sudah mengendur, gigi banyak yang tanggal, kuku keruh, dan
panca indera masih berfungsi dengan baik.

A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas klien

Nama : Ny.Y
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda
Status Pernikahan : Menikah

22
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bengkulu
No. Medrec : 832012
Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2018
Diagnosa Medis : Amenorea

Penanggung jawab
Nama suami : Tn. A
Umur : 59 th
Suku/kebangsaan : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Bengkulu

b. Status Kesehatan
1) Datang pada tanggal : 22 Juni 2018
2) Alasan kunjungan ini : Ingin mengetahui status kesehatannya
3) Keluhan utama
Klien mengatakan tidak menstruasi sudah 3 tahun
4) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh sudah 3 tahun tidak menstruasi dan merasa badannya tidak
nyaman, disamping itu klien merasakan mudah cepat lelah bila melakukan
aktifitas sehari-hari, mudah tersinggung, mudah lupa, susah konsentrasi dan
selalu terbangun dimalam hari dan susah lagi untuk tidur kembali.
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
Klien pernah mengalami hamil sebanyak 7 kali, semua kehamilannya tidak
pernah bermasalah kecuali pada kehamilan ke 3 klien pernah mengalami
keguguran saat usia kehamilan 7 bulan. Semua persalinan yang dialami klien
persalinan normal dan klien memiliki 6 orang .
N Tgl/Thn Tempat Jenis Usia Peno Penyulit Ana
o Persalinan Persalina Persalina Kehamila long Persalina k
n n n n

23
TB/ Umu J
BB r K
1 14/03/198 Rumah Normal 9 bulan Paraji Tidak 155/5 34 P
4 ada 0
2 26/11/198 Rumah Normal 9 bulan Paraji Tidak 157/6 32 P
6 ada 0
3 1988 RS Kegugura 7 bulan Dr.kandunga Tidak - - -
n n ada
4 03/05/199 Rumah Normal 9 bulan Paraji Tidak 160/5 28 L
0 ada 7
5 24/10/199 Rumah Normal 9 bulan Bidan Tidak 165/6 26 L
2 ada 0
6 21/07/199 Rumah Normal 9 bulan Bidan Tidak 162/5 23 P
5 ada 7
7 17/04/199 Rumah Normal 9 bulan Bidan Tidak 155/4 19 P
9 ada 9

6) Riwayat Menstruasi
Haid pertama : Umur 11 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : Normal
Dismenorrhoe : Selalu ada tapi masih bisa beraktifitas
Teratur/tidak : Teratur
Lamanya : 7 hari
Sifat darah : normal
Keputihan : kadang-kadang
7) Riwayat imunisasi TT
Pada saat dikaji klien mengatakan belum pernah di imunisasi TT selama
mengalami kehamilan
8) Kontrasepsi yang pernah digunakan
Klien mengatakan setelah memiliki 4 orang anak klien menggunakan
kontrasepsi pil namun gagal klien hamil anak ke 5 dan setelah melahirkan
anak ke 5 klien menggunakan kontrasepsi IUD yang dipasang di bidan namun
gagal juga sehingga klien hamil anak ke 6 dan terakhir klien menggunakan
kontrasepsi IUD tapi dipasangnya oleh dokter spesialis kandungan dan IUD
tersebut berhasil dan belum dibuka sampai sekarang.
9) Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

24
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat dan kronis
10) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa keluarga klien mengalami menopause rata-rata usia
45 tahun ke atas dan memiliki keturunan banyak anak. Dan dikeluarga klien
ada menderita diabetes dan TB paru.
11) Aspek psikologis
Klien mengatakan pasrah menerima kondisi seperti ini. Karena menurut klien
hal tersebut merupakan bagian dari proses kehidupan yang harus dilalui. Tapi
klien khawatir tidak dapat melayani suaminya dengan baik.

12) Aspek sosial


Klien mengatakan selalu mengikuti kegiatan pengajian di daerah sekitar
tempat tinggalnya
13) Aspek spiritual
Klien mengatakan ini saatnya lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran : Compos mentis ( sadar penuh)
BB : 62 kg
TB : 153 cm
Tanda-tanda Vital
BP : 100/70 mmHg
RR : 18 x /m
HR : 94 x/m
S : 36 oC
b. Sistem Integumen
Kulit klien sudah mengendur dan kuku keruh
c. Sistem Pemcernaan
Gigi klien banyak yang tanggal sehingga mengganggu klien saat mengunyah
d. Sistem Reproduksi
Klien menolak dilakukan pemeriksaan fisik pada daerah genitalia dan klien
mengatakan adanya penurunan hasrat seksual

25
3. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS: Klimakterium Gangguan pola tidur


Klien mengatakan selalu
terbangun dimalam hari Perubahan pada organ
dan susah lagi untuk tidur reproduksi dan tubuh
DO:
Klien terlihat lelah dan Stres psikologi

ngantuk
Pola koping tidak efektif

Cemas dan gelisah

Perasaan tidak nyaman

Gangguan pola tidur

2 DS: Klimakterium Resiko tinggi


Klien mengatakan terhadap disfungsi
adanya penurunan hasrat Estrogen dan progesterone seksual
seksual menurun
DO:-
Produksi cairan vagina
berkurang

Sakit saat senggama

Libido seks terganggu

Tidak terpenuhi kebutuhan


seksual

Resiko tinggi terhadap

26
disfungsi seksual

3 DS: Klimakterium Ansietas


Klien mengatakan
khawatir tidak bisa Perubahan pada organ
melayani suaminya reproduksi dan tubuh
dengan baik
DO: Stres psikologi

Klien terlihat gelisah saat


membicarakan hal ini Pola koping tidak efektif

Cemas dan gelisah

Kuirang pengetahuan
tentang proses penuaan

Ansietas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis
2. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi
(penurunan libido)
3. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan mengenai perjalanan proses penyakit

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


N Data Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
o keperawatan

1 DS: Gangguan Setelah diberikan  Tentukan  Mengkaji


Klien pola tidur tindakan kebiasaan perlunya dan
mengatakan berhubungan keperawatan: tidur dan mengidentifik
selalu dengan stress  Klien perubahan asi intervensi
terbangun psikologis melaporkan yang terjadi yang tepat
dimalam hari perubahan  Berikan  Meningkatka
dan susah dalam pola tempat tidur n
lagi untuk yang nyaman kenyamanan

27
tidur tidur/ istirahat tidurserta
DO:  Klien dukungan
Klien terlihat mengungkapkan fisiologis dan
 Tingkatkan
lelah dan peningkatan psikologis
kenyaman
ngantuk rasa sejahtera  Meningkatka
waktu tidur
atau segar n efek
misalnya
relaksasi
mandi air
hangat
 Kurangi
kebisingan
dan lampu  Memberikan
situasi
 Dorong posisi kondusif
yang nyaman untuk tidur
 Perubahan
posisi
mengubah
area tekanan
dan
 Kolaborasi
meningkatkan
pemberian
istirahat
sedative jika
 Untuk
perlu
mebantu
pasien tidur/
istirahat

2 DS: Klien Resiko tinggi Setelah diberikan  Kaji  Masalah


mengatakan terhadap tindakan informasi seksual
adanya disfungsi keperawatan : klien/orang sering
penurunan seksual  Klien terdekat tersembunyi
hasrat seksual berhubungan mengatakan tentang sebagai
DO: - dengan pemahaman fungsi pernyataan
perubahan perubahan fungsi seksual humor atau
fungsi seksual hal yang

28
(penurunan  Klien mampu gambling
libido) mendiskusikan  Komunikasi
masalah tentang terbuka
 Dorong klien
hasrat seksual dapat
untuk berbagi
pasangan dengan mengidentifi
masalah
orang terdekat kasi masalah
dengan teman
 Klien mampu dan
mengidentifikasi meningkatka
kan kepuasan n diskusi dan
seksual yang resolusi
diterima  Membantu
klien
 Solusi
kembali pada
pemecahan
hasrat/
masalah
kepuasan
potensial
aktifitas
seperti
seksual
menunda
koitus saat
 Perubahan
kelelahan
kadar
 Diskusikan
hormone dan
sensasi/
kehilangan
ketidaknyama
sensasi irama
nan fisik,
kontraksi
perubahan
uterus
pola pada
selama
respon
orgasme
individu
mengganggu
kepuasan
seksual

3 DS: Ansietas Setelah diberikan  Kaji tingkat  Hubungan


Klien berhubungan tindakan kecemasan saling
mengatakan dengan keperawatan dengan cara percaya

29
khawatir ketidaktahua cemas yang pendekatan mempermud
tidak bisa n mengenai dirasakan dan bina ah klien
melayani perjalanan berkurang dengan hubungan dalam
suaminya proses kriteria klien saling mengungkap
dengan baik penyakit merasa rileks dan percaya kan
DO: dapat menerima  Pertahankan perasaannya
Klien terlihat dirinya apa adanya lingkungan  Lingkungan
gelisah saat yang tenang yang anam
membicaraka dan aman dan nyaman
n hal ini serta dapat
menjauhkan mencegah
benda-benda terjadi hal-
berbahaya hal yang
tidak
 Libatkan diinginkan
klien dan  Keterlibatan
keluarga keluarga
dalam dapat
prosedur meningkatka
pelaksanaan n kerjasama
dan klien dan
perawatan penyesuaian
positif
terhadap
 Ajarkan keadaannya
penggunaan  Teknik
relaksasi relaksasi
dapat
meningkatka
n perasaan
control klien
terhadap
tubuhnya

30
pada
 Beritahu keadaan
tentang stress
penyakit  Membantu
klien dan klien dalam
tindakan kegiatan
yang akan mandiri
dilakukan
secara
sederhana

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
klimakterium merupakan suatu fase yang normal yang terjadi pada setiap wanita
karena menurunnya fungsi degeneratif sehingga berubah dari periode produktif menjadi
periode non produktif. Masa-masa klimakterium ini berlangsung secara bertahap menurut
Kasdu (2002) sebagai berikut:
1. Pre Menopause
2. Peri Menopause
3. Post Menopause
Proses klimakterium mempengaruhi fertilitas, saat masuknya seorang dalam fase
klimakterium sangat berbeda-beda. Wanita di eropa tidak sama usia klimakteriumnya
dengan wanita di Asia (Baziad,2003). Periode akhir dari klimakterium pada wanita terjadi
pada usia antara 40-58 tahun (Nelson,2008). Pada perempuan Indonesia menopause
terjadi di usia 50-55 tahun tetapi dapat saja lebih awal (Adji,2007). Usia memasuki masa
menopause pada setiap wanita berbeda-beda, ada yang diatas 40 tahun dan ada yang
dibawahnya biasanya berkisar antara 35-55 tahun fertilitas sangat tergantung pada usia
wanita tersebut dan jarang menimbulkan keluhan yang berarti (Wira Kusuma, 2003).

31
Gejala umum dari menopause : Ketidakteraturan siklus haid, Hot flushes (panas
pada kulit), sakit kepala, tangan dan kaki terasa dingin, vertigo, cemas, gelisah, insomnia,
keringat waktu malam, pelupa, tidak dapat konsentrasi, lelah dan penambahan berat
badan.
Adapun penyebab dari terjadinya perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium,
seperti sklerosis pembuluh darah adalah berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya
sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen dan progesterone, gangguan umpan balik
pada hipofisis, menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit antara lain
anemia dan tuberculosis dan menopaue dapat terjadi secara buatan sebagai akibat
pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi.
Adapun penatalaksanaannya yaitu : mengubah gaya/pola hidup, olahraga akan
meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, terapi penggantian hormon (HRT),
terapi komplementer dan terapi sulih hormon (TSH).

B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien klimakterium sebaiknya kita
sebagai perawat harus bisa memahami kondisi psikologis klien karena proses
klimakterium merupakan suatu kondisi fisiologis, setiap manusia akan mengalami hal
tersebut namun apakah setiap manusia dapat menerima kondisi tersebut atau tidak
tergantung pada mekanisme koping individu masing-masing serta dukungan dari orang
sekitarnya terutama dukungan dari pasangannya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Pramihardjo

Brunner & Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Cris Brooker. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC

Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa
Swara.

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
Arcan

Price, A. Silvia. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Rebecca Fox-Spencer. 2007. Simple Guide Menopause. Jakarta : Erlangga

33
34

Anda mungkin juga menyukai