Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PREMENOPAUSE PADA NY. M USIA 50 TAHUN


DENGAN HOT FLASHES DI PMB ARDYLA,S.ST CIMAHI

Disusun Oleh

NENENG TRISNA GIRI PAMUNGKAS


NPM : H522229

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Premenopause pada Ny. M Usia 50


Tahun dengan Hot Flashes di PMB Ardyla,S.ST Cimahi telah disahkan oleh Tim
Pembimbing pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : PMB Ardyla,S.ST

Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Institut Kesehatan Rajawali

Silva Dwi Rahmizani,S.S.T.,M.K.M

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan
Premenopause pada Ny. M Usia 50 Tahun dengan Hot Flashes di PMB
Ardyla,S.ST Cimahi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil
pelaksanaan praktik klinik program studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kep., M.Kes., selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Erni Hernawati, S.S.T., B.d., M.M., M.Keb., selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
3. Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb., selaku penanggung jawab Program Profesi
Bidan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
4. Silva Dwi Rahmizani, S.S.T., M.K.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan membantu dalam penyusunan laporan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menulis
dengan lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat. Aamiin

Cimahi, November 2023


Hormat Saya,

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 Tujuan ...................................................................................................4
1.4 Manfaat .................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................6
2.1 Pengertian Menopause ..........................................................................6
2.2 Etiologi Menopause ..............................................................................6
2.3 Fisiologi Menopause .............................................................................7
2.4 Manifestasi klinis Menopause ...............................................................7
2.5 Tahapan Menopause..............................................................................8
2.6 Definisi Hot Flashes ..............................................................................9
2.7 Etiologi Hot Flashes ...........................................................................10
2.8 Manifestasi klinis Hot flashes .............................................................10
2.9 Patofisiologi Hot Flashes ....................................................................10
2.10 Pengukuran Tingkat Hot Flashes ........................................................11
2.11 Penanganan Hot Flashes .....................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................22
5.1 Simpulan .............................................................................................22
5.2 Saran ....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menopause merupakan suatu proses dalam siklus reproduksi alamiah
yang dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah masa peralihan yang
terjadi pada wanita dari masa produktif menuju masa non produktif yang
disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron. Pada masa
ini wanita sudah tidak haid atau sudah tidak mengalami menstruasi lagi
(Suparni & Astutik, 2016).
Menopause merupakan suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai
dengan berakhirnya menstruasi dan berhentirnya fungsi reproduksi, namun
seorang wanita dikatakan telah mengalami menopause setelah dia tidak
mengalami menstruasi minimal selama 12 bulan (Irfana, 2021: 9). Setiap
wanita akan mengalami masa menopause yang berbeda, pada umumnya
terjadi pada usia 45-55 tahun. Semakin cepat wanita mengalami menstruasi
maka kemungkinan semakin cepat pula memasuki masa menopause
(Mulyani, 2013).
Menopause adalah suatu peristiwa fisiologis yang disebabkan oleh
menuanya ovarium yang mengarah pada penurunan produksi hormon
estrogen dan progesteron yang dihasilkan dari ovarium. Kekurangan
hormon ini menimbulkan berbagai gejala somatik, vasomotor, urogenital
dan psikologis yang mengganggu kualitas hidup wanita secara keseluruhan
dan akan mengganggu aktivitas wanita sehari-hari (Sihotang & Sarlis, 2018:
62). Hormonal yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan
gejala fisik dan psikis, sebenarnya hal yang alami dan dialami oleh semua
wanita, namun tidak sedikit budaya dan persepsi individual mempengaruhi
psikis masa menopause sehingga gejala yang dirasakan berbeda antar wanita
yang mengalami menopause. Sebagian wanita beranggapan, bahwa
menopause akan menimbulkan kecemasan dan kerisauan. Hal ini akan
menjadi tekanan dan makin memberatkan wanita menopause jika

1
2

wanita tersebut berpikiran negatif dan tidak mendapatkan dukungan dari


orang terdekat. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kecemasa
saat menghadapi menopause yaitu kehidupan secara sosial, kebiasaan
lingkungan, ekonomi, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan gaya
hidup (Wibowo & Nadhilah, 2020).
Menopause yaitu fase transisi emosional pada kehidupan wanita.
Berakhirnya periode menstruasi sering kali disertai sejumlah gejala, seperti
hot flshes, berkeringat malam, fatigue insomnia, depresi, ansietas, gangguan
daya ingat, gejala urogenital, dan sering menyebabkan gangguan kulalitas
hidup. Dari semua gejala tersebut, hot flashes dilaporkan sebagai salah satu
gejala yang paling mengganggu yang mengenai hingga 80 % (Sihotang &
Sarlis, 2018).
Perimenopause adalah waktu antara segera sebelum menopause (terjadi
perubahan gambaran endokrinologik, biologik dan klinik) dan satu tahun
sesudah menopause. Perimenopause juga merupakan periode dengan
keluhan memuncak dengan rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun
sesudah menopause, masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid
sampai berhenti sama sekali, pada masa ini menopause masih berlangsung
(Ambarwati, 2015).
Seorang wanita memasuki masa perimenopause (± 6 tahun sebelum
menopause) pada usia 40 tahun dan akan mengalami menopause pada usia
51,5 tahun. Namun demikian, umur terjadinya masa menopause pada
masing-masing individu tidaklah sama. Pada masa perimenopause terjadi
penurunan hormon estrogen dan peningkatan hormon gonadropin. Dengan
berkurangnya estrogen dalam tubuh, maka fungsi organ terkaitpun akan
mengalami perubahan. Pada masa perimenopause, status kesehatan wanita
menjadi lebih buruk. Hal ini akan berpengaruh terhadap quality of life
wanita dimasa perimenopause (Marethiafani dkk, 2013: 27).
Perimenopause dimulai dengan adanya tanda-tanda dan pada awal
perubahan dari system tubuh ketika menstruasi mulai tidak teratur.
Perimenopause bisa terjadi pada awal usia 30-an dan berakhir satu tahun
3

setelah siklus menstruasi berakhir. Rata-rata terjadi pada wanita ketika


berusia 47-51 tahun. Umur menopause akan berbeda dengan usia wanita
yang satu dengan wanita yang lainnya (Rosyda, DAC.2019).
Dari beberapa hasil survey dan penelitian di Indonesia, 70 % para
wanita yang berusia 45 sampai dengan 54 tahun cenderung mengalami
berbagai gejala seperti hot flushes, jantung berdebar-debar, gangguan tidur,
depresi, mudah tersinggung, merasa takut, gelisah dan lekas marah, sakit
kepala, cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga,
berkunang-kunang, kesemutan, gangguan libido, obstipasi, berat badan
bertambah, nyeri tulang dan otot (Koeryaman & Ermiati, 2018: 22).
Hot flushes merupakan suatu sensasi panas yang sangat hebat disertai
dengan berkeringat dan detak jantung yang cepat, yang berlangsung sekitar
2 sampai 30 menit. Sensasi panas biasanya dirasakan pada daerah wajah,
dada, belakang leher hingga ke seluruh tubuhyang disertai dengan
kemerahan. Perasaan panas ini akan sangat mengganggu wanita yang
mengalaminya serta mengganggu aktivitas sehari-harinya (Freeman, Sammel
& Sanders, 2014).
Wanita yang mengalami hot flushes akan melakukan tindakan biasa
unttuk mengatasi hot flushes. Tindakan biasa tersebut seperti mengipas,
mengganti baju, minum minuman dingin dan mandi apabila keluhan sangat
parah atau rasa panas yang tidak bisa lagi ditahan (Hasanah dkk, 2018).
Keluhan akan semakin parah apabila wanita merokok, minum minuman
panas, kafein seperti kopi, makanan pedas dan alkohol (Guttuso, Will &
Sireesha, 2013). Beberapa gaya hidup yang bisa dirubah adalah melakukan
latihan relaksasi sederhana sebelum tidur, hindari pakaian dari wol ketika
tidur, berhenti merokok dan mengurangin penggunaan kafein (Joffe & Hall,
2012).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada di atas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam laporan kasus ini adalah bagaimana Asuhan
4

Kebidanan Premenopause pada Ny. M Usia 50 Tahun dengan Hot Flashes di


PMB Ardyla,S.ST Cimahi.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Kebidanan Premenopause pada Ny. M
Usia 50 Tahun dengan Hot Flashes di PMB Ardyla,S.ST Cimahi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengumpulan data subjektif asuhan kebidanan
premenopause pada ny. M usia 50 tahun dengan hot flashes di PMB
Ardyla,S.ST Cimahi.
2. Dapat melakukan pengumpulan data objektif asuhan kebidanan
premenopause pada ny. M usia 50 tahun dengan hot flashes di PMB
Ardyla,S.ST Cimahi.
3. Dapat melakukan penegakan diagnosa/analisa asuhan kebidanan
premenopause pada ny. M usia 50 tahun dengan hot flashes di PMB
Ardyla,S.ST Cimahi.
4. Dapat melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan premenopause
pada ny. M usia 50 tahun dengan hot flashes di PMB Ardyla,S.ST
Cimahi.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambahkan pengetahuan dan referensi serta bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan teknologi mengenai asuhan kebidanan
premenopause.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi PMB
Sebagai informasi bagi PMB dapat menjaring berbagai macam
keluahan lansia yang dapat mengganggu kenyamanan kehidupannya,
serta memberikan inovasi mengurangi masalahan keluhan tersebut.
5

2. Bagi Pasien
Membantu para wanita perimenopause dalam penanganan hot
flashes yang mereka rasakan dengan cara non-farmakologi yang dapat
mencegah dan mengurangi rasa panas sehingga tidak mengganggu
kenyamanan wanita
3. Bagi Profesi
Menciptakan bidan terampil, profesional dan mandiri dalam
memberikan asuhan kebidanan premenopause dengan hot flashes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Menopause


Menurut Rebecca dan Pam (2010) mendefinisikan menopause adalah
suatu kejadian yang dialami setiap wanta yang disebabkan karena sel telur
tidak lagi dihasilkan. Menurut Wijayanti (2009) menopause merupakan
berhentinya menstruasi yang berhubungan dengan tahap usia wanita dan
pada dasarnya wanita tidak mengetahui kejadian menstruasi yang mereka
hadapi saat ini termasuk menstruasi yang terakhir atau tidak sampai proses
dalam satu tahun telah berlalu. Menurut Sarwono (2008) menopause
memiliki definisi yaitu berhentinya menstruasi karena indung telur tidak
berproduksi dan tidak menghasilkan hormon ekstrogen. Menopause adalah
suatu kejadian yang pasti dialami setiap wanita yang ditandai dengan
berhentinya menstruasi karena ovarium tidak berbuah dan tidak
menghasilkan hormon estrogen dan dapat disebutkan bahwa wanita tersebut
sudah tidak subur lagi.

2.2 Etiologi Menopause


Menopause merupakan tanda bahwa menstruasi memasuki periode
terakhir. Sebelum seorang wanita mengalami menopause, ovarium
mengalami perubahan anatomis berupa sclerosis vaskuler, pengurangan
jumlah folikel primordial, serta penurunan aktivitas sintesa hormon steroid.
Penurunan hormon ekstrogen akan mulai berlangsung pada saat awal masa
klimakterium dan makin menurun pada saat menopause kemudian mencapai
kadar terendah pada saat pascamenopause. Penurunan hormon ekstrogen
menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap
hypothalamus dan menimbulkan peningkatan produksi gonadotropin, pada
proses ini mengakibatkan pola hormonal wanita klimakterium menjadi
hipergonadotropin, hipogonadisme (Rebecca dan Pam, 2010). Dengan
demikian, pada proses ovarium melepaskan hormon ekstrogen dan

6
7

hormone progesteron, menyebabkan organ tubuh wanita terganggu


contohnya untuk kesehatan tulang, kelenturan jaringan vagina, dan
gangguan siklus haid (Dita, 2010).

2.3 Fisiologi Menopause


Wanita mengalami proses dimana menstruasi yang sudah tidak
beraturan yang disebabkan karena fungsi generatif ataupun endokrinologi
dari ovarium telah menurun dan terjadi perubahan anatomis pada ovarium
berupa sclerosis vaskuler dan penurunan aktivitas sintesa hormon steroid.
Ovarium tidak berproduksi lagi sehingga hormon estrogen akan berkurang
dan tahap ini bisa disebut sebagai masa klimakterium sampai saat hormon
estrogen semakin menurun pada saat masa menopause, serta sampai batas
terakhir pada masa senium. Penurunan hormon estrogen menyebabkan
hypothalamus menerima umpan balik negatif sehingga meningkatkan
produksi gonadotropin dan pola hormonal wanita klimakterium berubah
menjadi hipergonadotropin. Fisiologis hormon akan mengalami masalah
dikarenakan kadar estrogen menurun, dalam permasalahan ini akan
menimbulkan gambaran klinis tentang gangguan neurovegetatif, gangguan
somatik, dan gangguan siklus menstruasi (Meithy Rose Prasetya, 2012).

2.4 Manifestasi klinis Menopause


Hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan berkurang karena
fungsi ovarium menurun. Kekurangan hormon estrogen dapat menyebabkan
terjadinya perubahan sebagai berikut:
1. Perubahan Organ Reproduksi
Akibat yang ditimbulkan karena berhentinya menstruasi bagi
organ tubuh yaitu uterus mengecil, tuba falopi lipatan-lipatan tuba
menjadi lebih pendek, serviks-serviks akan mengkerut, akan terjadi
penipisan vagina dan menyebabkan hilangnya rugae, dasar pinggul
kekuatan dan elastistik menghilang, perineum dan anus lemak subcutan
menghilang, vesica urinaria aktivitas kendala otot kandung kemih
8

menurun dan bentuk payudara akan mengecil.


2. Perubahan Hormon
Perubahan siklus menstruasi dipengarui oleh penurunan hormon
estrogen dan hormon progesteron sehingga tidak tumbuhnya selaput
lendir rahim yang diakibatkan rendahnya hormon estrogen.
3. Perubahan Fisik
Seorang wanita yang telah memasuki masa menopause maka
akan sering mengalami keluhan pada fisiknya seperti, ketidak teraturan
siklus menstruasi, timbulnya rasa panas (hot flashes), kekeringan
vagina, perubahan kulit, keringat yang berlebih, gangguan tidur
(insomnia), dan gangguan pada otot dan sendi.
Adapun keluhan psikologis yang termasuk tanda dan gejala dari
menopause yaitu: ingatan yang mulai melemah dan rasa cemas yang
meningkat (Fitri, 2014).

2.5 Tahapan Menopause


Menurut The Society of Obstetricians and Gynaecologist of Canada
(2006), menopause dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
1. Pra Menopause
Pra menopause yaitu fase yang memiliki ciri-ciri seperti siklus
menstruasi yang mulai tidak beraturan, pendarahan yang dialami
memanjang, jumlah darah banyak. Dalam fase ini biasanya berusia
sekitar 40 tahun dan dapat di masukan pada fase awal klimakterium.
2. Peri Menopause
Peri menopause yaitu dimana siklus menstruasi tidak teratur dan
menstruasi yang panjang. Fase ini termasuk pada fase peralihan antara
masa pra menopause dan masa menopause. Pada tahap ini dapat
dirasakan oleh wanita dalam rentang umur 42-51 tahun. Pada masa ini
biasanya rentang waktu 2-8 tahun (rata-rata 5 tahun). Gejala perubahan
fisik yang dialami pada fase peri menopause meliputi ketidak stabilan
vasomotor (Hot Flashes, keringat malam, dan gangguan tidur),
9

gangguan seksual (berkurangnya lubrikasi vaginal, menurunnya libido,


nyeri saat bersenggama, dan vaginismus), gejala somatik (sakit kepala
dan denyut jantung yang tidak beraturan). Gejala perubahan
psikologis pada fase peri menopause yaitu gangguan psikologis,
depresi, irritabilitas, perubahan mood, cemas, dan kurangnya
konsentrasi.
3. Menopause
Menopause yaitu dimana pada tahap fase ini menstruasi telah
berhenti karena ovarium sudah tidak berproduksi lagi dan lagi mulai
ada keluhan nyeri sendi/sakit punggung, dan elastisitas kulit mulai
menurun.
4. Pasca Menopause
Pasca menopause yaitu dimana wanita telah memasuki
menopause setelah 12 bulan, dengan ditandai kadar LH dan FSH yang
cukup tinggi namun kadar estrogen dan progesterone yang rendah. Pada
saat fase ini wanita pasca menopause di anjurkan selalu mengontrol
kesehatannya dikarenakan terdapat isu kesehatan jangka panjang yang
diisukan misalnya Osteopoross dan gangguan kardiovaskular. Gejala
psikologis yang dialami yaitu mood yang gampang berubah-ubah,
tingkat kecemasan/ dan depresi tidak meningkat seperti saat peri
menopause, dan daya ingat mulai menurun.

2.6 Definisi Hot Flashes


Setiap wanita pasti akan mengalami menopause, gejala yang
ditimbulkan sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Rata-rata 64%
dari 80% mengalami keparahan pada tahap menopause dan mereka
menggunakan terapi hormon untuk menanganinya (Danhauer, 2014). Hot
flashes adalah rasa panas yang dirasakan wanita pada tahap perimenopause.
Biasanya terjadi pada bagian muka, leher, dan dada. Gejala-gejala tersebut
timbul biasanya pada malam hari dan menyebabkan kulit berkeringat,
jantung berdetak lebih keras, dan kesemutan pada jari-jari (Veratamala,
10

2017). Hot Flashes adalah saat dimana wanita mengalami berhentinya


siklus menstruasi, sehingga menyebabkan timbulnya rasa hangat hingga
panas dan membuat kulit kemerahan dalam sekejap (Fajar, 2017).

2.7 Etiologi Hot Flashes


Menurut Veratamala (2017) munculnya hot flashes dapat dipicu dari
beberapa hal yaitu minum alkohol, mengonsumsi produk berkafein,
mengonsumsi makanan pedas, berada di ruangan dengan suhu yang panas,
stress atau cemas, menggunakan pakaian yang ketat, dan merokok atau
terpapar asap rokok.

2.8 Manifestasi klinis Hot flashes


Gejala hot flashes (rasa panas) timbul ketika pembuluh darah di
bawah kulit melebar untuk membantu mendinginkan suhu tubuh. Tubuh
juga bisa mengeluarkan kringat untuk mendinginkan suhu tubuh
(Veratamala, 2017). Hot flashes menyerang pada sekitar wajah, leher, dan
dada.Hot flashes terjadi di dalam tubuh karena rasa panasnya tidak
menimbun melainkan di keluarkannya secara perlahan-lahan (Camellia,
2008).
Hot flashes dapat mengakibatkan kulit bagian kepala, leher, dan dada
memerah karena rasa panasnya, kadang juga sampai mengeluarkan keringat.
Hot flashes terjadi pada kurun waktu menit sampai dengan jam. Siklus hot
flashes akan menjadi parah jika pada malam hari, mengakibatkan wanita
menjadi insomnia (tidak bias tidur) sehingga meningkatkan tingkat stress
wanita (Camellia, 2008).

2.9 Patofisiologi Hot Flashes


Hot flashes terjadi pada tahap perimenopause yang dimana, sel telur
sudah tidak berproduksi sehingga ovarium berusaha melawan hormon
Follicle – Stimulating Hormon (FSH). Dampak yang di sebabkan oleh
perubahan fungsi ovarium maka hormon estrogen dan progesteron mulai
11

menurun, mengakibatkan peningkatan FSH dan Luteinizing Hormon (LH)


menjadi menetap. FSH mulai menetap maka dapat disimpulkan bahwa tahap
menopause semakin dekat. Gejala-gejala yang dirasakan oleh tubuh mulai
terasa pada tahap ini karena, hormon LH dan FSH masih belum stabil antara
naik dan turun sehingga perubahan temperatur dalam otakpun belum
dimengerti (Camellia, 2008).

2.10 Pengukuran Tingkat Hot Flashes


Tingkat hot flashes menurut Danhuer (2014), diukur dengan Daily
Diary of Hot Flashes (DDHF) menjadi 4 tingkat menurut keparahannya,
yaitu:
1. Ringan: Sensasi panas tanpa kringat.
2. Sedang: Sensasi panas dengan kringat namun masih bisa melanjutkan
aktivitas.
3. Parah: Sensasi panas dengan kringat namun mengganggu aktivitas dan
mengganggu tidur.
4. Sangat Parah: Sensasi panas dengan keringat, mengganggu aktivitas,
susah tidur, dan sampai mengganti pakaian.

2.11 Penanganan Hot Flashes


1. Farmakologi
Penanganan dengan farmakologi yaitu Terapi Sulih Hormon
(TSH) merupakan perawatan medis yang berfungsi mengurangi gejala-
gejala pada wanita selama dan setelah menopause. TSH merupakan
kombinasi dari estrogen dan progesteron sintesis, yang dikenal sebagai
progestin. Kedua hormon diberikan dalam tahap-tahap tertentu.
Estrogen diberikan setiap hari ditambah progestin selama 12 hari dalam
sebulan. Pemberian dalam bentuk pil. Namun dalam pemakaian jangka
panjang akan mengakibatkan kanker payudara, kanker Rahim, problem
kantung empedu, dan tekanan darah tinggi (Chong, 2001).
12

2. Non farmakologi
a. Senam aerobik low impact
Senam aerobik low impact meupakan bagian dari senam yang
gerakannya diiringi irama santai dan gerakan lambat. Pelaksanaan
senam aerobik low impact yaitu salah satu kaki pasti berada di
lantai, gerakannya seperti jogging ringan (Budiyono, 2015).
Pengaruh senam dengan penurunan berbagai keluhan pada wanita
masa menopause. Melalui senam, akan memperbaiki berbagai
komponen khusus dari kebugaran sehingga jantung dan paru-paru
berfungsi baik. Hal tersebut mengembangkan emosi yang stabil,
meningkatkan rasa percaya diri, menurunkan kecemasan dan stres.
b. Mengurangi stres
Mengurangi stress dengan bersantai, mendengarkan musik dan
massage mampu menurunkan terjadinya hot flushe
c. Manajemen gaya hidup
Mengenakan pakaian tidur yang ringan, dan berlapis di siang hari
sehingga bisa melepas pakaian jika terlalu panas, menjauhi pemicu
hot flushes seperti alkohol, kafein (soda, kopi, cokelat), dan panas
atau makanan pedas, melakukan olahraga untuk mengurangi
jumlah dan kekuatan hot flushes
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PREMENOPAUSE PADA NY. M USIA 50 TAHUN


DENGAN HOT FLASHES DI PMB ARDYLA,S.ST CIMAHI.

Tanggal Pengkajian : 20-11-2023


Jam Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat : PMB Ardyla,S.ST
Pengkaji : Neneng Trisna Giri Pamungkas

Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata Klien
Istri Suami
Nama : Ny.M Nama : Tn. T
Umur : 50 Tahun Umur : 52 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
Alamat : Cigugur Tengah 1/19 Alamat : Cigugur Tengah 1/19

2. Alasan datang
Ny. M datang ke PMB yang sudah menjadi kegiatan rutin setiap
bulannya, serta ingin berkonsultasi tentang keluhan yang dialaminya.
3. Keluhan Utama
Ny. M sangat khawatir dengan kondisi dirinya, hampir setiap hari
merasa kepanasan pada wajah dan badannya, kadang-kadang disertai
keringat.
4. Uraian Keluhan Utama
Ny. M khawatir dengan kondisi yang dialami oleh tubuhnya, bahwa

13
14

hampir 6 bulan kebelakang setiap malam haria Ny. M sering merasa


kepanasan pada wajah dan badannya, kadang-kadang disertai
berkeringat. Hal ini menimbulkan Ny.M mengalami gangguan tidur,
selalu terjaga karena kepanasan.
5. Riwayat Menstruasi
Ny. M mengatakan pertamakali mendapatkan haid pada usia 12 tahun,
lamanya haid 6-7 hari, siklus haid 30 hari, warna darah yang keluar
merah segar, tidak ada keluhan nyeri setiap kali haid
6. Riwayat kehamilan serta persalinan yang lalu
Anak Tahun Jenis JK BBL PBL Penolong Tempat Keada
Ke Partus partus aan
I 1996 Spontan L 3200 50 Bidan PMB Hidup
Gr cm
II 1999 Spontan P 3200 51 Bidan PMB Hidup
Gr cm
III 2009 Spontan P 3400 53 Bidan PMB Hidup
Gr cm

7. Riwayat Kontrasepsi
Jenis Oleh Sejak Efek Ganti jenis
Alkon kapan Samping Ya/ Jenis Alasan Oleh Sejak
Tidak Alkon kapan
DMPA Bidan 1996- Tidak Ya Tidak Program Mandiri 1998
1998 ada Ber hamil
KB
DMPA Bidan 1999- Tidak Ya Tidak Program Mandiri 2008
2008 ada Ber hamil
KB
DMPA Bidan 2009- Tidak Ya Tidak Sudah Mandiri April
2021 ada Ber malas 2021
KB ber KB

8. Riwayat kesehatan
Ny. M mempunyai Riwayat penyakit hipertensi sejak 5 tahun
kebelakang, tetapi komdisi tekanan darahnya selaku terpantau setiap
bulannya.
9. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
berat dan penyakit keturunan
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
15

A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 2 x/hari
Komposisi
Nasi 2 x 1 pirng (sedang)
Lauk 2 x 1 potong (sedang/besar), jenisnya
daging ayam
Sayuran 2 x 1 mangkuk sayur, jenis sayuran wortel,
brokoli, kentang, jagung, dll.
Pantangan Sudah jarang mengkonsumsi makanan asin
Keluhan Tidak ada
2) Minum
Jumlah total 8 gelas perhari, jenis air putih
Keluhan Tidak ada keluhan dalam makan dan
minum
B. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi per hari 6-7 x sehari
Keluhan Tidak ada
2) BAB
Frekuensi per hari 1 x setiap bangun tidur
Konsistensi Lembek
Keluhan Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari
Keluhan Tidak ada
D. Istirahat/Tidur
Tidur malam 5-6 jam terganggu karena merasa panas
atau gerah
Tidur siang Jarang sekali
Keluhan/masalah Kadang terbangun tengah malam dan
susah untuk tidur lagi
E. Aktifitas fisik dan olah raga
Aktifitas fisik (beban pekerjaan)
Pekerjaan rumah sehari-hari misal nyapu,
ngepel, masak, mencuci
Olahraga Tidak pernah
F. Kebiasaan yang merugikan Ny. M tidak memiliki kebiasaan yang
kesehatan merugikan orang sekitar rumahnya
Merokok aktif Tidak
Lingkungan perokok Iyah suaminya seorang perokok aktif di
dalam rumah
Minuman beralkohol Tidak pernah
Obat-obatan Rutin minum obat penurun darah tinggi
16

11. Riwayat psikososial-spiritual


Ny. M mengatakan bahwa ini merupakan perkawinan pertama yang sah
dengan suaminya, hubungan ibu dengan keluarga berjalan baik. Respon
keluarga (suami dalam keluhan yang dialami sekarang kurang baik,
suami menganggap keluhan yang dialami oleh isteri merupakan hal
yang biasa saja yang akan dialami oleh setiap perempuan yang sudah
tua).
Mekanisme koping (cara pemecahan masalah dilakukan dengan cara
diskusi dengan suaminya kadang anak-anak juga ikut dilibatkan untuk
masalah tertentu, tetapi tetap suami pengambil keputusan utama dalam
semua masalah) misalnya dalam menghadapi keluhan yang dirasakan
sekarang suami kadang memberikan izin kepada istri untuk mengikuti
posbindu lansia, maka kegiatan rutin di posyandu kadang absen tidak
mengikutinya.
Ibu tinggal serumah dengan suami dan anak-anaknya tanpa ada
keluarga lainnya.
Ibu merasa yakin tentang pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh
tenaga Kesehatan sehingga ibu dan suami rutin mengikuti kegiatan
posbindu lansia.
Tingkat pengetahuan : ibu mengetahui bahwa perubahan pisik dan
keluhan sekarang (hot flushes yang dialaminya merupakan hal yang
fisiologis dialami oleh setiap ibu yang sudah lansia. ibu ingin
mengetahui cara mengurangi hot flushes.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tensi :160/90 mmHg
Nadi: 68 x/menit
17

Suhu: 36,7 °C
RR: 20 x/menit
d. Antopometri
BB : 55 kg
TB : 150 cm
IMT : 24
2. Status present
Kepala : Bentuk simetris, rambut bersih terawat.
Mata : Letak simetris, sklera putih dan konjungtiva merah muda.
Muka : Bentuk simetris, penglihatan dengan bantuan kacamata
Hidung : Bentuk simetris, bersih, penciuman baik.
Mulut : Bibir tampak bersih, lidah dan gigi bersih terawat.
Telinga : bentuk dan letak simetris, bersih, pendengaran baik.
Leher : Tidak ada benjolan, tidak nyeri menelan.
Dada : Letak simetris, bersih terawat.
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada benjolan. tidak ada nyeri tekan.
3. Pemeriksaan penunjang: Hb 11.5 mg/dL

C. Analisa
Ny.M P3A0 usia 50 tahun dengan Hot Flashes

D. Pelaksanaan
1. Beritahu pasien hasil pemeriksaan.
Evaluasi: ibu menjadi mengetahui kondisi tubuhnya.
2. Berikan penjelasan pada ibu tentang perimenopause yaitu s iklus
menstruasi tidak teratur dan menstruasi yang panjang. Fase ini termasuk
pada fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause.
Pada tahap ini dapat di rasakan oleh wanita dalam rentang umur 42 – 51
tahun. Pada masa ini biasanya rentang waktu 2 – 8 tahun (rata-rata 5
tahun).
18

Evaluasi : Ibu menjadi paham kondisi tubuhnya


3. Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang sering muncul pada
masa perimenopause yaitu Gejala perubahan fisik yang di alami pada
fase peri menopause meliputi ketidak stabilan vasomotor (Hot Flashes,
keringat malam, dan gangguan tidur), gangguan seksual (berkurangnya
lubrikasi vaginal, menurunnya libido, nyeri saat bersenggama, dan
vaginismus), gejala somatik (sakit kepala dan denyut jantung yang tidak
beraturan). Gejala perubahan psikologis pada fase peri menopause yaitu
gangguan psikologis, depresi, irritabilitas, perubahan mood, cemas, dan
kurangnya konsentrasi.
Evaluasi : Ibu mengetahui kondisinya dan tidak cemas karena telah
mengetahui kondisinya
4. Anjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Evaluasi : ibu paham dan akan mengikuti saran
5. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi minum teh atau kopi serta
menghindari asap rokok.
Evaluasi : Ibu paham dan akan berusaha mengikuti saran
6. Mengajarkan ibu tentang senam aerobik low impact
Evaluasi : ibu paham dan akan mengikuti senam d rumah secara teratur
7. Anjurkan ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur
dari bahan katun.
Evaluasi :ibu paham dan akan mengikuti saran
8. Minta izin kepada ibu untuk dilakukannya kunjungan rumah setelah 2
minggu dilakukan senam erobik low impact rutin seminggu 3 kali.
Evaluasi : ibu setuju dilakukan kunjungan rumah
BAB IV
PEMBAHASAN

Peremenopouse yaitu dimana siklus menstruasi tidak teratur dan menstruasi


yang panjang. Fase ini termasuk pada fase peralihan antara masa pra menopause
dan masa menopause. Pada tahap ini dapat di rasakan oleh wanita dalam rentang
umur 42 – 51 tahun. Pada masa ini biasanya rentang waktu 2 – 8 tahun (rata-rata 5
tahun). Gejala perubahan fisik yang di alami pada fase peri menopause meliputi
ketidak stabilan vasomotor (Hot Flushes, keringat malam, dan gangguan tidur),
gangguan seksual (berkurangnya lubrikasi vaginal, menurunnya libido, nyeri saat
bersenggama, dan vaginismus), gejala somatik (sakit kepala dan denyut jantung
yang tidak beraturan). Gejala perubahan psikologis pada fase peri menopause
yaitu gangguan psikologis, depresi, irritabilitas, perubahan mood, cemas, dan
kurangnya konsentrasi.
Gejala hot flushes (rasa panas) timbul ketika pembuluh darah di bawah kulit
melebar untuk membantu mendinginkan suhu tubuh. Tubuh juga bisa
mengeluarkan kringat untuk mendinginkan suhu tubuh (Veratamala, 2017). Hot
flushes menyerang pada sekitar wajah, leher, dan dada.Hot flashes terjadi di dalam
tubuh karena rasa panasnya tidak menimbun melainkan di keluarkannya secara
perlahan-lahan (Camellia, 2008).
Hot flushes dapat mengakibatkan kulit bagian kepala, leher, dan dada
memerah karena rasa panasnya, kadang juga sampai mengeluarkan keringat. Hot
flashes terjadi pada kurun waktu menit sampai dengan jam. Siklus hot flashes
akan menjadi parah jika pada malam hari, mengakibatkan wanita menjadi
insomnia (tidak bias tidur) sehingga meningkatkan tingkat stress wanita
(Camellia, 2008).
Menurut Purwoastuti (2008), rencana tindakan yang dapat dilakukan untuk
asuhan kebidanan pada ibu perimenopause dengan hot flashes adalah :
1. Beritahu ibu tentang perimenopause.
2. Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang muncul pada ibu
perimenopause.

19
20

3. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan


kalsium.
4. Anjurkan pada ibu untuk mengurangi konsumsi minum kopi atau teh serta
menghindari asap rokok.
5. Anjurkan pada ibu untuk olahraga secara teratur yaitu senam aerobic low
impact
6. Anjurkan pada ibu untuk menggunakan pakaian yang tipis dan penutup alas
tidur dari bahan katun.
Senam aerobik low impact meupakan bagian dari senam yang gerakannya
diiringi irama santai dan gerakan lambat. Pelaksanaan senam aerobik low impact
yaitu salah satu kaki pasti berada di lantai, gerakannya seperti jogging ringan
(Budiyono, 2015).
Pengaruh senam dengan penurunan berbagai keluhan pada wanita masa
menopause. Melalui senam, akan memperbaiki berbagai komponen khusus dari
kebugaran sehingga jantung dan paru-paru berfungsi baik. Hal tersebut
mengembangkan emosi yang stabil, meningkatkan rasa percaya diri, menurunkan
kecemasan dan stres (Sukartini dan Nursalam, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Zee (2011) mengenai Aerobic Exercise
Improves Self-Reported Sleep And Quality Of Life In Older Adults With Insomnia
menunjukkan bahwa latihan aerobik adalah salah satu strategi paling mudah
membantu orang untuk mendapatkan tidur yang lebih baik. Secara manfaat
berolah raga aerobic dapat memberikan beberapa manfaat untuk kesehatan
diantaranya membuat tidur menjadi lebih nyenyak, hal ini dikarenakan latihan
aerobik dapat mengurangi tingkat stress dengan gerakan terkontrol, peningkatan
asupan oksigen ke otak oleh peningkatan kerja kardiorespirasi, ditambah adanya
hubungan sosialisasi yang membantu mengurangi permasalahan psikologis saat
mengikuti latihan aerobik tersebut (Yustiana, 2014).
Aktivitas fisik merupakan cara ampuh untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah penyakit pada wanita perimenopause, namun sayangnya kurang dari
setengah populasi wanita berusia 40-60 tahun yang secara teratur berpartisipasi
aktif dalam aktivitas fisik dalam tingkat minimal sesuai dengan pedoman aktivitas
21

fisik yang telah ditentukan (Barbara Sternfeld and Sheila Dugan, 2012).
Peran bidan di komunitas diharapkan dapat memberikan konseling di
wilayah kerjanya sebagai tempat yang efektif untuk memberikan informasi
tentang premenopause, menopause, dan pasca menopause. Melalui kegiatan
senam yang dilakukan akan meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial
sehingga wanita lebih siap dalam menghadapi usia menopause.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Premenopause pada Ny. M Usia
50 Tahun dengan Hot Flashes di PMB Ardyla,S.ST Cimahi dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Data subjektif yang didapatkan setelah melakukan pengkajian pada
Ny.M didapatkan data bahwa ibu mengeluh mengalami hot flashes.
2. Data objektif berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny.M didapatkan
gejala mengarah kepada premenopause dengan hot flashes.
3. Analisa yang ditegakkan pada kasus ini yaitu P3A0 usia 50 tahun
dengan hot flashes.
4. Berdasarkan kasus pada Ny.M pelaksanaan asuhan kebidanan
premenopause dilakukan asuhan sesuai dengan teori dan kebutuhan ibu
dalam asuhan kebidanan premenopause dengan hot flashes.

5.2 Saran
1. Bagi Bidan
Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya
bidan dalam menangani asuhan kebidanan premenopause dengan hot
flashes.
2. Bagi Institusi
Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah buku atau
referensi yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengenai
asuhan kebidanan premenopause dengan hot flashes.

22
DAFTAR PUSTAKA

Claudia, J.G. Penurunan hot flashes pada menopause dengan senam lansia. Jurnal
Bidan Cerdas. 2022. 4(1); 1-9.

Daley, AJ., HS. Lampard, A. Thomas, et al. 2014. Aerobik Exercisekas a


Treatment for Vasomotor Menopausal Symptoms: Randomised Controlled Trials
(CENTRAL). 2014. Issue 6 page: 350-6.

Juliani. Pengaruh terapi tertawa terhadap hot flashes pada wanita menopause.
JOM FKP. 2018. 5(2); 545-554.

Nadhiroh, A.M. Hipnoterapi untuk mengurangi hot flushes pada perempuan


menopause. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 2022. 7(2); 138-145.

Nuffadilah, K. Pengaruh pemberian susu kedelai terhadap gejala hot flush pada
wanita klimakterium. Jurnal Kebidanan. 2022. 11(2); 164-170.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo; 2008.

Rebecca dan Pam. Simple Guide Menopause. Jakarta: Erlangga: 2010.

Veronica, S.Y. Upaya penurunan gejala hot flush pada wanita klimakterium di
Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Panggung. Selaparang. 2023. 7(2); 1456-1461.

23

Anda mungkin juga menyukai