Dosen Pengampu :
Dr. K. Kasiati, SPd, S.Tr.Keb, M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
Nama Anggota Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.
Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa Program studi
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan Menopause. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb.., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
3. Dr. K. Kasiati, SPd, S.Tr.Keb, M.Kes., selaku dosen pengampu mata kuliah
Asuhan Kebidanan Menopause Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Seluruh pihak yang turut membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan
makalah tepat pada waktunya
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita,
Amin.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an
dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang
dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya,
umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun.
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia di atas 50
tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan
tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari
total penduduk. Menopause ini terjadi pada perempuan pada akhir masa siklus haid
1
2
yang terakhir, namun kepastiannya apabila perempuan sudah tidak lagi mengalami
siklus haid selama paling kurang 12 bulan. Karena itu masa menopause ini mulai
terjadi pada rata-rata umur 50 tahun, tetapi bisa juga terjadi secara normal pada
wanita yang berusia diatas atau dibawah usia 50 tahun (Di & Jelantik, 2021).
Wanita pada usia 40 sampai 50 tahun mengalami masa peralihan dari siklus
haid yang rutin setiap bulan ke masa menopause dimana, terjadi perubahan-
perubahan fisik dan juga kejiwaan pada diri seorang wanita. Pada masa menjelang
menopause, estrogen yang dihasilkan semakin turun sampai masa menopause tiba.
Sulit memang untuk menentukan batasan dan mengelompokkan gejala serta tanda-
tanda menopause secara medis dengan tepat. Misalnya, mengartikan menopause
dengan berhentinya haid, padahal menopause bukan hanya ditandai oleh
berhentinya haid, tetapi beberapa tahun sebelumnya sudah ditandai oleh keluhan-
keluhan fisik maupun psikis (Larasati, 2020).
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
BAB 3 Penutup
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menopause
Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata ‘men’ yang
artinya bulan dan kata ‘peuseis’ yang artinya penghentian sementara. Secara
linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya
haid. Menopause merupakan tahap dalam kehidupan wanita ketika menstruasi
berhenti, dengan demikian tahun – tahun melahirkan anak juga berhenti. Wanita
dikatakan telah menopause jika sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan
sejak menstruasi terakhir yang disebabkan oleh penurunan fungsi ovarium
(Suryoprajogo, 2019). Untuk lebih memastikan akan dilakukan pemeriksaan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan hormon estrogen. Seorang wanita
dikatakan mengalami menopause apabila kadar FSH meningkat, sedangkan kadar
estrogennya rendah. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan Tyroid Stimulating
Hormone (TSH) dan hormon tiroid. Pemeriksaan ini untuk memastikan penderita
tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid yang bisa
menimbulkan gejala serupa dengan menopause (Jalilah & Prapitasari, 2020).
2.2 Penyebab Menopause
Menurut Baziad (2003) dalam Lubis (2016), oogenesis pada wanita akan
berakhir pada saat fetus berusia 5 bulan dan yang tinggal hanya tujuh juta oosit.
Mulai usia lima bulan sampai saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial
folikel hingga menyisakan 500.000 sampai 1.000.000 dan dalam perjalanan waktu
akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia pada setiap
wanita berbeda - beda. Sebagian wanita pada usia 35 tahun memiliki sebanyak
100.000 folikel, sedangkan wanita lainnya pada usia yang sama hanya memiliki
10.000 folikel. Berkurangnya jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri
yang mana seperti sel tubuh yang lain oosit yang terkandung dalam folikel
primordial juga dipengaruhi oleh stress biologik, kerusakan DNA yang permanen
dan bertumpuknya bahan kimia akibat proses metabolisme tubuh.
Husniawati (2010) dalam Suparni & Astutik (2016), menjelaskan bahwa
pada tiap siklus haid, 20 – 30 folikel primordial dalam proses perkembangan dan
4
5
urine, perubahan pola aliran urine, serta mudah terjadi infeksi pada saluran kemih
bagian bawah (Widjayanti, 2018).
4) Hilangnya jaringan penunjang
Kadar estrogen yang rendah juga berpengaruh pada kolagen yang
merupakan bagian dari jaringan penunjang. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit
kering dan keriput, rambut rontok, gigi mudah goyang, gusi berdarah, sariawan,
kuku rusak, dan rasa nyeri pada persendian.
5) Penambahan berat badan
Sebanyak 29% wanita pada masa menopause mengalami kenaikan berat
badan dan 20% diantaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal ini
disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar
metabolisme lemak. Selain itu juga disebabkan oleh kurangnya aktivitas wanita
pada usia menopause.
6) Gangguan pada tulang dan persendian
Hormon estrogen sangat berperan dalam mempertahankan keseimbangan
kerja osteoblast (pembentukan tulang) dan osteoklast (penyerapan tulang).
Estrogen akan berikatan dengan reseptor estrogen pada osteoblast yang secara
langsung memodulasi aktivitas osteoblastik dan secara tidak langsung mengatur
pembentukan osteoklast yang bertujuan menghambat resorpsi tulang sehingga
apabila kadar estrogen turun maka tidak ada yang menghambat resorpsi tulang yang
mengakibatkan gangguan pada proses tulang tersebut yang kemudian menyebabkan
pengeroposan tulang sehingga timbul rasa tidak nyaman pada tulang dan persendian
(Widjayanti, 2018).
7) Penyakit
Perubahan hormonal masa menopase akan menyebabkan wanita menopause
lebih rentan terserang kanker dan penyakit degeneratif seperti diabetes serta
penyakit jantung. Faktor genetik dan gaya hidup juga berpengaruh. Hipertensi atau
demensia tipe alzheimer juga ditemukan pada masa menopause yang mana
penurunan kadar hormon seks steroid menyebabkan perubahan neuroendokrin
sistem susunan saraf pusat maupum biokimiawi otak. Di kondisi ini, terjadi proses
degeneratif sel neuro di hampir semua bagian otak yang berkaitan dengan fungsi
9
ingatan yang mana hal ini menyebabkan sulit berkonsentrasi dan hilangnya fungsi
memori jangka pendek.
b. Keluhan Psikologis
Menurut Nurlina (2021), keluhan psikologia pada masa
menopause adalah sebagai berikut:
1) Kecemasan
Penelitian oleh Joyce (2018) dalam Hekhmawati (2016), mengatakan
sebanyak 51% wanita menopause mengalami kecemasan yang disebabkan oleh
perubahan fisik masa menopause yang menimbulkan perasaan tidak berharga yang
memicu kekhawatiran akan kemungkinan orang yang dicintai akan berpaling dan
meninggalkannya.
2) Kelelahan mental
Kelelahan mental berupa lebih mudah marah atau tersinggung dan
perubahan suasana hati yang begitu cepat. Biasanya hal ini tidak disadari oleh
wanita dan tidak jarang orang di sekitarnya dibuat bingung. Maka dari itu
diperlukan pendekatan khusus seperti mengobrol ringan dengan sahabat atau siapa
saja yang pernah mengalami hal yang sama sehingga dapat menjadi dukungan
emosi.
3) Kurang tidur (insomnia)
Penelitian oleh Tao (2018) dalam Hekhmawati (2018), menemukan
sebanyak 42,2% wanita menopause mengalami gangguan tidur. Insomnia pada
masa menopause biasanya disebabkan oleh hot flashes yang menimbulkan rasa
panas, wajah memerah, serta keringat di malam hari yang menjadikan tidur terasa
tidak nyaman.
4) Daya ingat menurun
Penelitian oleh Chou (2018) dalam Hekhmawati (2019), mengatakan
sebagian wanita menopause (48%) mengalami penurunan daya ingat sehingga
sesuatu yang harus diingat harus di ulang – ulang terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dalam sistem saraf pusat yang mana
estrogen mempengaruhi fungsi kognitif yang artinya berpengaruh terhadap fungsi
otak. Selain itu, kemampuan berpikir juga mengalami penurunan.
10
5) Depresi
Pada masa menopause wanita dapat mengalami perasaan tertekan, terpuruk,
dan merasa hidupnya tidak berguna lagi. Di masa menopause, anak – anaknya
sudah tumbuh dewasa dan biasanya sibuk dengan urusan masing – masing. Di saat
inilah wanita benar – benar kehilangan perannya. Gejala depresi meliputi lelah terus
menerus, murung, sedih, sulit tidur pulas terutama menjelang dini hari, sulit
membuat keputusan, dan dorongan untuk menangis.
pada wanita adalah menopause dan hal ini secara langsung berkaitan dengan
penurunan kadar estrogen yang terjadi pada saat menopause. Hormon
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membantu mengontrol regenerasi
tulang. Pada masa menopause, produksi hormon estrogen menurun
sehingga menyebabkan tulang menjadi mudah keropos.
b. Penyakit Kardiovaskuler
Risiko wanita terkena penyakit kardiovaskuler mulai meningkat secara
signifikan setelah mengalami menopause. Hal ini dikarenakan penurunan
kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang
mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung tidak bergerak
dengan baik. Selain itu terjadi peningkatan kadar LDL (kolesterol jahat)
sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
c. Penyakit Kanker
Pada usia menopause, risiko terkena kanker menjadi meningkat. Hal ini
disebabkan turunnya beberapa fungsi organ tubuh dan beberapa hormon
lainnya sehingga menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit kanker
payudara, kanker serviks, maupun kanker endometrium.
d. Obesitas
Menopause sering kali dijadikan sebagai penyebab peningkatan berat
badan, hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk
membakar energi akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik pada
umumnya. Setelah menopause kelebihan lemak akan disimpan di sekitar
panggul dan paha yang menyebabkan bentuk butuh wanita seperti buah
apel.
e. Asam Urat
Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur protein
(zat purin), yang kestabilan kadar dan pembuangan sisanya melalui air seni
diatur oleh ginjal. Penyakit asam urat yang dikenal dengan penyakit gout
terjadi karena penimbunan kristal monosodium urat dalam tubu sehingga
menyebabkan nyeri sendi, benjolan-benjolan pada bagian tubuh tertentu,
dan gangguan pada saluran kemih.
f. Kencing Manis (Diabetes Melitus)
14
3.1 Kesimpulan
Menopause merupakan tahap dalam kehidupan wanita ketika menstruasi
berhenti, dengan demikian tahun – tahun melahirkan anak juga berhenti. Wanita
dikatakan telah menopause jika sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan
sejak menstruasi terakhir yang disebabkan oleh penurunan fungsi ovarium
(Suryoprajogo, 2019). Wanita menopause mengalami depresi karena merasa
tertekan dimana kehilangan seluruh perannya sebagai wanita, kehilangan
kesempatan untuk memiliki anak, kehilangan daya tarik dan mereka merasa belum
siap menerima keadaan yang dialaminya, bahkan tidak mengerti dengan perubahan
pada dirinya. Gejala depresi pada menopause meliputi gejala fisik dan psikis.
Penanggulangan yang dilakukan adalah pengobatan , konseling dan terapi hormon.
Untuk lebih memastikan akan dilakukan pemeriksaan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan hormon estrogen. Seorang wanita dikatakan mengalami
menopause apabila kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogennya rendah.
Selain itu dilakukan juga pemeriksaan Tyroid Stimulating Hormone (TSH) dan
hormon tiroid.
3.2 Saran
1. Institusi kebidanan
Bagi institusi pendidikan terkait, diharapkan hasil makalah ini dapat
menjadi bahan atau materi pembelajaran baik kalangan mahasiswa
pendidikan sarjana maupun profesi agar dapat melaksanakan asuhan
kebidanan
2. Mahasiswa
Dapat menjadikan makalah ini sebagai pertimbangan dasar untuk
menyusun makalah selanjutnya agar lebih baik lagi kedepannya.
3. Klien
16
17
Di, M., & Jelantik, D. (2021). Education Class and Menopausal Syndrome
Counseling on Menopause. 3(November), 38–44.
Eko Saputra, Y. (2022). Gambaran Menopause dan Cara Mengatasi Menopause.
Surabaya Biomedical Journal, 1(2), 104–113.
https://doi.org/10.30649/sbj.v1i2.15
Larasati, T. (2020). Jurnal Kualitas Hidup Pada Wanita Yang Sudah Memasuki
Masa Menopause. 4(1), 88–100.
https://www.academia.edu/5964260/JURNAL_KUALITAS_HIDUP_PA
DA_WANITA_YANG_SUDAH_MEMASUKI_MASA_MENOPAUSE
Wardiyah, A., Setiawati, S., Aprina, F., & Yuliana, Y. (2019). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Menopause Terhadap Pengetahuan Ibu Premenopause
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi I Lampung Utara. Malahayati
Nursing Journal, 1(1), 12–24. https://doi.org/10.33024/manuju.v1i1.220
Suparni, I. E., & Astutik, R. Y. (2016). Menopause masalah dan penanganannya.
Yogyakarta: Deepublish
Jalilah, N.H. & Prapitasari, R. (2020). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Jawa Barat: Penerbit Adab.
18
LAMPIRAN SOAL
19
20
c. Ekonomi
d. Lama menopause
e. Pekerjaan
8. Pada masa menopause rawan terjadi kecemasan akibat perubahan fisik yang
menimbulkan perasaan tidak berharga yang memicu kekhawatiran akan
kemungkinan orang yang dicintai akan berpaling dan meninggalkannya.
Apa yang dapat terjadi jika hal ini tidak diketahui?
a. Demensia
b. Depresi
c. Insomnia
d. Alzhaeimer
e. Anemia
9. Ibu dari Ny. M yang berusia 50 tahun bertanya pada bidan mengapa kulitnya
menjadi keriput dan kering, dan juga sering mengalami rambut rontok. Apa
yang menyebabkan hal itu terjadi?
a. Kadar estrogen yang menurun berpengaru pada kolagen yang
merupakan bagian dari jaringan penunjang
b. Penurunan kadar hormone seks steroid yang berkaitan dengan fungsi
ingatan yang mana hal ini menyebabkan sulit berkonsentrasi dan
hilangnya fungsi memori jangka pendek.
c. Reseptor estrogen pada osteoblast yang secara langsung memodulasi
aktivitas osteoblastik dan secara tidak langsung mengatur pembentukan
osteoklast mengalami penurunan
d. Vasodilatasi dan peningkatan suhu tubuh yang menghasilkan keringat
serta peningkatan konduktansi kulit akibat penurunan kadar hormon
estrogen
e. Penurunan kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar
metabolisme lemak
10. Ny. Y dating ke PMB berusia 46 tahun dan sudah menopause. Beliau
bercerita bahwa ia sudah malas untuk melakukan hubungan seksual dengan
suaminya. Menurut bidan apa yang dapat dilakukan Ny. Y untuk
mengurangi keluhan tersebut?
22