Anda di halaman 1dari 9

Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN


MAKANAN PENDAMPING ASI DINI PADA USIA 0-6 BULAN

Septi Viantri Kurdaningsih


Program Studi D III Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Palembang
Email : daning23@gmail.com

Abstract

Background: Giving MP-ASI before the age of 6 months to the baby is considered too early.
Consequences that may arise if the MP-ASI is given too early it can cause coughing, choking,
allergies, and can also disrupt the baby's digestive system.
Aim: to find out the Factors Related to Early Adoption of Foods At Age 0-6 Months At
Working Area Puskesmas Kertapati Palembang 2018.
Methods: This study used a cross sectional approach. The sample in this study were mother
who have children aged 0-6 months, amounting to 54 respondents, sampling techniques
using purposive sampling. Data analysis includes univariate and bivariate using the chi-
square test.
Results: Based on statistical tests, it was found that there was a significant relationship
between maternal education variables (p=0.041), maternal knowledge (p=0,004), family
(p=0,035) with early breastfeeding.
Sugestion: health workers to provided counseling on a scheduled and in groups, so that it
touches every mother and family member who provides or does not provide MP-ASI early to
be able to provide more optimal services to mothers who have babies aged 0-6 months.

Keywords: Early breastfeeding; Education; Knowledge; Income

Abstrak

Latar Belakang: Pemberian MP-ASI sebelum usia 6 bulan kepada bayi dinilai terlalu
dini. Akibat yang mungkin timbul jika MP-ASI diberikan terlalu dini adalah bisa
menyebabkan batuk, tersedak, alergi, dan dapat juga mengganggu sistem
pencernaan bayi.
Tujuan Penelitian: diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian makanan pendamping asi dini pada usia 0-6 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Kertapati Palembang tahun 2018.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel
dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang
berjumlah 54 responden, tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive

93
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

sampling. Analisa data meliputi univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-
square.
Hasil penelitian: Berdasarkan uji statistik didapatkan hubungan yang signifikan
antara variabel pendidikan ibu (p=0,041), pengetahuan ibu (p=0,004), dan
pendapatan keluarga (p=0,035) dengan pemberian MP-ASI dini.
Saran: pada petugas kesehatan agar penyuluhan di berikan secara terjadwal dan
dalam kelompok, sehingga menyentuh setiap ibu dan anggota keluarga yang
memberikan maupun yang tidak memberikan MP-ASI dini untuk dapat
memberikan pelayanan yang lebih optimal pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-
6 bulan.

Kata kunci : MP-ASI dini; Pendidikan; Pengetahuan; Pendapatan

PENDAHULUAN usia 4-6 bulan sebanyak 14%


Pemberian makanan pendamping (Ronanisa, 2011).
air susu ibu sebelum usia 6 bulan Pemberian ASI berdasarkan Survey
kepada bayi dinilai terlalu dini. Akibat Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
yang mungkin timbul jika MP-ASI tahun 2015, menyebutkan bahwa
diberikan terlalu dini adalah bisa kurang lebih 40% bayi usia kurang dari
menyebabkan batuk, tersedak, alergi, dua bulan sudah diberi MP-ASI.
dan dapat juga mengganggu sistem Disebutkan juga bahwa bayi usia nol
pencernaan bayi (Apriadji, 2015). MP- sampai dua bulan mulai diberikan
ASI adalah makanan atau minuman makanan pendamping cair (21,25%),
yang mengandung energi dan zat gizi makanan lunak/lembek (20,1%), dan
yang diberikan kepada bayi atau anak makanan padat (13,7%). Pada bayi tiga
usia 6-24 bulan untuk memenuhi sampai lima bulan yang mulai diberi
kebutuhan gizi selain dari ASI. WHO makanan pendamping cair (60,2%),
mendefinisikan MP-ASI sebagai lumat atau lembik (66,25%), dan padat
makanan atau minuman selain ASI (45,5%)(Prasetiyono, 2012).
yang mengandung zat gizi yang di Menurut Survey Demografi
berikan kepada bayi selama periode Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 bayi
penyapihan (complementary feeding) yang mendapat makanan pendamping
yaitu pada saat makanan atau ASI usia 0-1 bulan sebesar 9,6%, pada
minuman lain di berikan bersama usia 2-3 bulan sebesar 16,7%, dan usia
pemberian ASI (Citerawati, 2016). 4-5 bulan sebesar 43,9%8. Pada tahun
World Health Organization 2014 bayi yang tidak mendapatkan ASI
mencatat jumlah ibu yang memberikan Eksklusif atau telah mendapatkan
MP-ASI pada bayi dibawah usia 6 makanan pendamping ASI (MP-ASI)
bulan sebanyak 64%, pada bayi usia secara dini sebesar 47,7% (Kemenkes
usia 2-3 bulan sebanyak 46% dan bayi RI, 2015).

94
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

Dinas Kesehatan Kota Palembang keputusan yang lebih rasional,


menunjukkan cakupan pemberian ASI umumnya terbuka untuk menerima
Eksklusif pada bayi tahun 2013 perubahan atau hal baru di
sebanyak 71,13%. Tahun 2014 cakupan bandingkan dengan individu yang
pemberian ASI Eksklusif pada bayi berpendidikan lebih rendah
mengalami peningkatan menjadi (Notoadmojo, 2010).
74,18% sedangkan bayi yang Pengetahuan yang terbatas,
mendapatkan MP-ASI secara dini merupakan beberapa faktor yang
sebanyak 25,82% (Dinkes Kota mendukung timbulnya anggapan
palembang, 2015). bahwa ASI saja tidak cukup sebagai
Cakupan kunjungan bayi di Kota makanan bayi. Akibatnya, para ibu
Palembang Tahun 2015 mencapai memberikan aneka bentuk cairan
94.5%. Cakupan terendah di sebagai makanan pendamping ASI
Kecamatan Ilir Timur II 85.81% dan sebelum bayinya mencapai umur 4
tertinggi di Kecamatan Kertapati bulan. Jadilah anjuran pemberian ASI
melebihi 100 % yaitu 118.36% (Dinkes eksklusif minimal 4 bulan masih jauh
Kota palembang, 2015). dari harapan. Sehingga apabila
Berdasarkan data studi pasangan orang tua memiliki
pendahuluan yang di dapat dari pengetahuan yang baik tentang
Puskesmas kertapati Palembang pada pentingnya pemberian ASI, maka akan
bayi usia 0-6 bulan tahun 2014 terdapat mantap untuk memberikan ASI saja
209 bayi, tahun 2015 terdapat 235 bayi sampai bayi berusia 6 bulan,
dan tahun 2016 terdapat 115 bayi. sebaliknya jika pasangan orang tua
Belum optimalnya pemberian ASI tidak memiliki pengetahuan yang
Eksklusif disebabkan oleh pemberian adekuat maka orang tua tidak
MP-ASI secara dini. Menurut mengerti tentang pentingnya
Baharudin (2014), tingkat pendidikan pemberian ASI, dapat dikatakan asal
ibu yang rendah tentang pemberian bayi mereka kenyang, sehingga MP-
ASI mengakibatkan ibu lebih sering ASI diberikan terlalu dini (Waryana,
bayinya diberi susu botol dari pada 2015).
disusui ibunya, bahkan juga sering Dalam pemberian MP-ASI
bayinya yang baru berusia 1 bulan pendapatan juga berpengaruh karena
sudah diberi pisang atau nasi lembut semakin baikpendapatan keluarga,
sebagai tambahan ASI. Pendidikan maka daya beli makanan tambahan
yang dijalani seseorang memiliki akan semakin mudah, sebaliknya
pengaruh pada peningkatan semakin buruk perekonomian
kemampuan berfikir dengan kata lain keluarga, maka daya beli akan
seseorang yang berpendidikan lebih makanan tambahan lebih sukar.
tinggi akan dapat mengambil Tingkat penghasilan keluarga

95
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

berhubungan dengan pemberian MP- HASIL PENELITIAN


ASI dini. Penurunan prevalensi Analisis Univariat
menyusui lebih cepat terjadi pada Analisis univariat terdiri dari
masyarakat golongan ekonomi distribusi Frekuensi variabel
menengah ke atas. Penghasilan pendidikan ,pengetahuan dan
keluarga yang lebih tinggi pendapatan keluarga dengan
berhubungan positif secara signifikan pemberian MP-ASI dini. Analisis
dengan pemberian susu botol pada univariat tersebut dapat dilihat dari
waktu dini dan makanan buatan tabel 1 dibawah ini.
pabrik (Rahman, 2017).
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
Dari data diatas maka peneliti tertarik berdasarkan pendidikan ,pengetahuan dan
untuk melakukan penelitian yang pendapatan keluarga dengan pemberian MP-
ASI dini
berjudul “faktor- faktor yang
No Variabel f %
berhubungan dengan pemberian MP- 1 Pemberian MP ASI Dini
ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan di - Ya 30 55,6
- Tidak 24 44,4
wilayah kerja Puskesmas Kertapati
Jumlah 54 100
Palembang.” 2 Pendidikan Ibu
- Rendah 40 74,1
METODE PENELITIAN - Tinggi 14 25,9
Jumlah 54 100
Penelitian ini menggunakan metode
3 Pengetahuan Ibu
kuantitatif dengan survey analitik, - Kurang baik 35 64,8
desain penelitian yang akan dilakukan - Baik 19 35,2
dalam penelitian ini adalah dengan Jumlah 54 100
desain cross sectional. Sampel dalam 2 Pendapatan Keluarga
- Rendah 24 44,4
penelitian ini adalah ibu yang - Tinggi 30 55,6
mempunyai anak usia 0-6 bulan yang Jumlah 54 100
berjumlah 54 responden, tehnik
pengambilan sampel menggunakan Berdasarkan Tabel 1 diatas
purposive sampling. Penelitian ini diperoleh hasil distribusi frekuensi
dilaksanakan pada bulan Januari 2018 dari 54 responden, variabel pemberian
di wilayah kerja Puskesmas Kertapati MP ASI Dini tertinggi dengan kategori
Palembang. Teknik pengumpulan data ya sebanyak 30 responden (55,6%),
dengan data primer, yaitu dengan variabel pendidikan ibu tertinggi
melakukan wawancara langsung dengan kategori rendah sebanyak 40
dengan menggunakan kuesioner. responden (74,1%), variabel
Pengolahan data yang digunakan pengetahuan ibu tertinggi dengan
teknik analisis univariat dan bivariat, kategori kurang baik sebanyak 35
dengan menggunakan uji statistik chi- responden (64,8%). dan variabel
square. pendapatan keluarga tertinggi dengan

96
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

kategori tinggi sebanyak 30 responden pendidikan tinggi dan memberikan


(55,6%). MP-ASI dini sebanyak 4 responden
(28,6%).
Analisis Bivariat Hasil uji statistik di dapatkan þ
Berdasarkan hasil penelitian pada value = 0,041. Hal ini menunjukan
analisa bivariat terdapat variable bahwa ada hubungan yang bermakna
independen pendidikan ibu, antara variabel pendidikan dengan
pengetahun ibu, pendapatan keluarga pemberian MP-ASI dini. Sehingga
dan variabel dependen pemberian MP- hipotesis yang mengatakan ada
ASI Dini ,dapat di lihat pada tabel 2. hubungan antara pendidikan dengan
pemberian MP-ASI dini terbukti secara
PEMBAHASAN statistik.
Hubungan pendidikan dengan Menurut penelitian Oktova tahun
pemberian MP ASI Dini 2017 menunjukkan ada hubungan
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan antara pendidikan ibu dengan
bahwa ibu yang mempunyai pemberian MP-ASI pada bayi usia 0- 6
pendidikan rendah dan memberikan bulan. Tingkat pendidikan ibu menjadi
MP-ASI dini sebanyak 26 responden salah satu indikator untuk mengetahui
(65%) memiliki proporsi yang lebih tingkat pengetahuan gizi bayi,
tinggi dibandingkan dengan ibu semakin tinggi tingkat pendidikan ibu

Tabel 2. Hubungan pendidikan ibu, pengetahun ibu, pendapatan keluarga


dengan pemberian MP-ASI dini
Pemberian MP ASI Dini
Variabel Total P value
Ya Tidak
Pendidikan
26 14 40
Rendah
65% 35 % 100 % 0,041
4 10 14
Tinggi
28,6% 71,4% 100 %
Pengetahuan
25 10 35 0.004
Kurang baik
71,4% 28,6% 100 %
5 14 19
Baik
26,3% 73,7% 100 %
Pendapatan
9 15 24
Rendah
37,5% 62,5% 100 % 0,035
21 9 30
Tinggi
70% 30% 100 %

97
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

maka semakin mudah bagi ibu untuk pemberian MP-ASI dini. Sehingga
memahami informasi gizi yang hipotesis yang mengatakan ada
diberikan kepada bayinya hubungan antara pengetahuan dengan
dibandingkan dengan ibu yang pemberian MP-ASI dini terbukti secara
berpendidikan rendah. statistik.
Berdasarkan teori dan penelitian Pengetahuan merupakan hasil
terkait maka peneliti berasumsi bahwa “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
tingkat pendidikan ibu mempengaruhi mengadakan penginderaan terhadap
pemahaman dalam memberikan MP- suatu objek tertentu. Penginderaan
ASI di bawah 6 bulan. Ibu yang terhadap obyek terjadi melalui panca
berpendidikan rendah di Posyandu indra manusia yakni penglihatan,
Mataram Jaya wilayah Puskesmas pendengaran, penciuman, rasa dan
Kertapati memiliki kecenderungan raba dengan sendiri. Sebagian besar
lebih tinggi untuk memberikan MP- pengetahuan manusia diperoleh
ASI dini karena kurangnya informasi melalui mata dan telinga
gizi sesuai tahap perkembangan dan (Notoatmodjo ,2012).
pertumbuhan bayi menurut umur bayi Menurut penelitian yang di lakukan
dibandingkan ibu yang berpendidikan oleh Oktova (2017) menunjukkan
tinggi. bahwa semakin baik pengetahuan
Ibu yang memiliki pendidikan seseorang maka akan semakin tahu
tinggi dmengatakan bahwa pemberian waktu yang tepat memebrikan MP ASi
MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan yaitu diatas usia 6 bulan sehinggan
dapat menyebabkan terjadinya diare. seecara langsung akan memberikan
ASI ekslusif kepada bayinya.
Hubungan pengetahuan dengan Pengetahuan juga akan menentukan
pemberian MP ASI Dini perilaku seseorang, ibu yang memiliki
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan pengetahuan luas tentu akan berfikir
bahwa ibu yang memiliki pengetahuan dan akan memperhatikan akibat yang
kurang baik dan memberikan MP-ASI timbul jika ibu itu bertindak
dini sebanyak 25 responden (71,4%) sembarangan dalam menjaga
memiliki proporsi yang lebih tinggi kesehatan bayinya terutama dalam
dibandingkan dengan ibu yang pemberian MP-ASI terlalu dini.
memiliki Pengetahuan baik dan Berdasarkan teori dan penelitian
memberikan MP-ASI dini sebanyak 5 terkait maka peneliti berasumsi bahwa
responden (26,3%). ibu yang berpengetahuan rendah di
Hasil uji statistik di dapatkan hasil þ Posyandu Mataram Jaya wilayah
value = 0,004. Hal ini menunjukkan Puskesmas Kertapati memiliki
bahwa ada hubungan bermakna kecenderungan lebih tinggi untuk
antara variabel Pengetahuan dengan memberikan MP-ASI dini karena tidak

98
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

mengetahuinya dibandingkan ibu tambahan akan semakin mudah,


yang berpengetahuan tinggi. sebaliknya semakin buruk
Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi perekonomian keluarga, maka daya
di Posyandu Mataram Jaya wilayah beli akan makanan tambahan lebih
kerja Puskesmas Kertapati Palembang sukar. Tingkat penghasilan
lebih mengetahui bahwa MP-ASI keluarga berhubungan dengan
terlalu dini dapat menimbulkan pemberian MP-ASI dini. Penurunan
berbagai penyakit untuk bayinya dan prevalensi menyusui lebih cepat
pengetahuan itu banyak di dapatkan terjadi pada masyarakat golongan
dari media-media seperti majalah, ekonomi menengah ke atas.
televisi ataupun koran. Ibu yang Penghasilan keluarga yang lebih tinggi
berpengetahuan tinggi juga mendapat berhubungan positif secara signifikan
informasi dari bidan daerah setempat dengan pemberian susu botol pada
dan lebih memilih mendengarkan apa waktu dini dan makanan buatan
yang di sarankan bidan untuk pabrik (Rahma, 2016).
kesehatan bayinya. Menurut penelitian yang di lakukan
Afriyani tahun 2016 menunjukkan ada
Hubungan pendapatan dengan hubungan antara pendapatan keluarga
pemberian MP ASI Dini dengan pemberian MP-ASI pada bayi
Berdasarkan tabel 2, ibu yang usia 0-6 bulan di BPM Nurtila
memiliki pendapatan tinggi dan Palembang tahun 2016.
memberikan MP-ASI dini sebanyak 21 Berdasarkan teori dan penelitian
responden (70%) memiliki proporsi terkait maka peneliti berasumsi bahwa
lebih tinggi dibanding dengan ibu yang ibu yang memiliki keluarga
memiliki Pendapatan rendah dan berpendapatan tinggi memiliki
memberikan MP-ASI dini sebanyak 9 kecenderungan lebih tinggi untuk
responden (37,5%). memberikan MP-ASI dini karena ibu
Hasil uji statistik di dapatkan hasil yang memiliki keluarga
þ value = 0,035. Hal ini menunjukkan berpendapatan tinggi memiliki daya
bahwa ada hubungan bermakna beli makanan lebih baik di bandingkan
antara variabel Pendapatan dengan dengan keluarga yang berpendapatan
pemberian MP-ASI dini. Sehingga rendah.
hipotesis yang mengatakan ada Ibu yang mempunyai keluarga yang
hubungan antara pendapatan dengan berpendapatan rendah lebih memilih
pemberian MP-ASI dini terbukti secara memberikan ASI saja dibanding harus
statistik. membeli lagi makanan yang akan
Pendapatan juga berpengaruh diberikan kepada bayinya, dengan cara
karena semakin baik pendapatan itu ibu dapat meminimalkan biaya
keluarga, maka daya beli makanan sehari-hari keluarganya.

99
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

SIMPULAN DAN SARAN berhubungan Dengan Pemberian MP


Simpulan ASI Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM
1. Sebagian responden memberikan Nurtila Palembang. Jurnal Kesehatan
MP ASI Dini sebesar 55,36%. 7.2: 260-265
2. Sebagian responden memiliki Apriadji, Wied 2015. Variasi Makanan
pendidikan rendah sebesar 74,1%. Sehat Bayi. Jakarta: Puspa Swara.
3. Sebagian responden memiliki Baharudin. 2014. Hubungan Tingkat
pengetahuan kurang baik sebesar Pendidikan Ibu Terhadap Pemberian
64,8%. MP ASI Pada Bayi Di Puskesmas
4. Sebagian responden memiliki Uteun Pulo Kecamatan Seuangan
pendapatan keluarga tinggi sebesar Timur Kabupaten Nagan Raya. Jurnal
55,6%. Keperawatan Poltekes Aceh
5. Ada hubungan antara pemberian Citerawati, 2016. Makanan pendamping
MP ASI Dini dengan pendidikan (p- Asi (MP-ASI).Jakarta.Nuha Medika
value = 0,041). Dinas Kesehatan Kota Palembang.
6. Ada hubungan antara pemberian 2015. Profil Dinkes Kota Palembang
MP ASI Dini dengan pengetahuan tentang Data Makanan Pendamping
(p-value = 0,004). ASI (MP-ASI). Palembang
7. Ada hubungan antara pemberian Kemenkes RI. 2015. Data dan Informasi
MP ASI Dini dengan pendapatan (p- Tahun 2014.
value = 0,035). http://www.kemenkes.go.id.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Saran Metodologi Penelitian Kesehatan.
Diharapakan petugas kesehatan Jakarta: PT.Rineka Cipta
dapat memberikan penyuluhan secara Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.
terjadwal, sehingga dapat membuat Metodologi Penelitian Kesehatan.
setiap ibu dan anggota keluarga yang Jakarta: PT.Rineka Cipta.
memberikan maupun yang tidak Oktova, Rafika. 2017. Determinan Yang
memberikan MP-ASI dini untuk Berhubungan Dengan Pemberian MP
memberikan pelayanan yang lebih ASI Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan.
optimal pada bayi usia 0-6 bulan. Jurnal Kesehatan 8.1 : 84-90
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya Prasetiyono, Dwi Sunar. 2012. ASI
dapat meneliti tentang MP ASI Dini Ekslusif. Yogyakarta: Diva Press.
dengan variabel lainnnya dengan Rahman. 2017. Pengetahuan, Sikap, dan
metode yang berbeda dan jumlah Praktik Pemberian ASI Ekslusif Di
sampel yang lebih besar. Wilayah Puskesmas Jumpandang Baru
Kecamatan Tallo Kota Makasar.
REFERENSI Ronanisa, Fetty. 2011. Gambaran
Afriyani, R., Halisa S., dan Rolina H. Pengetahuan Ibu Tentang Dampak
2016. Faktor-Faktor Yang berhubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI

100
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2 (2): 93-101

Pada Bayi dibawah Usia 6 Bulan di


kelurahan Tlogosari Wetan Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang Tahun
2011. Diakses dari
(http://digilib.unimus.ac.id)
Waryana. 2015. Gizi Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaa Rihana.

101

Anda mungkin juga menyukai