DISUSUN OLEH:
CHEEQA MARDEVI SEPTIA
TINGKAT 1B
224210569
DOSEN PEMBIMBING:
FITRINA BACHTAR, SST, M.Keb
Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang askeb ibu
bersalin dan juga penulis berterima kasih kepada Ibu selaku fitrina bachtar, SST,M.Keb dosen
mata kuliah Askeb yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
yang membangun guna memperbaiki makalah yang akan penulis buat di masa mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pembaca maupun penulis. Dan juga
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya
penulis mohon maaf sebesar-besarnya jika ada keselahan dalam penyusunan kata. Tak ada
yang yang sempurna di dunia ini terkecuali sang Maha Pencipta.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................1
1.3. TUJUAN.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1. PENGERTIAN PERSALINAN.............................................................................2
2.2. SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN....................................................2
2.3. MEKANISME TAHAPAN PERSALINAN..........................................................3
2.4. TANDA-TANDA PERSALINAN.........................................................................14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................15
3.1. KESIMPULAN......................................................................................................15
3.2. SARAN..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 synclitismus ...................................................................................................4
Gambar 1.2 Asynclitismus Anterior .................................................................................4
Gambar 1.3 Asynclitismus Posterior.................................................................................5
Gambar 1.4 Kepala Fleksi..................................................................................................6
Gambar 1.5 Putaran paksi dalam.......................................................................................7
Gambar 1.6 gerakan kepala janin pada defleksi dan putaran paksi luar............................8
Gambar 1.7 kelahiran bahu depan kemudian bahu belakang.............................................10
Gambar 1.8 pelepasan plasenta..........................................................................................11
Gambar 1.9 Robekan perineum.........................................................................................13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pergertian persalinan
2. Mengetahui sebab-sebab persalinan
3. Mengetahui mekanisme persalinan
4. Mengetahui tanda-tanda persalinan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Mekanisme Persalinan
a) Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan sedangkan pada
multigravida dapat terjadi pada awal persalinan. engagement adalah peristiwa ketika
diameter biparetal (Jarak antara dua paretal) melewati pintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang atau oblik di dalam jalan lahir dan sedikit fleksi. Masuknya kepala
akan mengalami ksulitan bila saat masuk ke dalam panggu dengan sutura sgaitalis dalam
antero posterior. Jika kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini
disebut sinklitismus.
Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan dimana sutura
sgaitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut asinklitismus.
3
a. Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi pada bulan
terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya terjadi pada permulaan
persalinan.
b. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang
menyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila dalam palpasi didapatkan
punggung kiri maka sutura sagitalis akan teraba melintang kekiri/ posisi jam 3
atau sebaliknya apabila punggung kanan maka sutura sagitalis melintang ke
kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam posisi fleksi ringan.
c. Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka masuknya
kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang terkecil dari PAP
d. Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu tepat di antara
symphysis dan promontorium, maka dikatakan dalam posisi ”synclitismus” pada
posisi synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya.
e. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke belakang
mendekati promontorium, maka yang kita hadapi adalah posisi ”asynclitismus”
f. Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati symphisis dan os
parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan.
g. Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang
h. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus posterior
ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang disebut dengan
engagement.
A B
4
2. Majunya Kepala janin
a. Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga
panggul dan biasanya baru mulai pada kala II
b. Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul
terjadi bersamaan.
c. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu: fleksi,
putaran paksi dalam, dan ekstensi
d. Majunya kepala disebabkan karena:
1) Tekanan cairan intrauterin
2) Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong
3) Kekuatan mengejan
4) Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk rahim
3. Fleksi
a. Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil
yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5 cm) menggantikan
suboccipito frontalis (11 cm)
b. Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan
dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau dasar panggul
c. Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi karena momement
yang menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment yang menimbulkan
defleksi
d. Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal.
Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke
bawah depan
e. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang
disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi yang disebut
sebagai putaran paksi dalam
5
Gambar 1.4 Kepala Fleksi
6
Gambar 1.5 putaran paksi dalam
5. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
b. Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul UUK
berada di bawah simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion kepala
mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
c. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin makin tampak.
Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.
d. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-turut tampak
bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
e. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran
paksi luar
7
6. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul
b. Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan
menembusnya
c. Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu satu mendesak ke bawah dan satunya lagi
menolak ke atas karena adanya tahanan dasar panggul
d. Setelah subocciput tertahan di pinggir bawah symphysis, maka yang dapat maju
adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput
Gambar 1.6 gerakan kepala janin pada defleksi dan putaran paksi luar
2.3.1. Kala I (Pembukaan Jalan Lahir)
8
Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang dari satu
jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks
jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Rata-rata durasi total kala I persalinan
pada primigravida berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida ialah 0,1
sampai 14,3 jam (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Ibu akan dipertahankan
kekuatan moral dan emosinya karena persalinan masih jauh sehingga ibu dapat
mengumpulkan kekuatan (Manuaba, 2006).
Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
1) Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai timbulnya
kontraksi uterus yang teratur yang menghasilkan perubahan serviks.
2) Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
a. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam,
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian akan tetapi terjadi dalam waktu yang lebih pendek (Wiknjosastro dkk,
2005).
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi lebih
kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah masuk di
ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan tekanan pada rektum dan hendak
buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan
dengan presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi (Wiknjosastro
dkk, 2005).
Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan batas waktu yang dianggap
normal. Batas dan lama tahap persalinan kala II berbeda-beda tergantung paritasnya. Durasi
kala II dapat lebih lama pada wanita yang mendapat blok epidural dan menyebabkan
hilangnya refleks mengedan. Pada Primigravida, waktu yang dibutuhkan dalam tahap ini
9
adalah 25-57 menit (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Rata-rata durasi kala II yaitu 50
menit (Kenneth et al, 2009)
Pada tahap ini, jika ibu merasa kesepian, sendiri, takut dan cemas, maka ibu akan mengalami
persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan jika ibu merasa percaya diri dan tenang
(Simkin, 2008).
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2.
2.3.3. Kala III (kala uri)
A. Pengertian
1. Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban
2. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
3. Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
4. Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk
kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan .Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah
terlepas dari Segmen Bawah Rahim
10
c. Tali pusat memanjang
d. Semburan darah tiba tiba
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika ada maka
tunggu sampai bayi kedua lahir
2. Menilai apakah bayi beru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak rawat bayi segera
A. Pengertian
1. Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
2. Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
3. Masa 1 jam setelah plasenta lahir
4. Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada
jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih
sering
5. Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini Ø Observasi
yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400500cc.
B. Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Otot-otot
uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan
terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.
C. Tujuh langkah pemantauan yang dilakukan kala IV
1. Kontraksi rahim
Kontraksi dapat diketahui dengan palpasi. Setelah plasenta lahir dilakukan pemijatan
uterus untuk merangsang uterus berkontraksi. Dalam evaluasi uterus yang perlu
dilakukan adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi uterus. Kontraksi uterus
yang normal adalah pada perabaan fundus uteri akan teraba keras. Jika tidak terjadi
kontraksi dalam waktu 15 menit setelah dilakukan pemijatan uterus akan terjadi atonia
uteri.
2. Perdarahan
Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa
3. Kandung kencing
12
Kandung kencing: harus kosong, kalau penuh ibu diminta untuk kencing dan kalau
tidak bisa lakukan kateterisasi. Kandung kemih yang penuh mendorong uterus keatas
dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.
b. Derajat II
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum dan otot perineum.
Pada derajat II dilakukan penjahitan dengan teknik jelujur
c. Derajat III
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum, otot perineum dan
otot spingter ani external
d. Derajat IV
Derajat III ditambah dinding rectum anterior
e. Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi ini memerlukan
teknik dan prosedur khusus
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan
sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin
pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
14
b) Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini
terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau
pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan
tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil,
malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian
persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, serta berlangsung dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Sebab-sebab mulainya persalinan berdasarkan teori adalah adanya penurunan kadar
progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin.
Meknisme persalinan Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
serviks mencapai pembukaan lengkap (10 cm), kala II dimulai ketika pembukaan lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan pengeluaran lahirnya bayi. Kala III dan IV persalinan
disebut juga kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala III dan IV persalinan
merupakan kelanjutan dari kala I (kala pembukaan) dan kala II (kala pengeluaran bayi).
Tindakan untuk mencegah perdarahan pasca persalinan, deteksi awal penyulit,
penatalaksanaan penyulit dan rujukan yang sesuai.
Tanda-tanda persalinan itu terdiri dari tanda persalinan sudah dekat (adanya
lightening dan terjadinya his permulaan/his palsu) dan tanda-tanda persalinan
(penipisan dan pembukaan serviks (effacement dan dilatasi serviks), kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit),
serta keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina.
3.2. SARAN
Sebagai seorang bidan hendaklah memahami asuhan ibu bersalin, selain itu seorang
ibu saat merasakan tanda-tanda yang telah disebutkan segera menemui tenaga medis
khusus nya bidan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1 Edisi
2. Jakarta: EGC
Yulizawati, Aldina Ayunda Insani, Lusiana El Sinta B, Feni Andriani. 2019.Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Persalinan . Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
17