Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KECUKUPAN

ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDANG,


KABUPATEN SRAGEN

Hesty Winda Hapsari1 , Lestari Puji Astuti2


1,2
Prodi Kebidanan, STIKes Karya Husada Semarang
Email: tari_rozai@yahoo.co.id

Abstrak

Latar Belakang : Laktasi merupakan masa dimana terjadi perubahan payudara ibu, sehingga mampu
memproduksi ASI. Banyak ibu nifas yang pengeluaran ASInya kurang lancar. Penyebabnya antara lain karena
kurang asupan makanan yang bergizi seimbang, sehingga ibu berhenti menyusui. Pemberian ASI yang masih
rendah ini memerlukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Salah satu alternatifnya dengan
pemberian ekstrak daun papaya. Daun pepaya mengandung protein dan kalori tinggi sehingga mempengaruhi
volume ASI yang diproduksi. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun pepaya
terhadap kecukupan ASI pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Gondang, Kabupaten Sragen. Metode
Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 dengan jenis penelitian eksperimental dengan
desain penelitian static group comparassion/posttest only control group desain. Sampel penelitian diperoleh
dengan cara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel 32 responden, masing-masing 16
responden untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
kecukupan ASI adalah lembar observasi. Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dan data yang
diperoleh dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney. Hasil Penelitian : Ada
pengaruh ekstrak daun papaya terhadap kecukupan ASI (p=0,038, α=0,05). Kesimpulan : Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi layanan kebidanan dan perkembangan ilmu kebidanan dalam menggunakan
ekstrak daun papaya sebagai salah satu alternatif untuk memperlancar ASI agar pemberian ASI cukup.
Direkomendasikan untuk ibu nifas, agar mendapatkan pengeluaran ASI yang cukup, maka dapat menggunakan
alternatif mengkonsumsi ekstrak daun pepaya selama masa menyusui.

Kata Kunci : Ekstrak Daun Pepaya; Kecukupan ASI; Ibu Nifas

Extract Papaya Leafves Effect Against Postpartums Breast Milk


In Puskesmas Gondang Sragen

Abstract

Background : Lactation is a changing period of mothers breast as to produce milk. Many after birth woman are
produced less amount of breast milk than needed. The reason is due to lack of nutrition balanced. Small
breastfeeding achievement requires some effort to increase its quality and quantity, high calories and protein
papaya leaves extract is an alternative. Purpose : The purpose of this research to know the influence of extract
leaves papaya to sufficiency breastfeeding on the parturition in the work area of puskesmas gondang , sragen
regency. Method :The study is done in march 2016 with the kind of research experimental with the design
research static group comparassion / posttest only control group design. The study sample obtained by means of
sampling purposive. This research using sample 32 respondents , each 16 respondents for the intervention and
control groups. An instrument used to measure sufficiency breastfeeding is sheets of observation. Data collection
is done by researchers and the data obtained were analysed in univariat and bivariat use the mann whitney.
Result : The results of the study showed is influence extract leaves papaya to sufficiency breastfeeding
(p=0,038, α=0,05). Conclusion : Research is expected to benefit services obstetrics and development of the
science of obstetrics in using extract leaves papaya as one alternative to facilitate breastfeeding that the provision
of breastfeeding enough. Suggestion for mother parturition , in order to obtain expenditure breastfeeding enough
, so can use alternative consume extract leaves pepaya during the nursing
Keywords : Adequacy of Breast milk; Papaya Leaves Extract; Postpartum

79
Pendahuluan

Masa nifas (peurpurium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Prawirohardjo, 2009). Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu perubahan
fisik, involusi uterus dan pengeluaran lokhea, perubahan psikis, laktasi/pengeluaran ASI (Air
Susu Ibu). Laktasi merupakan suatu masa dimana terjadi perubahan payudara ibu, sehingga
mampu memproduksi ASI dan merupakan suatu interaksi yag sangat kompleks antara
rangsangan mekanik, syaraf, dan berbagai macam hormon sehingga ASI dapat keluar
(Wiknjosastro, 2009). Banyak ibu nifas yang pengeluaran ASI-nya kurang lancar dikarenakan
kurangnya asupan makanan yang bergizi, pengetahuan yang kurang, ekonomi keluarga, dan
psikologis ibu ketika memberikan ASI kepada bayinya. Pemberian ASI eksklusif berdampak
besar terhadap penurunan angka kematian bayi.
Menurut (SDKI) Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 hanya 27% bayi umur
4-5 bulan yang mendapat ASI eksklusif. Jumlah ini mengalami penurunan 14% jika
dibandingkan dengan laporan SDKI 2007 bahwa terdapat 41% bayi usia dibawah 4 bulan
yang mendapat ASI eksklusif. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2014),
cakupan ASI pada tahun ini sebesar 60,66%. Sedangkan cakupan ASI eksklusif Kabupaten
Sragen tahun 2014 meningkat 1% dari tahun sebelumnya, yakni sejumlah 62,2%. Pemberian
ASI yang masih rendah ini memerlukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
ASI.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Gondang , cakupan ASI Eksklusif
tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar 10,21%, hal ini terjadi karena kurangnya
kesadaran ibu, ibu bekerja, ASI tidak cukup, ASI tidak lancar, dan SDM rendah. Dari hasil
wawancara 12 ibu nifas yang ASI nya tidak cukup ,terdapat 5 ibu (41,66%) untuk
memperbanyak ASI maka ibu minum jamu gepyokan (uyup-uyup) , 4 ibu (33,33%) minum
jamu daun papaya, 2 ibu (16,66%) minum supplement pelancar ASI dan 1 ibu (8,33%) tidak
mengkonsumsi apapun.

Tinjauan Teoritis

A. ASI (Air Susu Ibu)


1. Pengertian
ASI (Air Susu Ibu) adalah larutan biologis yang dinamis dan kompleks yang
mengandung lebih dari 200 unsur pokok bio-aktif meliputi agen immunoprotective,

80
enzim, hormone, vitamin dan faktor nutrisi esensial lain yang seimbang untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI dapat berubah komposisinya selama
pemberian dari hari ke hari yang disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi
(Naylor dan Ruth, 2014).
2. Tanda kecukupan ASI
Menurut Saifuddin dkk (2006) tanda kecukupan ASI yaitu:
a. Bayi kencing minimal 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning
muda.
b. Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”
c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang
selalu tidur bukan pertanda baik.
d. Bayi minimal menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
e. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
f. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu.
g. Bayi bertambah berat badannya.
B. Nifas
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa yang dimulai sejak 1jam setelah plasenta lahir hingga
6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode pascasalin adalah masa peralihan yang kritis
bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional, dan social (Hadijono,
2011).
2. Kebutuhan dasar ibu nifas
Ibu nifas memerlukan diet untuk mencegah infeksi, mencegah susah buang air
besar, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, meningkatkan kualitas dan kuantitas air
susu, dan untuk memulai pemberian ASI eksklusif (bahiyatun, 2009). Kebutuhan gizi
ibu menyusui yaitu:
a. Makanan dengan diet seimbang antara jumlah dan mutunya (Bahiyatun, 2009).
b. Minum minimal 2-3liter/hari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah untuk
melancarkan metabolism tubuh (Dewi dan Tri, 2011).
c. Energi banyak dibutuhkan untuk menyusui. Ibu menyusui memerlukan tmbhan
enegi sebanyak 500 setiap harinya dari kebutuhan normal. Selain itu ibu
membutuhkan tambahan karbohidrat untuk menggantikan glukosa yang digunakan
untuk membuat laktosa yang terkandung dalam ASI (Ria Riksani, 2012).

81
d. Kebutuhan protein selama menyusui akan meningkat karena protein digunakan
dalam produksi ASI. Jumlah protein yang dianjurkan adalah 25 gram pada 6 bulan
pertama. Jika jumlah energi dan protein yang dikonsumsi ibu tidak mencukupi,
maka akan sangat mempengaruhi volume ASI yang diproduksi tetapi tidak
mempengaruhi kualitasnya (Ria Riksani, 2012).
e. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 IU yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas
ASI, meningkatkan imunitas dan kelangsungan hidup (Suherni dkk, 2010).
f. Mengkonsumsi tablet zat besi selama 40 hari postpartum (Nugroho dkk, 2014).
C. Daun Pepaya
1. Pengertian ekstrak daun pepaya
Menurut Farmakope Indonesia (2000, dalam Departemen Kesehatan RI, 2010)
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian
besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh
perkolat biasanya dipekatkan secara cestilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan
sesedikit mungkin terkena panas (Departemen Kesehatan RI, 2010).
2. Kandungan
Setiap kapsul mengandung ekstrak Caricae Folium (daun pepaya) 200 mg,
setara dengan 1,2 gram daun pepaya kering. Daun papaya juga mengandung
vitamin A 1850 SI, B1 0,15 mg, C 140 mg, kalori 79 kalori, protein 8,0 gram,
lemak 2 gram, zat besi 0,8 gram, hidrat arang 11,9 gram kalsium 353 mg, air 75,4
gram, beragam alkaloid dan enzim, serta RIP (ribosome inactivating protein).
3. Manfaat
a. Membantu meningkatkan nafsu makan
b. Membantu mengatasi demam, demam berdarah, malaria, dan chikungunya.
c. Memperlancar ASI
d. Pengobatan batu ginjal
e. Pengobatan hipertensi
f. Gangguan saluran kencing
g. Haid berlebihan
h. Diare

82
D. Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap kecukupan ASI

Daun pepaya yang merupakan bahan baku ini mengandung protein dan kalori
tinggi sehingga mempengaruhi volume ASI yang diproduksi. Untuk menghasilkan ASI
dalam jumlah yang mencukupi, ibu memerlukan tambahan energi sebanyak 500 kalori
setiap hari. Jumlah protein yang dianjurkan adalah 25 gram pada 6 bulan pertama dan 18
gram pada 6 bulan berikutnya. Jika jumlah energi dan protein yang dikonsumsi ibu tidak
mencukupi, maka akan sangat mempengaruhi volume ASI yang diproduksi tetapi tidak
mempengaruhi kualitasnya (Ria Riksani, 2012). Ekstrak daun pepaya mengandung
saponin, alkaloid,mineral,vitamin dan enzim papain. Getah daun pepaya yang
mengandung enzin papain ini memiliki efek yang sama dengan oksitosin. Hormone
prolaktin dan oksitosin berperan dalam peningkatan produksi ASI.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian static group
comparassion/posttest only control group desain. Populasi adalah ibu nifas fisiologi hari ke-1
hingga hari ke-7 di Wilayah Kerja Puskesmas Gondang pada bulan Maret 2016. Sampel
sebanyak 32 responden ibu nifas yang memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu nifas hari ke-1
hingga hari ke 7 yang bersedia menjadi responden, memberikan ASI pada bayi selama
penelitian berlangsung, hanya mendapat intervensi ekstrak daun pepaya saja selama penelitian
berlangsung, ibu yang sedang dalam masa cuti kerja atau hanya beraktivitas rutin sebagai ibu
rumah tangga, melahirkan dengan umur kehamilan aterm dan berat badan lahir bayi normal.
Adapun kriteria eksklusi adalah ibu yang mengalami komplikasi nifas selama penelitian, ibu
dalam masa cuti atau ibu rumah tangga yang memerah ASI, ibu yang umur kehamilannya
aterm dan berat lahir bayi normal, tetapi ketika penelitian berlangsung bayi sakit. Terdapat
kelompok control dan kelompok intervensi (kelompok yang diberikan ekstrak daun papaya).
Pengumpulan data dengan mengajukan surat permohonan kepada institusi pendidikan
sebagai syarat penelitian. Mengajukan surat untuk Kesbangpol, Bappeda, Dinas Kesehatan
Kabupaten sragen dan Puskesmas Gondang. Kemudian peneliti melakukan pengumpulan data
sekunder dari arsip Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dan Puskesmas Gondang, data primer
dari lembar observasi. Peneliti mencari data ibu hamil HPL bulan Maret 2016, kemudian
melakukan door to door dan senam ibu hamil untuk melakukan pengambilan data penelitian.
Responden kelompok kontrol akan diobservasi setelah 7 hari melahirkan, sedangakn

83
responden intervensi diobservasi setelah 7 hari mengkonsumsi ekstrak daun papaya yang
dikonsumsi 3 kali sehari. Analisa bivariat, sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji
normalitas dengan Shapiro Wilk. Uji Mann Whitney Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai p
=0,038, <a (0,05) digunakan untuk melihat pengaruh ekstrak daun papaya terhadap
kecukupan ASI. Penelitian ini di lakukan pada bulan Maret 2016.

Hasil Penelitian

Mayoritas responden pada kelompok kontrol dalam kategori ASI tidak cukup,
sedangkan pada kelompok intervensi mayoritas responden dalam kategori ASI cukup.
Analisis kecukupan ASI pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan Uji Mann
Whitney didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai p =0,038. Nilai p=0,038 <a
(0,05), berarti ada pengaruh pemberian ekstrak daun papaya terhadap kecukupan ASI.
Tabel 1. pengaruh pemberian ekstrak daun papaya terhadap kecukupan ASI.
Kelompok P
Kecukupan Kontrol Intervensi Jumlah Value
ASI N % N %
Cukup 6 37,5% 11 68,8% 17
Tidak cukup 10 62,5% 5 31,2% 15 0,038
Jumlah 16 100% 16 100% 32

Pembahasan

Kelompok kontrol adalah kelompok responden yang tidak diberikan ekstrak daun
pepaya, sedangakan kelompok intervensi adalah kelompok responden yang diberikan
perlakuan ekstrak daun pepaya. Pemberian ekstrak daun pepaya pada ibu menyusui akan
meningkatkan produksi ASI. Menurut Lollivier (2006), ekstrak daun pepaya mengandung
saponin, alkaloid, mineral, vitamin dan enzim papain. Getah daun pepaya yang mengandung
enzim papain ini memiliki efek yang sama dengan oksitosin. Hormon oksitosin dan prolaktin
berperan dalam peningkatan produksi ASI. Prolaktin berperan dalam sintesis air susu,
sedangkan aktivitas oksitosin pada kelenjar mammae menimbulkan kontraksi sel-sel
mioepitel, sehingga air susu akan terdorong menuju saluran susu. Pemberian ekstrak daun
papaya yang mengandung alkaloid, dan saponin dapat meningkatkan kadar prolaktin. Hal ini
disebabkan ekstrak bekerja sebagai dopamine antagonis. Peningkatan kadar prolaktin dapat
berperan merangsang laktasi.

84
Kelenjar mammae terdiri atas banyak lobus, tiap lobus terbagi menjadi lobulus, dan
tiap lobulus terdiri dari alveoli. Kontraksi sel-sel mioepitel mengakibatkan sintesis air susu
dalam alveoli akan terperas menuju duktus laktiferus dan kemudian terkumpul di ampula.
Pada masa laktasi, lumen alveoli di penuhi secret, sehingga lumen alveoli akan tampak
meregang seiring dengan meningkatnya aktivitas menyusui. Kelenjar alveoli tersusun oleh
sel-sel epitel berproliferasi tinggi, aktivitasnya mengalami peningkatan selama periode laktasi.
Hal ini akan diikuti oleh peningkatan proliferasi sel-sel epitel membentuk alveoli. Produksi
dan pengeluaran air susu melibatkan prolaktin dan oksitosin yang akan merangsang semakin
banyaknya pembentukan alveoli baru. Pada awal laktasi masih ditemukan proses
pembentukan alveoli baru yang dirangsang oleh penghisapan air susu yang baik dan
peningkatan kadar hormon prolaktin. Oksitosin juga dapat memberikan efek yang serupa
dengan mempercepat pengosongan lumen alveoli melalui kontraksi mioepitel dan
meningkatkan kecepatan sekresi protein dalan sel sekretorius yang melapisi dinding alveoili
(Lollivier, 2006).
Menurut Ria Riksani (2012), bahwa daun pepaya mengandung protein dan kalori
tinggi sehingga mempengaruhi volume ASI yang diproduksi. Untuk menghasilkan ASI dalam
jumlah yang mencukupi, ibu memerlukan tambahan energi sebanyak 500 kalori setiap hari.
Jumlah protein yang dianjurkan adalah 25 gram pada 6 bulan pertama dan 18 gram pada 6
bulan berikutnya. Jika jumlah energi dan protein yang dikonsumsi ibu tidak mencukupi, maka
akan sangat mempengaruhi volume ASI yang diproduksi tetapi tidak mempengaruhi
kualitasnya.
Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Entin (2002) yang menyatakan bahwa
pengeluaran ASI dengan mengkonsumsi minuman (ekstrak) daun pepaya akan mempercepat
kelancaran ASI sehingga bayi mendapatkan cukup ASI, karena daun pepaya digunakan untuk
menambah nafsu makan. Jika daun pepaya dikonsumsi tentunya akan mengobati rasa lapar,
tetapi selain itu dalam daun pepaya juga dapat menambah nafsu makan. Seorang ibu yang
telah melahirkan banyak mengkonsumsi daun pepaya karena untuk meningkatkan produksi
ASI. Daun pepaya sangatlah bagus dikonsumsi untuk ibu yang tengah menyusui, karena
mengandung kalium. Jika kekurangan kalium maka badan akan terasa lelah dan juga dapat
menyebabkan perubahan suasana hati menjadi depresi, sementara saat menyusui ibu harus
berfikir positif dan bahagia (Ayuni, 2012).

85
Kesimpulan

Pada kelompok kontrol terdapat 5 orang responden yang mengalami kecukupan ASI.
Pada kelompok intervensi terdapat 12 orang responden yang mengalami kecukupan ASI.
Terdapat pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap kecukupan ASI pada ibu nifas di wilayah
kerja Puskesmas Gondang, Kabupaten Sragen.

Saran

Puskesmas Gondang lebih aktif memberikan pendidikan kesehatan terutama kepada ibu
nifas tentang pemberian ASI dan manfaat daun pepaya yang dapat melancarkan ASI sehingga
bayi mendapatkan ASI cukup, penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang ada
hubungannya dengan pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap kecukupan ASI

Daftar Referensi

Atabik A., 2013. Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan.Skripsi. Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negri Semarang.
Bahiyatun., 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta: EGC.
Dewi VNL., Tri S., 2011. Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas.Jakarta: Salemba Medika.
Fauziah S., 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi VI. Jakarta: EGC
Hadijono RS., 2011. Asuhan Nifas Normal.Dalam: Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi 4 Cetakan 4. Jakarta: PT Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.
Hidayat,A.A.2011.Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data.Jakarta: Salemba
Medika.
Machfoadz, I. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Bidang Kesehatan,
keperawatan, Kebidanan, Kedokteran Disertai contoh KTI, Skripsi, Tesis. Fitramaya:
Yogyakarta.
Maritalia D., 2012.Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Edisi Pertama. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nainggolan M., 2009. Pengetahuan Ibu Primigravida Mengenai Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas ASI di Puskesmas Simalingkar Medan.Skripsi.
Medan: Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera Utara.

86
Naylor AJ., Ruth AW., 2014. Lactation Management Selt-Study Modules Level 1.4th edition.
Vermont:Wellstart International. http://www.wellstart.org/Self-Study-Module.pdf.( 29
Desember 2015)
Nugroho T., Nurrezki, Desi W., Wilis.,2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb
3).Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudjiadi., 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak.Edisi 4. Jakarta: FK UI.
Rahayu YP., Asiyah N., Akhiriyanti EN., 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui.Jakarta:
Mitra WacanaMedika.
Ria Riksani., 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta Timur: Dunia Sehat
Riyanto., 2010. Aplikasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Roesli U., 2009.Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidyapp.
., 2013. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidyapp.
Saifuddin AB., Gulardi HF., Biran A., Djoko W., 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.Cetakan 11. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
., 2011. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4.Cetakan 4. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Somi MA., Mariani S., Wilhelmus HS., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Tanah Boleng AdonaraKabupaten Flores
Timur.Skripsi. Jakarta: Program Studi S1 Keperawatan A. STIK Sint Carolus.
Sugiyono., 2010. Statistik untuk Penelitian.Cetakan ke-16. Bandung: Alfabeta.
Suherni, Hesti W., Anita R., 2010. Perawatan Masa Nifas. Cetakakn kelima. Yogyakarta:
Fitramaya.
Sulistyawati A., 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.Yogyakarta.ANDI.
Sumantri, Afif., 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 3003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-
Sisdiknas.pdf. (27 Januari 2016)
United Nation Administrative Committee on Nutrition (ACC/SCN)., International Food
Policy Reserarch Institute (IFPRI)., 2000. Nutrition throughout the Life Cycle.Fourth
Report on the World Nutrition Situation. Switzerland: UN ACC Sub-Commite on
Nutrition. http://www.ifpri.org/sites/default/files/pubs/pubs/books/4threpor.pdf.( 27
Januari 2016)

87
Varney H., Jan MK., Carolyn LG., 2004. Varney’s Midwifery, 4th Ed. Boston: Jones &
Bartlett Publishers, Inc. terjemahan: Lusiyana A., 2006. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan.Edisi 4.Volume 1. Jakarta: EGC
Wied Harry Apriadji. Healty Tumpeng, Hidangan Tumpeng Sehat Antarasa Nusantara.
Jakarta: Gramedia
Wiknjosastro, Hanifa., 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Wulandari SR., Handayani S., 2011. Asuha Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen
Pulbishing.
Zulfan DW., Hasifah., Magdalena., 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian
Laktasi pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Lau Barandasi
maros.Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis.Vol 4 No.
4.http://www.library.stikesnh.ac.id/files/disk1/10/e-
library%20stikes%20nani%20hasanuddin--dwiwidhyas-497-1-44144634-1.pdf. (21
Januari 2016)

88

Anda mungkin juga menyukai