Anda di halaman 1dari 32

PT PRIMAJASA TUNAS MANDIRI

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Pengenalan & Penerapan Dasar Di Tempat Kerja (Rumah Sakit).
Profil Perusahaan
Arti Nama :
PT PRIMAJASA TUNAS MANDIRI

Prima : Terbaik Jasa : Layanan

Tunas : Terus Mandiri : Berdiri


Bertumbuh Sendiri

Arti : Primajasa Tunas Mandiri


Dengan terus memberikan layanan terbaik, setiap karyawan tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang mandiri dan kuat dalam menghadapi
berbagai tantangan.
Kebijakan Mutu Kebijakan K3L
DASAR H U K U M PENERAPAN K 3 DI TEMPAT KERJA (RUMAH SAKIT)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
P E NG E RTIAN K 3

Filosofi (Mangkunegara)
“Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya
dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur ”
Permenkes No 66 tahun 2016
“Keselamatan Kerja adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan
dengan peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan lingkungan
kerja, secara langsung dan tidak langsung
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang
selanjutnya disingkat K3RS adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi
sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya
pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah
sakit.
TUJUAN K 3 R S
Berdasarkan Permenkes
No 66 tahun 2016

1. Mencegah terjadinya kecelakaan


2. meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit
sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan
kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung.
3. Mengelola B3 untuk melindungi SDM RS, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit
4. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
5. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman dengan memastikan kehandalan sistem utilitas dan
meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
6. Pengelolaan peralatan medis untuk melindungi SDM Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah
Sakit dari potensi bahaya peralatan medis baik saat digunakan maupun
saat tidak digunakan.
7. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana bertujuan
untuk meminimalkan dampak terjadinya akibat kondisi darurat dan
bencana
8. Unit Pelayanan Kesehatan Kerja Rumah Sakit bertujuan untuk
menurunkan kejadian dan prevalensi penyakit pada SDM Rumah Sakit
dari penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit akibat kerja, dan
kecelakaan akibat kerja.
Pengertian Bahaya & Resiko
• Bahaya potensial/hazard yaitu suatu
keadaan/kondisi yang dapat mengakibatkan
(berpotensi) menimbulkan kerugian
(cedera/injury/penyakit) bagi pekerja,
menyangkut lingkungan kerja, pekerjaan (mesin,
metoda, material), pengorganisasian pekerjaan,
budaya kerja dan pekerja lain.
• Risiko yaitu kemungkinan/peluang suatu hazard
menjadi suatu kenyataan, yang bergantung
pada:
1) Pajanan, Frekuensi, Konsekuensi
2) dose-response
Faktor Bahaya
Beberapa contoh bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di
Rumah Sakit antara lain, berdasarkan Permenkes No 66 tahun 2016 :

Faktor Fisik, sumber energi yang cukup kuat untuk


membahayakan tubuh
Bahaya
No Lokasi Pekerja Yang Beresiko
Potensial
1 Bising IPS-RS, laundri, dapur, CSSD, Karyawan yang bekerja di lokasi tsb
gedung gensetboiler, IPAL
2 Getaran ruang mesin mesin dan perawat, cleaning service dan lainlain
perlatan yang menghasilkan
getaran (ruang gigi dan lain-
lain)
3 Debu genset, bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi gigi, petugas IPS dan
laboratorium gigi, gudang rekam medis
rekam medis, incinerator
4 Panas CSSD, dapur, laundri, pekerja dapur, pekerja laundry,petugas sanitasi
incinerator, boiler dan IP-RS
5 Radiasi X-Ray, OK yang Ahli radiologi, radioterapist dan radiografer.
menggunakan carm, unit gigi Radiolog, onkologidt, kardiologist, spesialis
kedokteran nuklir, urolog, dokter gigi, fisikawan
medik, apoteker, radiografer, radioterapis, teknisi
elektromedik, perawat, perawat gigi, dan yang
ditugaskan di bagian radiasi
Faktor Bahaya
2. Bahaya Kimia, Gas, uap, cairan, atau debu yang bisa
membahayakan tubuh pekerja

Bahaya
No Lokasi Pekerja Yang Beresiko
Potensial
1 Desinfektan Semua area Petugas kebersihan, perawat
2 Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat, petugas
pembuangan limbah, pengumpul sampah
bangsal
3 Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat
4 Formaldehyde Laboratorium, kamar mayat, Petugas kamar mayat, petugas
gudang farmasi laboratorium dan farmasi
5 Methyl: Ruang pemeriksaan gigi dokter gigi, perawat gigi, teknisi gigi
Methacrylate,
Hg (amalgam)
6 Solvents Laboratorium, bengkel kerja, Teknisi, petugas laboratorium, petugas
semua area di RS pembersih
7 Gas-gas Ruang operasi gigi, OK, Dokter gigi, perawat, dokter bedah,
anaestesi ruang pemulihan (RR) dokter/perawat anaestesi
Faktor Bahaya
3. Bahaya Biologi, organisme hidup yang dapat menyebabkan penyakit ;

Bahaya
No Lokasi Pekerja Yang Beresiko
Potensial
1 AIDS, Hepatitis IGD, kamar Operasi, ruang Dokter , dokter gigi, perawat, petugas
B dan Non pemeriksaan gigi, laboratorium, petugas sanitasi dan
ANon B (virus) laboratorium, laundry laundry
2 Cytomegaloviru Ruang kebidanan, ruang Perawat, dokter yang bekerja di bagian
s anak Ibu dan anak
3 Rubella Ruang ibu Dokter
4 Tuberculosis Bangsal, laboratorium, ruang Perawat, petugas laboratorium,
isolasi fisioterapis
Faktor Bahaya
4. Bahaya Ergonomi, Cara kerja, posisi kerja, perlengkapan, peralatan berdesain
buruk, atau gerakan monoton berulang.

No Bahaya Potensial Lokasi Pekerja Yang Beresiko


1 Pekerjaan yang Area pasien dan Petugas yang menangani pasien dan
dilakukan secara tempat penyimpanan barang
manual barang (gudang)
2 Postur yang salah Semua area Semua area Semua karyawan
dalam melakukan
pekerjaan
3 Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas pembersih,
berulang fisioterapis, sopir, operator komputer,
yang berhubungan dengan pekerjaan
juru tulis
Faktor Bahaya
5. Bahaya Psikologi/social, Hubungan antar personal, peran dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan.
No Bahaya Potensial Lokasi Pekerja Yang Beresiko
1 Sering kontak dengan Semua area Semua karyawan
pasien, kerja bergilir,
kerja berlebih, ancaman
secara fisik

No Bahaya Mekanikal Lokasi Pekerja Yang Beresiko


1 terjepit mesin, tergulung, Semua area yang Semua karyawan
terpotong, tersayat, terdapat peralatan
tertusuk. mekanikal

No Bahaya Elektrikal Lokasi Pekerja Yang Beresiko


1 Tersetrum, terbakar, Semua area yang Semua karyawan
ledakan. terdapat arus atau
instalasi listrik

No Limbah Lokasi Pekerja Yang Beresiko


1 Tertumpah, tertelan, Semua area yang menggunakan Semua karyawan
terciprat, terhirup, menghasilkan limbah padat, limbah
tertusuk cair dan limbah gas, limbah
INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau di fasilitas
kesehatan lain, dimana pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga infeksi
pada petugas kesehatan yang terjadi di pelayanan kesehatan
• Infeksi Nosokomial dapat menular melalui :
• Transfusi darah.
• Udara.
• Air liur.
• Serangga.
• Kontak langsung / tidak langsung dengan si
penderita.
Dampak Infeksi Nosokomial bagi pasien, adalah :
• Bagi pasien yang menjalani perawatan akan lebih lama mengalami kesembuhan.
• Daya tahan tubuh menurun.
• Biaya perawatan mahal.

Infeksi Nosokomial bagi karyawan petugas kebersihan, adalah :


• Tertular Penyakit
• Menderita sakit
• Memerlukan biaya perobatan / perawatan.
• Tidak dapat bekerja
• Kematian
PENCEGAHAN
Untuk mencegah agar tidak terjadi Infeksi Nosokomial kepada karyawan petugas
kebersihan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
A. Mencuci Tangan
B. Mematuhi K3 dengan menggunakan APD
C. Membersihkan anggota tubuh
D. Penanganan Limbah dengan benar
E. Menggunakan chemical pembersih pembunuh kuman (disinfektan)
F. Membuat tanda peringatan/ larangan area berbahaya
P E N G E L O L AAN B AH A N B E R B AH AYA & B E R AC U N

• B3 adalah bahan karena sifatnya dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
(PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

• Tujuan untuk melindungi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari pajanan dan limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3).

• Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. Identifikasi dan inventarisasi B3 di Rumah Sakit;
b. Menyiapkan dan memiliki lembar data keselamatan bahan (material safety data sheet);
c. Menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
d. Pembuatan pedoman dan standar prosedur operasional pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) yang aman; dan
e. Penanganan keadaan darurat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
P E N G E L O L AAN B AH A N B E R B AH AYA & B E R AC U N
• Sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c paling sedikit meliputi:
a. lemari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
b. penyiram badan (body wash);
c. pencuci mata (eyewasher);
d. Alat Pelindung Diri (APD);
e. rambu dan simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); dan
f. spill kit

• Simbol B3 sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008, adalah :

Pengoksidasi Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas
(Oxidizing) atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama
bahan bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa
udara

mudah Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
menyala berikut :
• Terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
(flammable)
• Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
• Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
• Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
• Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35oC;
• Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
P E N G E L O L AAN B AH A N B E R B AH AYA & B E R AC U N
• Simbol B3 sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008, adalah :
Beracun (toxic) Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
• Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut.Penentuan tingkat sifat racun
ini didasarkan atas uji LD 50 (amat sangat beracun, sangat
beracun dan beracun); dan/atau
• Sifat bahaya toksisitas akut
Berbahaya (harmful) Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan,
cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi
ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu

Iritasi (irritant) Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
• Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
• Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau
pusing;
• Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat
menyebabkan iritasi serius pada mata
P E N G E L O L AAN B AH A N B E R B AH AYA & B E R AC U N
• Simbol B3 sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008, adalah :
Korosif (corrosive) Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
• Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
• Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur
pengujian 55 oC; dan/atau
• Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa
Berbahaya bagi Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan
lingkungan bahaya terhadap lingkungan Bahan kimia ini dapat merusak atau
(dangerous for menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya
environment) atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan
(misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls.
karsinogenik, Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang
teratogenik dan atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
mutagenik (carcinoge sebagai berikut:
nic, • Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
tetragenic,mutagenic) pembentukan dan pertumbuhan embrio;
• Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
• Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik.
P E N G E L O L AAN B AH A N B E R B AH AYA & B E R AC U N
• Simbol B3 sesuai dalam PermenLH No. 3 tahun 2008, adalah :
Gas Bertekanan Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang
(pressure gas) atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:
• Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
• Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
• Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik

• Simbol LB3 sesuai dalam PermenLH No. 14 tahun 2013, adalah :


Karakteristik LB3 meliputi :
A. Mudah Meledak
B. Mudah Menyala
C. Reaktif
D. Beracun
E. Infeksius
F. Korosif
G. Berbahaya Thdp
Lingkungan
P E N C E G AH AN & P E N G E N D AL I AN K E B AK A R A N

Pencegahan dan pengendalian kebakaran sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 11 ayat (1) huruf e bertujuan untuk memastikan SDM Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, dan aset Rumah Sakit aman dari
bahaya api, asap, dan bahaya lain.

Pengendalian kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf dilakukan dengan
pemenuhan paling sedikit meliputi:
a. Alat pemadam api ringan;
b. Deteksi asap dan api;
c. Sistem alarm kebakaran;
d. Penyemprot air otomatis (sprinkler);
e. Pintu darurat;
f. Jalur evakuasi;
g. Tangga darurat;
h. Pengendali asap;
i. Tempat titik kumpul aman;
j. Penyemprot air manual (hydrant);
k. Pembentukan tim penanggulangan kebakaran; dan
l. Pelatihan dan sosialisasi.
P E NG E ND ALI AN
RE S I KO K 3

HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA

Eliminasi Eliminasi Bahaya

Penggantian Tempat
Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Temp Kerja/Pekerjaan
at Kerja yang Lebih Aman
Aman (Mengurangi
Modifikasi Bahaya)
Perancangan Alat/Mesin/Tempat
Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan,
Administrasi
Pelatihan, Durasi Tenaga Kerja
Kerja, Tanda Bahaya, Aman
Rambu, Poster, Label (Mengurangi
Alat Pelindung Menyediakan APD Paparan)
Diri kepada Tenaga Kerja
(APD)
P E NG E ND ALI AN RE S I KO K 3
FAKTOR TEKNIK PENGENDALIAN RESIKO
• Tata ruang yang sehat
• Penggunaan APD
FISIKA
• Technical engineering
• Pemeliharaan kebersihan lingkungan
• Penggunaan APD
• Penerapan hand hygiene 5 moments
BIOLOGI • Imunisasi pekerja berisiko tertular penyakit
• Penerapan teknik dekontaminasi dan disinfeksi secara benar
• PenerapanHACCP (Hazard Analysis Critical Control Point )
• MSDS(Material Safety Data Sheet) tersedia pada ruang simpan B3 dan harus dipahami
• Pemberian simbol dan label identitas pada kemasan
• Penggunaan APD
KIMIAWI • Penyediaan dan pelatihan penggunaan spill kit
• Ruang penyimpanan sesuai ketentuan teknis
• Pembatasan akses
• Penyediaan sarana proteksi kebakaran dan pelatihan/simulasi
• Pengaturan kerja (shifting)
• Variasi kerja
PSIKOSOSIAL
• Rotasi kerja
• Kegiatan hiburan
• Eliminasi/substitusi metode kerja berisiko (mendorong, menarik,mengangkat)
• Menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan ukuran tubuh agar tidakmelelahkan
ERGONOMI • Pengaturan suhu, kelembaban dan pencahayaan
• Technical control (penggunaan alat bantu, pengaturan workstation)
• Medical test
ALAT P E L I N D U N G DIRI
(APD)

Alat pelindung diri (APD)

kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Tujuan

Tujuan utama dari pemakaian APD di Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK)
pada petugas pelayanan kesehatan, serta patient safety (Keselamatan Pasien).

1. Sarung Tangan
• Sarung tangan nitrile memiliki sifat tahan lama terhadap
kebocoran, tahan terhadap zat-zat kimia.
• Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit
dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di
tangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan
penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi.
ALAT P E L I N D U N G DIRI
(APD)
2. Masker
• Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, dan
bagian bawah dagu,
• Untuk menahan droplet yang keluar saat, batuk atau bersin.
• Untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya
memasuki hidung atau mulut petugas.

3. Topi/Helmet/Nurse Cap
• Untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan Topi harus
cukup besar untuk menutup semua rambut.
• Untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang
terpercik atau menyemprot.
• melindungi organ tubuh yang sangat vital khususnya area kepala

4. Gown/Baju Pelindung
Melindungi lengan dan baju petugas dari
kemungkinan percikan darah atau cairan tubuh
dan material yang tercemar
ALAT P E L I N D U N G DIRI
(APD)

5. Pelindung Wajah/Face protection


 Tujuan : Melindungi selaput lendir mata, hidung,
mulut dan wajah dari semua jenis cairan
tubuh, sekret, ekskreta
 Jenis Pelindung Wajah :
◦ kaca mata/gogles
◦ Visor/face shields

6. Safety Shoes/Sepatu Pelindung


Tujuan :
Melindungi kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh
lainnya dan mencegah dari kemungkinan
tusukan benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan
ALAT P E L I N D U N G DIRI
(APD)
Urutan Penggunaan APD Urutan Melepas APD

1. Penutup kepala 1. Gloves


2. Gown 2. Eye protection or face shield
3. Mask or respirator 3. Masker
4. Eye protection or face shield 4. Gown
5. Gloves 5. Penutup kepala
Catatan :
Setiap melepas APD lakukan
kebersihan tangan
PENANGANAN LIMBAH RUMAH SAKIT

Penanganan Limbah Rumah Sakit diatur dalam Permenkes RI No.7


Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yang
menggantikan Kemenkes RI No 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Lingkungan Rumah Sakit.

PENANGANAN
LIMBAH DAN RADIASI

LIMBAH PADAT
LIMBAH B3 LIMBAH CAIR
DOMESTIK

LIMBAH GAS RADIASI


PENANGANAN LIMBAH RUMAH SAKIT

Tahapan Penanganan Limbah Domestik/Rumah Tangga


Tahap Pewadahan :

1. Melakukan upaya pewadahan yang berbeda antara limbah organik dan an organik mulai di ruangan
sumber.
2. Menyediakan tong sampah dengan jumlah dan volume yang memadai pada setiap ruangan yang
terdapat aktivitas pasien, pengunjung dan karyawan.
3. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong
sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit dan
binatang pembawa penyakit.
4. Penempatan tong sampah harus dilokasi yang aman dan strategis baik di ruangan indoor, semi
indoor dan lingkungan outdoor, dengan jumlah dan jarak penempatan yang memadai. Terdapat
minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan. Upayakan di area umum
tersedia tong sampah terpilah oganik dan an organik.
5. Tong sampah dilakukan program pembersihan menggunakan air dan desinfektan secara regular.
6. Tong sampah yang sudah rusak dan tidak berfungsi, harus diganti dengan tong sampah yang
memenuhi persyaratan.
PENANGANAN LIMBAH RUMAH SAKIT

Tahap Pengangkutan :

1. Limbah padat domestik di ruangan sumber dilakukan pengangkutan ke Tempat Penyimpanan Sementara
secara periodic menggunakan troli khusus dan kondisi limbah rumah tangga masih tetap terbungkus kantong
plastik hitam.
2. Pengangkutan dilakukan pada jam tidak sibuk pagi dan sore dan tidak melalui jalur/koridor yang padat
pasien, pengunjung rumah sakit.
3. Troli pengangkut sampah harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan tidak berkarat permukaannya
mudah dibersihkan, serta dilengkapi penutup serta ditempel tulisan “troli pengangkut sampah rumah
tangga/domestik”.
4. Penentuan jalur pengangkutan sampah domestik ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah tidak
melalui ruangan pelayanan atau ruang kerja yang padat dengan pasien, pengunjung dan karyawan rumah
sakit.
5. Apabila pengangkutan sampah domestik ke TPS melalui jalan terbuka, maka pada saat terjadi hujan tidak
dipaksakan dilakukan pengangkutan ke TPS.
PENANGANAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Tahapan Penanganan Limbah Bahan Berbahaya & Beracun
Tahapan penanganan pewadahan dan pengangkutan limbah B3 diruangan sumber, dilakukan dengan
cara:
1. Harus dilengkapi dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan dilakukan pemutakhiran secara berkala
dan berkesinambungan.
2. SPO penanganan limbah B3 disosialisasikan kepada kepala dan staf unit kerja yang terkait dengan limbah
B3 di rumah sakit.
3. Khusus untuk limbah B3 tumpahan dilantai atau dipermukaan lain di ruangan seperti tumpahan darah dan
cairan tubuh, tumpahan cairan bahan kimia berbahaya, tumpahan cairan dari alat kesehatan dan tumpahan
sitotoksik harus dibersihkan menggunakan perangkat alat pembersih (spill kit) atau dengan alat dan metode
pembersihan lain yang memenuhi syarat. Hasil pembersihan limbah B3 tersebut ditempatkan pada wadah
khusus dan selanjutnya diperlakukan sebagai limbah B3, serta dilakukan pencatatan dan pelaporan kepada
unit kerja terkait di rumah sakit.
4. Perangkat alat pembersih (spill kit) atau alat metode pembersih lain untuk limbah B3 harus selalu disiapkan
di ruangan dan dilengkapi cara penggunaan dan data keamanan bahan (MSDS).
5. Pewadahan limbah B3 diruangan sebelum dibawa ke TPS Limbah B3 harus ditempatkan pada
tempat/wadah khusus yang kuat dan anti karat dan kedap air, terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan,
dilengkapi penutup, dilengkapi dengan simbol B3, dan diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan
orang umum.
6. Limbah B3 di ruangan yang diserahkan atau diambil petugas limbah B3 rumah sakit untuk dibawa ke TPS
limbah B3, harus dilengkapi dengan berita acara penyerahan, yang minimal berisi hari dan tanggal
penyerahan, asal limbah (lokasi sumber), jenis limbah B3, bentuk limbah B3, volume limbah B3 dan cara
pewadahan/pengemasan limbah B3.
7. Pengangkutan limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS limbah B3 harus menggunakan kereta angkut khusus
berbahan kedap air, mudah dibersihkan, dilengkapi penutup, tahan karat dan bocor. Pengangkutan limbah
tersebut menggunakan jalur (jalan) khusus yang jauh dari kepadatan orang di ruangan rumah sakit.
8. Pengangkutan limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS dilakukan oleh petugas yang sudah mendapatkan
pelatihan penanganan limbah B3 dan petugas harus menggunakan pakaian dan alat pelindung diri yang
memadai.
TERIMA KASIH

UTAMAKAN KESELAMATAN &


KESEHATAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai