Anda di halaman 1dari 51

Kecelakaan Akibat Kerja dan PAK

di RS
Sumber risiko kesehatan

1. Penyakit umum (influenza, darah tinggi dsb


2. Penyakit didapat waktu bekerja (dermatitis)
Bahaya K3 di tempat kerja

Bahaya Fisika
Bahaya Kimia
• mekanik
• Gas/uap • elektrik
• debu/mist/fume • ergonomik
• bising
• getaran
• ketinggian
• tekanan
Bahaya Psikososial

• tekanan mental/psikis
Bahaya Biologikal
• tekanan teman sekerja
• tetangga/keluarga • bakteria/virus/spora
• penyalahgunaan wewenang • spora tumbuhan
eg. Pollen
RISIKO BAHAYA

Kecelakaan kerja dan PAK dapat dialami semua tenaga


kerja di rumah sakit akibat pajanan berbagai bahan
berbahaya biologik, kimia, fisik di dalam lingkungan
rumah sakit sendiri.

Untuk itu diperlukan pencegahan berupa upaya


Keselamatan dan Kesehatan kerja di rumah sakit (K3
di RS) yang telah didukung perangkat hukum, guna
mewujudkan produktivitas kerja optimal.

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 4


C. Bahaya Potensial di RS

Bahaya potensial di RS dapat mengakibatkan penyakit dan


kecelakaan akibat kerja.
Faktor yang menyebabkan:
Biologi : virus, bakteri, jamur
Kimia : antiseptik, gas anaestesi
Ergonomi: cara kerja yang salah
Fisika : radiasi, bising, listrik, suhu, getaran
Psikososial : kerja bergilir, hubungan kary/atasan,
beban kerja.
Bahaya Potensial lain:
Kebakaran / Peledakan
Mekanik
Resiko hukum
Kecelakaan Kerja

adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,


termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaiknya, dan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja

Pasal 1 UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN)


Ketentuan Kecelakaan Kerja

1. Dalam hubungan Kerja


> Melakukan pekerjaan adanya kepentingan
perusahaan
> Dibuktikan dengan surat tugas, wa, sms dsb

2. Dalam perjalanan dari rumah menuju


tempat kerja atau sebaliknya

3. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan


kerja.

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 7


Penyakit Akibat Kerja

 Penyakit akibat kerja – Occupational Disease:


Penyakit yg mempunyai penyebab yg spesifik atau asosiasi
kuat dgn pekerjaan, yg pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab yang sudah diakui

– Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan –


Work Related Disease:
Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab,
dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan
bersama dengan faktor risiko lainnya (mencetuskan,
mempermudah timbulnya, memperberat)

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 8


Pemenaker No.1 /Men/1981 tentang Kwajiban melapor PAK
Pengertian PAK :
Penyakit yang disebabkan oleh Pekerjaan atau Lingkungan Kerja

Perpres No. 7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja


Pengertian PAK
Penyakit yang disebabkan oleh Pekerjaan dan /atau Lingkungan Kerja

PP. 44 tahun 2015 Penyelenggaraan JKK dan JKM


Pengertian PAK
Penyakit yang disebabkan oleh Pekerjaan dan/ atau Lingkungan
kerja.
Kemungkinan penyakit yg diderita pekerja

1. Penyakit yang diderita masyarakat umum


( Disease affecting working population )
- malaria, D.M.
2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
(Work related disease)
- asma
3. Penyakit akibat kerja (Occupational disease )
- notifiable dan compensable disease.
Pedoman menilai PAK

- Penyebab tunggal (single factor)


- Tak menular / tak menurun
(kecuali karena. Infeksi)
- Ada kaitan dng kerja / istirahat
- Gejala / keluhan timbulnya lama
- Masyarakat umum tidak terkena
- Kasus biasanya lebih dari 1 orang
PERATURAN PRESIDEN No 7 tahun 2019 tentang PAK

Pasal 2 :
ayat 1. Pekerja yang didiagnosa PAK berdasarkan
surat keterangan dokter berhak atas manfaat
JKK meskipun hubungan kerja telah berakhir
Pasal 2 :

Ayat (2). Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada a


ayat (1) diberikan apabila PAK timbul dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
hubungan kerja berakhir.

Ayat (3). PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi


jenis penyakit

a. Yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas


pekerjaan
b. Berdasarkan sistem organ
c. Kanker akibat kerja dan
d. Spesifik lainna.
2. Pendekatan klinis (Individu)

1. Diagnosis klinis
2. Pajanan yang dialami
3. Hubungan pajanan dengan penyakit
4. Pajanan dialami cukup besar
5. Peranan faktor individu
6. Faktor lain di luar pekerjaan
7. Tentukan PAK atau bukan

7 (tujuh) langkah diagnosis PAK


Bahaya Potensial di RS
Pekerja paling
No Bahaya Potensial Lokasi
berisiko
FISIK : IPS-RS, Laundri, Dapur, CSSD, Karyawan yang bekerja
1.
Bising Gedung genset-boiler,IPAL di lokasi tersebut
Ruang mesin-mesin dan
Perawat, Cleaning Service
Getaran peralatan yang menghasilkan
dll
getaran (ruang gigi dl )
Genset, Bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi
Debu laboratorium gigi, gudang gigi, petugas IPS dan rekam
rekam medis, incinerator medis
CSSD, Pekerja dapur, pekerja
Panas Dapur,laundry,incenerator,boi laundry, petugas sanitasi,
l er dan IP-RS
Ahli radiologi,
X-Ray, OK yang menggunakan radiotherapist dan
Radiasi c-arm, ruang fisioterapi, init radiographer, ahli
gigi fisioterapi dan petugas
roentgen gigi
Pekerja paling
No Bahaya Potensial Lokasi
berisiko
KIMIA : Petugas kebersihan,
2. Semua Area
Disinfektan Perawat
Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat,
Cytotoxics pembuangan limbah, petugas pemngumpul
bangsal sampah

Ethylene oxide Kamar Operasi Dokter , perawat

Petugas kamar mayat,


Laboratorium, Kamar
Formaldehyde petugas laboratorium dan
mayat, gudang farmasi
farmasi

Methyl :
Petugas/dokter gigi, dokter
Methacrylate, Ruang Pemeriksaan gigi
bedah,perawat
Hg ( amalgam )

Teknisi, Petugas
Laboratorium, bengkel
Solvent Laboratorium, petugas
kerja, semua area di
pembersih
RS

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 17


No Bahaya Potensian Lokasi Pekerja paling berisiko
Ruang operasi gigi, OK, ruang Dokter gigi, Perawat, dokter bedah,
Gas-gas anaestesi
pemulihan (RR) dokter/perawat anaestesi
BIOLOGIK : IGD, Kamar operasi, ruang
AIDS, Hepatitis B dan Non pemeriksan gigi, laboratoeium Dokter , dokter gigi, perawat
A- Non B , laundry
Perawat, dokter yang bekerja di bagian
Cytomegalovirus Ruang Kebidanan, ruang anak
3. ibu dan anak

Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat

Bangsal, Laboratorium, ruang Perawat yang menangani pasien dan


Tuberculosis
isoslasi barang
ERGONOMIK
Area pasien dan tempat Petugas yang menangani pasien dan
4. Pekerjaan yang dilakukan
penyimpanan barang (gudang) barang
secara manual

Postur yang salah dalam


Semua area Semua karyawan
melakukan pekerjaan

Dokter gigi, petugas pembersih,


fisioterapis, sopir, operator computer,
Pekerjaan yang berulang Semua area
yang berhubungan dengan pekerjaan
juru tulis
PSIKOSOSIAL
Sering kontak dengan
5 pasien, kerja bergilir, kerja Semua Area Semua karyawan
berlebih, ancaman secara
fisik
PELAPORAN PAK

BPJS
Kasus KETENAGAKERJAAN
KK /PAK
Lapor tahap I
Dinas naker

Diperiksa
Diobati
Dirawat

BPJS
KETENAGAKERJAAN
SEMBUH Lapor tahap II
(normal / cacat)
Dinas naker
MENINGGAL
Tenaga non medis - Pencucian (Laundry)

Petugas pengumpul, pencuci dan distribusi kembali linen


kotor yang digunakan pasien, akan terpajan
mikroorganisme patogen secara tetap.
Untuk menghindari pajanan tetap tersebut, petugas cuci
harus melakukan:
 Semua linen kotor disatukan dalam kantong plastik, disimpan secara
hati-hati. Sesampai di ruang cuci, linen kotor langsung dituang dari
kantong (tidak dipegang tangan) langsung ke dalam mesin cuci
kosong, tidak bercampur dengan cucian lain.

 Kantong plastik pengumpul linen kotor diberi tanda atau terpisah,


misalnya kantong plastik linen pasien berisiko tinggi seperti
penderita Hepatitis, AIDS terpisah dengan pasien lain.

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 20


 Petugas sortir linen bersih, juga harus memperhatikan
kebersihan diri, karena dapat menjadi sumber infeksi.

 Petugas cuci harus memakai sarung tangan karet sebagai


pencegahan dasar penyebaran infeksi. Petugas cuci dapat
menderita dermatitis kontak akibat deterjen dan bahan
kimia lain untuk cuci. Dapat pula terpajan mikroorganisme
yang terbawa aerosol

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 21


Housekeeping

 Petugas kebersihan mempunyai risiko terbesar terpajan bahan biologi


berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai
(disposable equipment) seperti jarum suntik bekas, selang infus bekas.

 Membersihkan ruangan rumah sakit dapat meningkatkan faktor


terkena infeksi. Karena debu bahan kimia yang beterbangan saat
mengepel lantai maka debu yang ditumpangi mikroorganisme patogen
bertebaran di udara, dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan.
 Debu sebaiknya dihisap dengan vacuum cleaner.

 Desinfektan pembersih lantai yang sudah diencerkan dengan air di


dalam ember pel harus digunakan dalam waktu 24 jam, agar tidak
kehilangan sifat antimikrobanya

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 22


Gizi (penyiapan makanan)

 Petugas penyiapan makanan dapat terpajan salmonela,


botulism dari bahan mentah ikan, daging dan sayuran

 Pencegahan terpenting adalah tangan bersih dan


menggunakan alat bersih. Kulkas penyimpanan bahan
makanan mentah yang sudah dibersihkan diatur suhunya
dan kebersihannya agar bakteri atau jamur tidak sempat
berkembang biak.

 Memasak yang benar-benar matang akan membunuh


salmonela. Petugas yang sedang menderita gangguan
gastrointestinal diliburkan dan diobati sampai sembuh.
10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 23
Farmasi
Apoteker yang berkomunikasi dengan pasien kanker
dapat terpajan obat anti neoplastik

Contoh Kecelakaan di laboratorium 2 jenis yaitu :

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien


2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas
laboratorium itu sendiri.

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 24


Sterilisasi
a. Gas etilen oksida (ethylene oxide) sering digunakan
sebagai gas sterilisasi alat medis. Menjadi berbahaya bila
sistem pembuangan sterilisasi rusak/macet, sehingga
uap gas ini terhirup petugas.
b. Etilen oksida merupakan gas tidak berwarna,
mudah terbakar dan meledak bila mencapai
konsentrasi 3% di udara (1,5).
c. Efek etilen oksida bersifat mutagenik, sitogenik,
karsinogenik pada hewan percobaan. Efek toksik
utama pada traktus respiratorius dan saran pada
pajanan dosis tinggi, akan menyebabkan katarak
d. Petugas hamil dilarang bekerja di ruangan ini.
Ruangan sebaiknya dibuka setelah selesai
sterilisasi alat.
10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 25
Laboratorium

Pemeriksa di laboratorium akan terpajan bakteri,


antara lain TB dan virus Hepatitis B. Petugas harus
menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi untuk
mencegah tertular penyakit, serta selalu memakai
sarung tangan karet pada saat bekerja.
Mencuci tangan setiap akan memulai dan setelah
bekerja, mengenakan jas laboratorium, yang harus
selalu ditinggal di dalam laboratorium.
Tidak makan makanan di ruang lab

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 26


Petugas Radiologi

Radiasi adalah risiko berbahaya di lingkungan


rumah sakit dan usaha penanggulangannya sudah
dilakukan.

Rumah sakit sebaiknya mempunyai petugas yang


bertanggung jawab (safety officer) atas
keamanan daerah sekitar radiasi dan
perlindungan bagi petugasnya.

Petugas hamil sebaiknya dilarang bekerja, walau hal


ini masih diperdebatkan
10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 27
Tenaga Medis - Perawat
 Setiap hari kontak langsung dengan pasien dalam waktu
cukup lama (6-8 jam/hari), sehingga selalu terpajan
mikroorganisme patogen. Dapat menjadi pembawa infeksi
dari satu pasien ke pasien lain, atau ke perawat lainnya.
Harus sangat berhati-hati (bersama apoteker) bila
menyiapkan dan memberikan obat-obatan antineoplastik
pada pasien kanker.

 Selalu mencuci tangan setelah melayani pasien, melepas


masker dan kap (topi perawat) bila memasuki ruangan
istirahat atau ruangan makan bersama. Abortus spontan,
lahir prematur dan lahir mati sering dialami perawat yang
bertugas di ruang rawat inap/ bangsal perawatan (2,4,5)
10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 28
Nyeri pinggang (back injuries) merupakan
keluhan terbanyak dari cedera tersebut dan lebih
banyak menimpa perawat wanita

Penyebabnya adalah seringnya kerja otot statik,


seperti mengangkat pasien dan kerja bergilir
(work shift)

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 29


Dokter
 Dokter dapat tertular dan menularkan penyakit pada pasiennya.
Penyakit yang sering menular kepada dokter adalah TB, Hepatitis
B, HIV, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis C

 Terpajan bahan kimia berbahaya dosis rendah dapat terjadi di dalam


pelayanan sehari-hari. Di kamar operasi, dokter dan perawat dapat
terpajan gas anestesi nitrous oxide dan halotan yang mudah menguap,
merembes menembus masker, dapat pula akibat hembusan nafas
pasien yang sedang operasi.

 Pajanan kronisnya dapat menyebabkan gangguan somatik, berupa


sakit kepala, mual sampai gangguan susunan saraf pusat, fertilitas
bertambah dan gangguan kehamilan .

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 30


Dokter Gigi
 Tingginya kadar HBs Ag dan anti HBC para dokter gigi dibandingkan
dengan tenaga kesehatan gigi lainnya karena penularan ini melalui
pajanan air ludah pasien
 Penyakit infeksi akibat kerja lainnya adalah TB, AIDS
 Penggunaan sarung tangan karet dan masker sangat berarti dalam
upaya pencegahan.
 Pajanan kronis merkuri dapat terjadi melalui amalgam, bahan yang biasa
digunakan menambal lubang gigi . Pajanan dosis rendah komponen
merkuri dapat menyebabkan kelelahan, lesu, anoreksia berkepanjangan
dan gangguan gastrointestinal. Tremor adalah utama keracunan kronis
merkuri. Gunakan bahan pengganti amalgam, bahan non merkuri,
seperti glass ionomer cement atau resin composite
 Nyeri pinggang akibat posisi kerja tubuh yang kurang ergonomis.

10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 31


Pencegahan dan Pengendalian

Upaya K3RS dibagi dalam 2 bidang;, kesehatan kerja dan


keselamatan kerja;
Kesehatan Kerja
Pelayanan Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk
endapatkan tenaga kerja berstatus kesehatan optimal dengan gizi baik,
semangat kerja tinggi sehingga efisien dan produktif.
Kegiatan a.l :
- Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala pada tenaga kerja
tertentu.
- Imunisasi Hepatitis B, bagi tenaga kerja yang sering
berhubungan dengan cairan tubuh, seperti perawat yang
memasang infus, transfusi darah.
- Pengobatan tenaga kerja yang sakit, untuk menghentikan
perjalaran penyakit dan komplikasinya.
10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 32
Pencegahan dan Pengendalian

Keselamatan Kerja
•Menghindari atau memperkecil kecelakaan kerja di tempat kerja
karena ketidaktahuan atau kurang mengerti penggunaan alat kerja
serta risiko bahaya yang menyertainya.
Kegiatan a.l :
 Latihan kerja aman, latihan penggunaan alat kerja dan alat
pelindung
diri (APD).
 Komunikasi, dengan cara pertemuan singkat sebelum bekerja (safety
talk), pemasangan poster mengenai keselamatan kerja.
 Pengawasan dan monitoring dengan alat terhadap bahan berbahaya
secara berkala ruangan kerja dan lingkungan kerja yang
dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang berlaku.
 Sistem perlindungan bahaya kebakaran di rumah sakit, dengan
merencanakan pintu keluar darurat, sistem peringatan bahaya (alarm
10/31/2023 KAK & PAK dirumah sakit 33
system), sumber air terdekat, perawatan alat pemadam kebakaran.
Pemantauan lingkungan Kerja

1. Penyehatan lingkungan RS dilakukan setiap


triwulan secara berjenjang
2. Pemantauan kualitas udara ruang yang minimal 2
kali per tahun
3. Pemantauan bahan makanan dilakukan minimal
sekali setiap bulan, diambil sampel untuk
konfirmasi laboratotium
4. Pemeriksaan air minum dan air bersih dilakukan 2
kali setahun.
.
.

5. Perbaikan tangga (karet anti terpeleset, hand ral,


tangga dan pintu darurat
6. Pemasangan detektor (asap, panas)
7. Pemasangan alat komunikasi
8. Penyempurnaan pengilahan limbah
9. Perbaikan dan penyempurnaan ventilasi dan
pencahayaan.
Pemantauan Karyawan

1. Inventarisasi seluruh kayawan beserta tenpat kerja


2. Laporan karyawan yang sakit
3. Jumlah kunjungan karyawan yang berobat ke poli
4. Usulan MCU untuk yang sering sakit
5. Usulan skrening test untuk karyawan yang bekerja di
tempat berisiko tinggi (IGD, dapur)
6. Pelatihan K3 di luar dan di dalam RS
7. Usulan pembelian APD, pakaian kerja (topi, masker,
sarung tangan)
8. Perbaikan kesejahteraan karyawan (makanan
tambahan, fasilitas kesehatan)
……. Lanjutan

9. Pelatihan K3 di luar dan di dalam RS


10.Usulan pembelian APD, pakaian kerja (topi,
masker, sarung tangan)
11. Perbaikan kesejahteraan karyawan (makanan
tambahan, fasilitas kesehatan)
Peraturan Pemerintah
No. 82 Tahun 2019 Pasal 25 ayat (1)
Perubahan PP No. 44 Tahun 2015

Kecelakaan Kerja dan Penyakit akibat kerja

Berhak mendapatkan manfaat Jaminan


Kecelakaan Kerja (JKK)
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)

..................................................................................................................................

Manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan


kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami
kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.

| 39
FILOSOFI DAN RUANG LINGKUP
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
.................................................................................................
(JKK)

RUANG LINGKUP
FILOSOFI

• Melalui program JKK


SJSN, penerima manfaat • Kecelakaan kerja adalah
diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan kecelakaan yang terjadi
dasar hidup yang layak dalam hubungan kerja,
apabila pekerja termasuk kecelakaan
mengalami cacat atau yang terjadi dalam
meninggal dunia karena perjalanan dari rumah
kecelakaan kerja atau menuju tempat kerja atau
mengidap penyakit akibat sebaliknya dan penyakit
hubungan kerja/yang yang disebabkan oleh
disebabkan oleh lingkungan kerja.
lingkungan kerja.

| 40
IURAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
...................................................................................................

Besarnya Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja untuk Peserta Penerima Upah:


Iuran JKK untuk peserta penerima upah dikelompokkan dalam 5 (lima)
kelompok tingkat risiko lingkungan kerja:
 Tingkat risiko sangat rendah: 0,24% dari upah sebulan
 Tingkat risiko rendah: 0,54% dari upah sebulan
 Tingkat risiko sedang: 0,89% dari upah sebulan
 Tingkat risiko tinggi: 1,27% dari upah sebulan
 Tingat risiko sangat tinggi: 1,74% dari upah sebulan.
Besarnya Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja untuk Peserta Bukan
Penerima Upah didasarkan pada nilai nominal tertentu dari penghasilan
peserta sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang besarannya 1%
dari penghasilan sebulan.

| 41
Data Pendukung PAK

Penyakit Akibat Kerja dapat diproses saat pekerja masih aktif dan dinyatakan PAK sampai
dengan maksimum 5 (lima) tahun setelah pekerja non aktif.

 Data hasil pemeriksaan kesehatan awal


 Data hasil pemeriksaan kesehatan berkala
 Data hasil pemeriksaan khusus (pemeriksaan terakhir yang
dilakukan pada saat pekerja sakit);
 Data hasil pengujian lingkungan kerja oleh lembaga pengujian
lingkungan kerja baik milik pemerintah maupun swasta;
 Riwayat pekerjaan pekerja;
 Riwayat kesehatan pekerja (medical record);
 Analisis hasil pemeriksaan lapangan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan; dan/atau
 Pertimbangan medis dokter penasehat.
MANFAAT JKK
MELIPUTI :

A. PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBUTUHAN MEDIS :


1. PEMERIKSAAN DASAR DAN PENUNJANG
2. PERAWATAN TINGKAT PERTAMA DAN LANJUTAN
3. RAWAT INAP RUANG KLS I RS PEMERINTAH ATAU RS SWASTA YG
SETARA
4. PERAWATAN INTENSIF
5. PENUNJANG DIAGNOSTIK
6. PENGOBATAN
7. PELAYANAN KHUSUS
8. ALAT KESEHATAN DAN IMPLANT
9. JASA DOKTER/ MEDIS
10. OPERASI
11. TRANSFUSI DARAH DAN ATAU
12. REHABILITASI MEDIK
13. PERAWATAN DIRUMAH BILA TIDAK MEMUNGKINKAN MELANJUTKAN
PENGOBATAN KE RS (HOMECARE, MAKS. SETAHUN SEBESAR 20 JUTA)
14. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DALAM PENYELESAIAN KASUS PAK
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan
Pelayanan khusus Diberikan untuk 1 (satu) kejadian kasus KK/PAK

 Pemberian alat bantu (Orthese) dan/ alat ganti (Prothese)


sesuai harga di Pusat Rehab Pemerintah ditambah 40% + biaya
rehab medik
 Penggantian biaya gigi tiruan terbuat dari bahan acrilyc
maksimal Rp.5.000.000,00.
 Alat bantu dengar (Hearing aids) kedua telinga maksimal
Rp.2.500.000,00.
 Kacamata (lensa dan bingkai/rangka) maksimal
Rp.1.000.000,00.

Biaya Transportasi JKK  Angkutan darat/sungai, danau maksimal Rp.5.000.000,00.


 Angkutan laut maksimal Rp.2.000.000,00.
 Angkutan udara maksimal Rp. 10.000.000,00.
Biaya Transportasi RTW  Berangkat dan pulang ke dan dari tempat pelatihan

44
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan

Santunan STMB JKK  Periode I : 6 bulan pertama = 100% x upah sebulan.


 Periode II : 6 bulan kedua = 75% x upah sebulan.
 Periode III: 6 bulan ketiga dan seterusnya = 50% x upah sebulan.

Dihitung sejak peserta tidak mampu bekerja akibat kecelakaan kerja


sampai dengan yang bersangkutan bekerja kembali/cacat/meninggal
dunia kembali yang dinyatakan oleh dokter yang merawat dan/atau
dokter penasehat dalam formulir BPJS Ketenagakerjaan 3a & 3b

STMB diberikan berdasarkan upah yang dilaporkan kepada BPJS


Ketenagakerjaan 1 (satu) bulan terakhir sebelum terjadinya kecelakaan.

STMB selama menunggu pemasangan orthose/prothese dapat


diberikan apabila peserta tidak bekerja dan dinyatakan oleh surat
keterangan dokter yang merawat.

Santunan Cacat JKK Santunan Cacat Anatomis, Cacat Fungsi, Cacat Total Tetap
 CACAT ANATOMIS = % SESUAI TABEL X 80 X US
 CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X % TABEL X 80 X US
 CACAT TOTAL TETAP = 70% X 80 X US
45
Lampiran :
PP No. 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program JKK dan JKM)
Persentase Santunan Cacat Tetap Sebagian & Cacat-cacat lainnya :

%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
1. Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh 40
2. Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh 35
3. Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh 35
4. Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh 30
5. Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke bwh 32
6. Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh 28
7. Kedua belah kaki dr pangkal paha ke bwh 70
8. Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh 35
9. Kedua belah kaki dr mata kaki ke bwh 50
10. Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh 25
11. Kedua belah mata 70
12. Sebelah mata atau diplopia pd penglihatan dekat 35
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
13. Pendengaran pd kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pd sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri 12
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
20. Salah satu jari lain tangan kiri 3
21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
25. Salah satu ibu jari kaki 5
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
27. Salah satu jari kaki lain 2
28. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
29. Impotensi 30
30. Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm 10
5 – kurang dr 7,5 cm 20
7,5 atau lebih 30
31. Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 Db. 6
32. Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db. 3
33. Kehilangan daun telinga sebelah 5
34. Kehilangan kedua belah daun telinga 10
35. Cacat hilangnya cuping hidup 30
36. Perforasi sekat rongga hidung 15
37. Kehilangan daya penciuman 10
%x
Macam Cacad Tetap Sebagian Upah
38. Hilangnya kemampuan kerja fisik
50% – 70% 40
25% – 50% 20
10% – 25% 5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebgn fungsi penglihatan 7
- Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%
- Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,
maka efisiensi penglihatan binokuler dgn rumus
kehilangan eff penglihatan:
(3 x % eff penglihatan terbaik) + % eff penglht terburuk.
41. Kehilangan penglihatan warna
10
42. Setiap kehilangan lapangan pandang 10%
7
Manfaat JKK
Manfaat Keterangan
Santunan Kematian akibat 60% x 80 x US
KK/PAK
Biaya pemakaman Rp. 10.000.000,-
Santunan Berkala
24xRp.500.000.- = Rp.12.000.000.-

Beasiswa JKK Diberikan untuk 2 orang anak berkala setiap tahun sesuai tingkat
pendidikan apabila pekerja meninggal dunia atau mengalami cacat total
tetap.
Syarat utk mendapatkan beasiswa :

 Usia maksimal 23 tahun;


 Belum bekerja; dan
 Belum menikah.

Besaran beasiswa :

 TK s.d SD/ sederajat Rp.1.500.000.-/thn Maks. 8 Tahun


 SMP/ sederajat Rp.2.000.000.-/thn Maks 3 Tahun
 SMA/ sederajat Rp. 3.000.000.-/thn Maks 3 Tahun
 Strata 1/ sederajat Rp.12.000.000.-/thn Maks. 5 Tahun

Program Kembali Kerja Diberikan kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau
(Return To Work) penyakit akibat kerja atas rekomendasi dokter penasehat
MOKASI YO
MAULIATE
SYUKRON
SAUHO GOLO
SAKALANGKONG
HATUR NUHUN

TENG KIYU

Anda mungkin juga menyukai