PENDAHULUAN
SKENARIO 3
Mutasi merupakan variasi genetik yang terjadi pada < 1% populasi berupa
perubahan 1 urutan nukleotida pada DNA. Penyebab mutasi antara lain:
1. Kelainan jumlah
2. Kelainan struktur
3. Penurunan
4. De Novo
1. Silent mutation
Asam amino penyusun protein berubah namun protein tetap
sama.
2. Missense mutation
Asam amino penyusun protein berubah dan protein juga
berubah, namun belum tentu mengubah fungsi protein
karenan beberapa protein memiliki fungsi yang sama.
3. Nonsense mutation
Tidak terbentuk protein karenan menyebabkan munculnya
STOP (UAA, UAG, UGA) codon pada triplet kodon ke-2.
4. Frameshift mutation
Pergeseran kerangka basa (insersi atau delesi) yang dapat
menimbulkan akibat fatal jika terjadi pada 1 pasang basa atau
kelipatan 2 pasang.
1. Sebelum transkripsi
a. Metilasi DNA
b. Modifikasi histon
2. Setelah transkripsi
a. RNA interfering
D. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan-permasalahan secara
sistematis dan pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah
3
Genetik/genomik
Mutasi Polimorfisme
Fenotipe
E. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran
G. Langkah VII: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang
diperoleh
Terdapat beberapa SNP pada gen AgRP yang telah diteliti, yaitu silent
mutation c.123G>A (rs34123523) pada ekson kedua (minor allele
frequency/MAF = 0,042), non-synonymous mutation c.199G>A pada ekson
ketiga (MAF 5 = 0,042) dan c.131-42C>T (rs11575892) pada intron kedua
(MAF = 0,016) (Kalnina et al., 2009). Studi mengenai hubungan antara
polimorfisme gen AgRP dengan kegemukan pada populasi dewasa di Belanda
menunjukkan bahwa populasi dengan polimorfisme pada gen AgRP memiliki
IMT lebih tinggi, yang mengindikasikan kerentanan terhadap obesitas (van
Rossum et al., 2006). Studi yang dilakukan oleh Argyropulos et al. (2002) juga
menunjukkan terjadinya polimorfisme pada ekson ketiga human AgRP (hAgRP)
yang berperan dalam menimbulkan obesitas bergantung-usia pada manusia.
Polimorfisme pada ekson tersebut menyebabkan terjadinya perubahan nukleotida
posisi 67 dari G menjadi A pada ekson ketiga sehingga terjadi substitusi asam
amino nonkonservatif Alanin menjadi Treonin yang memiliki struktur berbeda
dan mungkin berdampak pada efek yang ditimbulkan pada reseptor protein ini,
yaitu reseptor melanokortin 3 dan 4. Efek tersebut dapat menyebabkan
terganggunya salah satu sistem pengaturan homeostasis energi tubuh yang dapat
berujung pada obesitas.
Salah satu penyebab epigenetik obesistas pada janin dapat diambil dari
peristiwa Dutch Hunger Winter. Pada era Perang Dunia I, sebagian daerah negara
Beanda dijajah oleh Jerman, Jerman melakukan embargo terhadap daerah
tersebut sehingga persediaan makanan daerah tersebut tidak tercukupi. Para ibu
hamil yang tinggal di daerah jajahan Jerman tersebut mendapat asupan nutrisi
yang kurang sehingga nutrisi untuk janin tidak terpenuhi dan janin melakukan
reprogramming untuk beradaptasi pada lingkungan yang kurang makanan. Pada
saat lahir, bayi yang telah melakukan reporogramming pun selalu merasa lapar
atau ingin makan lagi karena selama di kandungan ibunya tidak mendapat asupan
nutrisi yang cukup dan akhirnya sang anak mengalami obesitas pada ssaat
dewasa.
Metilasi DNA:
1. Faktor aktivasi
2. Faktor inhibitor
RNA Interfering:
Ada juga RNA hasil transkripsi yang berbentuk loop karena dalam 1 rantai
terdapat struktur yang saling komplemen, sehingga cenderung mendekat. Inilah
yang disebut micro RNA (miRNA). miRNA ini akan diproses juga oleh enzim
dicer untuk dipotong menjadi kecil, kemudian berikatan dengan protein arganout
menjadi untai tunggal dan membentuk RISC.
siRNA
Peneliti membagi SNP menjadi dua kelompok besar, yaitu genic dan
nongenic. Genic SNPs dibagi lagi menjadi beberapa kelas:
1. Intronic SNPs: SNP yang terjadi di daerah intron (daerah noncoding
dari gen yang ditranskrip menjadi pre-mRNA namun dihilangkan
saat pembentukan mRNA dan tidak di translasikan menjadi peptida).
2. 5' UTR SNPs: SNP yang terjadi pada ujung 5' dari gen yang
ditranskripsikan menjadi mRNA namun tidak ditranslasikan oleh
ribosom, termasuk daerah dari mRNA di antara transcription start
site dan kodon ATG untuk inisiasi translasi.
3. 3' UTR SNPs: SNP yang terjadi pada ujung 3' dari gen yang
ditranskripsikan menjadi mRNA namun tidak ditranslasikan oleh
ribosom, termasuk daerah dari mRNA di antara stop codon dan poly-
A tail.
4. Synonymous SNPs: substitusi nukleotida tidak mengubah asam
amino yang terbentuk.
5. Nonsynonymous SNPs: subtitusi nuklotida mengubah asam amino
yang terbentuk.
BAB III
Penyakit kelainan genetik atau genomik dapat terbentuk karena mutasi dan
polimorfisme. Perbedaan antara mutasi dan polimorfisme adalah terletak pada jumlah
penderita pada populasinya. Jika pada mutasi penderita berjumlah <1% populasi
sedangkan polimorfisme berjumlah >1% polimorfisme. Mutasi dan polimorfisme
dapat diakibatkan oleh nutrisi, lingkungan, pola hidup, dan stres ataupun karena
faktor epigenetik/epigenomik. Faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi
ekspresi dari gen. Sehingga dari skenario ini dapat kita simpulkan kita harus
memperhatikan nutrisi, lingkungan, pola hidup, dan psikis kita serta kita harus
mengetahui ada faktor epigenetik yang dapat berpengaruh terhadap pengekspresian
gen kita. Karena penyakit genetik ini dapat diwariskan ke generasi selanjutnya
sehingga kita harus selalu menjaga asupan nutrisi, lingkungan, pola hidup dan psikis
kita agar generasi penerus kita tetap sehat dan tidak menghasilkan generasi yang
mengidap penyakit genetik yang dikarenakan karena generasi kita.
Ada beberapa hambatan yang terjadi pada diskusi tutorial skenario 3 ini.
Hambatan utama kami adalah kurang luasnya prior knowledge masing-masing
anggota kelompok dan kami kurang bisa menggali lebih dalam materi-materi yang
terkait dengan skenario, sehingga kami kesulitan dalam menjawab beberapa
pertanyaan pada diskusi tutorial yang diberikan oleh anggota kami. Kebanyakan dari
kami juga masih kurang persiapan untuk menghadapi tutorial ini.
Semua manusia pasti memiliki kekurangan dan tidak sempurna begitu juga
dengan kelompok kami memiliki banyak kekurangan dan tidak sempurna. Saran dari
kelompok kami atas kekurangan-kekurangan kami sebaiknya kelompok kami
instropeksi diri, memperluas wawasan terutama mengenai blok yang sedang
dipelajari, dan mempersiapkan tutorial lebih baik lagi.
Harapan dari kelompok tutorial kami semoga kedepannya saat pertemuan
diskusi dengan skenario-skenario selanjutnya bisa memberikan pernyataan yang
berkualitas terhadap permasalahan yang dibahas, mempersiapkan bahan diskusi
tutorial sebanyak-banyaknya, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang kami dapatkan
dari diskusi tutorial sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, Bruce et al. 2014. Molecular Biology of The Cell Sixth Edition. Garland
Science: UK
Morgan, H. D., Santos, F., Green, K., Dean, W., Reik, W. 2005. Epigenetic
reprogramming in mammals. Human Molecular Genetics, vol. 14, p. R47-R58.
Norrgard, K. & Schultz, J. (2008). Using SNP data to examine human phenotypic
differences. Nature Education 1(1):85