Anda di halaman 1dari 46

Congenital Anamalies

Birth Defects
Etiologi
Congenital Anomali Congenital Malformasi
Merupakan abnormalitas Mencakup hanya defek
Struktur dan fungsi biokimia struktur yang terdapat sejak
yang muncul pada saat lahir lahir
Prevalensi/ insedensi
3% dari semua lahir hidup abnormalitas
berat
6% pada umur 2 tahun dan 6% pada umur
5tahun
Congenital Anomali dapat terjadi satu atau
lebih dari satu atau lebih gejala klinik
Insiden global 30-70/1000 kelahiran hidup.
Umumnya 22% tipe kelainan pada CNS
Tipe Abnormalitas
Malformasi: Terjadi selama proses
Organogenesis, yang menghasilkan sebagian atau
seluruhnya tidak berbentuk/alteration dari
struktur normal (terjadi pada minggu ke 3-8
kehamilan) contoh cleft lib dan cleft palate.
Disrupsi:terjadi perubahan morfologi dlm
pembentukan struktur yg disebabkan karena
kelainan proses mis: intestisnal atresia.
Deformasi: disebabkan oleh kekuatan mekanik
yang mempengarui pada bagian fetus dalam waktu
yang lama.mis: talipes equinovarus deformity
Syndrom, anomali yang terjadi oleh sebab pada
umumnya abnormalitas kromosom.
Patofisiologi
Selama perkembangan minggu ke-2,
agen teratogenik biasanya membunuh
embrio atau tidak berefek.
Selama Priode Organogenesis (minggu
ke 3-8) teratogenik merusak perkembangan
embrio (saat paling beresiko kongenital
anomali
Selama Periode Fetus (9minggu-9 bulan)
teratogen menghasilkan abnormalitas
Morfologi dan fungsi, terutama pada otak dan
mata.
PETA RESIKO TERATOGEN
Prinsip-Prinsip Teratologi
1. Kerentanan karena Genotip Ibu
2. Kerentanan tergantung stadium
perkembangan
3. Manifestasi tergantung dosis dan lama
paparan
4. Bekerja melalui mekanisme yang spesifik
5. Manifestasi Abnormalitas: kematian,
malformasi, keterlambatan pertumbuhan
dan gangguan fungsi.
Mekanisme Malkong
Kegagalan Perkembangan (amelia)
Perkembangan terhenti (sumbing)
Perkembangan berlebih (Gigantism)
Gagal Membagi (Syndactily)
Gagal Beratropi (Anus inperforata)
Gagal Berkonsolidasi(PangkreasAsesoris)
Tjd Penggabungan/ Pemisahan (Ureter ganda)
Migrasi yg salah (Undescendent testis)
Penempatan yg salah (Jantung di kanan)
Deferensiasi Atipik (Mongolism, Tumor kongenital)
Atafism (otot elevator pada Clavicula)
Kongenital Anomali

Faktor genetik

Faktor Lingkungan

Multifaktor
(Genetik+Lingkungan)
• Pola ini lebih dominan dalam keluarga
Penyebab abnormalitas Kromosom
Umur ibu yang lanjut; Kromosom
nondisjuction (Sindrom Down)
Consanguinity, dapat mengalami
Retardansi mental
Malnutrisi (defisiensi yodium dan asam
folat) , mengalami Kerusakan CNS.
Radiasi: Komosom delesi, translokasi dll
Virus; Campak Jerman (penyakit Autoimun)
Zat kimia: anti biotik.
ABERASI KROMOSOM
A. Numberik
Berkurang/Hypoploidi
- Monosomi (2n-1) ex: Sindrom Turner
- Nulisomi (2n-2)

Bertambah/Hyperploidi
- Trisomi (2n+1) ex: S.Klenifelter, S.Triple-X, S.Y-ganda,
S.Patau, S. Edward
- Trisomi ganda (2n+1+1)
- Tetrasomi ( 2n+2)- Pentasomi (2n+3).

Kelipatan/ Euploidi
- Triploid (3n)
- Tetraploid (4n)
Aberasi Kromosom
A. Numerik
1. Aneuploid
a. Hipoploid
- monosomi (2n-1) eq. S.Turner
- Nulisomi (2n-2)
b. Hiperploid
- trisomi (2n+1)eq. S.Klenifelter
- Tetrasomi (2n+2)eq.
- Trisomi ganda (2n+1+1)
2. Euploid
a. Monoploid (1n)
b. Diploid (2n)
c. Triploid (3n)
D. Tetraploid (4n).
Aberasi Kromosom
B. Struktural
1. Translokasi resiprok
2. Delesi
3. Inversi
4. Insersi
5. Duplikasi
6. Iso kromosom
7. Ring kromosom
8. Translokasi kromosom
Aberasi Kromosom
Perubahan struktur kromosom
Aberasi kromosom
.
Aberasi kromosom
Definisi Mutasi
• Perubahan-perubahan pada gen yang
sifatnya menetap dan dapat menyebabkan
perubahan-perubahan genotip yang
berbeda dari genotip normal (wild type)
• Terminologinya:
1. Perubahan pada materi genetik
2. Proses yang menyebabkan perubahan
pada materi genetik tersebut.
Mutan & Polymorfisme
• Mutan:
Merupakan organisme yang
memperlihatkan fenotip yang berlainan/
baru sebagai akibat mutasi.
• Polymorfisme:
Merupakan perubahan fenotip tidak
mempengaruhi fungsi/ aktivitas kehidupan
sel/organisme tersebut.
Mutagenic Agent
1. Radiation
1. A. Ionizing
1. - Sinar-X (wave length 1/100000000 to
1/1000000000 cm)
2. - Sinar Lamda (panjang gelombang 1/10pk9
sampai 1/10 pk10 cm)
3. - Sinar kosmik (panjang gelombang 1/10pk11
sampai dengan 1/10pk14cm)
B. Non ionizing
- Ultraviolet (panjang gelombang 1/10pk4 sampai
dengan 1/10pk6cm).
Mutagenic Agent
2. Chemicals
A. Reactants and base analogs
1. Reactants with purins and pirimidine
a. Nitrous Acid (HNO2)
b. Formal dehide
2. Base analogs
a. 5-Bromo uracyl (a pirimidin analog)
b. 2-Aminopurin (a purin analog)
B. Acridin Dyes
1. Acridin orange, Acridin yellow and Proflavin.
Mutagenic Agent
C. Alkilating agent (eq. mustard gases)
D. Others
1. Carsinigenics (eq. methyl
cholantrene).
2. Acids (eq. phenol)
3. Temperature shock
(ref: Burn GW;1983)
Mutasi
• Mutasi menurut tempat:
1. Mutasi gen
2. Mutasi kromosom
3. Mutasi ekstra nuklear
• Menurut sel:
1. Mutasi somatik
2. Mutasi generatif
• Menurut mekanisme:
1. Mutasi induksi
2. Mutasi spontan.
Mutasi
• Menurut besarannya:
1. Mutasi titik (Point Mutation)
2. Mutasi multi basa (Multibase Mutation)
3. Chromosomal Aberation.
Macam Mutasi
• Missense Mutation: Terjadi kesalahan baca
seharusnya dibaca valin, tetapi terbaca alanin.
• Nonsense Mutation: Akibat berubah menjadi
kode nonsense, sehingga pembacaan terputus,
sehingga panjang rantai polipeptida menjadi
pendek.
• Frameshiff Mutation:Akibat insersi/delesi basa,
sehingga seluruh kerangkanya berubah sama
sekali.
Mutasi Gen – Substitusi
Mutasi Gen – Substitusi (2)

Mutasi Salah Arti

Mutasi Tanpa Arti


Mutasi Gen – Insersi dan Delesi

Delesi menyebabkan mutasi salah arti


Mutasi Gen – Insersi dan Delesi
(2)

Insersi menyebabkan mutasi tanpa arti

Delesi tiga nukleotida menyebabkan mutasi salah arti


Mutasi Kromosom (2)
Perubahan jumlah kromosom
Kelainan-kelainan pada Manusia yang
Disebabkan oleh Perubahan Kromosom
Kelainan-kelainan pada Manusia yang
Disebabkan oleh Perubahan Kromosom
Sumber Mutasi
Agen infeksi
Virus Rubella
Sitomegalo virus
Herpes simplek virus
Varisella
HIV
Dll progenik gejala rendah
Toksoplasmosis (parasit)
Sifilis
.
Hipertermia (mandi uap)
Radiasi
Zat kimia dan obat farmasi
Hormon
Penyakit Ibu (PKU, Defisiensi nutrisi dan)
Hipoksi
Infeksi
Virus Rubella (katarak, tuli dan kelainan jantung,
khorioretinitis, glaukoma, mikrosephali,
mikroftalmia & kelainan gigi)
Cytimegalovirus (mikrosephali, mikroftalmia &
hydrosephalus)
Toxoplasma gondii (kelainan otak dan mata spt
pada cytomegalo virus)
Trepanoma pallidum/ siphilis (tuli kongenital,
fibrosis paru & hati)
TERATOGEN
(Obat-obatan & Zat Kimia)
Alkaloid (kematian fetus, lahir prematur, dan BBR).
Anti Epilepsi (Dismorfi muka, defek jantung, cleft palate)
Anti Tumor (malformasi tulang dan SSP).
Kortikosteroid (cleft palate, defect jantung)
Thalidomit (phocomelia, meromelia, amelia)
Insulin & Obat Hipoglikemik (teratogeniknya sgt lemah)
Zat Androgen (Masculinisasi)
Obat kelenjartiroid (gondok kongenital)
Anti Biotik (Hypoplasia enamel, Distorsi pertumb tulang)
LySergit acid Diethylamid & Mariyuana (malformasi kaki)
Air Raksa Organik
Radiasi
◦ Radiasi Dosis Tinggi pada Ibu Hamil (kelainan
rangka dan SSP)
◦ Radiasi Bom Atom
Hipoxy
Ibu berpenyakit cardiovasculer
Lahir Pada Daerah ketinggian (bayi yang
lahir kecil dengan beratnya rendak, dan
tidak mengalami kelainan)
Pencegahan
Genetik konseling: pemecahan masalah
dengan pendekatan proses komunikasi yang
berhubungan dengan kelainan genetik dan
kongenital anomali dalam keluarga. Bukan
mengatur tetapi mendiskusikan hal penting
tentang keadaan mareka.
Konseling genetik
Ada 2 jenis:
1. Prospective genetic conseling; bersifat
pencegahan atau mengurangi perkawinan
heterozigot melalui prosedur screening dan
menjelaskan risiko yang akan terjadi pada anak.
2. Retrospective genetic conseling; Dilakukan
setelah terjadi kelainan hereditas, dapat
dilakukan dengan metode kontrasepsi,
sterilisasi dan MTP.
Konseling genetik
Mencegah perkawinan sedarah
Promosi kesehatan pada anak wanita,
status kesehatan pada prakehamilan lewat
penceghan malnutrisi, anemia, tdk
kekurangan iodin dan asam folat, dll.
Ibu berhenti sebagai perokok aktif
maupun pasif.
Konseling genetik
Tidak minum obat tanpa konsultasi ke
dokter selama kehamilan trimester 1
Mencegah infeksi intrauterin, dan menjaga
kesehatan seksual
Menghindari punya anak setelah melahirkan
anak dengan Kongenital anomali
Meningkatkan kepedulian masyarakat tentang
faktor risiko dan penyebab kongenital
Anomali serta pencegahan yang terukur.
References:

1. Langman, J.: Medical Embryology, Williams &


Wilkins, Baltimore, 4th Ed., 1997.
2. Arey.L.B.: Developmental Anatomy, W.B.
Saunder Coy, Phyladelphia, 6th Ed., 1956.
3. Moore, K.L.: The Developing Human Clinically
Oriented Embriology, W.B.Sauders Coy.,
Phyladelphia, 1973.

Anda mungkin juga menyukai