PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya pada dasarnya dalam untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya.
Atau dengan kata lain bahwa dalam hidupnya manusia tidak terlepas hubungannya dengan
manusia lainnya, sehingga hubungan antar manusia tersebut merupakan kebutuhan objektif.
Untuk mewujudkan keinginan menjadi satu dengan manusia lainnya, maka manusia
melakukan hubungan sosial atau interaksi sosial. Garna (1996:76), menyatakan bahwa semua
kelompok masyarakat, organisasi, komunitas dan masyarakat terbentuk oleh para individu yang
melakukan interaksi. Karena itu suatu masyarakat adalah individu yang sedang melakukan
interaksi dalam mengambil peranan, komunikasi dan interpretasi yang bersama-sama
menyesuaikan tindakannya, mengarahkan dan kontrol diri serta perspektif. Tindakan bersama
individu dalam melangsung peran itu untuk memperoleh kepuasan bersama.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain
itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut.
Pada dasarnya kerja sama merupakan wujud dari keteraturan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Itulah sebabnya, kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang paling mudah
dijumpai dalam kehidupan sosial. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Salah
satu cara yang ditemukan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut adalah
kerja sama. manusia sadar bahwa tanpa kerja sama, mereka tidak mungkin memenuhi
kebutuhannya sendiri secara layak. Karena sebagian besar kehidupan masyarakat dapat dilakukan
melalui kerja sama.
Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya tidak ada jaminan
akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu pelaksananya. Setiap saat
ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu maupun antar kelompok dalam
organisasi.Banyak faktor yang melatar belakangi munculnya ketidakcocokan atau ketegangan,
antara lain sifat-sifat pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi yang “buruk”,
perbedaan nilai, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi
ke dalam suasana konflik. Seperti menurut Juheifa (2000), menyatakan bahwa pertikaian dapat
terjadi karena proses interaksi, dimana penafsiran makna perilaku tidak sesuai dengan maksud dari
pihak pertama, yaitu pihak yang melakukan aksi, sehingga menimbulkan suatu keadaan dimana
tidak terdapat keserasian diantara kepentingan dan pihak-pihak yang melakukan interaksi. Pada
pertikaian terdapat usaha untuk menjatuhkan pihak lawan dengan menggunakan kekerasan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami makna dari kerjasama.
1.3.2 Mengetahui bentuk kerjasama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.3.3 Memahami makna dari konflik.
1.3.4 Mengetahui bentuk konflik dalam kehidupan berbangsa da bernegara.