Anda di halaman 1dari 20

Archaebacteria

Kelompok 3
Archaebacteria
Dilihat dari metabolisme dan ekologi :

Metanogen

Halofil ekstrem (Halofilik)

Termofil ekstrem (Termofilik)


Domain Arkhaea
(Archebacteria)

Kelompok bakteri yang


lebih dikenal dengan
bakteri purba (primitif).
Hidup di lingkungan
ekstrim pada sejarah
evolusi bumi sehingga
banyak anggotanya sudah
punah dan menjadi fosil
Ciri-Ciri Archaeobacteria
Archaeobacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Sel bersifat prokaryotik.
b. Lipida pada membran sel bercabang.
c. Tidak memiliki mitokondria, retikulum
endoplasma, badan golgi, dan
lisosom.
d. Habitat di lingkungan bersuhu tinggi,
bersalinitas tinggi, dan asam.
e. Berukuran 0,1 m sampai 15   m, dan
beberapa ada yang berbentuk filamen dengan
panjang 200 m.
f. Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.
Archaeobacteria dikelompokkan
berdasarkan habitatnya, yaitu:

a. Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam


tinggi.
b. Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi
methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang.
c. Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu
tinggi. Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan
Archaeobacteria di gletser, asap hitam, tanah rawa,
kotoran, air laut, tanah dan saluran pencernaan makanan
pada binatang seperti ruminansia, dan rayap.
Terdapat juga pada saluran pencernaan makanan pada
manusia. Walaupun demikian, Archaeobacteria biasanya
tidak berbahaya bagi organisme lainnya dan tidak satu
pun dikenal sebagai penyebab penyakit.
Klasifikasi Archaeobacteria
Digolongkan lagi menjadi 3 filum yaitu: archaebacteria methanogen,
archaebacteria termofilik, dan archaebacteria halofilik yang juga
menyangkut tempat hidup/habitatnya sebagai berikut:

1. Metanogen
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat yang mengandung metan seperti
di saluran pencernaan sapi.
Archaebacteria methanogen dicirikan dengan kemampuannya
menghasilkan energi dengan mengubah H2 menjadi gas metan. Contoh
dari bakteri ini adalah Methanobacterium, Metanococcus,dan
Metanomicrobium yang bisa ditemukan di rawa-rawa.
2. Termoasidofilik
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat bersuhu tinggi.
Bakteri ini dapat hidup di tempat bersuhu 250o fahrenheit
dan derajat keasaman yang sangat tinggi (pH<2). Contoh
dari bakteri ini adalah Sulfolobus, Termoplasma,
Pyrodictium, dan Termococcus yang hidup di sumber air
panas.
3. Halofilik
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat berkadar garam
tinggi.
Bakteri ini menggunakan garam untuk menghasilkan
energi dan dapat ditemukan di tambak laut maupun di laut
yang berkadar garam tinggi seperti di Laut Mati. Contoh
dari bakteri ini adalah Halobacterium halobium yang hidup
di tambak laut.
Peranan Archaebacteria

Archaebacteria membantu pencernakan makanan pada


ruminansia. Bakteri metanogen digunakan untuk
degradasi limbah pada unit pengolahan limbah. Membantu
pembuatan kompos dan biogas. Sampai saat ini tidak
ditemukan Archaebacteria yang menyebabkan penyakit
pada organisme lain
Cyanobacteria
(Alga Hijau-Biru)
• Cyanobacteria termasuk dalam kelompok
Eubacteria (bakteri). Anggota Cyanobacteria
tersebar di berbagai tempat, yaitu perairan,
tanah, batu-batuan.
• Cyanobacteria mengandung sejenis klorofil ,
memiliki fikosianin menyebabkan adanya sifat
yang khas, seperti berwarna hijau kebiru-biruan
• Disebut tumbuhan perintis
CIRI – CIRI UMUM
• Prokariotik
• Warna hijau kebiruan krn memiliki pigmen
klorofil a (hijau) dan fikosianin (biru).
Klorofil tdk terdapat dlm kloroplas tetapi
pada membran tilakoid
• Habitat : lembab (diatas tanah, batu,
tembok, sawah, parit, laut)
• Jika mengering koloni mengelupas seperti
kerak
• Ada yang soliter , koloni
• Organisme perintis,
BENTUK TUBUH
• UNISELULER : Chrococcus, Anacystis

• KOLONI : Merismopedia, Nostoc, Mirocystis

• BENANG : Oscillatoria, Microcoleus,


Anabaena
STRUKTUR TUBUH
• Selubung lendir
Disebelah luar dinding sel, untuk mencegah sel
kekeringan dan memudahkan gerak

• Dinding sel
Memberi bentuk tubuh, melindungi tubuh

• Membran sel
Berfungsi mengatur keluar masuknya zat
terdapat membran tilakoid, yaitu pelipatan
membran sel kearah dalam membentuk lamela
fotosintetik . Pada membran tilakoid terdapat
klorofil. Jadi alga biru tidak memiliki kloroplas.
• Sitoplasma
Tersusun atas air, protein, lemak, gula,
mineral, enzim, ribosom, dan DNA.
Tempat berlangsungnya metabolisme sel
• Asam inti / asam nukleat / DNA
Tanpa dilindungi membran inti
( prokariotik )
• Mesosom : Penonjolan membran sel
kearah dlm , penghasil energi
• Ribosom : Sintesis protein
REPRODUKSI
• Pembelahan sel
seperti pembelahan biner . Contoh :
Gloeocapsa

• Fragmentasi
Terjadi pada alga berbentuk benang.
filamen panjang terputus menjadi dua /
lebih membentuk benang – benang
pendek atau disebut hormogonium
tempat pemutusan filamen adalah sel
mati . Contoh : Plectonema boryanum
• Pembentukan spora
Jika kondisi buruk (ex. kurang air)
dpt membentuk endospora seperti
bakteri.
Endospora ini disebut akinet, yaitu
alga yang mengalami penebalan
dinding sel dan pembesaran sel.
contoh : Nostoc
SPECIES-SPECIES CYANOPHYTA

• Chrococcus
Uniseluler, habitat di dasar kolam / tembok
basah,diselubungi lendir, pembelahan biner,
bentuk sel yang bergandengan karena gagal
berpisah dengan sel lain
• Gloeocapsa
Uniseluler, dibatuan basah, berselubung lendir
• Merismopedia : Berkoloni
• Anabaena : Berfilamen
Chrococcus Gloeocapsa Merismopedia

Anabena Plectonema sp. Spirulina


Peranan
a)  Beberapa Cyanobacteria termasuk dalam
Cyanophyta uniseluler pada Croococcus dan
Gloeocapsa sebagai vegetasi perintis.

b)  Beberapa Cyanobacteria dapat dimanfaatkan


sebagai sumber makanan alternatif, misalnya
Spirulina.

c)  Beberapa spesies Cyanobacteria bersimbiosis


dengan tumbuhan untuk menambat atau fiksasi
nitrogen bebas, sehingga menambah kesuburan
tanah, misalnya Anabaena azzolae.

Anda mungkin juga menyukai