Anda di halaman 1dari 2

Mengapa bakteri yang memiliki kapsul dikatakan lebih sering menimbulkan penyakit dibandingkan dengan

bakteri yang tidak berkapsul?

Karena bakteri yang memiliki kapsul Dia memiliki perlindungan yang lebih karena memiliki kapsul dalam tubuhnya
yang menyebabkan jika yang masuk ke dalam tubuh akan lebih telindung dari obat atau enzim-enzim yang ada pada
tubuh manusia. Kita tahu bahwa bakteri yang tidak berkapsul hanya mengandalkan dinding sel Saat memasuki tubuh
manusia. Padahal dinding sel bakteri yang tidak berkapsul sifatnya semipermeable yang artinya masih dapat
ditembus oleh obat-obatan enzim yang ada pada tubuh manusia sehingga bakteri yang berkapsul lebih berpotensi
untuk menimbulkan penyakit dibanding dengan bakteri yang hanya mengandalkan dinding sel yang semipermeable
itu.

Jika dilihat dari cara makannya, bagaimanakah bakteri menginfeksi tubuh kita? Jelaskan reaksi tubuh kita
saat terinfeksi bakteri!

Berdasarkan penjelasan di atas, kita ambil contoh penyerangan bakteri penyebab penyakit TBC terhadap tubuh
manusia. Penyakit tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan
melalui udara. Jika seseorang pengidap TBC batuk, bakteri tersebut akan masuk ke jaringan paru-paru seseorang
yang berada di dekatnya. Setelah sampai di paru-paru, bakteri tersebut akan membentuk kapsul yang dapat
menjaganya dari serangan organisme lain. Berikutnya, bakteri akan menetap di dalam paru-paru. Sel bakteri yang
mengandung kapsul ini disebut tubercle. Jika daya tahan tubuh baik, tubercle akan mati. Namun, jika daya tahan
tubuh menurun, tubercle ini akan lepas dan menjadi aktif untuk kemudian berkembang biak. Lambat laun lama
kelamaan tubercle-tubercle ini akan memenuhi seluruh alveolus paru-paru. Aktivitas tubercle ini dapat dideteksi
dengan menggunakan sinar X. Jika hasil penyinaran ini menunjukkan tubercle sedang aktif, maka orang tersebut
perlu mendapatkan perawatan menggunakan antibiotik selama enam bulan secara terus menerus.

1 jam = 60 menit x 24 jam = 1440 menit x 20 menit = 28.800 bakteri dalam 1 hari... Jumlah bakteri tidak akan
memenuhi bumi karena ada beberapa faktor pembatas pertumbuhan bakteri misalnya kekurangan makanan, suhu
yang tidak sesuai, hasil ekskresi yang meracuni bakteri, atau adanya organisme lain yang memangsa bakteri,
contohnya adalah bakteriofage. Predator bakteri adalah bakteri dan mikroorganisme lain yang lebih besar dan virus.
Mikroorganisme tersebut dapat berupa alga, jamur lendir, hingga larva serangga.

Namun biasanya bakteri tidak mati karena dimangsa makhluk lain. Biasanya, bakteri mati karena kondisi
lingkungannya, seperti keberadaan zat kimia inhibitor pertumbuhan koloni, faktor fisik (temperatur, cahaya, suara,
dsb), dan keterbatasan makanan.

Ketika bakteri menemukan sumber makanan, maka bakteri tersebut akan begitu cepat membelah diri hingga
koloninya menghabisi sumber makanan tersebut. Begitu sumber makanan tersebut habis, maka jumlah koloni akan
terus menerus menyusut hingga akhirnya habis. Itu biasa terjadi di alam.

Banyak juga kematian koloni bakteir yang disebabkan oleh kondisi fisik yang ekstrim seperti temperatur (proses
pasteurisasi susu, memasak air, dsb). Keberadaan asam lambung di dalam lambung juga membunuh bakteri,4e \
mengapa bakteri tidak bereproduksi secara seksual apakah perbedaan seksual dan paraseksual?

Pada reproduksi paraseksual hanya terjadi penggabungan materi genetik dan tidak ada fertilisasi sel
kelamin. Bakteri tidak melakukan reproduksi seksual karena tidak menghasilkan sel kelamin. Dengan
demikian, bakteri tidak bereproduksi secara seksual karena tidak menghasilkan sel kelamin.

bagaimana adaptasi archaebacteria yang hidup di lingkungan yang ekstrem?Menurutmu, apa yang harus
disediakan oleh ilmuwan yang ingin memelihara archaebacteria yang berasal dari sumber air panas di dalam
laboratorium?
Berikut adalah mekanisme pertahanan diri saat berada di lingkungan ekstrim:

1. Metanogen. Metanogen memiliki tempat hidup di lumpur dan di tepi rawa, payau metana, gas rawa,
tempat organisme lain menghabiskan semua oksigen. Bakteri ini juga bisa hidup di lambung sapi karena
terdapat hidrogen (H₂) dan karbon dioksida (CO₂) yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain yang hidup di
sapi. Jenis metanogen yang hidup di laut mendapatkan makanan bakteri dari bahan organisme yang
tenggelam di dasar laut. Terdapat beberapa jenis ini yang bersimbiosis dengan air panas pada suhu 110 °C.
Bakteri ini dapat bertahan hidup pada suhu yang tinggi karena struktur selnya yang meliputi DNA, protein
dan membrannya telah beradaptasi. Suhu optimum untuk tumbuh dengan baik yaitu 98 °C dan akan mati di
bawah 84 °C.
2. Halofil ekstrim (Halobacterium): Beberapa spesies memiliki toleransi terhadap kadar garam, namun ada
pula spesies lain yang memerlukan lingkungan yang sepuluh kali lebih asin dari air laut untuk dapat
tumbuh. Beberapa jenis bakteri ini memiliki klorofil ungu, disebut dengan bakteri ordhopsin, sehingga
mampu melakukan fotosintesis.
3. Termofil ekstrim: Sulfobulus sp yang hidup di mata air panas bersulfur di Yellowstone National Park
(Amerika Serikat). Sulfobulus sp hidup dengan mengoksidasi sulfur untuk memperoleh energi. Karena suka
dengan asam dan panas, kelompok ini disebut juga dengan termoasidofil.

Jika peneliti ingin mengembangbiakkan bakteri jenis ini, sayangnya bakteri ini sangat sulit untuk
dikembangbiakkan. Oleh karena itu, sulit untuk meneliti lebih jauh tentang bakteri ini. Dikarenakan jenis bakteri ini
sangat berbeda dengan bakteri lain, yaitu bakteri sejati yang bersifat eukariot.

Mengapa jika kita meminum antibiotik terus menerus, bakteri akan menjadi kebal terhadap antibiotik?

Antibiotik berfungsi menghambat pertumbuhan atau menghancurkan kehidupan mikroorganisme, dalam hal ini
adalah bakteri.

Perlu diketahui bahwa penggunaan antibiotik yang terlalu banyak nyatanya tidak hanya membunuh bakteri jahat
dalam tubuh kita, melainkan juga membunuh bakteri baik yang diperlukan tubuh. Ketika bakteri-bakteri baik ini
mati, maka tempatnya semula akan digantikan dengan bakteri yang jauh lebih jahat.

Ketika bakteri jahat ini tidak bisa dikalahkan, maka tubuh manusia membutuhkan antibiotik dengan dosis lebih kuat.
Hal ini akan meningkatkan kemampuan mutasi bakteri sehingga pada akhirnya tidak ada lagi antibiotik yang bisa
membunuhnya. Itulah mengapa bakteri bisa sampai resisten (kebal) terhadap antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai