Anda di halaman 1dari 4

Protista eukariotik

Fungi, protozoa,dan algae, sebagaimana bakteri dan sianobakteri, adalah


protista. Akan tetapi mereka berbeda dengan bakteri karena sel –selnya
eukariotik ( sel –sel bakteri dan sianobakteri ialah prokariotik). Perbedaan ini
sangat penting.
Fungi ( cendawan). Organisme ini tidak berklorofil dan mempunyai
dinding sel yang kaku. Beberapa bersel satu: yang lain multi seluler dan
menunjukan sedikit perbedaan pada bagian – bagian strukturnya. Ukuran dan
bentuknya berkisar dari khamir yang mikroskopik dan multiseluler ( kapang)
sampai kepada jamur yang multiseluler dan amat besar (raksasa) serta jamur
kelentos. Fungi memperbanyak diri melalui berbagi macam proses, baik seksual
maupun aseksual (mikhael,2006).
Protozoa adalah protista eukariotik bersel satu tanpa klorofil dan dinding
sel. Ukuranya berkisar luas, ada yang besaranya hanya 1 µm; yang lain
berukuran ratusan micrometer dan tampak oleh mata bugil, bentuknya pun
beraneka ragam.
Tempat dijumpai mikroorganisme
Mikroorganisme terrestrial (bumi) sebagaimana di utaraakan
sebelumnya.mikroorganisme dijumpai dimana – mana, disegala lingkungan hidup
manusia, mereka ada dalam tanah, dilingkungan aquatic, berkisar dari aliran air
sampai pada lautan, dan atmosfer. Keadaan lingkungan setempat menentukan
cirri – cirri populasi mikroba. Meraka ada dalam jumlah yang luar biasa besarnya
dan dalam keragaman yang luas.
Berlawanan dengan kepercayaan umum, lebih banyak lagi diantar jasad
renik ini yang bermanfaat dibandingkan dengan yang merugikan. Dalam bidang
mikrobiologi kita berusaha mengetahui lebih banyak mengenai penyebaran
mikroorganisme dalam berbagai tempat lingkungan, jumlah dan jenis yang ada,
dan peranannya dalam lingkungan.
System – system klasifikasi terdahulu menempatkan semua bentuk
kehidupan dalam dunia tumbuh –tumbuhan atau hewan. Dengan terhimpunya
lebih banyak pengetahuan mengenai mikroorganisme, menjadi semakin jelas
bahwa meskipun berbagi kehidupan memperlihatkan ciri tumbuh – tumbuhan
saja atau hewan saja, yang lain memiliki cirri –ciri baik sebagi tumbuhan maupun
hewan. Mak timbulah kebutuhan untuk mendirikan dunia ketiga (protista) untuk
mencakup mikroorganisme uniseluler (Michael,2006).
Syarat yang ideal untuk desinfektan (germicidae) yaitu toxisitas yang
tinggi terhadap mikroba. Kemampuan untuk membunuh mikroba adalah syarat
utama germicidae dan diharapkan mempunyai spectrum yang seluas – luasnya
walaupun dalam konsentarasi (kadar) kecil. Kelarutanya tinggi, harus larut baik
dalam air atau cairan jaringan agar daya kerjanya efektif. Stabilitasnya tinggi,
harus stabil sebab kalu susunan kimianya berubah, mak akan berubah pula daya
germicidanya.
Mikroba yang resisten terhadap antibiotika. Tidak semua jenis mikroba
dapat dibunuh oleh antibiotika, misalnya penicillin berkahasiat untuk membunuh
staphylococcus aureus, tetapi tidak berkhasiat terhadap salmonella typhi.
Bahkan, dapat terjadi staphylococcus aureus yang biasanya sensitive terhadap
penicillin berubah menjadi resisten terhadap penicillin. Hal ini di sebabkan bakteri
tersebut mengadakan mutasi yang dapat terjadi karena pengobatan yang
dilakukan tidak dengan semestinya.
Untuk mencegah terjadinya resisten maka dalam penggunaan anti biotic
harus diingat jangan menggunakan antibiotika secara sembarangan tanpa
mengetahui khasiat dengan pasti.
Disenfektan dibagi dalam beberapa golongan yaitu
1.Golongan phenol dan turunannya
misalnya phenol , cresol,hexylresorcinol. Larutan phenol 2 – 5% dipakai sebagai
desinfektan pada sputum, urine, feces atau alat – alat terkontaminasi. Virus dan
bakteri bentuk spora, lebih tahan lama terhadap phenol dibandingkan dengan
bakteri bentuk vegetatif.
2.Alcohol
ethyl alcohol (ch3ch2oh) merupakan desinfektan yang sering dipakai untuk

desinfektan kulit, digunakan kadar ethyl alcohol 70%. Daya kerjanya yaitu
mengkoagulasikan protein dan menarik air sel (wahyu,2004).
Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan bakteri
a. Pengaruh suhu
tiap jenis bakteri memiliki suhu optimum dimana pertumbuhanya paling baik.
Berdasarkan hal ini bakteri dibagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu:
Golongan Suhu pertumbuhan
Minimum Optimum Maxsimum
Psychrophill 00C 100 – 150C 300C
Mesophill
150 – 250C 250 – 370C 400 – 550C
Thermophill
250 - 450C 500 – 600C 600 – 900C

Bakteri –bakteri pathogen pada manusia termasuk bakteri mesophyll. Suhu

optimumnya sama dengan suhu tubuh manusia (370C) tiga puluh derajat
Celsius.
1. pengaruh suhu rendah
Suhu rendah sampai di bawah minimumnya, menyebabkan bakteri tidak
dapat berkembang biak, pada umumnya tidak segera mematikan bakteri, bahkan

ada yang tahan bertahun – tahun pada suhu minus 700C. bakteri yang pathogen

pada manusia umumnya cepat mati pada suhu 00C (nol derajat Celsius).
2. pengaruh suhu tinggi
Suhu tinggi lebih membahayakan kehidupan bakteri dibandingkan dengan
suhu rendah, bila bakteri dipanskan pada suhu diatas suhu maksimumnya, akan
segera mati. Semua bakteri, baik yang pathogen maupun tidak. Dalam bentuk

vegetatifnya mati dalam waktu 30 menit, pada suhu 600 – 650C. kenyataan ini
merupakandasar tindakan pasteurisasi.
b. Cahaya
sebagian besar bakteri adalah chemotrope, karena itun pertumbuhanya
tidak bergantung pada adanya cahaya matahari, pada beberapa spesies, cahaya
matahari dapat membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.
c. Pengeringan (kelembaban)
air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya
dapat mengambil makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua
bakteri tumbuh dengan baik pada media yang basah dan udara yang lembab,
dan tidak dapat tumbuh pada media dan udara kering. Kenyataan ini merupakan
dasar pengawetan bahan makanan dengan pengeringan (Etjang,2003).

Anda mungkin juga menyukai