Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menyangkut tentang masalah-masalah pada tanaman tentunya banyak dialami oleh para petani
karena akan memepengaruhi produktivitas panen. Oleh karena itu kita harus mengupayakan penanganan
sebisa dan seefisien mungkin dengan cara kita harus mengetahui terlebih dahulu gangguan yang dialami
oleh tanaman, dan juga memperhatikan lingkungannya.

Untuk membantu para petani yang sulit untuk mengenali penyebab suatu gejala, karena gejala-
gejala tersebut mempunyai tanda-tanda perubahan yang hampir sama. Maka dari itu kita bisa menerapkan
teknik diagnosa yaitu dengan cara mengenali tanda-tanda faktor penyebab gangguan pada tanaman yang
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan pertumbuhan tanaman hias perlu
diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Dua kategori utaman yang
mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman hias adalah faktor biotik dan abiotik

Factor biotik dan abiotik sangat menentukan pertumbuhan tanaman hias. Oleh karenanya itu perlu
kita kenali atau ketahui tanda-tanda kerusakan pada tanaman hias yang disebabkan oleh faktor biotik dan
abiotic.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini yaitu
1. Apa itu faktor biotik?
2. Apa itu faktor abiotic?
3. Bagaimana tanda-tanda kerusakan pada tanaman hias akibat faktor biotik dan fator abiotik?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui dan memahami faktor biotik.


2. Untuk mengetahui dan memahami faktor abiotik
3. Untuk mengetahui dan mengenali tanda-tanda kerusakan pada tanaman hias akibat faktor biotik
dan abiotik.
1.

1
BAB II
TANDA-TANDA KERUSAKAN TANAMAN HIAS
AKIBAT FAKTOR BIOTIK DAN FAKTOR ABIOTIK
A. Pengertian

Kerusakan tanaman hias dapat disebabkan oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik atau
biasa juga disebut faktor hidup meliputi semua makluk hidup di bumi yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan dan mikroba. Sedangkan faktor abiotik yang sering juga dikenal dengan faktor tak hidup yang
meliputi faktor fisik dan kimia.

Kerusakan tanaman hias akibat faktor biotik adalah kerusakan tanaman hias yang dipengaruhi
atau disebabkan oleh semua makluk hidup di bumi yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroba. Sedangkan kerusakan tanaman hias akibat faktor abiotik adalah kerusakan pada tanaman hias
yang disebabkan oleh faktor fisik dan kimia.

Tanda-tanda kerusakan tanaman hias akibat faktor biotik dan abiotik dalah gejala yang muncul
akibat faktor hidup dan tak hidup. Faktor hidup disini yang dimaksud adalah semua makluk hidup di bumi
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan mikroba. Sedangkan faktor tak hidup yang dimaksud
adalah faktor fisik dan kimia.

B. Faktor Biotik

Kerusakan tanaman hias akibat gangguan yang disebabkan oleh makhluk hidup, seperti burung,
tikus, bakteri, virus dan sebagainya dibedakan menjadi:

1. Patogenik

Disebabkan karena mikroorganisme yang masuk kedalam jaringan tanaman lalu menimbulkan
penyakit infeksi. Gangguan ini dapat menyebar luas pada tanaman yang lain,. Untuk mendeteksi
gangguan patogenik ini tidak bisa dilakukan dengan mata telanjang maka kita membutuhkan alat
bantu berupa mikroskop, lalu kita bisa mengenali pelakunya dengan cara mengamati dan
mempelajari gejala yang ditimbulkannya.

a.

2
2. Non Patogenik

Disebabkan karena organisme yang melakukan kontak secara langsung misalnya, ulat,
serangga, tikus, atau nematode, organisme-organisme tersebut biasanya disebut hama. Gangguan
ini lebih mudah diketahui karena bisa dilihat dengan mata sehingga tidak terlalu sulit menentukan
pestisida pembasmi organisme tersebut. Kesalahan pemberian pupuk dan penggunaan pestisida
yang berlebihan juga disebut faktor non patogenik. Oleh karena itu, para kita harus mengetahui
dan mempelajari wawasan tentang budidaya tanaman agar lebih meminimalkan kesalahan-
kesalahan perlakuan tidak terjadi.

Hama yang biasa menyerang tanaman hias, adalah kumbang, belalang, serta ulat
batang. Kumbang dan belalang menyerang daun yang akan mengakibatkan berkurangnya jumlah
luas permukaan daun (fotosintesis berkurang). Ulat batang akan menyerang tanaman muda yakni
bagian batang dan tangkai daun, akibatnya tanaman menjadi layu dan rebah.

3. Kompetisi

Disebabkan karena persaingan merebutkan unsur hara antara tanaman pokok dan
tanaman yang disebut pengganggu seperti rumput dan gulma. Kompetisi ini juga dapat terjadi
antara sesama tanaman pokok yang ditanam secara tumpang sari, ada pula antara tanaman inang
dan tumbuhan parasit yang mengambil nutrisi dengan cara menempel pada tanaman inang.

Gulma akan menyebabkan persaingan dengan tanaman utama, keberadaanya perlu diperhatikan
pada saat awal pertumbuhan karena pada saat tersebut bibit tanaman mulai bertunas dan
memerlukan hara serta mineral yang cukup banyak.

3
C. Faktor Abiotik

Kerusakan tanaman hias akibat factor abiotik dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Cuaca dan Iklim

Cuaca yang tidak stabil dapat membuat metabolisme tanaman mengalami kekacuan. Hal ini
sering terjadi saat pergantian musim. Gejalanya dapat berupa pertumbuhan tunas yang menjadi
keriput dan mengeriting, yang selama in banyak dikira akibat dari serangan virus.

2. Fisiologis

Disebabkan karena ketidakcukupan kebutuhan tanaman yang akan menjalankan siklus


pertumbuhannya. Penyebab utama gangguan fisiologis adalah tidak seimbangnya unsur hara dan
air, dipengaruhi oleh keadaan tanah sebagai media dan pupuk yang digunakan. Keracunan
pestisida juga termasuk faktor fisiologis karena berkaitan dengan melemahnya kumpulan sel-sel
pada tanaman.

Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :

a. Suhu

Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme
untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.

b.Sinar matahari

Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar
matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis.

c. Air

Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi
hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya
transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah
dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.

d.Tanah

Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsurunsur penting
bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.

4
e. Ketinggian

Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian
yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.

f. Angin

Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.

g. Garis lintang

Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang
secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada
organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

3. Faktor Edafis

Disebabkan karena media atau tanah mengalami masalah-masalah fisik, yang akan berpengaruh
pada tanaman yang tumbuh di atasnya. Masalah perubahan fisik adalah tanah yang mengeras
sehingga mempersuliit berkembangan akar tanaman. Selain masalah fisik, tanah juga mengalami
masalah kimia dan biologi. Masalah kimia dapat berupa kurangnya pH tanah, minimnya zat hara
dan air, serta rendahnya kapasitas tukar caiton. Lalu untuk masalah biologi dapat berupa
kurangnya ketersediaan mikroba yang berperan dalam mengubah unsur hara yang tersedia.

4. Atmosfer

Atmosfer merupakan daktor yang bersentuhan langsung oleh atas bagian tubuh atas tanaman.
Salah satunya adalah akumulasi gas-gas dan partikel yang sewaktu-waktu turun ke permukaan
bumi melalui udara. Udara yang tercemar oleh polusi juga merupakan salah satu penyebab
kerusakan pada tanaman bagian atas. Faktor ini jarang diperhatikan karena tidak terlalu signifikan
dampaknya secara langsung pada tanaman.

5
Gambar 1: Daun kering tanaman hias

Gambar 2: Daun mulai kecokletan dan membusuk

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi lingkungan akan merangsang tanaman
melakukan produktivitas. Faktor biotik dan abiotik merupakan pengaruh luar yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas suatu tanaman hias, maka diperlukan perlakuan khusus pada tanaman hias tersebut,
baik dalam pengolahan tanah, maupun para faktor penyebab kerusakan tanaman hias

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi lingkungan akan merangsang tanaman
melakukan produktivitas. Faktor biotik dan abiotik merupakan pengaruh luar yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas suatu tanaman, maka diperlukan perlakuan khusus pada tanaman tersebut, baik
dalam pengolahan tanah, maupun para faktor penyebab kerusakan tanaman.

Kerusakan tanaman hias akibat gangguan yang disebabkan oleh makhluk hidup, seperti burung,
tikus, bakteri, dan virus dapat dilihat secara langsung gejala dan tanda-tandanya. Mulai dari daun yang
menguning, pembusukan batang dan yang lainnya.

Sedangkan kerusakan tanaman hias akibat faktor abiotik seperti udara, suhu, air dan kelambaban udara
dapat dilihat gejala dan tanda-tandanya. Mulai dari ujung daun yang menguning, daun dan batang
menjadi kering dan yang lainnya.

B. Saran

Untuk membantu para pecinta tanaman hias yang sulit untuk mengenali penyebab suatu gejala atau
tanda-tanda kerusakan dengan perubahan yang hampir sama. Maka dari itu kita bisa menerapkan teknik
diagnosa yaitu dengan cara mengenali tanda-tanda faktor penyebab gangguan pada tanaman yang
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, O. R., Pitoyo, A., & Anggarwulan, E. 2014. Pertumbuhan dan struktur anatomi daun

dua varietas ganyong (Canna edulis) pada ketersediaan air berbeda. Asian Journal of

Tropical Biotechnology 11(1): 5-10.

Rosmiah, R., Gusmiatun, G., & Pebriana, P. 2014. Respon pertumbuhan dan produksi

tanaman ganyong (Canna edulis Kerr.) terhadap perlakuan jenis dan takaran pupuk kandang pada
tanah ultisol. Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian 9(2): 89-93.

Suhartini, T. 2016. Keragaman karakter morfologi tanaman ganyong. Buletin Plasma Nutfah 6(2):
118-125.

Utami, N.W., Diyono. 2011. Respon pertumbuhan dan produksi 4 varian ganyong (Canna edulis)
terhadap intensitas naungan dan umur panen yang berbeda. Jurnal Tek. Lingkungan 12(3): 333-343

Wijayanto, N., Azis, S.N. 2013. Pengaruh naungan sengon (Falcataria moluccana L.) dan pemukan
terhadap pemupukan ganyong putih (Canna edulis Ker.). Jurnal Silvikultur Tropika 4(2): 62-68.

Anda mungkin juga menyukai