Anda di halaman 1dari 9

Mikroorganisme Penghasil Hormon & Agen Biokontrol (PGPR)

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Roses White Romauli Matondang 1806541008

Tessalonika Gloria Sianipar 1806541028

Anastasia Bacas Br.Napitupulu 1806541046

Elsa Anjelita Br.Girsang 1806541075

Nindi G. Isura Sitepu 1806541078

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

JIMBARAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Mikroorganisme Penghasil Hormon & Agen Biokontrol (PGPR)”dengan tepat
waktu.Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Tanah
dan Air . Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang
pertanian.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama
proses penyusunan makalah ini.Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagian besar petani di Indonesia masih menggantungkan penggunaan bahan kimia


dalam mengendalikan penyakit serta pemupukan tanaman. Namun, penggunaan pestisida dan
pupuk kimia secara terus menerus dapat mencemari lingkungan juga menimbulkan efek yang
merugikan bagi hama non target. Dampak lain dari penggunaan bahan kimia pertanian adalah
mengurangi populasi mikroorganisme yang berperan dalam daur biogeokimia tanah, serta
mengurangi ketersediaan unsur hara dalam jangka waktu yang lebih lama. Sejalan dengan hal
itu, perlu pengembangan biokontrol dan pupuk berbasis mikrooganisme yang dapat
menggantikan bahan kimia pertanian. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
biodiversitas tinggi untuk jenis tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Pencarian isolat dan jenis
mikroorganisme potensial yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri, pertanian dan
kesehatan terus dilakukan. Eksplorasi dan penelitian mengenai pemanfaatan mikroorganisme
untuk pengendalian penyakit tanaman menjadi kajian penting dalam rangka peningkatan
produktifitas tanaman pangan di Indonesia.Salah satunya seperti PGPR adalah sejenis bakteri
yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni
menyelimuti akar tanaman.

Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini memberi
keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.Plant growth-promoting
rhizobacteria (PGPR) pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Scroth untuk menggambarkan
bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman yang diinokulasikan ke dalam benih dan
ternyata meningkatkan pertumbuhan tanaman.Jika didaerah perakaran suatu tanaman kekurangan
mikroorganisme menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang berbagai
macam penyakit akar seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhannya (kurang subur).Maka pembuatan PGPR ini sangat perlu untuk
meningkatkan daya guna mikroba yang bermanfaat bagi pertanian, dan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas nilai hasil yang diperoleh dari pengolahan pertanian Namun, jenis
mikroorganisme yang difokuskan masih terbatas pada genus bakteri terntentu, misalnya:
Bacillus, Pseudomonas, Azotobacter, Agrobacterium, Pantoea, dan Streptomyces. Di antara
beberapa kelompok mikroba, actinomycet merupakan mikroorganisme yang memiliki
kemampuan untuk memperbaiki pengembangan pertanian yang berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan PGPR ?


2. Fungsi PGPR ?
3. Mekanisme peran mikroba PGPR dan apa saja contohnya ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan PGPR ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari PGPR
2. Untuk mengetahui fungsi dari PGPR
3. Untuk mengetahui Mekanisme peran mikroba PGPR dan apa saja contohnya ?
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA)


Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah mikroba tanah yang berada di
sekitar atau pada permukaan akar tanaman dan secara langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui produksi dan sekresi
berbagai senyawa kimia di sekitar rizosfer. Secara umum, PGPR memfasilitasi secara langsung
pertumbuhan tanaman dengan baik membantu dalam memperoleh sumber daya mineral
(nitrogen, fosfor, dan mineral penting lain) atau dan memodulasi level hormon tanaman, atau
secara tidak langsung dengan menurunkan efek inhibitor beberapa patogen dengan membentuk
agen biokontrol. PGPR dikarakterisasi berdasarkan sifat khas, yaitu:
1) Mikroba tersebut harus mampu membentuk koloni pada permukaan akar
2) Mikroba harus dapat bertahan, memperbanyak diri dan berkompetisi dengan
mikroorganisme lain.
3) Mikroba tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman inang. Sebanyak 2-5%
rhizobacter ketika diintroduksikan kembali pada tanaman dan tanah akan berkompetisi
dengan mikroflora yang lain, namun akan mengerahkan efek menguntungkan pada
pertumbuhan tanaman.
Menurut Somers, PGPR dikelompokkan berdasarkan aktivitas fungsionalnya sebagai
1) Biofertilizer (meningkatkan ketersediaan nutrien pada tanaman)
2) Phytostimulator (plant growth promotion, pada umumnya melalui phytohormones)
3) Rhizoremediator (mendegradasi polutant organik)
4) Biopesticide (mengontrol penyakit, terutama dengan memproduksi metabolit berupa
antibiotik maupun antifungi). Mekanisme PGPR dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman melalui mekanisme yang berbeda-beda secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa contoh mekanisme yang mungkin dapat berperan aktif secara stimultan maupun
bertahap pada pertumbuhan tanaman diantaranya:
1) Meningkatkan pelarutan nutrien mineral dan fiksasi nitrogen
2) Penghambatan patogen yang berasal dari tanah (dengan memproduksi hidrogen cyanida,
sideropore antibiotik, atau kompetisi untuk nutrien)
3) Memperbaiki sifat toleran tanaman pada cekaman kekeringan, salinitas, toksisitas logam
4) Memproduksi phytohormon seperti indole-3-acetic acid (IAA).
2.2 Fungsi PGPR
Menghasilkan fitohormon, diantaranya indole acetic acid (IAA), sitokinin, giberelin, dan
senyawa penghambat produksi etilen Sebagai pupuk hayati, PGPR dapat membuat unsur hara
yang ada di dalam tanah mudah diserap oleh tanaman melalui proses mineralisasi dan
transformasi. Sebagai contoh, PGPR dapat melarutkan fosfat dan meningkatkan kemampuan
pengambilan unsur besi (Fe3+) oleh tanaman. Sebagai bioprotektan, yaitu kemampuan untuk
mengendalikan hama dan penyakit dengan cara menghasilkan antibiotik dan menginduksi
tanaman untuk memproduksi senyawa ketahanan dalam jumlah yang cukup untuk menjaga
kesehatan tanaman. PGPR atau RPTT berpengaruh terhadap tanaman baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengaruhnya secara langsung adalah kemampuan menyediakan dan
memobilisasi penyerapan berbagai unsur hara dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu
tumbuh.
Keuntungan tidak langsungnya adalah kemampuannya menekan aktifitas patogen dengan
menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik. Berikut adalah beberapa fungsi
dan peran menguntungkan dari PGPR atau RPTT :
1. Merangsang pembentukan hormon (ZPT) IAA, auksin, giberelin, sitokinin, etilen dll,
2. Menekan penyakit tanaman disekitar perakaran dengan antibiotik yang dihasilkannya
(glukanase dan kitinase)
3. Melarutkan meningkatkan ketersediaan unsur P dalam tanah
4. Meningkatkan ketersediaan unsur Mn (Mangan)
5. Melarutkan unsur sulfur (S) dan meningkatkan daya serap tanaman terhadap unsur
tersebut
6. Meningkatkan daya serap tanaman terhadap unsur Fe
7. Meningkatkan penyerapan unsur nitrogen (N)
8. Menghambat pertumbuhan dan perkembang biakan penyakit perakaran
9. Menjadi pesaing patogen dalam mendapatkan makanan sehingga populasi patogen
berkurang
10. Menghambat proses penuaan dini tanaman dengan cara menghambat produksi etylen (zat
yang menyebabkan tanaman cepat tua dan mati)
11. Meningkatkan populasi bakteri dan cendawan menguntungkan.
2.3 Mekanisme peran mikroba PGPR
Mekanisme peran mikroba PGPR dalam meningkatkan keragaan (Perfomance) kesehatan
tanaman terjadi melalui mekanisme sebagai berikut :
1. Menekan perkembangan penyakit dan hama(Bioprotectant).
2. Memproduksi Fitohormon (biostimulant).
3. Menghambat produksi etilen.
4. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Biofertilizer).
Mekanisme pertama merupakan pengaruh langsung dari inokulasi PGPR pada tanaman.
sementara, mekanisme kedua hingga keempat merupakan pengaruh tidak langsung terhadap
tanaman dalam menghadapi gangguan hama dan penyakit.
Kemampuan PGPR dalam menghhasilkan fitohormon membuat tanaman dapat menambah luas
permukaan akar-akar halus dan meningkatkan ketersediaan nutrisi didalam tanah. Hal ini
menyebabkan penyerapan unsur hara dan air dapat dilakukan dengan baik, sehingga kesehatan
tanaman juga akan semakin baik. Dengan semakin baiknya kesehatan tanaman, ketahanan
tanaman terhadap tekanan juga akan semakin meningkat. Tekanan yang dimaksud dapat berupa
tekanan akibat faktor lingkungan, maupun tekanan akibat faktos biologis. Contoh bakteri PGPR
yaitu Bacillus, Rhizobium dan Pseudomonas.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan PGPR

kelebihan dari PGPR diantaranya :


1. Menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang – kacangan
2. Memacu pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga
4. Memproduksi hormon tanaman
5. Menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan
6. Mengontrol hama dan penyakit tumbuhan

kekurangan dalam produksi PGPR ini diantaranya :


1. Kekonsistenan pengaruh bakteri PGPR di laboratorium dengan di lapangan kadang –
kadang berbeda.
2. Bakteri ini harus dapat diperbanyak dan diproduksi dalam bentuk yang optimum baik
vialibilas maupun biologinya selama diaplikasikan di lapangan. Beberapa bakteri PGPR
harus dilakukan re-inokulasi setelah diaplikasikan di lapangan seperti Rhizobia.
3. Tantangan lainnya berkaitan dengan regulasi / kebijakan suatu negara. Di beberapa
negara kontrol terhadap produksi agens antagonis ini sangat ketat. Walaupun produk
tersebut tidak berefek negatif pada manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun dari hasil dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) adalah mikroba tanah yang berada di
sekitar atau pada permukaan akar tanaman dan secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui produksi dan
sekresi berbagai senyawa kimia di sekitar rizosfer.
2. Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) sebagai bakteri bermanfaat yang
mengkolonisasi akar.
3. Beberapa strain PGPR dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara langsung maupun
tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/172460-ID-none.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/190637-ID-pengaruh-plant-growth-promoting-
rhizobac.pdf
https://8villages.com/full/petani/article/id/58d15f45a5aec9d8727e702f

Anda mungkin juga menyukai