Anda di halaman 1dari 47

INTERAKSI GEN DAN

EKSPRESI GEN

Pendahuluan
Tidak semua turunan bersegregasi dapat
dikategorikan dengan rasio sederhana.
Variasi rasio Mendel dijelaskan dengan
dasar interaksi gen:
Pengaruh satu alil terhadap alil lain pada
lokus sama dan pengaruh gen pada satu
lokus terhadap gen pada lokus lain.
Ekspresi fenotip disebabkan juga karena
pengaruh gen dengan berbagai aspek
lingkungan.

Kategori Interaksi Gen


INTERAKSI INTRAALELIK : Interaksi
alel-alel pada lokus yang sama. Alel
dominan menutupi pengaruh dari alel
resesif, sebagian atau penuh

INTERAKSI INTERALELIK : Interaksi


alel-alel pada lokus berbeda. Gen pada
satu lokus mempengaruhi ekspresi dari
lokus lain atau gen pada satu lokus
berinteraksi dengan gen pada lokus lain.

Interaksi Intraalelik
Dominan tidak Sempurna
(Incomplete dominance/Partial
dominance)
Kodominan (codominance)
Gen Letal (lethal gene)
Gen ganda (multiple alleles)

DOMINAN TIDAK SEMPURNA


Dua alil (dominan dengan resesif) menghasilkan produk yang
sama kecuali dalam hal resesif dapat tidak menghasilkan apaapa.
Heterozigot, kuantitas kurang daripada homozigot dominan,
tetapi dapat melebihi homozigot resesif.
Contoh : Warna bunga pukul empat
P
: RR
x
rr
merah
putih
Gamet
:
R
r
F1
:
Rr (Merah muda)
F2

Rr x Rr
RR
2 Rr
rr
1 Merah : 2 Merah muda : 1 putih

KODOMINAN
Dua alel menghasilkan produk berbeda
yang kerjanya berlainan yang dapat
diketahui pada keadaan heterozigot.
Contoh : Golongan darah

Golongan
Darah

Genotip

Antigen
dan Sel
Darah
Merah

Antibodi
dalam sel

Serum
Anti
Penggump
al

IoIo

A&B

A, B, AB

IAIA, IAIo

IBIB, IBIo

AB

IAIB

A dan B

AB

Deteksi keturunan melalui golongan darah

Ibu
Bayi

Golongan
Darah

Genotip

A
B

I AI o
I BI o

Bayi menerima gen Ia dari ibunya, sehingga bayi


tersebut harus menerima gen IB dari Ayahnya.
Kemungkinan genotip ayahnya adalah I BIB, IBIo
dan IAIB

Gen Letal
Alel menyebabkan tidak terbentuknya
produk akan mencegah setiap individu
untuk berkembang sehingga
mengakibatkan kematian (lethalitas)
Contoh : Defisiensi klorofil pada jagung
P : Yy
Gamet :
F1

x
Yy
Y,
y
1YY

Y,
:

2Yy

hijau kuning-hijau
(albino)

y
:

yy

defisiensi klorofil

Jagung
albino

ALEL GANDA
Alel ganda ada tiga atau lebih bentuk alel
dari suatu gen pada satu lokus tertentu.
Umumnya setiap individu hanya
mempunyai dua alel untuk setiap gen.
Karena itu alel ganda hanya dapat dipelajari
pada populasi
Contoh :
Wana Bulu Kelinci

Genotipe :

Fenotipe :

Agouti (abu-abu liar)


C+ Cch, C+ Ch, C+ Ca
Agouti (abu-abu
liar)
Cch Cch, Cch Ch, Cch Ca Chinchilla
Ch Ch,Ch Ca
Himalayan
Ca Ca
Albino
C+ C+

Alel ganda pada kelinci

Genotipe : Fenotipe :
C+ C+ Agouti (abu-abu liar)
C+ Cch, C+ Ch, C+ Ca Agouti (abu-abu liar)
Cch Cch, Cch Ch, Cch Ca
Chinchilla
Ch Ch,Ch Ca Himalayan
Ca C a
Albino

Tipe liar selalu lebih dominan terhadap alelalelnya.

P
F1

C+C+

x CaCa
C+Ca

F2
1 C+C+ 2 C+Ca 1 CaCa
Fenotipe :
3 agouti : 1 albino

INTERAKSI GEN
INTERALELIK

Interaksi Interalelik
1. Gen koepistasis
2. Gen semiepistasis
3. Isoepistasis/ duplicate dominant
epistasis
4. Dominan epistasis
5. Resesif epistasis
6. Duplikat / double resesif epistasis
7. Dominan dan resesif epistasis

GEN KOEPISTASIS
Koepistasis dihasilakan jika dua gen bukan
alilnya (pada lokus berbeda) beraksi dalam
cara yang berbeda sebagai alil kodominan.
Contohnya jengger ayam, ada bentuk
mawar, ercis, walnut, dan tunggal.

GEN KOEPISTASIS
Hasil dua gen tidak sama,
dalam aksinya satu gen
menghasilkan ercis, satu gen
lain menghasilkan mawar.
Kombinasi
gen
dominan
menghasilkan
jengger
walnut.
Jika tidak ada gen dominan,
maka gen resesif tidak aktif
sehingga menghasilkan dan
terbentuk jengger tunggal.

KOEPISTASIS (9 : 3 : 3 :
1)

GEN SEMIEPISTASIS
Dua gen dominan jika masing-masing
bekerja sendiri-sendiri memunculkan dua
karakter yang sama, namun jika muncul
secara bersamaan bereaksi secara aditif
atau akumulatif yaitu saling menambah
dalam mempengaruhi sifat tertentu.
Terjadi dominansi sempurna dari kedua
pasangan gen yang jika bersamaan
bereaksi menghasilkan fenomena baru.

GEN SEMIEPISTASIS
Contoh : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga
macam bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong.
P:

BBll
Bulat

F1 :

bbLL
Bulat

BbLl
Cakram

F2 :

9 B-L3 B-ll
3 bbL1 bbll

cakram
bulat
bulat
lonjong

Cakram : Bulat : Lonjong

ISOEPISTASIS
Dua gen bereaksi dengan cara yang persis
sama dan mempengaruhi sifat yang sama,
yaitu satu gen mensubstitusi untuk yang
lainnya.
Contoh : bentuk polong pada shepherds.
T
= gen dominan untuk bentuk
tringular (segitiga).
V
= gen dominan lain untuk bentuk
segitiga.
t dan v = gen resesif untuk bentuk ovate
(oval).

Isoepistasis
15 : 1

TTVV
ttvv
Triangular Ovate

F1 generation
TtVv
All triangular
F1 (TtVv) x F1 (TtVv)
TV

Gen T dan V epistasis


terhadap
gen t dan v

TV

Tv

tV

tv

Tv

tV

tv

TTVV TTVv TtVV

TtVv

TTVv

TTvv

TtVv

Ttvv

TtVV

TtVv

ttVV

ttVv

TtVv

Ttvv

ttVv

ttvv

(b) The crosses of Shull

DOMINAN EPISTASIS
Dominan penuh dari dua pasang gen
mempengaruhi sifat yang sama,
tetapi alil dominan pada satu lokus
menghasilkan fenotip tertentu tidak
tergantung dari gen pada lokus
lainnya dominan atau resesif.
Gen tadi epistasis terhadap lainnya,
atau menutupi efek gen lainnya.

Dominan Epistasis (12 : 3 : 1)


Pewarisan sifat warna buah pada semangka: dua
lokus sama-sama mengendalikan sifat warna dan
alel dominan pada satu lokus dapat menutupi alel
pada lokus lain.
A-B- = white Gen A tidak aktif memberikan warna.
A-bb
Gen A epistasis terhadap gen B.
aaB- = yellow
aabb = green
Therefore, if AaBb is crossed to AaBb, the F2 is as follows:
A-B- white
9/16 12/16 white
A-bb white
3/16
aaB- yellow 3/16 3/16 yellow
aabb green
1/16 1/16 green

Fig. 13.14 Dominance epistasis

Putih (W) dominan terhadap kuning dan


hijau dalam persilangan tunggal tidak
ada warna lain
Gen W mungkin berfungsi sebagai
inhibitor (penghambat)
Gen warna kuning (Y) dihalangi oleh gen
W, tetapi dominan terhadap hijau dalam
persilangan tersebut.
Alil resesif y dalam keadaan homozigot
mnyebabkan warna hijau.
Gen W tidak aktif dalam memberikan
warna menghalangi gen penghasil
produk akhir dan epistasis terhadap gen
Y
Gen Y hipostatis terhadap W
601
20000

RESESIF EPISTASIS
Dominan sempurna dari dua pasang gen, tetapi
dengan gen resesif, misalnya cc pada lokus yang
satu menekan ekspresi alil-alil pada lokus yang
lainnya.
Contoh: warna kulit bawang
P:

CCrr
kuning

F1 :

F2 :

ccRR
putih

CcRr
merah
9 C_R_:
9 merah :

3 C_rr

3 kuning :

3 ccR_

4 putih

1ccrr

RESESIF EPISTASIS
C dan R dominan sempurna tetapi
dengan gen resesif cc akan menutupi
alil-alilnya.
Gen c tidak aktif.
Gen C epistasis terhadap R dan r.
Fenotip ccR_ dan ccrr adalah putih,
karena dihalangi oleh alil c.

EPISTASIS RESESIF GANDA


Fenotip yang sama dihasilkan oleh
kedua genotip homozigot resesif.
Dua gen homozigot resesif bertindak
epistasis terhadap dominan.

Epistasis Resesif Ganda (9 : 7)

Bila kedua genotipe homozigot


resesif menghasilkan fenotip
yg identik

9 C_P_ : 3 C_pp :3 ccP_ : 1 ccpp


purple

white

DOMINAN DAN RESESIF


EPISTASIS
Gen dominan khusus pada satu lokus,
dan homozigot resesif pada lokus
lainnya adalah epistasis, yaitu dengan
keberadaan salah satunya akan
mencegah produksi dari hasil akhir
gen.

Dominan dan Resesif Epistasis


(13:3)

P
F1
F2

Gen C : penghasil warna


Gen c : mencegah warna
Gen I : penghambat pembentukan warna
Gen i : tidak menghambat pembentukan warna

IICC
putih

Gen dominan I (inhibitor) atau gen


iicc
resesif cc untuk warna tidak aktif
putih
dan mencegah gen penghasil
warna.
IiCc
Putih
9 I-C- : 3 I-cc : 3 iiC: 1 iicc
9 putih : 3 putih : 3 berwarna : 1 putih
13 putih : 3 berwarna

Epistatic Interaction Summary

GEN-GEN MODIFIKASI
Gen modifikasi adalah gen-gen yang mengubah ekspresi
gen lain secara kuantitatif dan pengaruhnya kecil.
Contoh :
Gen-gen inhibitor mencegah ekspresi gen lainnya.
Pada warna kulit bawang dominan dan resesif epistasi.
Pleiotropi
Keadaan satu gen berpengaruh terhadap ekspresi
fenotip lebih dari satu sifat. Gen tidak berinteraksi
dengan gen lainnya.
Gen bentuk bulat dan kisut pada kacang polong
Gen kerdil pada gandum
Gen S pada Nicotiana tabacum, gen yang sama
berpengaruh terhadap beberapa bagian tanaman
daun, calix, anter, dan kapsul.

Pleiotropi
Satu gen mempengaruhi lebih dari satu fenotipe
Contoh :
Gen pengatur bentuk biji bulat dan keriput pada
kapri. Gen yang sama mempengaruhi
kenampakkan biji, ukuran dan bentuk butir
tepungnya. Gen yang sama mempengaruhi
perubahan gula menjadi tepung dalam sel.
Proses perubahan gula menjadi tepung
dalam sel pada biji kapri, akan
mempengaruhi bentuk butir tepungnya.
Bentuk butir tepung berhubungan dengan
kenampakkan biji dan ukuran biji.
Gen kerdil pada gandum dan padi. Gen yang
sama mengakibatkan batang pendek dan batang
lebih kaku, anakan lebih banyak, tumbuh lebih

GEN MODIFIER
Gen Pendukung (Enhancer genes)
Gen minor dapat sangat mempengaruhi gen utama (major gen)
dalam menampakkan suatu sifat
Contoh : sifat warna kepala pada tikus yang disebabkan gen resesif.
Seleksi terus menerus terhadap sifat tersebut meningkatkan
pigmentasi warna bulu karena peningkatan jumlah gen modifier

Gen penghambat (Inhibitor genes)


Dapat mencegah penampakkan dari gen lain
Contoh : warna kulit pada bawang merah (epistasis dominan dan
resesif)

Gen penekan (supressor genes)


Berperan menekan gen mutan sehingga fenotipe yang normal tidak
tampak meskipun gen mutan tersebut ada.
Contoh : gen resesif su yang menekan gen Hw pada Drosophila
yang menyebabkan sayap berbulu. Pada persilangan dua tetua tak
berbulu keturunannya dapat mempunyai sayap berbulu

EKSPRESI GEN

Interaksi Genotip x Lingkungan


P = G + E + GE
P
G
E
GE

:
:
:
:

phenotype
genotype
environment
interaction genotype environment

Fenotip

Genotip
Interaksi gen dengan
gen

Lingkungan

Tingkatan Interaksi
Penetrasi sempurna

Penetrasi
Penetrasi tidak
sempurna

Ekspresifita
s

Ekspresifitas
bervariasi

Ekspresifitas
konstan

Penetrasi
Merupakan proporsi individu yang
memperlihatkan fenotip yang diharapkan
Penetrasi Sempurna
Terjadi jika semua individu menunjukkan sifat
tertentu. Contoh :
Dalam populasi kacang polong kuning, setiap
tanaman menghasilkan biji kuning. Jadi, gen
tersebut mempunyai 100% penetrasi.

F1

F2

GG
kuning

gg
hijau

Gg
kuning semua

3 G_
: 1 gg
3 kuning
:

1 hijau

Penetrasi
Penetrasi Tidak Sempurna
Sifat hanya diketahui pada beberapa individu,
tetapi tidak pada yang lainnya. Contoh :
Warna ungu batang tomat disebabkan oleh
pigmen antosianin dibawah pengaturan gen.
Dibawah kondii lingkungan tertentu pigmen
tidak terbentuk pada beberapa tanaman.
Jumlah batang ungu 65 dari 100, sehingga
penetrasinya hanya 65%.

P
F1

F2

RR
x
rr
merah
hijau
Rr
merah

3 G_
: 1 gg
3 merah
:
1 hijau
Populasi sorgum ada 40 tanaman, pada suhu
tinggi diperoleh 20 merah : 20 hijau, seharunya
30 merah : 10 hijau. Dengan demikian penetrasi
tidak sempurna dan hanya 66,2 %. Penetrasi
tidak sempurna dipengaruhi oleh suhu.

Ekspresifitas
Merupakan tingkatan sampai sejauh mana gen
tereksprsikan.
Ekspresifitas bervariasi
Terdapat selang variasi di antara fenotip dari sifat
yang terpenetrasi. Contoh :
Warna ungu batang tomat, beberapa tanaman
mempunyai warna ungu pucat, sedangkan lainnya
ungu tua.
Ekspresifitas konstan
Tidak ada variasi dalam tingkatan ekspresi. Contoh :
Persilangan di antara tanaman polong homozigot
warna kuning akan selalu menghasilkan keturunan
berbiji
kuning
karena
lingkungan
tidak
mempengaruhi.

Variasi Lingkungan
Eksternal (ekstraseluler)
Suhu, cahaya, nutrisi, tetua.
Internal (interseluler)
Umur, seks, substrat, hormon.

Anda mungkin juga menyukai