Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dang Aditya Natawisastra

NPM : 150510200257

Kelas/Mata Kuliah : H/Organisme Penggangu Tanaman

Deskripsi : Identifikasi Hama Berdasarkan Tipe Alat Mulut dan Gejala Serangan

TUGAS INDIVIDU 2A GUIDING QUESTION

1. Apa yang dimaksud dengan fitofag?


Jawaban :
Fitofag menurut KBBI ialah suka memakan tumbuhan (umumnya serangga);
Fitafog yaitu pemakan tumbuhan (serangga). Sehingga, serangga fitofag adalah
serangga pemakan tumbuhan. Beberapa jenis serangga fitofag ada yang bersifat
monofag atau polifag. Serangga monofag berarti hanya memakan satu atau beberapa
jenis tumbuhan saja, sedangkan serangga polifag dapat memakan beberapa jenis
tumbuhan dalam satu famili (Gullan & Cranston 2000). Serangga-serangga fitofag
sebagai pemakan tumbuhan bisa memakan jenis-jenis macam bagian tanaman mulai
dari akar, batang, daun, bunga dan buah.
2. Gejala atau bentuk kerusakan pada tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, jelaskan!
Jawaban :
Gejala atau bentuk kerusakan pada tanaman dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
faktor biotik dan abiotik, penjelasannya sebagai berikut :
a. Faktor Biotik adalah faktor gejala atau bentuk kerusakan tanaman yang berasal
dari makhluk hidup.
• Patogen : Bakteri, fungi, aktinomiset, dan virus
• Non-Patogen : Hama (serangga,moluska,dll.) dan intervensi manusia
• Kompetisi : Gulma, tanaman liar, tumpang sari, dan tumbuhan . .

. parasit.
b. Faktor Abiotik adalah faktor gejala atau bentuk kerusakan tanaman yang berasal
dari komponen yang tidak hidup.
• Cuaca dan Iklim : Pergantian musim dan perubahan cuaca (ekstrem)
• Fisiologis : Ketidakseimbangan defisiensi hara, toksiksitas pupuk .

. atau pestisida, dan kekeringan.


• Media atau Tanah : Perubahan fisik, kimia, biologi tanah, dan pencemaran
• Atmosfer : Polusi udara, suhu, dan kelembapan udara.

Konsep yang sama terhadap penyakit tanaman yaitu dipengaruhi oleh inang
yang rentan, pathogen yang virulen dan lingkungan yang mendukung. Sehingga,
menyebabkan gejala penyakit muncul pada tanaman.
3. Jelaskan jenis atau tipe kerusakan pada tanaman!
Jawaban :
Bentuk maupun eratnya hibungan antara kapadatan populasi dengan kerusakan
tanaman tidak mudah ditentukan Namun dengan tanpa mengetahui bentuk eratnya
hubungan antara kapadatan populasi dengan tingkat kerusakan, penilaian terhadap
kerusakan sangat di perlukan dalam kegiatan. Biasanya pertanaman berdasarkan
penilaian tersebut dikategorikan menjadi :
a. Pertanaman sehat : Pertanaman mengalami serangan hama mulai tidak ada sama
sekali sampai batas ambang ekonomi.
b. Ringan : apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas ambang
ekonomi sampai dibawah kerusakan 25%
c. Sedang : apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas kerusakan
25 % sampai dibawah 50 %
d. Berat : apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas kerusakan
50% sampai di bawah 85%
e. Sangat berat: apabila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas
kerusakan sama dengan atau lebih dari 85%.
Tipe kerusakan pada tanaman berdasarkan mekanismenya dibagi menjadi dua,
yaitu: kerusakan secara langsung Kerusakan secara langsung merupakan serangan yang
dilakukan oleh serangga yang rangsung merusak hasil tanaman sehingga menurunkan
hasil produksi tanaman. Misalnya pada kerusakan yang dialami oleh buah kakao akibat
dari serangan hama penggerek buah kakao (Acrocercops cramerella Snellen).
Kerusakan secara tidak langsung yang diakibatkan oleh serangga dapat merusak bagian
tanaman yang secara fisiologis berhubungan dengan hasil produksi namun tidak
langsung diakibatkan oleh hamanya. Misalnya serangan ulat daun pada tanaman.
4. Sebutkan dan jelaskan tipe alat mulut serangga dan gejala kerusakan pada tanaman
Jawaban :

Gejala kerusakan pada tanaman dibagi menjadi dua, berdasarkan tipe mulut
serangga yaitu :

Tipe Alat Mulut Tempat Hidup Gejala Kerusakan pada tanaman


Menggigit-Mengunyah • Permukaan tanaman • Bekas gigitan, lubang pada
• Menggerek bagian tanaman terserang
• Mengorok • Gejala gerekan
• Di perakaran • Gejala korokan
• Kerusakan pada akar
Menusuk-Mengisap • Permukaan tanaman • Bercak klorosis atau
• Di dalam jaringan nekrosis
daun • Puru pada daun
Meraut-Mengisap • Permukaan tanaman • Bercak keperakan pada
bagian tanaman yang
diserang
Mengkait-Mengisap • Di dalam buah • Gejala gerekan di dalam
buah
Dengan melihat tipe mulut serangga dapat ditentukan jenis makanannya (Borror &
Delong 1954).

5. Jelaskan bagian dan fungsi dari alat mulut menggigit mengunyah (mandibulata) dan
sebutkan contoh serangga hama yang memiliki alat mulut tersebut
Jawaban :
Menggigit mengunyah (mandibulata). Pada serangga tipe ini mandibelnya
berfungsi sebagai alat untuk memotong makanan dan mengunyahnya. Maksila untuk
memegang dan juga ikut menghancurkan makanan. Gejala kerusakannya berupa
sobekan pada daun, lubang-lubang pada daun, gerekan pada buah atau batang. Contoh
serangga yang memiliki tipe alat mulut ini adalah belalang, larva Lepidoptera dan
Coleoptera.
6. Jelaskan bagian dan fungsi dari alat mulut menusuk mengisap dan sebutkan contoh
serangga hama yang memiliki alat mulut tersebut
Jawaban :
Menusuk mengisap (haustelata). Alat mulut tipe ini bentuknya memanjang.
Mandibel dan maksila berfungsi seperti jarum (stilet) untuk menusuk jaringan dan
mengisap cairan tanaman. Gejala kerusakannya berupa bintik-bintik pada daun,
mengkerut, menguning, dan kering. Contoh tipe ini dimiliki wereng, tonggeret,
kutudaun (Homoptera), dan kepik (Hemiptera).
7. Jelaskan bagian dan fungsi dari alat mulut meraut mengisap dan sebutkan contoh
serangga hama yang memiliki alat mulut tersebut
Jawaban :
Tipe alat mulut meraut mengisap ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu
Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum
dan mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan
labiumnya memanjang dan menyatu. Glosa merupakan bagian dari labium yang
berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut
flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar
yang ada di dalam bunga.
Hama ini meraut jaringan hingga keluar cairan , cairan ini kemudian dihisap
paruh konikal. Jaringan yang terserang cenderung berwarna putih atau belang yang
kemudian tampak mengerut (Gendroyono, 2006).
8. Jelaskan bentuk kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh tungau (mites)
Jawaban :
Kerusakan pada tungau akan menginduksi berbagai kelainan pada tanaman
inang di antaranya adalah : pembentukan puru, tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan
terhambat, efek sapu setan, pembentukan erineal (puru terbuka), dan defoliasi daun
(Nasareen dan Ramani 2015). Respon tanaman terhadap tungau khususnya Eriophyid
sangat tergantung pada jenis tungau, intensitas parasitasi dan pola distribusi tungau
(Zangerl et al. 2002; Nykanen dan Koricheva 2004). Selain kerusakan langsung,
beberapa spesies tungau Eriophyid menyebarkan virus patogen tanaman, sehingga
menyebabkan berbagai penyakit tanaman (Skoracka 2004).
9. Jelaskan bentuk kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh vertebrata
Jawaban :
Hama dari kelompok hewan vertebrata, seperti gajah, babi hutan, tikus dan
sebagainya akan meninggalkan jejak atau bentuk kerusakan yang ditandai dengan gejala
kerusakan fisik dari tanaman berdasarkan kebiasaan hewan tersebut merusak. Hama
vertebrata pada tanaman menunjukkan ciri terdapat bekas gigitan pada bagian tanaman
yang diserangnya. Misalnya pada gajah akan meninggalkan jejak atau bentuk kerusakan
berupa injakannya, tumburan badannya, atau kerusakan oleh belalainya. Hama seperti
tikus sawah dan tikus wirok mempunyai karakteristik yang berbeda walaupun sama-
sama tikus. Demikian juga serangan babi hutan yang binatangnya relatif besar, hama ini
biasanya mendongkel ubi - ubian yang terletak di dalam tanah sebelum memakan
ubinya. Burung pipit dan gelatik memakan butir padi
10. Apa yang saudara ketahui tentang Hipertrofi dan Hiperplasia
Jawaban :
Hipertrofi adalah pembesaran dari organ atau jaringan sebab ukuran selnya
mengalami peningkatan (Yandriani, R., & Karani, Y. 2018). Hipertrofi adalah
pertumbuhan yang melebihi normal akibat adanya pembekakan sel. Pertumbuhan
hipertrofi mengakibatkan pembengkakan jaringan di dasar batang sehingga terjadi
pembelahan dan pembesaran sel radial yang berkaitan dengan keberadaan auksin dan
etilen dan pertumbuhan pada tanaman menjadi kurang normal akibat ukuran sel lebih
kecil. (Ariani, dkk., 2020)
Hiperplasia adalah pertumbuhan yang melebihi normal akibat perbanyakan sel.
Jumlah sel yang tidak terpenuhi / kurang mengakibatkan pertumbuhan pada tanaman
terganggu.
11. Apa yang saudara ketahui tentang serangga vektor penyakit? Dan contohnya
Jawaban :
Serangga vektor merupakan serangga yang bertindak sebagai penular atau agen
yang menularkan suatu penyakit dari individu yang sakit ke individu yang sehat sesuai
dengan target inangnya yaitu vektor penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
(Soeharsono & Zoonosis., 2015). Serangga yang berpotensi sebagai vektor adalah dari
ordo Diptera khususnya famili Drosophilidae, Tephritidae dan Muscidae.
DAFTAR PUSTAKA

Francl, L. J. (2001). The disease triangle: a plant pathological paradigm revisited. The
Plant Health Instructor, 10.

Gendroyono, Heru. 2006. Perlindungan Tanaman. Balai Proteksi Tanaman Pangan


dan Hortikultura. Kalimantan Timur

Herlinda, S., Irsan, C. (2015). Penuntun Praktikum Dasar - dasar perlindungan


tanaman.Universitas Sriwijaya.Palembang

Indiati, S. W., Rahajeng, W., & Rahayu, M. (2017). Tingkat Kerusakan Plasma Nutfah
Ubi Jalar terhadap Hama Tungau Puru, Eriophyes gastrotrichus. In Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (p. 633).

KAHONO, S., PUDJIASTUTI, L., & AMIR, M. (1987). Serangga Pengunjung Bunga
Acacia Villosa Willd. Berita Biologi, 3(7).

Mudjiono, G. (2013). Pengelolaan Hama Terpadu: konsep, taktik, strategi,


penyusunan program PHT, dan implementasinya. Universitas Brawijaya Press.

Purnomo, I. H. (2010). Pengantar Pengendalian Hayati. Penerbit Andi. Universitas


Sriwijaya

Soeharsono. 2005. Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia Volume 2, Penerbit


Kanisius, hal 16.

Soesanthy, F., & Trisawa, I. M. (2011). Pengelolaan serangga-serangga yang


berasosiasi dengan tanaman jambu mete. Journal of Industrial and Beverage Crops, 2(2),
141685.

Yandriani, R., & Karani, Y. (2018). Patogenesis Hipertrofi Ventrikel Kiri. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7, 159-167.

Anda mungkin juga menyukai