Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGELOLAAN HAMA TERPADU

“MEMAHAMI SIFAT (KARAKTERISTIK) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN DALAM


EKOSISTEM PERTANIAN”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, M.S

Disusun Oleh:

Inggrid (NIM.2006541031 / Kelas A)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021/2022
Daftar Isi

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 1
1.3.Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem Pertanian 2
2.2 Hama dan Penyakit Tumbuhan 5
2.3 Sifat (Karakteristik) Hama dan Penyakit Tumbuhan dalam Ekosistem Pertanian 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 12

Daftar Pustaka 13

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas suatu hama berinteraksi dengan faktor abiotik sehingga membentuk suatu
ekosistem. Pengertian ekosistem adalah suatu tingkat organisasi yang lebih kompleks
dibandingkan komunitas. Ekosistem di alam sangat bervariasi, yang bergantung kepada
subyeknya. Suatu ekosistem dalam lingkungan pertanaman perkebunan atau pertanian dikenal
dengan nama agroekosistem.
Agroekosistem ini mempunyai kestabilan yang rendah atau relatif kurang dibandingkan
dengan ekosistem yang masih murni/ alami, seperti hutan alam. Ketidakstabilan agroekosistem
ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor biotik maupun faktor abiotik.
Salah satu faktor pembatas dalam keberhasilan tanaman untuk tumbuh optimal yaitu
adanya serangan hama dan penyakit. Identifikasi hama dan penyakit penting dilakukan karena
berkaitan dengan teknik pengendalian. Hal tersebut tentu menjadi salah satu penyebab
ketidakstabilan ekosistem tersebut. Akibat pertumbuhan populasi serangga yang bertindak
sebagai hama. Pada kondisi tertentu, status hama dianggap penting apabila pertumbuhan
populasinya cepat dan umumnya serangga hama bersifat demikian. Kondisi populasi hama
bersifat fluktuatif yaitu suatu waktu kepadatan populasi serangga tinggi sedangkan pada waktu
yang lain kepadatan populasinya rendah.
Aktivitas dan pertumbuhan populasi hama dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu daya
biotik (bioticpotential disingkat dengan istilah “bp”) dan resistensi lingkungan (environmental
resistance disingkat dengan istilah “er”).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Ekosistem Pertanian?
b. Apa yang dimaksud dengan Hama dan Penyakit Tumbuhan?
c. Bagaimana sifat (Karakteristik) Hama dan Penyakit Tumbuhan?
d. Bagaimana sifat (Karakteristik) Hama dan Penyakit Tumbuhan dalam Ekosistem
Pertanian?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan Ekosistem Pertanian?
b. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan Hama dan Penyakit
Tumbuhan?
c. Untuk mengetahui dan memahami sifat (Karakteristik) Hama dan Penyakit Tumbuhan?
d. Untuk mengetahui dan memahami sifat (Karakteristik) Hama dan Penyakit Tumbuhan
dalam Ekosistem Pertanian?

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekosistem Pertanian
Lingkungan pertanian adalah segala sesuatu yang berada di sekitar usaha pertanian baik
abiotik (tidak hidup) maupun biotik (hidup). Lingkungan pertanian dapat diistilahkan sebagai
ekosistem pertanian. Ekosistem adalah suatu sistem Ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik yang tidak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
dapat dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap
unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme dan matahari sebagai sumber dari semua energi yang
ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersamasama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Ekosistem
dapat terbentuk dari komponen abiotik (tidak hidup) dan biotik (hidup) dalam satu wilayah
tertentu. Ekosistem pertanian memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan suatu
tindakan pertanian. Dalam ekosistem pertanian, interaksi antara komponen abiotik dan biotik
disetting sedemikian rupa melalui mekanisme kontrol agar mendukung keberlangsungan
budidaya pertanian yang diusahakan.
a. Komponen Pembentuk Ekosistem
Ekosistem pertanian dibentuk oleh komponen abiotik dan biotik. Unsur dari masing-
masing komponen tersebut sebagai berikut:
1) Abiotik
Abiotik atau komponen tidak hidup dapat berupa komponen fisik maupun kimia yang
merupakan medium atau substrat tempat berlangsung kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktu.
Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang
memengaruhi distribusi organisme, yaitu:
a) Suhu Proses biologi yang terjadi di lingkungan pertanian dipengaruhi oleh suhu.
Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam
tubuhnya.
b) Air
Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme.Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
c) Garam Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme yang hidup di daerah terestrial beradaptasi
dengan lingkungan yang mengandung garam tinggi.
d) Cahaya matahari Intensitas dan kualitas cahaya matahari memengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya matahari sehingga pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di
gurun, intensitas cahaya matahari yang besar membuat peningkatan suhu sehingga
hewan dan tumbuhan tertekan.
e) Tanah dan batu Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan
komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada
kandungan sumber makanan di tanah.

2|Page
f) Iklim Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim
dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
2) Biotik
Biotik adalah istilah untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen
biotik adalah suatu komponen hidup yang menyusun suatu ekosistem selain
komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk
hidup dibedakan menjadi:
a) Heterotrof
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahanbahan
organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen
heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang
dimakan berukuran lebih kecil. Organisme yang tergolong heterotrof adalah
manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
b) Pengurai /dekomposer Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut
juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih
besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Organisme yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula
pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa
bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Proses penguraian dapat juga
diistilahkan sebagai proses dekomposisi. Tipe dekomposisi ada dua, yaitu:
dekomposisi secara aerobik (dalam hal ini oksigen sebagai penerima
elektron/oksidan) dan fermentasi atau anaerobik (dalam hal ini bahan organik
yang teroksidasi berperan sebagai penerima elektron). Komponen-komponen
tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang teratur. Pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari
ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof,
plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan komponen
abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
b. Ketergantungan Rantai Makanan
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara
komponen abiotik dan biotik. Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi
melalui rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofik
atau taraf trofik. Organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah
tumbuhan. Tingkat trofik pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen.
Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofik kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan
yang biasa disebut konsumen primer (herbivora). Hewan pemakan konsumen primer
merupakan tingkat trofik ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran
energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik lainnya akan menyebabkan sebagian energi
hilang. Jaring-jaring makanan adalah rantai makanan yang saling berhubungan satu sama
lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaring-jaring. Jaring-jaring makanan
terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup
lainnya. Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus

3|Page
materi, seperti: siklus karbon, siklus air, siklus nitrogen, dan siklus sulfur. Siklus ini
berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah
manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik. Manusia
cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.
c. Agroekosistem
Agroekosistem adalah sistem interaksi antara manusia dengan lingkungan biofisik,
sumber daya pedesaan dan pertanian guna meningkatkan kelangsungan hidup
penduduknya. Agroekosistem dapat diartikan sebagai suatu unit yang tersusun oleh
semua organisme di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi
lingkungan yang telah dimodifikasi manusia, yaitu pertanian, industri, tempat rekreasi,
dan aktifitas sosial manusia lainnya. Pada agroekosistem, manusia sengaja merubah
ekosistem alami. Ekosistem ini khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. Berikut
adalah komponen-komponen dari agroekosistem dan masalah-masalah yang dihadapinya.
1) Komponen Agroekosistem Komponen Agroekosistem terdiri dari komponen abiotik
dan biotik.
a) Komponen Biotik
Komponen biotik dari agroekosistem terdiri dari:
 Produsen berupa jasad-jasad hidup yang mampu menangkap energi matahari
dan membentuk bahan-bahan yang mengandung energi. Contohnya adalah
tumbuh-tumbuhan berklorofil hijau.
 Konsumen berupa jasad-jasad hidup yang memakan tumbuhtumbuhan dan
atau hewan; mampu membentuk bahan-bahan organik yang lebih tinggi
mutunya dari bahan yang dimakannya. Konsumen terbagi menjadi herbivora,
karnivora, dan omnivora.
 Dekomposer berupa jasad-jasad hidup (mikrobia) yang dapat menguraikan
sisa-sisa dari jasad hidup yang mati melalui proses mineralisasi.
 Tanaman atau vegetasi tanaman dalam agroekosistem berfungsi sebagai
produsen atau komponen yang diusahakan oleh manusia untuk budidaya.
 Hewan sebagai penyeimbang atau pendukung komponenkomponen dalam
agroekosistem. Contoh: cacing yang membantu menyuburkan tanah.
b) Komponen Abiotik
Komponen abiotik dari agroekosistem terdiri dari:
 Air Lebih dari 50% penyusun tubuh organisme terdiri dari air. Oleh sebab itu,
air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat menentukan
kelangsungan hidup organisme. Kalau kita perhatikan di berbagai daerah di
sekitar kita, maka ada daerah yang kaya akan air, tapi ada pula daerah kering.
Perbedaan keadaan tersebut menyebabkan cara adaptasi organisme berbeda-
beda. Organisme yang hidup pada daerah kurang air/kering memiliki cara
untuk mendapatkan air serta menghemat air.
 Udara Gas-gas yang ada di atmosfer,di samping sebagai selimut bumi, juga
sebagai sumber berbagai unsur tertentu, seperti: oksigen, karbondioksida,
nitrogen, dan hidrogen. Udara juga merupakan komponen utama tanah. Tanah
yang cukup pori atau cukup rongga akan baik pertukaran udara atau aerasinya.
Tanah yang baik, aerasinya akan baik, dan baik pula proses mineralisasinya.
 Suhu Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu. Suhu
diperlukan makhluk hidup untuk proses kimia dalam tubuhnya. Semua

4|Page
makhluk hidup selalu menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi, dan
terlalu rendah. Makhluk hidup selalu berusaha untuk mendapatkan suhu
lingkungan yang optimum.
 Tanah Tanah merupakan komponen sumberdaya alam yang mencakup semua
bagian padat di atas permukaan bumi, termasuk semua yang ada di atas dan di
dalamnya yang terbentuk dari bahan induk dan dipengaruhi oleh kinerja iklim,
jasad hidup, dan relief setempat dalam waktu tertentu. Dalam satu toposekuen
akan dijumpai berbagai jenis tanah, sebagai akibat ada perbedaan bahan
induk, iklim, topografi dan penggunaan lahan.
 Cahaya Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi
sebagai sumber energi primer bagi ekosistem. Keberadaannya mampu
mempengaruhi dan mengontrol organisme yang ada pada suatu ekosistem.
 Salinitas Salinitas berhubungan erat dengan pH tanah. Jika pH tanah semakin
tinggi, maka akan menghambat proses pertumbuhan tanaman. Hal ini karena
ada beberapa tanaman yang tidak cocok dengan pH yang tinggi.
Ekosistem pertanian merupakan beragam unit dasar kegiatan pertanian yang terkait
secara ruang dan fungsi, yang mencakup komponen biotik dan abiotik dan interaksinya. Suatu
ekosistem pertanian dipandang sebagai bagian dari ekosistem kovensional. Ekosistem pertanian
merupakan kegiatan pertanian manusia. Namun ekosistem pertanian tidak terbatas pada lokasi
tempat kegiatan pertanian (lahan usaha tani), namun juga wilayah yang terpengaruh oleh
kegiatan pertanian karena siklus kimiawi maupun rantai makanan. Kebanyakan ekosistem
pertanian, khususnya yang diurus secara intensif, dicirikan dengan memiliki komposisi spesies
yang tak beragam, rantai energi dan arus nutrisi yang semakin sederhana dibandingkan yang
terjaid di ekosistem alami. Sehingga ekosistem pertanian seringkali dikaitkan dengan
peningkatan penggunaan nutrisi yang mengakibatkan eutrofikasi pada ekosistem terkait yang tak
terlibat langsung dalam kegiatan pertanian.

2.2 Hama dan Penyakit Tumbuhan


a. Hama pada Tanaman
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak dan
tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan budidaya
tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas
hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. Adanya suatu hewan dalam
satu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam
pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian potensi mereka sebagai hama
nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan (monitoring).
Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga, moluska,
tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah hewan tersebut
menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama (Dadang, 2006).
Hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang
diusahakan manusia. Apabila asalnya bukan dari binatang gangguan itu akan disebut
penyakit, misalnya gangguan dari virus, bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan yang
bertingkat rendah atau yang sedikit lebih tinggi, kekurangan unsurunsur makanan dan
lain-lainnya (Pracaya, 1992). Adanya serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif,
susut kualitatif dan susut daya tumbuh (Pranata, 1982). Hama pada tanaman merupakan
salah satu kendala yang sangat mengganggu dalam usaha konservasi tanaman koleksi.

5|Page
Serangannya pada tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat eksplosif
(meluas), sehingga dalam waktu yang relatif singkat seringkali dapat mematikan seluruh
tanaman koleksi. Hal itu mempengaruhi kualitas lingkungan sekitar, sehingga upaya
konservasi baik dalam menjaga tumbuhan dan lingkungan sekitar akan juga menurun..
Adapun status Hama Pada suatu ekosistem pertanian, bisa diambil salah satu contoh,
yaitu seperti: ada serangga yang setup tahun merusak tanaman sehingga menimbulkan
kerugian yang cukup besar, ada serangga yang populasinya tidak begitu tinggi tetapi
merugikan tanaman pula bahkan ada serangga yang populasinya sangat rendah dan
kerusakan yang diderita tanaman kurang diperhitungkan.
1) hama penting / hama utama, adalah serangga hama yang selalu menyerang tanaman
dengan intensitas serangga yang berat sehingga diperlukan pengendalian. Hama
utama itu akan selalu menimbulkan masalah selalu tahunnya dan menimbulkan
kerugian cukup besar. Biasanya ada satu atau dua species serangga hama utama di
suatu daerah. Hama utama untuk tiap daerah dapat sama atau berbeda dengan daerah
lain pada tanaman yang sama. Sebagai contoh hama utama pada tanaman padi dapat
berupa wereng coklat, penggerek batang, ganjur karena serangga hama tersebut dapat
menimbukan kerugian yang cukup besar sehingga diperlukan strategi
pengendaliannya.
2) hama yang pada keadaan normal akan menyebabkan kerusakan yang kurang berarti
tetapi kemungkinan adanya perubahan ekosistem akan dapat meningkatkan
populasinya sehingga intensitas serangan sangat merugikan. Dengan demikian status
hama berubah menjadi hama utama. Sebagai contoh hama putih atau Nymphula
depunctalis Guene pada tanaman padi kurang merugikan tanaman pada populasi
masih rendah. Apabila ekosistem pesawahan diairi dengan cukup bukan mustahil
populasi hama putih itu akan meningkat. Incldently pest / occasional pest adalah
hama yang menyebabkan kerusakan tanaman sangat kecil/kurang berarti tetapi
sewaktu-waktu populasinya dapat meningkat dan akan menimbulkan kerusakan
ekonomi pada tanaman. Sebagai contoh serangga hama belalang yang memakan daun
padi biasanya terjadi pada tanaman, padi, setempat-setempat.
3) hama bukan berasal dari agroekosistem setempat tetapi datang dari luar secara
periodik yang mungkin menimbulkan kerusakan ekonomi. Sebagai contoh belalang
kembara atau Locusta migratoria yang datang secara periodik dan memakan berbagai
tanaman sepanjang wilayah yang dilalui dengan populasi yang sangat tinggi.
b. Penyakit pada Tanaman
Penyebab Penyakit Tanaman Pada dasarnya semua tumbuh-tumbuhan dan juga
mikroorganisme dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1) Tumbuhan autotrof yaitu tumbuhan yang membutuhkan bahan makanan dari bahan
organik
2) Tumbuhan heterotrof yaitu tumbuhan yang hidupnya tergantung pada organisme lain
karena bahan makananya dari bahan organik. Tumbuhan heterotrof tersebut dapat
dibagi lagi menjadi dua yaitu:

6|Page
a) Parasite yaitu organism yang hidup di dalam atau pada organisme hidup lain yang
merupakan seluruh atau sebagian sumber makananya. Parasit juga dapat
didefinisikan sebagai indiviu yang dalam hidupnya menggunakan bahan yang
dapat dibuat dari bagian yang hidup atau mati dari inangnya.
b) Saprofit adalah organisme yang hidup dari bahan organik (organisme) mati atau
media buatan. Dalam kehidupanya organisme dapat hidup sebagai parasite atau
saprofit sepanjang hidupnya; dapat juga sebagian hidupnya atau pada saat-saat
tertentu organisme tersebut bersifat sebagai saprofit atau sebaliknya sebagai
parasite. Oleh karena itu berdasarkan kemungkinan-kemungkinan cara hidup atau
memperoleh makanan tersebut, organisme dapat di bedakan/dikelompokan
menjadi:
 Parasit obligat: adalah organisme yang tidak dapat idup tanpa memparasit,
tetapi harus mendapatkan makananya dari organisme hidup lainnya. Nama
lain untuk parasit obligat adalah holoparasit (complete parasites) atau true
parasites (stict parasites).
 Parasit fakultatif: adalah organisme yang biasanya hidup sebagai saprofit
tetapi akan hidup sebagai parasit apabila terdapat inang yang cocok atau
karena kondisi sementara menjadi cocok; dikenal pula sebagai hemi saprofit
atau occasional parasites.
 Saprofit obligat: adalah organisme yang tidak pernah hidup sebagai parasite
tetapi; di kenal dengan nama holosaprofit dan true saprofites.
 Saprofit fakultatif: adalah organisme yang biasanya hidup sabagai parasite
tetapi dapt menjadi saprofit bila terpaksa; di kenal juga dengan nama
Hemiparasit, semi parasites, partial parasites, dan water parasites. Sebagai
organisme termasuk mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) tanaman
juga memiliki alternative cara hidup seperti pada pengelompokan tersebut di
atas. Dengan mengetahui sifat/cara hidup patogen yang menyebab penyakit
tersebut, selain dapat memprediksi kemungkinan penyebaran dan potensi
serangan, kita dapat mengupayakan suatu pengaturan lingkungan hidup dan
pencegahan agar patogen tiak menimbulkan kerugian yang berarti. Fungi yang
bersifat parasite obligat akan membahayakan inang (tanaman/tumbuhan)
dibandingkan yang parasite fakultatif, saprofit fakultatif, apalagi yang saprofit
obligat. Namun saprofit fakultatif memiliki kempuan yang bertahan yang
lebih tinggi pada kondisi yang buruk atau inang yang tidak cocok
dibandingkan dengan parasit obligat. Dalam ilmu penyakit tumbuhan
dipelajari organisme yang dapat menimbulkan penyakit bagi
tumbuhan/tanaman meliputi organisme dngan sifat-sifat atau cara hidup
sebagai parasit, baik sebagai parasit murni (obligat), atau parasit yang pada
kondisi tertentu dapat sebagai sprofit. Organisme yang masukdalam kajian
ilmu penyakit tanaman sebagian besar berupa mikroorganisme seperti: fungi,
bakteri, virus, mikoplasma, dan tanaman tingkat tinggi.
c) Fungi
Fungi (filum Eumycophyta) atau fungi merupakan tumbuh-tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil. Dengan tidak adanya klorofil, maka fungi tidak akan
mengadakan transpirasi, respirasi, dan fotosintesis, dapat hidup sama baik di
tempat gelap atau tempat terang, sinar matahari langsung tidak di perlukan,

7|Page
makananya dari zat organic hidup lainnya atau zat organic yang mati. Fungi
tumbuh dan bersiklus dimulai dari spora. Spora adalah bagian tubuh fungi
berukuran sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar dan bentuknya
dapat bermacam-macam.
d) Bakteri
Bakteri (filum Schizomycophyta) merupakan tumbuhan bersel satu dan
berdinding sel terdiri dari gugusan nitrogen; banyak di antaranya berselimut
gelatin, dinding sel tipis sehingga makanannya dapat menembusnya. Banyak
bakteri yang mampu bergerak dengan menggunakan semacam rambut atau
cambuk (cilia atau flagella). Letak dan jumlah flagel berbeda untuk jenis yang
berbeda; bila terdapat satu flagel pada satu ujung dinamakan monotrichous, bila
terdapat beberapa flagel dalam satu ujung dinamakan lipotrichous, dan apabila
seluruh tubuhnya terdapat flagel disebut peritrichous.
e) Virus
Virus tumbuhan adalah virus yang menginfeksi tumbuhan.Seperti virus lainnya,
properti kimia dan bentuk fisik virus tumbuhan paling sederhana, hanya terdiri
atas asam nukleat dan protein. Virus tumbuhan selisih dengan patogen tumbuhan
lainnya, perbedaan tersebut benar pada metoda infeksi, translokasi di dalam
inang, perbanyakan diri, penyebaran, dan gejala yang dihasilkan pada inang
Apabila penyakit tumbuhan disebabkan oleh virus, partikel virus secara individu
hanya dapat dilihat dengan mempergunakan mikroskop elektron.Gejala tumbuhan
yang terkena penyakit yang disebabkan oleh virus selang lain: pola daun-oak (oak
leaf pattern) pada daun, klorosis, dan nekrosis bercak cincin.Gejala yang muncul
sebagian akbar menyerupai gejala yang disebabkan oleh mutasi, diferensiasi, atau
keracuanan hara, sekresi serangga, dan penyebab oleh patogen lain.Untuk
memilih bahwa gejala tertentu pada tumbuhan disebabkan oleh virus diterapkan
penyingkiran setiap probabilitas lain yang berdampak penyakit tersebut dan
penularan virus dari tumbuhan yang sakit ke tumbuhan sehat dengan cara
meniadakan agensia penyebab penyakit lainnya
f) Nematoda
Nematoda adalah hewan yang bergerak aktif, lentur, dan berbentuk seperti tabung
yang hidup pada permukaan yang lembab atau lingkungan yang berair. Nematode
memiliki organ yang lengkap mulai dari bagian mulut, aesofagus, saluran
pencernaan, anus, uterus dan ovarium untuk yang betina, lubang dan jaringan
sekresi, memiliki dinding tubuh dan kutikulanya, serta memiliki jaringan sel-sel
syaraf. Hewan ni berkembang-biak dengan cara kawin; perkawinan akan
menghasilkan banyak sel telur yang akan menetas mengeluarkan larva yang
bentuknya seperti nematoda dewasa. Nematoda yang menyerang tumbuhan atau
disebut fitonematoda akan melakukan penusukan sel-sel tumbuhan dalam rangka
memperoleh makanan dari tubuh tanaman terutama pada bagian akar di mana
merupakan tempat tumbuh dan aktifnya nematoda. Nematode betina biasanya
berbeda dengan yang jantan. Pembedanya bisa dilihat pada bentuk dan ukuran
tubuh secara keseluruhan
g) Tanaman Tingkat
Tinggi Tanaman Tingkat Tinggi ini sering dikenal sebagai benalu, biasanya tidak
begitu merugikan bagi tanaman kehutanan, kecuali banyak jumlah individu

8|Page
benalu yang hidup menempel pada tanaman, maka tanaman itu akan menderita
sekali karena makanannya diambil oleh benalu-benalu tersebut

2.3 Sifat (Karakteristik) Hama dan Penyakit Tumbuhan dalam Ekosistem Pertanian
Ekosistem merupakan sistem yang terbentuk dari interasksi yang dinamis antara
komponen abiotik dan biotic. Menurut istilah Andewartha dan Birch (1961) ekosistem adalah
suatu sistem yang rumit dan interaktif yang tersusun oleh semua organisme hidup pada suatu
daerah dan semua lingkungan fisiknya seperti tanah, air, iklim, tempat berlindung dan habitat.
Ekosistem dengan karakteristik vegetasi yang sama membentuk bioma . Semua bioma punya
kesamaan dalam suatu sistem yang disebut biosphere sebagai lapangan kehidupan di muka bumi.
Hama pertanian merupakan organisme yang memenuhi ruang hidup, makan tanaman,
melaksanakan fungsi biologis pada suatu tempat yang tidak kita kehendaki. Sebagai sosok hayati
hama dapat kita pandang sesuai dengan perjenjangan arah ekosistem, yaitu:
a. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai individu: hama mempunyai sifat unit
sebagai genetik yang berjuang untuk mempertahankan hidup,
b. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai populasi: sebagai spesies tertentu yang
berkembang biak dan menempati tempat yang sama
c. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai komunitas: hama merupakan bagian dari
komunitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Seperti saling memakan,
berkompetisi dalam tempat,
d. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai unsur dari ekosistem: sebagai ekosistem
setempat dalam interaksinya dengan lingkungan fisik.
Untuk mengelola lebih lanjut tentang hama kita lebih baik menganalisa interaksi sistem
sampai dengan tingkat interaksi sistem dalam ekosistem melalui analisis sistem
a. Prinsip Ekologi dalam Pertanian
Prinsip lingkungan ekosistem pertanian menghendaki bahwa proses produksi harus
didasarkan pada daur ulang ekologis (sesuai dengan sifat lingkungan asalnya). Namun,
teknologi yang diterapkan harus bersifat spesifik lokasi dengan mempertimbangkan
kearifan tradisional dari masingmasing lokasi. Berikut adalah prinsip-prinsip ekologi
dalam penerapan pertanian:
1) Memperbaiki kondisi tanah agar bisa menguntungkan pertumbuhan tanaman.
2) Mengoptimalkan ketersediaan serta keseimbangan unsur hara di dalam tanah.
3) Mengelola iklim mikro agar kehilangan hasil panen akibat panas, udara dan air dapat
dibatasi.
4) Membatasi kehilangan hasil panen akibat gangguan hama dan penyakit dengan upaya
preventif dan melalui cara yang aman.
5) Memanfaatkan sumber kekayaan genetika dalam sistem pertanaman terpadu. Sesuai
dengan prinsip ekologi, aliran hara dalam sistem ekologi harus berjalan secara
konstan. Agar sistem usaha tani tetap produktif dan sehat, maka jumlah hara yang
hilang dari dalam tanah tidak boleh melebihi hara yang ditambahkan. Harus ada
keseimbangan hara di dalam tanah sepanjang waktu. Setiap prinsip tersebut akan
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap produktivitas, keamanan,
keberlanjutan, dan identitas usaha tani.
b. Proses Penggerak Ekosistem
Untuk mempelajari lebih lanjut ada beberapa proses yang utama sebgai penggerak
ekosistem: Aliran Energi, Daur Biogeokimiawi dan Suksesi Ekologi

9|Page
1) Aliran Energi
Merupakan proses penangkapan dan distribusi energi yang memberikan kekuatan
bagi aktivitas di biosfer. Ada beberapa dan bentuk fungsi energi yang dikendalikan
oleh hukum Thermodinamika I dan II.
• Hukum Thermodinamika I : Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya
tetapi energi tidak dapat diciptakan/ dirusakkan/ dihilangkan disebut pula Hukum
Konservasi Energi
• Hukum Thermodinamika II : Dalam proses pengubahan pengubahan energi akan
berjalan berjalan dari bentuk energi yang tidak terkonsentrasi berarti proses dan
pengaliran energi tidak efisien karena tidak dapat digunakan lagi untuk melakukan
aktivitas.
Aliran energy merupakan proses pengalihan energi dari satu organism eke organisme
lain sampai energi tersebut terhambur sebagai panas. Aliran energi merupakan proses
yang beralan yaitu energi masuk ke ekosistem dan keluar dari ekosistem dalam
bentuk panas. Sebagai energi utama adalah sinar matahari yang menghasilkan energi
surya – fotosintetis melalui rx b10q3a terbentuk molekul-molekul makanan yang kaya
energi eg: molekul gula.Input Output 6CO2 + 12H2OC6H12O6 + O2 + 6H2O. Unsur
terpenting adalah unsur C. di dalam tubuh tanaman da n hewan protein, lemak
terbentuk dari gula.
Respirasi urutan makan memakan dalam ekosistem.
• C6H12O6 + O2 à 6CO2 + 6H2O + 38 ATP + energi panas • ATP ada dalam sel
organisme yang akan membantu reaksi biokimia sehingga tumbuhan dapat membuat
mol organik dari sinar matahari (aototroph). Organisme lain dapat makan/ energi dari
tumbuhan/ binatang lain (heterotroph). Di dalam ekosistem akan terjadi rantai
makanan yang merupakan Respirasi urutan makan memakan dalam ekosistem.

10% yang dapat dialihkan dari satu aras tropi ke tropi berikutnya. Energi yang
dimanfaatkan kembali sekiar 10% dengan demikian pengaliran energi tidak efisien,
karena sebagai energi dilepaskan ke udara dalam bentuk panas melalui proses
pernafasanlah perbesaran hayati: perningkatan konsetrasi bahan beracun yang
persisen pada tubuh organisme Biomagnifikasi sepanjang alur rantai makanan Daur
Biotik Unsur-unsur kimia yang dibutuhkan untuk proses kehidupan tetap berada di
ekosistem dan tidak dihamburkan keluar kecuali oleh adanya erosi atau pergerakan
keluar ekosistem. Unsur-unsur kimia secara tetap bergerak mengikuti daur tertentu
dan berkeliling diantara komponen-komponen biologi dan geologi ekosistem.
Peristiwa ini disebut daur biogeokimiawi.
2) Daur Biogeokimiawi
Pergerakan unsur hara dari lingkungan ke organisme kembali ke lingkungan,
Keikutsertaan berbagai organisme baik tumbuhan atau hewan terutama jasad renik.,
Adanya reservoir, Terjadi perubahan kimiawi, paling sedikit ada 30 unsur hara utama

10 | P a g e
dalam biosfer untuk melaksanakan kehidupan, Masing-masing unsur mempunyai
daur yang khas. Berdasarkan jenis persediaannya berbagai daru biogeokimiawi dibagi
(Sutton dan Harmon, 1973) :
 Daur unsur gas • Daur unsur sendimen Daur unsur gas
 Adalah daur unsur yang sebaran utamanya diatmosfer eg: O2, C, N2
 Gejala relatif cepat dan tidak hilang karena gas cukup banyak dan mudah
diperoleh Daur unsur sendimen • Sebaran utamanya batu-batuan eg: P dan S
 Daur unsur sendimen perlu waktu lebih lama dalam prosesnya.
3) Suksesi Ekologi
Salah satu sifat dari ekosistem adalah sifat dinamis, dari sederhana menjadi
kompleks.
 Perubahan secara simultan saling mempengaruhi.
 Perubahan yang terjadi mengikuti urutan tertentu yang bisa diduga.
 Proses perubahan ekosistem ini disebut Suksesi ekologi.
 Tahap permulaan suksesi (tahap pioneer)
Suksesi ekologi juga merupakan proses evolusi ekosistem yang terjadi bersama-sama
dan saling mempengaruhi antara lingkungan fisik dan komunitas.Pioneer dimulai
adanya spesies dominant yang menempati suatu lahan merubah stratifikasi ekosistem
dan tanah menjadikan lingkungan lingkungan tidak sesuai lagi untuk spesies spesies
tersebut tersebut diganti diganti oleh spesies lain yang bisa lebih sesuai dengan
kolonisasi spesies baru. Proses pertambahan dan pergantian spesies berjalan terus
menerus sampai dengan tahap klimaks

11 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekosistem dapat terbentuk dari komponen abiotik (tidak hidup) dan biotik (hidup) dalam
satu wilayah tertentu. Ekosistem pertanian memberikan pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan suatu tindakan pertanian. Dalam ekosistem pertanian, interaksi antara komponen
abiotik dan biotik disetting sedemikian rupa melalui mekanisme kontrol agar mendukung
keberlangsungan budidaya pertanian yang diusahakan.
Adapun hubungannya dengan sifat (Karakteristik) hama dan penyakit tanaman dalam
ekosistem Pertanian, dapat dikaitkan sebagai sosok hayati hama dapat kita pandang sesuai
dengan perjenjangan arah ekosistem, yaitu:
a. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai individu: hama mempunyai sifat unit
sebagai genetik yang berjuang untuk mempertahankan hidup,
b. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai populasi: sebagai spesies tertentu yang
berkembang biak dan menempati tempat yang sama
c. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai komunitas: hama merupakan bagian dari
komunitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Seperti saling memakan,
berkompetisi dalam tempat,
d. Hama dan patogen penyakit tanaman sebagai unsur dari ekosistem: sebagai ekosistem
setempat dalam interaksinya dengan lingkungan fisik.

12 | P a g e
Daftar Pustaka

Adiwirman.TanpaTahun. Pertanian dan Lingkungannya. Modul 1. https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-


content/uploads/pdfmk/LUHT4219-M1.pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2022.

Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI . Ekosistem Pertanian sebagai Unit Pengelolaan Oleh
Suhara.http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196512271991031
SUHARA/Ch_4.__EKOSISTEM_PERTANIAN_SEBAGAI_UNIT_PENGELOLAAN_
%5BCompatibility_Mode%5D.pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2022.

Ningrum Linda Wige, Dewi Retnosari.2020. Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman dalam
Perlindungan Koleksi Tanaman di Kebun Raya Purwodadi. Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan Vol 7 No 2 : 305-314. file:///C:/Users/User/Downloads/349-
Article%20Text-906-3-10-20200621. Diakses pada tanggal 8 Maret 2022.

Suharti Tati, Rina Kurniaty, Wida Darwiati.2015. Identifikasi dan Teknik Pengendalian Hama
dan Penyakit Bibit Kranji (Pongamia pinnata). Jurnal Penelitian dan Pengembangan. Vol
3,No.2.http://ejournal.forda-mof.org/ejournal
litbang/index.php/BPTPTH/article/view/1525.Diakses pada tanggal 8 Maret 2022.

Susniahti Nenet, Sumeno, Sudarjat. 2009. Bahan Ajar Ilmu Hama Tumbuhan. Universitas
Padjajaran.http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/bahan_ajar_ilmu_hama
_tumbuhan.pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2022.

Sutarman. 2017. Dasar-dasar ilmu penyakit tanaman. UMSIDA PRESS


http://eprints.umsida.ac.id/4208/1/Buku%20DASARDASAR%20ILMU%20PENYAKIT
%20TANAMAN.pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2022.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai