Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN ORDO SERANGGA OPT DAN GEJALA


KERUSAKAN

Oleh :
Golongan E/ Kelompok 6a
1. Maghfirotus Sibyan (161510501221)
2. Feri Dwi Putra S (161510501251)
3. Noval Wahyu Widhiantoro (161510501237)

LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
BAB 1. PENDAHULUAN

Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman penting bagi kehidupan
masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan. Tanaman padi memiliki beberapa
tahapan yang baik agar pada saat proses budidaya hasil yang didapatkan sesuai
dengan harapan, baik petani maupun konsumen. Namun, pada kenyataanya
harapan ini masih belum bisa terlaksana mengingat ada beberapa hama dan
penyakit yang mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan padi. Hal ini
menyebabkan petani mengalami gagal panen dan kebutuhan akan beras mulai
tidak seimbang dengan hasil produksinya. Hama memiliki peran antagonis
terhadap tanaman padi dan juga merugikan petani. Penyerangan hama ini pada
saat padi mulai memasuki fase vegetatif sampai generatif atau hasil produksi.
Hama merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang
dapat merusak bagian tanaman padi dan menurunkan hasil produksi. Berdasarkan
jenis hama yang menyerang tanaman padi, ada salah satu hama yang paling
dominan menyerang tanaman padi yaitu ordo hemiptera (walang sangit, kepik
hijau, dan lainnya), ordo coleoptera (kumbang), orthoptera (belalang, jangkrik,
dan lainnya), dan masih banyak lainnya. Namun, juga ada beberapa serangga yang
sifatnya sebagai polinasi yaitu ordo Lepidoptera (kupu-kupu) dan hymenoptera
(lebah dan tawon). Berdasarkan jenis ordo serangga diatas, maka hama yang
sifatnya antagonis terhadap tanaman padi sangatlah besar. Pemberantasan hama
secara alami bisa dilakukan dengan pemberian musuh alami pada hama tersebut
(Damayanti dkk, 2015).
Serangan serangga menyebabkan peninggalan bekas secara fisik terhadap
tanaman padi. Tanda yang ditinggalkan serangga pada saat sesudah memakan
cairan dalam bulir padi yaitu terdapat bercak berwana hitam pada bulir dan
menyebabkan padi menjadi kopong. Selain itu, serangga menyebabkan batang
padi mengalami kekeringan dan mati. Hal inilah yang menyebabkan hasil
produksi tanaman padi akan mengalami penurunan secara signifikan. Musuh
alami pada tanaman padi mulai hilang dikarenakan petani sering menggunakan
insektisida pada padi. Insektisida akan mematikan semua serangga yang berada di

1
sekitar lahan dan beberapa serangga akan menjadi resisten terhadap pestisida.
Salah satu serangga predator yang akan memakan serangga antagonis padi yaitu
laba-laba. Populasi laba-laba mengalami fluktuatif pada tingkat jumlah di sekitar
lahan padi yang menyebabkan OPT akan merusak tanaman padi (Gunawan dkk,
2015).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik ordo-ordo serangga yang berperan
sebagai OPT.
2. Mengetahui dan memahami gejala kerusakan yang diakibatkan oleh serangga.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga mempunyai banyak keragaman dalam jenisnya. Tempat yang


paling banyak ditemui berbagai ordo dari serangga yaitu pada ekosistem sawah.
Serangga yang ditemui terdiri dari bermacam ordo dan famili, antara lain
Hemiptera (Veliidae dan Pentatomidae), Lepidoptera (Noctuidae), Homoptera
(Delphacidae), Coleoptera (Sstaphylinidae, Cicindelidae, Carabidae), Orthoptera
(Gryllidae, Gryllotalpidae), Blattaria (Blattidae), Hymenoptera (Formicidae),
Diptera (Muscidae, Asilidae, Ceratopogonidae) (Hadi dan Aminah, 2012).
Serangga pada umumnya berkembang biak di tanah, sehingga pH tanah memiliki
pengaruh yang penting bagi kehidupan serangga (Rachmasari dkk., 2016).
Keragaman serangga juga memiliki keragaman peranan di dalamnya.
Peranan serangga antara lain sebagai hama, predator, parasitoid, dan polinator.
Salah satu peranan serangga yang merugikan yaitu sebagai hama. Hama menjadi
perusak utama pada tanaman dengan beragam gejala kerusakan yang ditimbulkan
olehnya. Pada tanaman yang berpolong kerusakan yang paling banyak berada
pada kehilangan polong. Seperti walang sangit yang menyebabkan buah padi
menjadi hampa (gabug) dan akan terserang cendawan Helminthosporium yang
ditandai dengan bulir padi yang berwarna putih menjadi coklat atau kehitaman
(Pracaya, 2007). Pada hama E. macrorhyncha yang memiliki tipe mulut
pengunyah dapat menimbulkan kerusakan pada daun hingga mengalami
kerontokan (Lin et al., 2017). Hama menyerang tanaman bergantung pada iklim
yang mendukung mereka, seperti pada kutu putih yang menyerang tanaman tomat
pada bulan Juni. Serangga dewasa dan nimfa kutu putih merusak dengan
menghisap cairan dari daun, batang, akar dan buah tanaman tomat, sehingga
terlihat gejala kerusakan bagian tanaman yang mengerut keriput (Ibrahim et al.,
2015).
Kerusakan yang ditimbulkan hama tentu membuat pembudidaya merugi.
Hal tersebut biasanya disikapi pembudidaya dengan berbagai pengendalian,
seperti penanaman tanaman yang resisten hama. Pengaplikasian tersebut ternyata
pada kenyataannya juga masih dapat mengalami ketusakan oleh hama. Hal

3
tersebut seperti terdapat pada hama Nilavaparta lugens (Stal.) yang menyerang
padi varietas resisten (Ptb33) dan varietas yang rentan (TNI) (Jayasimha et al.,
2015). Selain hal tersebut, peran predator dan parasitoid memegang peranan
pentinng dalam pembasmian hama. Keanekaragaman tanaman penyusun struktur
lansekap mempengaruhi keberadaan predator dan parasitoid. Ekosistem sawah
yang ditumbuhi beberapa tanaman liar berbunga seperti Leersia hexandra,
Eleusine indica dan Monochoria vaginalis berguna sebagai tempat hidup serangga
predator dan parasitoid (Masfiyah dkk., 2014).

4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Bioekologi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada acara
“Pengenalan Ordo Serangga OPT dan Gejala Kerusakan ” dilaksanakan pada hari
kamis, 12 Oktober 2017 pukul 06.00 – 08.00 WIB. Bertempat di lahan
pertanaman padi dan kedelai Agrotechnopark Jubung Fakultas Pertanian
Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Jaring serangga
2. Kantong plastik
3. Loupe
4. Toples dan botol kaca

3.2.2 Bahan
1. Belalang
2. Kepik
3. Kumbang
4. Walang sangit
5. Laba-laba
6. Lebah
7. Bulir padi yang tiak bernas
8. Daun padi yang rompang
9. Batang padi yang mati
7. Klorofom

3.3 Pelaksanaan Praktikum


A. Prosedur praktikum kegiatan I
1. Mengamati lahan tanaman padi dan kedelai.,

5
2. Melakukan penangkapan serangga menggunakan jaring serangga dengan
metode ayun.,
3. Mengoleksi semua serangga dan memisahkan serangga yang bertindak sebagai
hama dan bukan., dan
4. Mencatat jenis dan jumlah hama yang didapatkan. Serta mendokumentasikan
dalam bentuk foto.

B. Prosedur Praktikum Kegiatan II


1. Menentukan petak pengamatan (1 X 1) m2 pada pertanaman padi dan kedelai.,
2. Mengamati gejala serangan hama yang didapatkan pada tanaman., dan
3. Mencatat gejala serangan yang ada dan mengoleksi hama yang didapatkan
serta mendokumentasi gejala serangan yang didapatkan dan jenis hamanya.

3.4 Variabel Pengamatan


1. Populasi dan morfologi serangga
2. Gejala serangan hama pada tanaman

3.5 Analisis Data


Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan analisis statistika deskriptif.

6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No. Gambar Ordo Jumlah Keterangan
1. Orthoptera 3 Taksonomi Belalang
Ordo: Orthoptera
Family : Acridoidea
Genus : Valanga
Spesies: Valanga nigricornis
Klasifikasi:
- sebagai hama pada
tanaman padi.
- Tipe alat mulut penggigit
pengunyah
- Memiliki sayap 2 pasang
( 1 pasang sayap kaku
dan 1 pasang sayap
membranus)
- Warna serangga yaitu
hijau dan coklat.
- Memiliki 3 pasang kaki
(ditambah 1 pasang kaki
untuk melompat)
Gejala:
- Daun menjadi bergerigi
dan berlubang.

7
2. Hemiptera 1 Taksonomi Kepik Daun
Ordo : Hemiptera
Family : Pentatomidae
Genus: Nezara
Klasifikasi:
- Sebagai hama pada
tanaman padi
- Tipe mulut penusuk
penghisap.
- Memiliki 2 pasang sayap
( 1 sayap kaku dan 1
sayap membranus)
- Memiliki 3 pasang kaki.\
- Warna serangga yaitu
hijau.
Gejala:
- Serangan pada fase
pengisian biji akan
menyebabkan biji
berwarna hitam dan
membusuk.
- Serangan fase
pertumbuhan polong,
akan menyebabkan
polong menjadi hampa.
3. Hemiptera 3 Taksonomi Walangsangit
Genus : Hemiptera
Family: Coreidae
Genus: Leptocorisa
Spesies: Leptocorisa acuta
Thunb

8
Klasifikasi:
- Sebagai hama pada
tanaman padi.
- Memiliki 2 pasang
sayap.
- Memiliki 3 pasang kaki.
- Mengeluarkan bau sangit
pada abdomen.
- Warna serangga yaitu
coklat.
Gejala:
- Serangan pada bulir
yang tumbuh awal akan
menyebabkan bulir
hampa karena walang
sangit menghisap sari
bulir padi.
- Serangan pada bulir
yang agak tua
menyebabkan bulir
setengah hampa dan
akan mudah pecah pada
saat penggilingan.
- Warna yang ditimbulkan
yaitu bercak bekas
tusukan berwarna hitam
pada bulir.

9
4. Coleoptera 2 Taksonomi Kumbang
(Ladybug)
Ordo : Coleoptera
Family: Coccinellidae
Genus: Epilachna
Spesies: Epilachna sp.
Klasifikasi:
- Sebagai hama pada
tanaman padi.
- Memiliki 2 pasang sayap
( 1 pasang sayap keras
dan membranus)
- Memiliki 3 pasang kaki.
- Warna serangga yaitu
polkadot (merah
berbintik hitam).
- Tipe alat mulut penggigit
penyunyah
Gejala
- Daun menjadi bergerigi
dan mulai mati.
5. Araneae 3 Taksonomi Laba-laba
Ordo: Araneae
Family: Aranedae
Genus: Araneus
Spesies: Araneus diadematus
Klasifikasi:
- Sebagai musuh alami
OPT (Predator).
- Memiliki kaki berjumlah
4 pasang.

10
- Memiliki cairan elastis
pada mulut.
- Warna laba-laba yaitu
hitam dan coklat.
6. Hymenopt 1 Taksonomi tawon kecil
era Ordo: Hymenoptera
Family: Apidae
Genus: Apis
Spesies: Apis dorsata
Klasifikasi:
- Memiliki 3 pasang
kaki.
- Memiliki 2 apsang
sayap (sayap
memanjang dan
memendek).
- Berperan sebagai
polinasi tanaman dan
predator serangga
(musuh alami).
C. Gejala Serangan
NO. GAMBAR KETERANGAN
1. Malai Disebabkan oleh walang sangit.
Walang sangit menghisap cairan bulir
padi yang sedang berkembang dan
stadia masak susu.
Serangan pada bulir padi yang tua
menyebabkan bulir setengah hampa dan
akan mudah pecah jika masuk
penggilingan.

11
Dapat dilihat dengan adanya bercak
bekas tusukan.
2. Daun Disebabkan oleh belalang.
Belalang menggigit dan mengunyah
pada bagian daun dan dapat terlihat
berlubang.

3. Batang Cairan pada bagian batang telah dihisap


dan kemudian menyebabkan tanaman
padi mengering dan akhirnya mati,
biasanya disebabkan oleh hama wereng
coklat.

4.1.1 Populasi dan morfologi serangga


Pada petak pertanaman padi berukuran 1x1 m berhasil dikumpulkan
beberapa populasi serangga, yaitu belalang dengan jumlah 3 ekor, kepik hijau
berjumlah 1 ekor, walang sangit berjumlah 3 ekor, kumbang coccinellidae
berjumlah 2 ekor, laba-laba berjumlah 3 ekor dan lebah 1 ekor. Belalang berasal
dari ordo orthoptera, memiliki alat penggigit pengunyah, sayap berjumlah 2
pasang, dann tungkai 3 pasang. Kepik hijau berasal dari ordo Hemiptera dengan
alat mulut pencucuk penghisap, sayap 2 pasang, dan tungkai 3 pasang. Walang
sangit berasal dari Hemiptera dengan alat mulut pencucuk penghisap, memiliki
kski 3 pasang, memiliki 2 pasang sayap : 1.) 1 pasang sayap depan panjang dan
2.) 1 pasang sayap belakang pendek. Kumbang coccinellidae berasal dari ordo
Coleoptera dengan alat penggigit pengunyah. Kumbang teresebut memiliki 2
pasang sayap : 1.) 1 pasang sayap depan mengeras, 2.) 1 pasang sayap belalakang

12
halus. Laba-laba adalah serangga dari ordo Araneae yang memiliki alat mulut
penghisap, memiliki tunggkai 4 pasang, dan tidak mempunyai sayap. Lebah
adalah serangga dari ordo Hymenoptera yang memiliki alat mulut penggigit
penghisap. Lebah memiliki tungkai 3 pasang dan sayap 2 pasang.

4.1.2 Gejala kerusakan hama


Pada petak pertanaman padi berukuran 1x1 m ditemukan berbagai gejala
serangan yaitu pada malai, daun, dan batang. Pada malai didapati gejala
kopong/hampa pada biji padi. Hal tersebut pada umumnya disebabkan oleh hama
walang sangit yang menghisap cairan bulir padi yang sedang berkembang dan
stadia masak susu. Pada daun ditemukan lubang-lubang di sekitarnya disebabkan
oleh belalang. Pada batang tanaman padi yang telah dihisap dan kemudian
menyebabkan tanaman padi mengering dan akhirnya mati, biasanya disebabkan
oleh hama wereng coklat.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada petak pertanaman padi
(1x1 m), terdapat berbagai jenis serangga yaitu belalang dengan jumlah 3 ekor,
kepik hijau berjumlah 1 ekor, walang sangit berjumlah 3 ekor, kumbang
coccinellidae berjumlah 2 ekor, laba-laba berjumlah 3 ekor dan lebah 1 ekor.
Masing-masing serangga tersebut memiliki klasifikasi dan peranan masing-
masing. Hama belalang memilki warna hijau dan coklat kehitaman, panjang
tubuhnya ± 28 mm. Antena belalang berukuran lebih pendek daripada panjang
tubuhnya, pronotumnya tidak memanjang ke belakang Belalang merupakan
kelompok hama yang berasal dari ordo orthoptera yang memiliki alat mulut
penggigit pengunyah. Hal tersebut yang menyebabkan gejala serangan yang
ditimbulkan adalah daun-daun tanaman padi yang dimakan dimulai dari tepi daun
habis sehingga berakibat pada proses fotosintesis tanaman padi yang tidak dapat
berjalan (Patty, 2012).
Kepik hijau memiliki ciri fisik berwarna hijau dengan 2 pasang sayap dan 3
pasang tungkai. Kepik hijau adalah golongan hama dari ordo hemiptera yang

13
mempunyai alat mulut pencucuk penghisap. Alat mulut tersebut yang digunakan
kepik hijau untuk mendapatkan makanan dari tanaman padi, yaitu pada bagian biji
padi. Kepik hijau menyerang tanaman padi melalui cara menusuk dan menghisap
cairan yang ada pada biji tanaman padi sebelum biji tersebut memasuki fase
pengisian biji (Samosir dkk.,2015).
Walang sangit adalah hama tanaman padi dari ordo hemiptera dan famili
Alydidae. Walang sangit memilki 2 pasang sayap dengan alat mulut pencucuk
penghisap. Bentuk walang sangit yaitu pipih memanjang, berwarna hijau, panjang
16-18 mm. Abdomen walang sangit berwarna hijau dengan punggung berwarna
coklat kehijauan. Serangga ini dinamai walang sangit karena apabila ia terganggu
akan mengeluarkan bau yang khas seperti gosong / sangit. Walang sangit
memiliki bentuk mulut pencucuk penghisap dengan paruh panjang yang beruas-
ruas (Umboh dkk.,2013).
Kumbang Coccinellidae berasal dari ordo Coleoptera dengan alat mulut
yaitu penggigit pengunyah. Serangga ini memiliki 2 pasang sayap dan 3 pasang
tungkai/kaki. Sayap kumbang Coccinellidae berwarna merah menyala dengan
adanya bintik-bintik hitam yang menyebar. Sayap dari kumbang Coccinellidae
pada bagian luarnya mengeras dan pada bagian dalamnya halus.
Laba-laba merupakan serangga yang tidak memilki sayap dan mempunyai
tungkai 4 pasang. Laba-laba memilki alat mulut penghisap. Laba-laba merupakan
serangga bukan hama dari ordo Araneae. Famili serangga laba-laba yang paling
banyak dijumpai pada tanaman padi adalah Tetragnathidae. Famili tersebut
ditemukan dalam jumlah yang melimpah saat tanaman padi masa pertumbuhan
vegetatif dan famili Araneidae banyak ditemukan ketika tanaman padi memasuki
fase generatif (Nasution, 2016).
Lebah memiliki sayap 2 pasang dan tungkai 3 pasang. Lebah merupakan
serangga ordo hymenoptera yang memiliki alat mulut penggigit penghisap. Lebah
dibedakan dengan tawon pada bagian yang menghubungkan thoraks dengn
abdomen yang tampak jelas. Seluruh bagian tubuh lebah berambut yang
digunakan untuk mengumpulkan tepungsari dari bunga tanaman. Lebah termasuk

14
dalam super familia Apoidea dengan beberapa familia, yaitu Colletidae,
Andrenidae, Halictidae, Megachilidae, dan Apidae (Widhiono dkk.,2016).
Pada petak pertanaman padi (1x1 m) didapati bagian tanaman padi yaitu
daun, biji, dan batang yang terserang oleh berbagai hama dengan berbagai gejala
kerusakan. Gejala kerusakan yang terjadi pada biji padi adalah hampa/kopong,
pada daun tanaman padi yaitu terdapat bekas gerekan pada pinggir daun, dan pada
batang terjadi pengeringan. Gejala kerusakan hampa pada biji padi paling banyak
disebabkan oleh hama walang sangit. Hama tersebut menghisap cairan pada biji
padi ketika masih masak susu, sehingga apabila tanaman padi sudah dalam masa
umur panen, biji tersebut hampa atau tidak terdapat biji padi di dalamnya.
Pada daun ditemukan gejala kerusakan berupa bekas gerekan atau gigitan,
sehingga daun tanaman padi berlubang-lubang. Hal tersebut disebabkan oleh
serangga yang memilki tipe mulut penggigit pengunyah, seperti belalang. Pada
batang tanaman padi mengalami kekeringan karena cairan pada bagian batang
telah dihisap oleh serangga hama dan kemudian menyebabkan batang mengering,
lalu akhirnya mati. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh hama wereng coklat.
Gejala-gejala tersebut menandakan bahwa adanya populasi serangga hama pada
suatu petak pertanaman padi (1x1 m).

15
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Padi merupakan tanaman inang dari berbagai serangga, baik serangga yang
berperan sebagai hama dan bukan sebagai hama.
2. Jenis hama yang menyerang tanaman padi yaitu hama yang berasal dari ordo
hemiptera (walang sangit dan kepik hijau), ordo coleoptera (kumbang),
orthoptera (belalang dan jangkrik), Serangga yang sifatnya sebagai polinasi
yaitu hymenoptera (lebah), dan Serangga yang berperan sebagai predator yaitu
ordo Araneae (Laba-laba).
3. Kerusakan tanaman padi akibat hama terjadi pada daun disebabkan oleh ordo
orthoptera (belalang), kerusakan pada batang disebabkan oleh ordo hemiptera
(wereng coklat), dan kerusakan pada malai disebabkan oleh ordo Hemiptera
(walang sangit).

5.2 Saran
Berdasarkan jalannya praktikum acara kedua, kami menyarankan agar pada
persiapan bahan sesuai prosedur lebih diperhatikan, karena pada acara praktikum
kedua terdapat prosedur pengamatan dalam 1 petak yang berukuran 1 X 1 meter
sehingga akan lebih baiknnya jika ada peralatan untuk memastikan pengamatan
yang dilakukan oleh praktikan hanya pada lahan 1 petak yang berukuran 1 X 1
meter. Hal tersebut perlu diperhatikan karena banyak praktikan yang melakukan
pengamatan lebih dari 1 petak, sehingga hasil dari pengamatan kurang efisien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, E., G. Mudjiono, dan S. Karindah. 2015. Perkembangan Populasi


Larva Penggerek Batang dan Musuh Alaminya pada Tanaman Padi (Oryza
sativa L.) PHT. HPT, 3 (2): 18-24.

Gunawan, C. S. E, G. Mudjiono, dan L. P. Astuti. 2015. Kelimpahan Populasi


Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) (Homoptera:
Delphacidae) dan Laba-laba pada Budidaya Tanaman Padi dengan
Penerapan Pengendalian Hama Terpadu dan Konvensional. HPT, 3 (1): 117-
122.

Hadi, M dan Aminah.2012.Keragaman Serangga dan Perannya di Ekosistem


Sawah (Insect Diversity and its Role in Wetland Ecosystems). Sains dan
Matematika, 20 (3) : 54-57

Ibrahim, S.S., F.A. Moharum., N.M.A. El-Ghany.2015. The Cotton Mealybug


Phenacocus solenopsis Tinsley (Hemiptera:Psedococcidae) as a new insect
pest on tomato plants in Egypt. Plant Protection Research, 55 (1) : 49-51

Jayasimha, G.T., R.Nalini., C.Chinniah., M. Muthamilan., M.L.Mini.


2015.Evaluation of Biochemical Constituens in Healthy and Brown
Planthopper, Nilaparvata lugens (Stal.) (Hemiptea : Delphacidae) Damaged
Rice Plants. Current Biotica, 9 (2) : 129-136

Lin, H., T.J. Murray., E.G. Mason.2017. Incidence and Defoliation by a Newly
Introduced Pest, Paropsisterna variicollis (Coleoptera : Chrysomelidae), on
eleven durable Euccalyptus species in Hawke’s Bay, New Zealand. New
Zealand Plant Protection, 70 (1) : 45-51

Masfiyah, E., S. Karindah., R.D. Puspitarini.2014. Asosiasi Serangga Predator


dan Parasiyoid dengan Beberapa Jenis Tumbuhan Liar di Ekosistem Sawah.
HPT, 2 (2) : 2338-4336

Nasution, N. 2016.Diversity of Spiders (Araneae) on Wetland Ecosystem With


Some Planting Pattern in Padang. Biologi dan Pendidikan Biologi, 2 (1) :
2502-1737

Patty, J.A.2012. Kajian Populasi dan Intensitas Kerusakan Hama Utama Tanaman
Jagung di Desa Waeheru, Kecamatan Baguala Kota Ambon. Budidaya
Pertanian, 8 (1) : 46-50

Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : Seri Agriwawasan

Rachmasari, O.D., W. Prihatna., R.E. Susetyarini.2016.Keanekaragaman


Serangga Permukaan Tanah di Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang

17
Sebagai Dasar Pembuatan Sumber Belajar Flipchart. Pendidikan Biologi
Indonesia, 2 (2) : 188-197

Samosir, S., Marheni., S. Oemry. 2015. Uji Preferensi Hama Kepik Hijau Nezara
viridula L. (Hemiptera : Pentatomidae) pada Tanaman Kacang Kedelai dan
Kacang Panjang di Laboratorium. Online Agroteknologi, 3 (2) : 772-778

Umboh, N.T., B.A.N. Pinaria., J. Manueke., D. Tarore.2013. Jenis dan Kepadatan


Populasi Serangga Pada Pertanaman Padi Sawah Fase Vegetatif di Desa
Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Eugania, 19
(3) : 1-9

Widhiono, I., E. Sudiana., E. Trisucianto., Darsono.2016. Keragaman Serangga


Penyerbuk di Lereng Gunung Slamet dan Sekitarnya. Purwokerto :
Universitas Jenderal Soedirman

18
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Gambar 1. Proses penangkapan serangga dengan jaring serangga

Gambar 2. Serangga yang didapat dalam lahan sampel

19
Gambar 3. Belalang

Gambar 4. Walang sangit

20
Gambar. Kepik hijau

Gambar 7. Kumbang

21
Gambar 8. Laba-laba

Gambar 9. Malai padi yang kopong

22
Gambar 10. Daun yang diserang hama

Gambar 11. Batang yang diserang hama

23
Tabel Pengamatan

No. Gambar Ordo Jumlah Keterangan


1. Orthoptera 3 Taksonomi Belalang
Ordo: Orthoptera
Family : Acridoidea
Genus : Valanga
Spesies: Valanga nigricornis
Klasifikasi:
- sebagai hama pada
tanaman padi.
- Tipe alat mulut penggigit
pengunyah
- Memiliki sayap 2 pasang
( 1 pasang sayap kaku
dan 1 pasang sayap
membranus)
- Warna serangga yaitu
hijau dan coklat.
- Memiliki 3 pasang kaki
(ditambah 1 pasang kaki
untuk melompat)
Gejala:
- Daun menjadi bergerigi
dan berlubang.

24
2. Hemiptera 1 Taksonomi Kepik Daun
Ordo : Hemiptera
Family : Pentatomidae
Genus: Nezara
Klasifikasi:
- Sebagai hama pada
tanaman padi
- Tipe mulut penusuk
penghisap.
- Memiliki 2 pasang sayap
( 1 sayap kaku dan 1
sayap membranus)
- Memiliki 3 pasang kaki.\
- Warna serangga yaitu
hijau.
Gejala:
- Serangan pada fase
pengisian biji akan
menyebabkan biji
berwarna hitam dan
membusuk.
- Serangan fase
pertumbuhan polong,
akan menyebabkan
polong menjadi hampa.
3. Hemiptera 3 Taksonomi Walangsangit
Genus : Hemiptera
Family: Coreidae
Genus: Leptocorisa
Spesies: Leptocorisa acuta
Thunb

25
Klasifikasi:
- Sebagai hama pada
tanaman padi.
- Memiliki 2 pasang
sayap.
- Memiliki 3 pasang kaki.
- Mengeluarkan bau sangit
pada abdomen.
- Warna serangga yaitu
coklat.
Gejala:
- Serangan pada bulir
yang tumbuh awal akan
menyebabkan bulir
hampa karena walang
sangit menghisap sari
bulir padi.
- Serangan pada bulir
yang agak tua
menyebabkan bulir
setengah hampa dan
akan mudah pecah pada
saat penggilingan.
- Warna yang ditimbulkan
yaitu bercak bekas
tusukan berwarna hitam
pada bulir.

26
4. Coleoptera 2 Taksonomi Kumbang
(Ladybug)
Ordo : Coleoptera
Family: Coccinellidae
Genus: Epilachna
Spesies: Epilachna sp.
Klasifikasi:
- Sebagai hama pada
tanaman padi.
- Memiliki 2 pasang sayap
( 1 pasang sayap keras
dan membranus)
- Memiliki 3 pasang kaki.
- Warna serangga yaitu
polkadot (merah
berbintik hitam).
- Tipe alat mulut penggigit
penyunyah
Gejala
- Daun menjadi bergerigi
dan mulai mati.
5. Araneae 3 Taksonomi Laba-laba
Ordo: Araneae
Family: Aranedae
Genus: Araneus
Spesies: Araneus diadematus
Klasifikasi:
- Sebagai musuh alami
OPT (Predator).
- Memiliki kaki berjumlah
4 pasang.

27
- Memiliki cairan elastis
pada mulut.
- Warna laba-laba yaitu
hitam dan coklat.
6. Hymenopt 1 Taksonomi tawon kecil
era Ordo: Hymenoptera
Family: Apidae
Genus: Apis
Spesies: Apis dorsata
Klasifikasi:
- Memiliki 3 pasang
kaki.
- Memiliki 2 apsang
sayap (sayap
memanjang dan
memendek).
- Berperan sebagai
polinasi tanaman dan
predator serangga
(musuh alami).
Gejala Serangan
NO. GAMBAR KETERANGAN
1. Malai Disebabkan oleh walang sangit.
Walang sangit menghisap cairan bulir
padi yang sedang berkembang dan
stadia masak susu.
Serangan pada bulir padi yang tua
menyebabkan bulir setengah hampa dan
akan mudah pecah jika masuk
penggilingan.

28
Dapat dilihat dengan adanya bercak
bekas tusukan.
2. Daun Disebabkan oleh belalang.
Belalang menggigit dan mengunyah
pada bagian daun dan dapat terlihat
berlubang.

3. Batang Cairan pada bagian batang telah dihisap


dan kemudian menyebabkan tanaman
padi mengering dan akhirnya mati,
biasanya disebabkan oleh hama wereng
coklat.

29
Literatur

Damayanti, E., G. Mudjiono, dan S. Karindah. 2015. Perkembangan Populasi


Larva Penggerek Batang dan Musuh Alaminya pada Tanaman Padi (Oryza
sativa L.) PHT. HPT, 3 (2): 18-24.

30
Gunawan, C. S. E, G. Mudjiono, dan L. P. Astuti. 2015. Kelimpahan Populasi
Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) (Homoptera:
Delphacidae) dan Laba-laba pada Budidaya Tanaman Padi dengan
Penerapan Pengendalian Hama Terpadu dan Konvensional. HPT, 3 (1): 117-
122.

31
Hadi, M dan Aminah.2012.Keragaman Serangga dan Perannya di Ekosistem
Sawah (Insect Diversity and its Role in Wetland Ecosystems). Sains dan
Matematika, 20 (3) : 54-57

32
Ibrahim, S.S., F.A. Moharum., N.M.A. El-Ghany.2015. The Cotton Mealybug
Phenacocus solenopsis Tinsley (Hemiptera:Psedococcidae) as a new insect
pest on tomato plants in Egypt. Plant Protection Research, 55 (1) : 49-51

33
Jayasimha, G.T., R.Nalini., C.Chinniah., M. Muthamilan., M.L.Mini.
2015.Evaluation of Biochemical Constituens in Healthy and Brown
Planthopper, Nilaparvata lugens (Stal.) (Hemiptea : Delphacidae) Damaged
Rice Plants. Current Biotica, 9 (2) : 129-136

34
Lin, H., T.J. Murray., E.G. Mason.2017. Incidence and Defoliation by a Newly
Introduced Pest, Paropsisterna variicollis (Coleoptera : Chrysomelidae), on
eleven durable Euccalyptus species in Hawke’s Bay, New Zealand. New
Zealand Plant Protection, 70 (1) : 45-51

35
Masfiyah, E., S. Karindah., R.D. Puspitarini.2014. Asosiasi Serangga Predator
dan Parasiyoid dengan Beberapa Jenis Tumbuhan Liar di Ekosistem Sawah.
HPT, 2 (2) : 2338-4336

36
Nasution, N. 2016.Diversity of Spiders (Araneae) on Wetland Ecosystem With
Some Planting Pattern in Padang. Biologi dan Pendidikan Biologi, 2 (1) :
2502-1737

37
Patty, J.A.2012. Kajian Populasi dan Intensitas Kerusakan Hama Utama Tanaman
Jagung di Desa Waeheru, Kecamatan Baguala Kota Ambon. Budidaya
Pertanian, 8 (1) : 46-50

38
39
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : Seri Agriwawasan

40
Rachmasari, O.D., W. Prihatna., R.E. Susetyarini.2016.Keanekaragaman
Serangga Permukaan Tanah di Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang
Sebagai Dasar Pembuatan Sumber Belajar Flipchart. Pendidikan Biologi
Indonesia, 2 (2) : 188-197

41
Samosir, S., Marheni., S. Oemry. 2015. Uji Preferensi Hama Kepik Hijau Nezara
viridula L. (Hemiptera : Pentatomidae) pada Tanaman Kacang Kedelai dan
Kacang Panjang di Laboratorium. Online Agroteknologi, 3 (2) : 772-778

42
Umboh, N.T., B.A.N. Pinaria., J. Manueke., D. Tarore.2013. Jenis dan Kepadatan
Populasi Serangga Pada Pertanaman Padi Sawah Fase Vegetatif di Desa
Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Eugania, 19
(3) : 1-9

43
Widhiono, I., E. Sudiana., E. Trisucianto., Darsono.2016. Keragaman Serangga
Penyerbuk di Lereng Gunung Slamet dan Sekitarnya. Purwokerto :
Universitas Jenderal Soedirman

44
Flowchart

45
46
47
Tabel ACC

48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai