Anda di halaman 1dari 16

CONTOH PEMBUATAN INSTRUMEN/ALAT PENGUMPULAN DATA, YANG

DIDAHULUI DENGAN DEFENISI KONSEPTUAL (Defenisi Teoritis), DEFENISI


OPERASIONAL (Defenisi Kontekstual/sesuai konteks), PEMBUATAN KISI-KISI
INSTRUMEN.

CONTO JUDUL/TOPIK PENELITIAN:

PENGARUH KEPEMIMPINAN LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL LEADERSHIP) DAN


PENGETAHUAN KOSERVASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGELOLA
LINGKUNGAN (Studi Ex Post Facto pada Kepala Desa di Propinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2016)

Sesuai Judul Penelitian di atas, maka ada 3 buah Instrumen Penelitian, yaitu:

1. Instrumen Kemampuan Mengelola Lingkungan

(Variabel Dependent/Tergantung atau Variabel Y)

2. Instrumen Kepemimpinan Lingkungan

(Variabel Independent/Bebas atau Variabel X1 atau A)

3. Instrumen Pengetahuan Konservasi

(Variabel Independent/Bebas atau Variabel X2 atau B)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan pada Bab

terdahulu, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
1
lingkungan (environmental leadership) dan Pengetahuan Konservasi terhadap

kemampuan mengelola lingkungan para kepala desa di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Secara khusus, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Perbedaan kemampuan kepala desa mengelola lingkungan antara kepala desa

yang dinilai bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transformasional dengan

kepala desa yang dinilai bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transaksional.

2. Bagi kepala desa dengan pengetahuan konservasi tinggi, kemampuan

kepala desa mengelola lingkungan lebih tinggi bila kepala desa yang dinilai bawahan

memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transformasional dibandingkan dengan kepala

desa yang dinilai bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transaksional.

3. Bagi kepala desa dengan pengetahuan konservasi rendah, kemampuan

kepala desa mengelola lingkungan lebih rendah bila kepala desa yang dinilai bawahan

memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transaksional dibandingkan dengan kepala

desa yang dinilai bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transformasional.

4. Pengaruh interaksi antara kepemimpinan lingkungan dan pengetahuan

konservasi terhadap kemampuan kepala desa mengelola lingkungan.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada para kepala desa di kabupaten/kota yang ada di

wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2016.

2
B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode expost facto dengan desain

factorial 2 x 2. Penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu: kemampuan mengelola

lingkungan sebagai variabel terikat (Y), sedangkan variabel bebas (X) yaitu: 1)

kepemimpinan lingkungan (A), yang terdiri dari gaya kepemimpinan lingkungan

transformasional (A 1 ) dan gaya kepemimpinan lingkungan transaksional (A 2 ); 2)

pengetahuan konservasi (B), yang terdiri dari pengetahuan konservasi tinggi (B 1 ) dan

pengetahuan konservasi rendah (B 2 ).

Tabel 3.1. Desain Penelitian Factorial 2 x 2

Gaya Kepemimpinan
(A)
Transformasional Transaksional
Pengetahuan Konservasi
(B) (A 1 ) (A 2 )

Pengetahuan Konservasi Tinggi (B 1 ) 1 B 1 2 B 1


A A

Pengetahuan Konservasi Rendah (B 2 ) 1 B 2 2 B 2


A A

Keterangan:

A 1 B 1 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh


bawahannya bergaya kepemimpinan transformasional dengan memiliki
pengetahuan konservasi tinggi.
A 1 B 2 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh
bawahannya bergaya kepemimpinan transformasional dan memiliki pengetahuan
konservasi rendah.
A 2 B 1 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh
bawahannya bergaya kepemimpinan transaksional dan memiliki pengetahuan
konservasi tinggi.

3
A 2 B 2 : Kemampuan mengelola lingkungan kepala desa yang dipersepsikan oleh
bawahannya bergaya kepemimpinan transaksional dan memiliki pengetahuan
konservasi rendah.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini yaitu seluruh kepala desa di seluruh

kabupaten/kota di propinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan populasi terjangkau adalah

seluruh kepala desa yang ada pada 7 kabupaten/kota di propinsi Nusa Tenggara Timur,

yaitu kabupaten Ngada, kabupaten Nagekeo, kabupaten Ende, kota Kupang, kabupaten

Kupang, kabupaten Timor Tengah Selatan, dan kabupaten Sumba Barat.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 250 orang kepala desa dengan

teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Selanjutnya

penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara proporsional berdasarkan banyak

sedikitnya jumlah desa pada suatu kabupaten/kota, yaitu: kabupaten Ngada 40 orang

kepala desa, kabupaten Nagekeo 30 orang kepala desa, kabupaten Ende 40 orang kepala

desa, kota Kupang 25 orang kepala desa, kabupaten Kupang 45 orang kepala desa,

kabupaten Timor Tengah Selatan 45 orang kepala desa, dan kabupaten Sumba Barat

sebanyak 25 orang kepala desa. Sehingga total menjadi 250 orang kepala desa sebagai

responden dalam penelitian ini. Pada tiap-tiap kabupaten ditentukan 3 kecamatan untuk

memperoleh sampel yaitu kepala desa, yang juga dilakukan secara proporsional

berdasarkan jumlah desa pada masing-masing kecamatan, sehingga total menjadi 21

kecamatan.

Selanjutnya kepada 250 orang kepala desa tersebut masing-masing diberi 2

instrumen untuk diisi, yaitu instrumen tentang kemampuan mengelola lingkungan, dan

instrumen tentang pengetahuan konservasi. Sedangkan instrumen kepemimpinan


4
lingkungan diberikan kepada sekretaris desa untuk menilai gaya kepemimpinan kepala

desanya masing-masing. Hasil pengisian instrumen berupa skor, yang kemudian disusun

secara berurutan mulai dari rangking tertinggi sampai rangking terendah.

Untuk kepentingan analisis data, maka pada tahap selanjutnya, berdasarkan urutan

skor kepemimpinan lingkungan ditentukan 27% kelompok rangking atas yang dinilai

bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transformasional dan 27% kelompok

rangking bawah yang dinilai bawahan memiliki gaya kepemimpinan lingkungan

transaksional. Demikian pula berdasarkan skor pengetahuan konservasi ditentukan 27%

kelompok rangking atas dengan pengetahuan konservasi tinggi dan 27% kelompok

rangking bawah dengan pengetahuan konservasi rendah. Berdasarkan penentuan

tersebut diperoleh 4 kelompok sampel, sehingga masing-masing kelompok dengan n = 19

pada tiap-tiap cell dalam desain factorial 2 x 2.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan 3 (tiga) buah

instrumen yaitu instrume kemampuan mengelola lingkungan, instrument kepemimpinan

lingkungan, dan instrumen pengetahuan konservasi. Setiap instrumen penelitian selalu

berpedoman pada konsepsional yang meliputi defenisi konseptual, defenisi operasional, dan

kisi-kisi instrumen, serta dilakukan pengujian validitas dan perhitungan reliabilitas.

1. Instrumen Kemampuan Mengelola Lingkungan

a. Defenisi Konseptual

Kemampuan mengelolaan lingkungan adalah kapasitas dan kesanggupan

seseorang dalam proses mengalokasikan sumberdaya alam dan sumberdaya

buatan agar memaksimalkan penggunaan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan


5
dasar manusia secara minimum, sebagai dasar dari keberlanjutan, untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

b. Defenisi Operasional

Kemampuan mengelolaan lingkungan adalah kapasitas dan kesanggupan

para kepala desa dalam proses mengalokasikan sumberdaya alam dan

sumberdaya buatan agar memaksimalkan penggunaan lingkungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar manusia secara minimum, sebagai dasar dari

keberlanjutan, untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi dimensi: Komitmen

dan Kebijakan (Commitment and Policy), Perencanaan (Planning), Implementasi

(Iimplementation), dan Tinjauan Ulang (Reiview). Instrumen kemampuan mengelola

lingkungan ini terdapat empat pilihan jawaban dengan skor 4 (empat) untuk

jawaban yang paling baik, 3 (tiga) untuk jawaban baik, 2 (dua) untuk jawaban cukup

baik dan 1 (satu) untuk jawaban cukup. Instrumen kemampuan mengelola

lingkungan terdiri dari 30 butir soal.

c. Kisi-kisi Instrumen.

Tabel 3.2 berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen kemampuan mengelola

Lingkungan.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Lingkungan

Nomor dan Jumlah Butir Instrumen Sebelum dan


Dimensi Indikator Sesudah Uji Coba
Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah
Komitmen dan Mampu berkomitmen untuk 1, 11, 21, 3 1, 21 2
Kebijakan melindungi dan mengelola
(Commitment and lingkungan dan menstabilkan
Policy) kebijakan lingkungan

6
Nomor dan Jumlah Butir Instrumen Sebelum dan
Dimensi Indikator Sesudah Uji Coba
Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah
Mampu membangun kesadaran
kolektif bagi semua orang untuk 2, 12, 22, 3 12, 22 2
melindungi lingkungan
Mampu menginventarisasi potensi
ketersediaan sumberdaya alam,
3, 13, 23, 3 3, 13 2
masalah lingkungan, dan potensi
konflik
Perencanaan
Mampu menentukan kriteria
(Planning)
prioritas masalah lingkungan yang 4, 14, 24, 3 4, 24 2
akan diatasi
Mampu menetapkan sasaran atau
5, 15, 25, 3 15, 25 2
hasil yang akan dicapai
Mampu melaksanakan tindakan
dengan menggunakan semua 6, 16, 26, 3 6, 16 2
Implementasi
sumberdaya yang tersedia
(Implementation)
Mampu menentukan alur
7, 17, 27, 3 7, 17 2
komunikasi internal dan eksternal
Mampu melaksanakan evaluasi
8,18, 28, 3 18, 28 2
terhadap pelaksanaan program
Tinjauan Ulang Mampu melakukan revisi terhadap
9, 19, 29, 3 9, 19 2
(Review) kebijakan program
Mampu membuat program kerja
10, 20, 30, 3 10, 20, 30, 3
baru dalam mengelola lingkungan
Jumlah butir pertanyaan 30 - 21

d. Pengujian Validitas

Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dilakukan pengujian

validitas. Penghitungan validitas instrumen penelitian sangat penting, karena merupakan

proses yang menggambarkan tentang kesahihan butir-butir instrumen. Proses tersebut

dilakukan dengan cara mengkolerasikan skor masing-masing butir dengan total skor dari

semua butir dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan rumus

sebagai berikut:

7
∑ xy− {∑ x }{∑ y }
N
=
rxy 2 2 2 2

Keterangan:
√ { }{ }
∑ x (∑ x ) ∑ y (∑ y )

N

N

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy


N : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 :
Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor total

Dimana suatu butir instrumen bisa dinyatakan valid (sahih) atau tidak bila nilai r

Hitung > r Tabel maka butir instrumen dinyakatakan valid (sahih), namun bila r Hitung < r

Tabel maka butir instrumen dinyakatakan tidak valid atau gugur pada α = 0.05.

Pelaksanaan uji coba instrumen dilakukan pada 30 orang responden.

Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment terhadap 30 butir pertanyaan dilakukan dengan menentukan koefisien korelasi

antara skror butir dengan skor total pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga diperoleh

0.361, dimana r Hitung >r Tabel maka ada 21 butir instrumen yang dinyatakan valid untuk

dapat digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan ada 9 butir yang tidak valid, yaitu

butir nomor 2, 5, 8, 11, 14, 23, 26, 27 dan 29.

e. Penghitungan Reliabilitas

Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian harus dilakukan penghitungan

reliabilitas, untuk meyakinkan bahwa butir-butir instrumen dinyatakan valid (sahih), maka

8
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Penghitungan

reliabilitas dalam penelitian ini, setiap butir pertanyaan dari setiap instrumen yang telah

valid (sahih), maka dilanjutkan dengan menghitung koefisien reliabilitas dengan

menggunakan Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

k ∑ S2 j
α=
k−1 (
1− 2
S x )
Keterangan :
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
Sj = varians responden untuk item I
Sx = jumlah varians skor total

Hasil penghitungan reliabitas untuk instrument kemampuan mengelola lingkungan,

menunjukkan bahwa dari 21 butir pertanyaan yang valid (sahih) mempunyai koefisien

reliabilitas sebesar 0.932, dan dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi.

2. Instrumen Kepemimpinan Lingkungan

a. Defenisi Konseptual

Kepemimpinan lingkungan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk

mempengaruhi orang-orang dan memobilisasi organisasi yang dipimpinnya untuk

mencapai visi keberlanjutan lingkungan jangka panjang demi menjaga keseimbangan

lingkungan dalam berbagai aspek pembangunan.

b. Defenisi Operasional

Kepemimpinan lingkungan adalah kemampuan kepala desa untuk mempengaruhi

bawahan dan memobilisasi organisasi pemerintahan desa untuk mencapai visi

9
keberlanjutan lingkungan jangka panjang demi menjaga keseimbangan lingkungan

dalam berbagai aspek pembangunan,

melalui dimensi 1). Idealized Influence, dengan indikator bertindak sebagai role model

bagi bawahan, memperhatikan kebutuhan bawahan, memberikan visi, misi dan program

kerja, dan menumbuhkan rasa bangga dan kepercayaan; 2). Inspirational Motivation,

dengan indikator memotivasi dan menginspirasi bawahan dan ekspektasi tinggi,

mengekspresikan tujuan penting dengan cara sederhana, dan mengkomunikasikan

tujuan dan target; 3). Intellectual Stimulation, dengan indikator menciptakan iklim yang

kondusif, membantu untuk mengenali dan menyelesaikan masalah, pendekatan dengan

cara baru, mendorong untuk mengekspresikan inovasi, dan melakukan pendekatan

untuk pencapaian kinerja; 4). Individualized consideration, dengan indikator

memperhatikan bawahan untuk berprestasi dan berkembang, melatih (choacing) dan

menasihati (mentoring), dan melakukan pendekatan personal atau kelompok. Instrumen

kepempimpinan lingkungan terdapat lima pilihan jawaban dengan skor penilaian

masing-masing pilihan yaitu selalu = 5, sering = 4, kadang-kadang = 3, jarang = 2,

tidak pernah = 1.

c. Kisi-Kisi Instrumen

Berdasarkan defenisi konseptual dan defenisi operasional tentang

kepemimpinan lingkungan, maka Tabel 3.3 berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen

kepemimpinan lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Kepemimpinan Lingkungan

10
Nomor dan jumlah Butir Instrumen Sebelum dan Sesudah
Dimensi Indikator Uji Coba
Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah
Bertindak sebagai role model bagi bawahan 1, 29, 33, 3 1 1
Memperhatikan kebutuhan bawahan 5, 17, 25, 3 5, 25 2
Idealized
Memberikan visi, misi dan program kerja, 9, 37, 2 - -
Influence
Menumbuhkan rasa bangga dan
13, 21, 41, 45 4 41, 45 2
kepercayaan
Memotivasi dan menginspirasi bawahan
2, 14, 22, 26, 4 2, 14, 22, 26 4
dan ekspektasi tinggi
Inspirational
Mengekspresikan tujuan penting dengan
Motivation 6, 38, 42, 3 6, 42 2
cara sederhana
Mengkomunikasikan tujuan dan target 10, 18, 30, 34 4 10, 18 2
Menciptakan iklim yang kondusif 3, 31, 2 31 1
Membantu untuk mengenali dan
7, 27, 35, 3 7, 35 2
menyelesaikan masalah
Intellectual
Pendekatan dengan cara baru 11, 39, 2 39 1
Stimulation
Mendorong untuk mengekspresikan inovasi 15, 23, 2 15 1
Melakukan pendekatan untuk pencapaian
19, 43, 2 - -
kinerja
Memperhatikan bawahan untuk
16, 20, 2 16 1
berprestasi dan berkembang,
Individualized Melatih (choacing) dan menasihati
28; 32, 40, 3 32 1
consideration (mentoring)
Melakukan pendekatan personal atau 4, 8, 12, 24,
6 8, 12, 44 3
kelompok 36, 44
45 - 23
Jumlah Butir

d. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment

terhadap 45 butir pertanyaan dilakukan dengan menentukan koefisien korelasi antara

skror butir dengan skor total pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga diperoleh 0.361,

dimana r Hitung > r Tabel maka ada 23 butir instrumen yang dinyatakan valid untuk

dapat digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan ada 22 yang tidak valid, yaitu

butir nomor 3, 4, 9, 11, 13, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 33, 34, 36, 37, 38, 40,

dan 43.

e. Penghitungan Reliabilitas

11
Hasil penghitungan reliabitas untuk instrumen kemampuan mengelola lingkungan,

dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan rumus seperti di atas, menunjukkan

bahwa dari 23 butir pertanyaan yang valid (sahih) mempunyai koefisien reliabilitas

sebesar 0.931, dan dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi.

3. Instrumen Pengetahuan Konservasi

a. Definisi Konseptual

Pengetahuan konservasi adalah berbagai aspek yang diketahui seseorang,

sebagai hasil belajar atau hasil interaksi dengan berbagai sumber referensi tentang

konservasi, dimana konservasi merupakan upaya sadar dalam memenfaatkan

berbagai jenis sumberdaya alam secara bijaksana berdasarkan asa perlindungan,

asas lestari, dan asas manfaat, untuk membentuk pemahaman yang diarahkan pada

usaha-usaha perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosisitemnya, dan dapat

dapat mengekspresikan pemahamannya tentang usaha perlindungan sumberdaya alam

hayati dan ekosisitemnya yang berasaskan kelestarian serta mengimplementasikan

dalam pembangunan berkelanjutan.

b. Defenisi Operasional

Pengetahuan konservasi adalah berbagai aspek yang diketahui kepala desa,

sebagai hasil belajar atau hasil interaksi dengan berbagai sumber referensi tentang

konservasi, dimana konservasi merupakan upaya sadar dalam memenfaatkan berbagai

jenis sumberdaya alam secara bijaksana berdasarkan asa perlindungan, asas lestari,

dan asas manfaat, untuk membentuk pemahaman yang diarahkan pada usaha-usaha

perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosisitemnya, dan dapat dapat

mengekspresikan pemahamannya tentang usaha perlindungan sumberdaya alam

12
hayati dan ekosisitemnya yang berasaskan kelestarian serta mengimplementasikan

dalam pembangunan berkelanjutan. Dimensi pengetahuan kepala desa yang diukur

meliputi aspek terminologi dan teori konservasi, kondisi nyata konservasi, prisnip-prinsip

konservasi, dan aspek dampak konservasi, dalam hubungan dengan indikator obyek

konservasi yang meliputi: Keanekaragaman Hayati, Lahan Pertanian, Hutan dan Air,

Ekosistem Kawasan, dan energi. Instrumen pengetahuan konservasi ini, pengukuran

dengan menggunakan 2 pilihan jawaban, yaitu Benar (B) yang diberi skor 1 dan

Salah (S) yang diberi skor 0.

c. Kisi-Kisi Instrumen

Berdasarkan defenisi konseptual dan defenisi operasional tentang

kepemimpinan lingkungan, maka Tabel 3.4. berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen

pengetahuan konservasi yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Pengetahuan Konservasi

Nomor Butir dan Obyek Konservasi Jumlah Butir


Dimensi Lahan Sebelum Sesudah Uji
Keanekaragaman Hutan Ekosistem Ekosistem
Pengetahuan dan Uji Coba Coba
Hayati dan Air Kawasan Perairan
Tanah
Terminologi
dan teori 1, 26 2, 27, 3, 28 4, 29 5, 30 10 6
konservasi
Kondisi
Konservasi 6, 31 7, 32 8, 33 9, 34 10, 35 10 6
terkini
13
Prisnip-prinsip
11, 36 12, 37 13, 38 14, 39 15, 40 10 6
konservasi
Dampak
16 17 18 19 20 5 3
konservasi
Regulasi 21 22 23 24 25 5 3
Jumlah Butir Pertanyaan 40
24

d. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment

terhadap 40 butir pertanyaan dilakukan dengan menentukan koefisien korelasi antara

skror butir dengan skor total pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga diperoleh 0.361,

dimana r Hitung > r Tabel maka ada 24 butir instrumen yang dinyatakan valid untuk

dapat digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan ada 16 yang tidak valid, yaitu

butir nomor 3, 4, 8, 10, 12, 19, 20, 21, 23, 26, 30, 31, 34, 36, 39, dan 40.

e. Penghitungan Reliabilitas

Hasil penghitungan reliabitas untuk instrument kemampuan mengelola lingkungan,

dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan rumus seperti di atas, menunjukkan

bahwa dari 24 butir pertanyaan yang valid (sahih) mempunyai koefisien reliabilitas sebesar

0.886, dan dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Statistik deskriptif; berupa skor rata-rata, median, modus, simpangan baku, dan

distribusi frekuensi kumulatif. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan

histogram.

14
2. Pengujian persyaratan analisis; berupa uji normalitas dengan menggunakan uji

Liliefors dan uji homogenitas varians dengan mengggunakan uji Barlett.

3. Uji Hipotesis; dilakukan setelah uji prasyarat terpenuhi atau bila data dinyatakan

normal dan homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan two-way Anova dan uji

Tukey.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini, yaitu:

1. H0: µ 1 =µ 2
A A

H 1 :µ 1 ≠µ 2
A A

2. H0: µ 1 1 =µ 2 1
A B A B

1 :µ 1 1 >µ 2 1
H A B A B

3. H0: µ 2 2 =µ 1 2
A B A B

1 :µ 2 2 <µ 1 2
H A B A B
4. H0: Interaksi A x B = 0

H 1 : Interaksi A x B ≠ 0
Keterangan:

µA 1 : Rata-rata skor kemampuan kepala desa mengelola lingkungan yang dinilai bawahan
memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transformasional
µA 2 : Rata-rata skor kemampuan kepala desa mengelola lingkungan yang dinilai bawahan
memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transaksional
µA 1 B 1 : Rata-rata skor kemampuan kepala desa mengelola lingkungan yang dinilai bawahan
memiliki gaya kepemimpinan lingkungan transformasional dengan pengetahuan
konservasi tinggi
µA 1 B 2 : Kemampuan kepala desa mengelola lingkungan yang dinilai bawahan memiliki
gaya kepemimpinan lingkungan transformasional dengan pengetahuan konservasi rendah
15
µA 2 B 1 : Kemampuan kepala desa mengelola lingkungan yang dinilai bawahan memiliki gaya
kepemimpinan lingkungan transaksional dengan pengetahuan konservasi tinggi
µA 2 B 2 : Kemampuan kepala desa mengelola lingkungan yang dinilai bawahan memiliki
gaya kepemimpinan lingkungan transaksional dengan pengetahuan konservasi rendah
Interaksi A x B : Interaksi antara kepemimpinan lingkungan dan pengetahuan konservasi terhadap
kemampuan kepala desa mengelola lingkungan.

16

Anda mungkin juga menyukai