Anda di halaman 1dari 13

KONTROL PEMBUNGAAN

Tanaman berdasarkan kebutahannya akan periode panjang waktu siang dan malam dibagi
menjadi 3 kelompok secara umum :
- Tanaman hari pendek (SDP) : tanaman yang membutuhkan panjang siang lebih
pendek dibandingkan panjang siang kritisnya.
- Tanaman hari panjang(LDP): tanaman yang membutuhkan panjang siang lebih
panjang dibandingkan dengan panjang kritisnya untuk bisa …….
- Tanaman hari netral (DNP/NDP): tanaman yang tidak dipengaruhi oleh panjang
siang dan panjang malam
Ternyata ada tanaman yang tidak dipengaruhi oleh periode panjang siang dan malam artinya
periode cahaya tidak berpengaruh pada pembungaan tanaman. Jika sudah waktunya berbunga
maka tanaman ini akan berbunga tidak bergantung pada kebutuhan periode panjang siang dan
malam (Tanaman netral)
Tetapi ada juga kelompok lainnya yaitu :
- Short Long Day Plants(SLDP): Tanaman ini untuk menginduksi pembungaan harus
mendapatkan panjang siang yang lebih pendek dulu misalnya 8 jam panjang siang,
apabila belum mampu maka akan mendapatkan panjang siang lebih panjang
misalnya 20 atau 16 jam. Baru tanaman akan bisa berbunga
- Long Short Day Plants (LSDP) : Tanaman ini untuk menginduksi pembungaan harus
mendapatkan panjang siang yang panjang dulu baru diikuti dengan mendapatkan
panjang siang yang pendek baru tanaman akan bisa berbunga
Tanaman yang membutuhkan panjang malam yang panjang untuk berbunga adalah tanaman
SDP. Jika kondisi alamiahnya, yang harus melalui panjang malam yang panjang.
Memperpanjang panjang malam secara buatan dengan salah satu cara yaitu menutup
dengan plastik hitam (black cloth). Sehingga menyerupai panjang malam, artinya cahaya
tidak bisa masuk tidak bisa manyinari tanaman. Sehingga tanaman mendapatkan panjang
malam yang panjang.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembungaan yaitu


Internal :
1. Umur,
2. Ukuran
3. Jumlah Daun
Eksternal :
1. Periode Cahaya (Photoperiod)
2. Fernalisasi
3. Nutrisi
Kebutuhan panjang siang dalam periode cahaya tanaman bisa secara fakultatif dan obligat.
Obligat itu wajib, tetapi jika fakultatif itu cahaya tidak diperlukan secara mutlak. Jika ada
periode cahaya maka mampu mempercepat pembungaan, jika tidak terpenuhi periode
panjang siang dan panjang malam itu pembungaan pada tanaman masih bisa terjadi. Tetapi
jika secara obligat tanaman memerlukan panjang siang malam yang panjang, apabila tidak
terpenuhi maka tanaman tidak bisa berbunga.
Indonesia kondisi panjang malam dan siangnya tidak jauh berbeda karea terletak diequator.
Waktu mekar bunga itu dibeberapa Negara menjadi waktu wisat awan untuk berkunjung kesana
Belanda dengan tulip ( bulan april – mei, 2 minggu )
Jepang dengan sakura (maret-april, 2 minggu)
Korea dengan cherry blossom (april 1 minggu )
Thailand juga ada
Indonesia juga ada 1 tahun sekali dibulan oktober. Setahun sekali

Pertama kali fotoriosdime ditemukan pada tembakau mutan (Maryland Mammoth)


Mestinya tanaman tembakau pada musim panas, dan juga pada musim winter. Ternyata ada
tanaman mutam MM yang berbunga dirumah kaca kalau musim dingin. Tetapi tidak akan
berbunga pada musim panas. Ataupun musim dingin jika diberi cahaya
Ternyata pembungaan itu dipengaruhi oleh periode cahaya. Pengelompokkan tanaman
berdasarkan periode cahaya, orang percaya bahwa faktor yang mempengaruhi atau menginduksi
pembungaan adalah periode cahaya. Klasifikasi ini juga dibentuk berdasarkan kebutuhan periode
cahaya. Artinya
SDP : panjang siang pendek
LDP : panjang siang panjang
Tetapi, karena terus adanya research ternyata yang penting bukan panjang siangnya tetapi
panjang malamnya. Tetapi klasifikasi ini sudah dibuat dan semua orang tahu.
KLasifikasi ini tidak terlalu tepat. Sehingga yang tepat :
SDP: membutuhkan panjang malam yang panjang dan panjang siang pendek. Tetapi apabila
kebutuhan panjang malam tidak terpenuhi maka tidak berbunga. Apabila panjang malam
mengalami gangguan maka tidak bisa berbunga karena tidak terpenuhi , tetapi jika panjang
siang mengalami gangguan tidak berpengaruh asalkan selama panjang malam tetap lebih
panjang dibandingkan panjang kritisnya.
LDP : membutuhkan panjang malam yang pendek dan panjang siang panjang. Tetapi
apabila kebutuhan panjang malam tidak terpenuhi maka akan berbunga. Apabila panjang
malam mengalami gangguan dengan diberi cahaya maka akan berbunga karena tidak
terpenuhi
Terserah boleh pakai definisi yang lama atau yang baru. Tetapi yang penting adalah panjang
malamnya .Misalnya :
SDP : tanaman yang membutuhkan panjang siang lebih pendek dibandingkan panjang siang
kritisnya. ATAU tanaman yang membutuhkan panjang malam yang panjang dibandingkan
panjang kritisnya. ( diberi black cloth atau plastic hitam)
LDP : tanaman yang membutuhkan panjang siang lebih panjang dibandingankan panjang
kritisnya. ATAU tanaman yang membutuhkan panjang malam yang pendek dibandingan
panjang kritisnya. (diberi lampu biar bisa kondisi panjang siangnya yang panjang dan
panjang malam yang diberi night break, supaya panjang malamnya singkat menjadi
pendek.)
Istilah potoriodisme gak tepat karena bukan cahayanya tapi malamnya

Tanaman bukan melihat bulan atau tanggal tapi dengan menghitung panjang malam dan panjang
siang, Ini menjadi salah satu kelebihantanamanyaitu mampu mendeteksi panjang malam
dan siang sehingga dapat mengetahui kapan waktunya berbunga.
Panjang siang kritis :
- Panjang siang yang dibutuhkan untuk inisiasi pembungaan pada tanaman LDP(Long
Day Plants).
- Panjang siang yang dibutuhkan untuk menghambat tanaman SDP (Short Day Plants)
Pengertian lainnya :
- Panjang siang minimum yang digunakan untuk pembungaan pada tanaman LDP (Long
Day Plants).
- Tetapi panjang siang maksimum yang digunakan untuk pembungaan pada tanaman SDP
(Short Day Plants)
Gambar kubus menggambarkan waktu 24 jam. Kuning mengambarkan panjang siang. Abu-
abu = panjang malam.Panjang kritis ditengah” dijam 12 karena 24 jam. Kalau melihat
panjang siang kritis : panjang siang yang diperlukan untuk menginisiasi pembungaan pada
tanaman LDP. Untuk berbunga berarti panjang minimum. Jika panjang siang kurang dari
panjang kritis maka tidak berbunga (panjang siang lebih panjang) karena tidak mencapai
panjang minimum panjang siangnya.Pada tanaman SDP panjang siang kritis diperlukan
untuk menghambat pembuangaan. Jika panjang siang lebih maka tidak berbunga tetapi
kalau kurang maka bisa berbunga karena belum mencapai panjang siang maksimum.
- Panjang siang minimum yang diperlukan untuk berbunga pada LDP, jika lebih dari
minimum bisa berbunga, jika kurang tidak bisa berbunga.
- Panjang malam kiritis pada tanaman LDP: panjang malam maksimum yang
diperlukan untuk berbunga. JIka kurang maka bisa berbunga, jika lebih tidak bisa
berbunga
- Panjang siang maksimum yang diperlkukan untuk berbunga pada SDP. Jika lebih
dari maksimum tidak berbunga, jika kurang bisa berbunga
- Panjang malam kritis pada tanaman SDP : panjang malam minimum yang diperlukan
untuk berbunga. Jika kurang maka tidak bisa berbunga, jika lebih maka bisa
berbunga
Panjang malam kritis : harus lebih banyak untuk perbungaan pada tanaman SDP tetapi
menghambat tanaman LDP
Panjang siang kritis dan panjang malam kritis biasanya tidak hanya satu titik. Misalkan antara
jam ke 12 sampai jam 14 (2 jam ).
Masing-masing tanaman punya panjang kritis berbeda dan punya kebutuhan hari panjang dan
hari pendek yang berbeda.
(Panjang itu red, SDP itu frared)  pertanyaan
Pengelompokan tanaman hari panjang dan pendek lebih ke arah rasio antara Pfr dengan pr
Ternyata ada tanaman yang membutuhkan panjang siang yang panjang dan panjang siang
pendek. Suatu rerseptor yang menerima cahaya adalah fitokrom. Stimulus cahaya yang
ditangkap oleh fitokrom bisa untuk menginduksi pembungaan, karena telah diubah ke
stimulus pembungaan. Oleh karena itu, ada tanaman hari panjang dan pendek yang akan
berbunga terkait dengan sitokrom.
Sitokrom inframerah adalah bentuk aktif (Pfr).
Rasio antara inframerah (Pfr) dengan pr, atau antara rasio Pfr dengan total sitokrom (pr
total)

Dimana kalau tanaman SDP(LDP yang bener) membutuhkan pr rendah low Pfr tinggi high.
Panjang siang panjang maka cahaya merah banyak, maka pr akan diubahmenjadi pfr.
Sehingga Pfrnya tinggi dan prnya rendah
SDP (yg bner LDP) : tanaman haripendekpanjangyang membutuhkan panjang siang lebih
banyak dibandingkan panjang malam (pendek). Kalau panjang siang lebih panjang maka
cahaya merah banyak maka pr akan diubah menjadi Pfr.Tanaman akan berbunga karena
punya Pfr yang tinggi dan pr yang rendah. SDP (Short Day Plants).Jadi LDP untuk berbunga
membutuhkan rasio Pfr tinggi dan pr rendah . SDP Yang bner : butuh Pfr rendah , maka pr
tinggi
SDP : Panjang siang lebih pendek maka pr tinggi Pfrnya rendah. SDP : Panjang siang
pendek panjang malam panjang maka sinar inframerah banyak diubah menjadi sinar
merah (pr) maka pr tinggi sedangkan Pfr rendah
Sebaliknya tanaman hari panjang LDP (yang bener SDP) membutuhkan panjang siang lebih
pendek dibandingkan panjang malam. Maka tanaman memiliki pr yang tinggi dan Pfr yang
rendah untuk berbunga
Berdasarkan rasio antara Pfr dengan pr. Ternyata ada tanaman yang membutuhkanPfr
yang tinggi untuk berbunga, maupun membutuhkan Pfr yang rendah untuk berbunga.
Sedangkan tanaman yang lain tidak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya Pfr, ketika
saatnya berbunga maka tanaman ini akan berbunga.

Tanaman SDP akan berbunga jika panjang siang lebih pendek daripada panjang kritisnya.
Jika pakai definisi yang terkait panjang siang, maka tanaman SDP akan berbunga jika
panjang siang 8 jam dibandingkan panjang kritisnya 12 jam. Tetapi jika dengan penelitian
yang panjang malam terganggu diberikan cahaya, meskipun panjang siang tetap tanaman
tidak berbunga. Sebaliknya, jika panjang malamnya itu tetap, tetapi panjang siang
terganggu diberi cahaya maka tetap berbunga. Artinya, panjang siang tidak berpengaruh,
panjang malam yang berpengaruh, 8 jam tidak berpengaruh, kebutuhan 16 jam ini yang
berpengaruh harus terpenuhi.
 Pada tanaman SDP membutuhkan panjang siang pendek dan panjang malam panjang
untuk berbunga. Panjang siang kritis diperlukan untuk menghambat pembuangaan.
Jika panjang siang lebih maka tidak berbunga tetapi kalau kurang bisa berbunga
karena belum mencapai panjang siang maksimum. Tetapi jika dengan penelitian yang
terkait panjang malam, ketika panjang malam terganggu diberikan cahaya, meskipun
panjang siang tetap tanaman tidak akan berbunga.karena kebutuhan panjang malam
tidak terpenuhi akibat adanya gangguan
 Pada tanaman LDP membutuhkan panjang siang panjang dan panjang malam pendek
untuk berbunga. Panjang siang kritis diperluka untuk menginisiasi pembungaan. Jika
panjang siang lebih maka akan berbunga kalau kurang tidak berbunga karena belum
mencapai panjang siang minimum. Tetapi jika dengan penelitian yang terkait dengan
panjang malam, ketika panjang malam terganggu diberikan cahaya, meskipun
panjang siang tetap tanaman akan berbunga.karena kebutuhan panjang malam
menjadi pendek akibat adanya gangguan pemberian cahaya dan panjang malam
menjadi tidak terpenuhi
Tanaman SDP punya panjang siang pendek atau panjang malam yang panjang maka akan
berbunga. Apabila panjang malam diberi cahaya maka tanaman tidak berbunga. Sebaliknya
dengan tanaman LDP, jika panjang malam dipengaruhi oleh pemberian cahaya maka akan
berbunga. Selain itu, Panjang siang minimum yang diperlukan untuk berbunga pada LDP, jika
lebih dari minimum bisa berbunga, jika kurang tidak bisa berbunga.
Kalau panjang malam diberi cahaya akan merubah tanaman SDP tidak berbunga, tanaman
LDP menjadi berbunga.
Kapan waktu yang tepat untuk memberikan night break yang tepat, caranya yaitu akan
efektif jika diberikan pada periode tengah”. Misalnya jika periode 8 jam maka harus
diberikan pada pertengahan yaitu 4 jam. Cara ini akan memberikan efek yang lebih tinggi,
dibandingkan sebelum dan sesudah dari panjang malamnya.
Tanaman SDP : butuh panjang siang pendek, tetapi panjang malam panjang. Periode
panjang malam dapat dilihari dari jam ke 2 sampai 16 jam. SDP akan berbunga. Panjang malam
jika diberi cahaya(night break) ditengah-tengah yaitu pada jam ke 8 (karena setengah dari angka
16) maka akan berefek 100 % (0). Tetapi jika gangguan pada panjang malam bukan ditengah-
tengah maka presentase penurunannya sedikit akan tetapi tetap berbunga . Misalkan 90% atau
pada jam ke 6 maka 40%. Periode panjang malamnya misalnya mulai dari jam 4 sore
sampai jam 8 pagi, apabila ganguan diberikan pada tengah-tengah yaitu jam 12 malam
diberi cahaya maka efeknya akan 100%. Jika gangguan diberi pada jam 10 maka tidak
100% efektifnya. Jika jam 8 malam maka efektifnya juga semakin menurun.
Tanaman LDP : butuh panjang siang panjang, tetapi panjang malam pendek. Tapi kalau
panjang malam 16(penuh) maka tidak akan berbunga. Tapi jika panjang malam diberi
gangguan cahaya atau night break maka akan berbunga karena panjang malamnya tidak
mencapai 16 misalnya pada jam ke 8.
Sebetulnya yang berperan cahaya merah atau inframerah?. Setelah diberi cahaya merah dan
inframerah ternyata memberi respon kebaliknya seperti pada penelitian perkecambahan.
Ternyata sitokrom terlibat dalam potoperiodisme terkait kontrol pembungaan.
Tanaman SDP (high Pr, low Pfr): Membutuhkan panjang siang pendek dibandingkan
panjang kritis untuk berbunga. Atau membutuhkan panjang malam lebih panjang dibandinkan
panjang kritisnya untuk berbunga. Tetapi jika panjang malam diberi night break atau sinar
merah tidak berbunga. Jika panjang malam diberi night briht atau sinar merah kemudian
ditambah dengan cahaya inframerah, maka cahaya inframerah ini akan meniadakan efek
cahaya merah maka tanaman akan berbunga. Jika diberi cahaya merah,inframerah, dan
merah maka tenyata tidak berbunga.Tanaman yang diberi cahaya merah, inframerah,
merah, dan inframerah maka akan berbunga.
Tanaman SDP yang berbunga jika dikaitkan dengan sitokrom, pada gambar 1 tidak berbunga
karena jika panjang malam pendek dan panjang siang panjang maka cahaya merah lebih
banyak banyak, maka pr akan diubah menjadi Pfr. Sehingga Pfrnya tinggi dan prnya rendah.
Sedangkan tanaman SDP membutuhkan Pr tinggi dan Pfr rendah. pada gambar 2 tanaman
SDP akan berbunga jika panjang malamnya panjang, Jika panjang malam panjang maka
sinar inframerahnya banyak. Sinar inframerah banyak maka cahaya akan diubah menjadi pr
(prnya tinggi). Pada gambar 3, tidak berbunga karena panjang malamnya panjang berarti
pr diubah menjadi pr.Tetapi dengan adanya sinar R (merah) maka sinar prnya menyerap
sinar merah diubah menjadi Pfr yang mengakibatkan Pfrnya tinggi maka tidak berbunga.
Pada gambar ke 4, diberi sinar merah Pfr tinggi. Kemudian diberi sinar inframerah, Pfr akan
menyerap sinar inframerah maka diubah menjadi pr mengakibatkan pr tinggi maka akan
berbunga.
Tanamam LDP (low Pr, high Pfr) Membutuhkan panjang siang panjang dibandingkan
panjang kritis untuk berbunga. Atau membutuhkan panjang malam pendek dibandinkan
panjang kritisnya untuk berbunga. Tetapi jika panjang malam diberi night break atau sinar
merah akan berbunga. Jika panjang malam diberi night briht atau sinar merah kemudian
ditambah dengan cahaya inframerah, maka tanaman tidak akan berbunga. Jika diberi
cahaya merah, inframerah, dan merah maka tenyata akan berbunga. Tanaman yang diberi
cahaya merah, inframerah, merah, dan inframerah maka tidak akan berbunga.
Tanaman LDP yang berbunga jika dikaitkan dengan sitokrom, Panjang siang panjang (gambar
1) maka cahaya merah banyak, maka pr akan diubah menjadi Pfr. Sehingga Pfrnya tinggi
dan prnya rendah maka akan berbunga.Pada gambar 2 tanaman LDP tidak berbunga
karenapanjang malamnya panjang. Pada tanaman LDP, panjang malam kritis adalah
panjang malam maksimum, jika melebihi tidak akan berbunga, jika kurang maka akan
berbunga.Selain itu, jika panjang malam panjang maka sinar inframerahnya banyak. Sinar
inframerah banyak maka cahaya akan diubah menjadi pr (prnya tinggi). Padahal padan
tanaman LDP untuk berbunga membutuhkan prnya rendah dan Pfrnya tinggi.Pada gambar 3,
berbunga karena panjang malamnya panjang berarti pr diubah menjadi pr.Tetapi dengan
adanya sinar R (merah) maka sinar prnya menyerap sinar merah diubah menjadi Pfr yang
mengakibatkan Pfrnya tinggi maka akan berbunga. Pada gambar ke 4, diberi sinar merah Pfr
tinggi. Kemudian diberi sinar inframerah , Pfr akan menyerap sinar inframerah maka
diubah menjadi pr mengakibatkan pr tinggi maka tidak akan berbunga.

Perubahan sitokrom pada tanaman SDP yang ada night break dan normal
Night break pemberian cahaya diwaktu periode panjang malam. Tanaman SDP butuh pr tinggi
dan pfr rendah untuk berbunga. Ketika berada pada panjang malam yang panjang maka pfr
akan diubah menjadi pr. Mestinya pr tinggi maka tanaman berbunga. Tetapi dengan adanya
night break artinya ada sinar merah 660 nm ini akan diserap sitokrom sinar merah untuk
diubah menjadi pfr sehingga pfr tinggi. Padahal tanaman SDP untuk berbunga
membutuhkan pr tinggipfr rendah, sehingga membuat tanaman menjadi tidak berbunga.
Sitoktom pertama kali disintesis adalah dalam bentuk sitokrom merah (pr). Sitokrom merah
ketika menyerap cahaya merah akan diubah menjadi sitokrom inframerah (Pfr). Sitokrom
inframerah jika menyerap cahaya infamerah (740) akan diubah menjadi sitokrom merah
(pr). Jika dalam kondisi gelap akan diubah secara lambat menjadi pr. Jika dalam kondisi terang
diubah secara cepat.

HARUS BLOOMIN BERSAMAAN

Fernalisasi pada tanaman : winter akan mengurangi waktu berbunga. Merupakan perlakukan
suhu rendah untuk mempersiapkan tanaman supaya berbunga. Pada musim winter suhu rendah
karena dingin.
Intinya Fotoperiodisme itu keperluan cahaya atau pembungaan cahaya yang diinduksi oleh
cahaya. Tetapi kalau fernalisasi harus melewati musim dingin karena ada kepentingannya. Kalau
misalnua dimusim dingin berbunga maka akan mati. Ternyata suhu dingin itu mampu
menginduksi suatu senyawa fernalin dianalogikan hormom gliberilin. Dinamakan fernalin karena
belum bisa diisolasi. Nama ini sesuai dengan proses fernalisasi maka senyawa namanya fernalin.
Fernalin ini mampu untuk menginduksi stimulus untuk pembungaan sehingga tanaman itu bisa
berbunga.
Fernalisasi tidak diberikan pada biji yang kering tetapi biji yang sudah mengalami indivisi.
aktif ada air untuk oksigen
Keprluan tanaman yang memerlukan dingin sebelum tanaman itu dapat berbunga.

Anda mungkin juga menyukai