Anda di halaman 1dari 9

FISIOLOGI TUMBUHAN

VERNALISASI DAN
FOTOPERIODISME
DOSEN PENGASUH :
Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si.
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 8
Candra Pratama (1610119210002)
Difa Pertiwi Krismadana (1610119320002)
Hadi Kusuma (A1C215044)
Salimah (1610119220016)
Talitha Fadhila (1610119220018)
Vernalisasi secara harfiah berarti membuat suatu keadaan
tumbuhan seperti musim semi, yaitu menggalakkan
pembungaan sebagai respon terhadap hari-hari yang panjang
selama musim semi (Gardner,dkk, 1991).

Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh


tumbuhan sebelum mulai pembungaan
 Vernalisasi pada biji dapat dinolkan dengan pengenaan kondisi yang
parah, seperti kekeringan atau temperatur tinggi (30-35C).
 Apabila daun tumbuhan yang memerlukan vernalisasi mendapat
perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan,
maka tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi).
 Zat yang bertanggung jawab dalam meneruskan rangsangan
vernalisasi disebut vernalin, yaitu suatu hormon hipotesis karena
sampai saat ini belum pernah diisolasi.
Biji
Akar
Vernalisasi Embrio
Pucuk Batang
LDP SDP

Long Day Plants Short Day Plants

Vernalisasi berpengaruh kepada LDP akan berbunga apabila memperoleh induksi penyiraman sama
atau lebih panjang dari hari kritisnya. Sedangkan pengaruh pada SDP yaitu apabila memperoleh
penyiraman sama atau lebih pendek dari panjang hari kritisnya.
Skema Vernalisasi Tanaman (Sumber: Putra,2008)
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya
penyinaran (panjang pendeknya hari) yang dapat merangsang
perbungaan. Efek fotoperiodisme merupakan respons tumbuhan
terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada
tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Steven, 2000).

Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran atau panjang


pendeknya hari yang dapat merangsang pembungaan.
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:

 Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12
jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga
matahari.

 Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12
jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula,
selada, dan tembakau.

 Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam
sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.

 Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk
pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan
kapas.

Anda mungkin juga menyukai