Prolife
Jurnal Pendidikan Biologi, Biologi, dan Ilmu Serumpun
https://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan Invertebrata merupakan hewan yang
terbesar di dunia serta daerah pesisir persebarannya luas dengan ekosistem yang
dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. unik, dimana invertebrata mencakup 95%
643
Jurnal Pro-Life, 10(1): 642-653, Maret 2023
hewan yang sudah diidentifikasi (Puranik, Pada kawasan perairan teluk Maumere
2007). Laut Indonesia dan area pesisir belum pernah diadakan penelitian terkait
memiliki beranekaragam jenis invertebrate dengan keanekaragaman invertebrata. Data
yang khas serta menakjubkan (Sihasale, keanekaragaman invertebrata di Indonesia
2013). belum terpola dengan baik. Penelitian ini
Invertebrata atau avertebrata adalah dilakukan untuk mengetahui
hewan yang tidak berdarah merah dan tidak keanekaragaman invertebrata pada daerah
memiliki tulang belakang. Hewan perairan teluk Maumere Nusa Tenggara
invertebrata terdapat beberapa macam Timur.
filumlum, antara lain Filum Arthropoda, Indeks keanekaragaman adalah cara
Filum Mollusca, Filum Echinodermata, untuk menentukan keanekaragaman itu
Filum Annelida, Filum Platyhelminthes, tinggi atau rendah. Keanekarahaman jenis
Filum Coelenterata, Filum yakni penggabungan dari jumlah jenis dan
Nemathelminthes, dan Filum Porifera individu pada suatu kelompok (Haedar,
termasuk hewan invertebrata. Terdapat 2016).
invertebrata sessil dan mobil dalam biologi
kelautan. Hewan yang cenderung untuk METODE PENELITIAN
berpindah tempat dan melekat pada substrat Metode
disebut invertebrata sessil. Hewan yang Metode yang digunakan yakni
hidup berpindah contohnya seperti ikan deskriptif eksploratif. Penggambaran dan
disebut invertebrate mobil (Oktavia, 2018). pendeskripsian secara objektif disebut
Luthfi (2018) Plankton, nektonik, dan dengan penelitian deskriptif. penelitian
bentik termasuk dalam biota laut deskriptif juga dapat diartikan sebagai
berdasarkan sifat dan cara hidupnya dibagi proses pemecahan masalah yang diselidiki
menjadi tiga. Banyak jenis biota laut dan dengan melukiskan keadaan subyek dan
dibagi dalam beberapa kelompok (taksa). obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta
Sponge, coral, chrustacea, Mollusca, yang tampak. Pengelompokan gejala dan
Echinodermata, dan ikan termasuk di dalam fakta serta menemukan hal baru disebut
kelompok hewan. Alga, bakau, dan lamun eksploratif (Sukmadinata, 2010). Arikunto
dari kelompok tumbuhan. Biota tersebut (2008) menjelaskan tujuan dari penelitian
dapat dijumpai di daerah pesisir dan laut. eksploratif adalah mencari sebab serta
Perairan teluk Maumere termasuk di proses terjadinya sesuatu secara luas.
dalam area wisata bawah laut yang berada Penelitian ini data dikumpulkan dengan
di kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur.
644
Jurnal Pro-Life, 10(1): 642-653, Maret 2023
area mendatar yang mana karang tumbuh Kab. Sampang terdiri 4 phylum yaitu
merata. Spesies invertebrate sangat Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, dan
beragam pada daerah berkarang. Pada Echinodermata.
daerah seperti ini invertebrate bias tumbuh Anggota phylum Coelenterata
dan menempel dengan baik (Maya & memiliki bentuk tubuh dengan rongga perut
Nurhidayan, 2020). Ambas (2006) ditengahnya serta menyerupai tabung. Anus
menyatakan bahwa demi keberlangsungan terletak pada bagian mulut. Ektoderm,
hidup invertebrate tingkat kecerahan air mesohlea, dan endoderm merupakan
sangat penting. Tingkat kecerahan perairan lapisan jaringan tubuh. Phylum Colenterata
yang baik biasanya berada pada daerah terdiri dari menjadi 3 kelas yakni Anthozoa,
dasar karang atau karang mati. Sehingga, Hydrozoa, dan Scyphozoa. Terdapat tujuh
yang diukur pada penelitian ini adalah pH, kelas pada filum moluska yakni
salinitas, suhu, dan intensitas cahaya tanpa Cephalopoda, Bivalvia, Aplocophora,
mengukur tingkat kecerahan. Scapophoda, Gastropoda, Poluplacophora,
Identifikasi Jenis Invertebrata dan Monoplacophora. Moluska dapat hidup
Dari hasil penelitian pada area pasang di air laut, tawar, serta darat dan anggota
surut perairan teluk Maumere Nusa moluska sangat besar. Moluska dapat
Tenggara Timur ditemukan 150 jenis dibedakan melalui radula yang berfungsi
Invertebrata yang berbeda-beda, yakni dari sebagai alat untuk makan, cangkang, serta
Filum Porifera terdapat 3 kelas dan 26 jenis otot kaki. Echinoidea, Crinoidea,
invertebrate, Filum Coelenterata terdapat 1 Holothuridea, dan Stelleroidea adalah kelas
kelas dan 22 jenis invertebrate, Filum dalam filum Echonodermata. Sponge
Mollusca terdapat 3 kelas dan 67 jenis merupakan nama lain dari filum Porifera.
invertebrate, Filum Arthropoda terdapat 1 Sponge dapat hidup di laut, dan di air
kelas dan 5 jenis invertebrate, dan Filum tawar. Sponge belum memiliki organ serta
Echinodermata terdapat 4 kelas dan 30 jenis system syaraf. Sponge adalah peralihan dari
invertebarata. Gani, dkk (2017) dari hasil hewan bersel tunggal menuju hewan tingkat
penelitian saat siang dan malam hari pada tinggi.
daerah Teluk Palu, Kota Palu ditemukan 58 Populasi dan Karakteristik Invertebrata
invertebrata pada siang hari terdiri dari 22 Karakteristik populasi menunjukan
famili, dan 670 invertebrata pada malam bagaimana keberadaan suatu spesies dalam
hari terdiri dari 24 famili. Ini selaras dengan komunitas. Adapun karakteristik ekologis
penelitian Kurnia dkk (2014) bahwasannya populasi meliputi kepadatan, frekuensi, dan
di perairan pantai Seneng, Kec. Ketapang, indeks nilai penting dari populasi
648
Jurnal Pro-Life, 10(1): 642-653, Maret 2023
dengan nilai sebesar 77,856, kisaran ini masuk dalam kategoti kemerataan sedang.
diklasifikasikan oleh Krebs (1989) dimana Hal ini menunjukkan bahwa (E melewati 1)
kemerataan jenis tinggi berarti E < 1, disebut nilai kepadatan merata secara
kemerataan jenis sedang E < 0,6 , dan kuantitatif. Sedangkan dari penelitian
kemerataan jenis rendah berarti E < 0,4. Rivana (2013) nilai keragaman (H’) lebih
Nova (2016), jika nilai keanekaragaman <1 kecil dengan perairan teluk Maumere sebab
berarti nilainya rendah, 1-3 sedang, dan jika dikategorikan rendah yaitu 1, 89 serta nilai
>3 nilainya tinggi. keseragaman (E) adalah 0,86 termasuk
Indeks nilai penting tertinggi adalah tingkat kemerataan yang sedang.
jenis Conus tessulatus. Ini menandakan 2. Pola Penyebaran
bahwa populasi jenis ini cukup Berdasarkan hasil penelitian diketahui
mendominasi dan cukup banyak bahwa pola penyebaran invertebrate yang
dibandingkan dengan invertebrata lain yang ditemukan adalah berkelompok (IM > 1).
berada pada daerah pasang surut perairan Dimana klasifikasi Indeks Morisita adalah
teluk Maumere Nusa Tenggara Timur, pola penyebaran acak atau random (1), pola
karena dalam hasil penemuan nilai tertinggi penyebaran merata (<1), dan pola
adalah dari jenis Conus tessulatus pada penyebaran berkelompok (>1) (Yusron,
pengukuran kepadatan dan frekuensi, 2001). Laning (2014 ) populasi bulu babi
784,562 (H>7) masuk dalam kategori tinggi pada pantai merta segara dan sanur,
yang mana akan mempengaruhi Indeks penyebarannya merata (E = 0,76). Pada
keragaman Shannon wiener (H’). Tidak pantai pnjang Bengkulu yang pola
terdapat dominasi dari satu jenis penyebarannya berkelompok hanya 1 jenis
invertebrate secara kuantitatif. Sesuai saja, dikarenakan tercemarnya pantai
dengan hasil indeks kemerataan atau tersebut berbanding terbalik dengan
evenness (E) dimana hasilnyya cukup tinggi perairan teluk Maumere yang masih alami
yakni 77,856, dimana nilai (0,4<E<0,6) (Rochmah, 2003).
Kondisi Lingkungan Abiotik Invertebrata
Tabel 3. Kondisi lingkungan abiotik Invertebrata di perairan teluk Maumere Nusa Tenggara Timur.
651
Jurnal Pro-Life, 10(1): 642-653, Maret 2023
Suhu permukaan perairan pada suhu. Salinitas yang diukur berkisar 34-
seluruh stasiun pengamatan di perairan 35‰. pada setiap peletakan petak transek,
teluk maumere berkisar 27-29 0C (Tabel 3), keadaan ini dikarenakan pada saat
dimana suhu tersebut cukup optimal untuk penelitian cuaca sangat cerah dan terik.
pertumbuhan Invertebrata. Suhu 25-30 0C Aziz (1996) dengan batasan toleransi
sangat optimal bagi pertumbuhan salinitas 30-34 ‰. Cocok untuk
Echinodermata (Zulfa, 2015). Selaras Echinodermata. pH yang diukur pada setiap
dengan pernyataan Luning (1990), bahwa peletakan transek berkisaran 7,1-7,3 dalam
Suhu memegang peranan penting disuatu skala baca menandakan keadaan pH yang
perairan, kondisi biologis perairan, sifat netral. pH pada perairan teluk Maumere
fisik serta kimia akan dipengaruhi oleh tergolong pH optimum sehingga
dapat mendukung pertumbuhan dan invertebrata. Intensitas cahaya menunjukan
perkembangan Invertebrata. Jenis substrat kisaran 4000-5000 lux hal ini dipengaruhi
yang banyak di ditemukan dalam perairan kondisi cuaca yang cerah dan terik pada
pantai berupa batuan karang baik saat penelitian. Kisaran intensitas cahaya
(bebatuan/karang/coral mati) dengan sedikit yang terukur selama penelitian pada setiap
pasir. Dasar perairan seperti merupakan peletakan transek sesuai untuk
lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan pertumbuhan optimal invertebrata.
Hewan invertebrata juga memiliki fungsi Moluska juga dapat mengendalikan
dan manfaat, antara lain phylum populasi alga serta sebagai pembersih air
Coelenterata yakni jenis karang. Manfaat laut. Teripang merupakan bagian dari filum
karang dapat digunakan untuk bahan Echinodermata yang memiliki nilai gizi dan
bangunan serta jalan yang mana batu dan nilai ekonomis sebagai bahan makanan bagi
pasir dari karang yang dapat dimanfaatkan. manusia. Echinodermata juga berperan
Karang juga digunakan untuk melindungi sebagai pembersih, dimana Echinodermata
pantai dari ombak. Manfaat karang secara memakan alga, lumut, dan detritus.
ekologis adalah sebagai penyaring dan Ancaman terhadap keanekaragaman
pembersih berbagai zat organic serta disebabkan karena perubahan alam serta
anorganik di laut. Terumbu karang aktivitas manusia. Aktivitas manusia secara
merupakan sumber bahan makanan bagi fisik menyebabkan rusaknya ekosistem dan
ikan dan biota lainnya. Manfaat moluska perubahan habitat. Secara biologis aktivitas
pada manusia sebagai bahan makanan yang manusia menyebabkan perubahan struktur
mengandung protein dan kaya akan gizi. komunitas atau musnahnya biota laut.
652
Jurnal Pro-Life, 10(1): 642-653, Maret 2023
Adapun faktor alam yang mengancam kelompok merata (E melewati 1). IM (nilai
keanekaragaman yakni meningktanya Indeks Morisita) adalah 11,46 – 38,78 atau
populasi biota tertentu, perubahan iklim IM>1 dikatakan pola penyebaran
global serta bencana alam antara lain banjir, invertebrate berkelompok. Faktor yang
ledakan gunung api, dan gempa. diukur yakni suhu kisaran (270C - 290C),
salinitas (34-35 ‰), pH (7,1-7,3), dan
SIMPULAN
intensitas cahaya kisaran (4000-5000) lux,
Simpulan dari hasil penelitian ini
serta kondisi yang baik bagi pertumbuhan
adalah invertebrata yang diperoleh
invertebrate adalah substrat pasir dan
sebanyak 23799 spesies dari 150 jenis
batuan.
invertebrate yang terbagi menjadi 5 phylum
yakni Phylum Coelenterata, Phylum
DAFTAR PUSTAKA
Mollusca, Phylum Echinodermata, Phylum
Arthropoda, dan Phylum Porifera adalah Ambas, I. 2006. Pelatihan Budidaya
Rumput Laut. Makassar: Yayasan
keanekaragaman spesies invertebrate yang Mattirotasi.
ditemukan. 2,05/m2 - 0,227/m2 (Kepadatan Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Invertebrata), 0,017 - 0,001 (kepadatan Rineka Cipta.
relatif (RD)). Conus teselatus adalah jenis Aziz A. 1996. Habiatat dan Zonasi Fauna
Ekhinodermata di Ekosistem
dengan nilai kepadatan tertinggi, Terumbu Karang. Oseana, 21(2).
Aphrocallistes vastus jenis dengan nilai Balai Penelitian dan Pengembangan
Biologi Laut, Pusat Penelitian dan
kepadatan terendah. 0,017 - 0,001 Pengembangan Biologi-LIPI, Jakarta.
(Frekuensi), 0,015 - 0,001 (frekuensi relatif Haedar, dkk. 2016. Potensi
Keanekaragaman Jenis Dan Sebaran
(RF)) dengan jenis Conus tesulatus dalam Spons Di Perairan Pulau Saponda
kategori nilai frekuensi tertinggi dan jenis Laut Kabupaten Konawe. Sapa Laut.
1(2).
Aphrocallistes vastus kategori nilai Laning, T. H., Yusup, D. S., & Wiryatno, J.
frekuensi terendah. Conus tesulatus adalah (2014). Sebaran Bulu Babi
(Echinoidea) Di Kawasan Padang
jenis dengan indeks nilai penting tertinggi Lamun Pantai Merta Segara, Sanur-
(0,033), indeks nilai penting terendah Bali. Jurnal Biologi Udayana. 18(2).
Luning. 1990. Seaweeds, Their
(0,002) adalah Aphrocallistes vastus. Environment, Biogeography And
784,562 adalah indeks keanekaragaman Ecophysiology. John Wiley and Sons.
New York.
jenis Shannon-Wiener (H’) masuk dalam Luthfi, Oktiyas Muzaky, dkk. 2018.
kategori kekayaan tertinggi. 77,856 adalah Kelimpahan Invertebrata Di Pulau
Sempu Sebagai Indeks Bioindikator,
kemerataan atau evenness (E) yaitu 77,856 Ekonomis Pnting Konsumsi, Dan
artinya nilai kepadatan jenis dalam Komoditas Koleksi Akuarium. Jurnal
653
Jurnal Pro-Life, 10(1): 642-653, Maret 2023