Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN: 2685-8827

Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi


Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN JENIS - JENIS KERANG (BIVALVIA)


DAERAH PASANG SURUT DI PERAIRAN DESA TELUK BAKAU

Mey Krisselni Sitompul

Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Karimun


No Tel: 082288892040. Surel: meykrisselni@universitaskarimun.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis kerang
(Bivalvia) di daerah pasang surut yang terdapat di perairan Teluk Bakau, Kabupaten
Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang digunakan adalah metode Purposive
sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut terendah. Sampel diambil dari
3 stasiun, dimana pada masing-masing transek terdapat tiga titik sampling (3 plot)
dengan ukuran 1 x 1 m2. Jarak antar garis transek adalah 50 meter. Hasil penelitian dari
4 stasiun ditemukan sebanyak 1.772 kerang Bivalvia dengan 14 jenis spesies yang
berbeda. Suhu di masing-masing stasiun berkisar antara 29.90c – 30.50c. Lokasi pH pada
4 stasiun penelitian berkisar antara 8.33 – 8.38 sedangkan untuk DO dari 4 stasiun
berkisar antara 7.2 mg/L – 7.7 mg/L. Hasil perhitungan keanekaragaman H’, peneliti
menemukan keanekaragaman Perairan Desa Teluk Bakau bernilai H’= 2.451, dengan
nilai tersebut tingkat spesies kerang (Bivalvia) yang ditemukan adalah sedang,
(H’>3,322) yang berarti di perairan Desa Teluk Bakau tersebut keanekaragaman sedang,
produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang.

Kata Kunci: Bivalvia, Metode, Teluk Bakau, pH, DO, Suhu, Keanekaragaman H’.

I. PENDAHULUAN

Zona Intertidal (Pasang surut) merupakan daerah tersempit dari semua daerah
yang terdapat di samudera dunia. Walaupun luas daerah ini sangat terbatas, tetapi
memiliki variasi fakrot lingkungan yang terbatas dibandingkan dengan daerah lautan
lainnya. Pada daerah ini terdapat beragam kehidupan yang lebih besar salah satunya
yaitu kerang-kerangan termasuk kelas bivalvia.
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut yang masih di
pengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut dan proses alami yang terjadi di darat
seperti aliran air tawar maupun yang di sebabkan oleh kegiatan manusia di darat. Desa
Teluk Bakau merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Bintan.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan, zona intertidal perairan Desa
Teluk Bakau banyak ditemukan berbagai aktivitas, seperti: pariwisata, aktifitas nelayan,
dan rekreasi masyarakat local yang mencari kerang untuk di konsumsi sendiri. Bivalvia
adalah biota yang biasa hidup di dalam substrat dasar perairan (biota bentik) yang relatif
lama sehingga biasa digunakan sebagai bioindikator untuk menduga kualitas perairan.
42
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

Kepadatan jenis adalah sifat suatu komunitas yang menggambarkan tingkat


keanekaragaman jenis organisme yang terdapat dalam komunitas tersebut. Kepadatan
jenis bergantung pada pemerataan individu dalam tiap jenisnya. Kepadatan jenis dalam
suatu komunitas dinilai rendah jika pemerataannya tidak merata. (Jamila, Nasution, &
Efriyeldi, 2018).

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di zona intertidal pada bulan Juli hingga Agustus 2019
di perairan Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan.
Penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu metode penglihatan secara
langsung. Metode observasi dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat daerah
habitat kerang, kedalaman kerang serta melakukan dokumentasi dan dilanjutkan dengan
studi pustaka untuk melihat keanekaragaman kerang bivalvia. Jarak antar stasiun lebih
kurang 500 meter, masing-masing stasiun terdiri atas tiga transek, transek garis ditarik
tegak lurus dengan garis pantai berdasarkan zona intertidal yaitu di zona pasang
tertinggi (upper zone), zona batas pasang tertinggi dan surut terendah (middle zone) dan
zona batas surut terendah (lower zone). Pada Masing-masing transek terdapat tiga titik
sampling atau total plot, dalam satu stasiun terdapat 9 plot dengan ukuran 1x1m2. Jarak
antar garis transek adalah 50 meter. Berikut bagan stasiun penelitian. Penarikan pada
setiap sub Stasiun pengamatan sebagai berikut:

Gambar 1. Desain Penarikan Pada Setiap Sub Stasiun Pengamatan

Indek Keanekaragaman (H’)


Keanekaragaman bivalvia dihitung dengan menggunakan indeks
keanekaragaman dari (Shannon Wiener, 1963) dalam (Fachrul, 2012) seringkali peneliti
menggunakan formula Shannon-Wienner (H’) menggunakan Log 10. Dengan formula
berikut:

43
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

Keterangan:
Dimana:
Pi=∑ni/N
H : Indeks keragaman Shannon-Wienner
Pi : Jumlah individu suatu spesies/ jumlah total seluruh spesies
ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Jumlah total individu

Angka indeks keanekaragaman tersebut selanjutnya dinilai sebagai berikut:


H’ yaitu: H’<1,0 = Keanekaragaman rendah; 1,0<H’<3,322 = Keanekaragaman sedang;
H’>3,322 = Keanekaragaman tinggi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Stasiun Penelitian


Pada Stasiun Penelitian kedalaman galian untuk mendapatkan spesies kerang
Bivalvia berkisar antara ± 1 – 60 cm, jenis Tridacna Crocea ditemukan di dalam
bebatuan karang dan jenis Isognomon ephippium ditemukan menempel di batu karang,
jenis substrat sendiri memiliki substrat berlumpur dan berpasir yang bercampur batu
karang. Di beberapa stasiun seperti stasiun II dan IV ini ditemukan aktivitas beberapa
nelayan. Terdapat beberapa kelong di sekitaran stasiun (Tabel 1).

Tabel 1. Parameter Lingkungan Perairan


PARAMETER I II III IV KETERANGAN
Notji, 2007 dalam Andri, Henky,
Arief, 2015, kisaran suhu dianggap
Suhu 29,90oC 28,90oC 31,90oC 28,9oC
layak bagi kehidupan organisme
akuatik adalah 2,70oC – 3,20oC.
Derajat Tjutju (2009) Nilai yang ideal untuk
Keasaman 8,33 8,35 8,38 8,36 kehidupan antara 7 – 8,5.
(pH)
Menurut (KMNLH, 2004 dalam
Oksigen
7.2 7.4 7.7 7.5 Saraswati, Arthana, Hendrawan,
Terlarut
mg/L mg/L mg/L mg/L 2017) nilai DO yang baik untuk
(DO)
biota laut, yaitu >5 mg/L.

44
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

3.2 Klasifikasi dan Morfologi Kerang

3.2.1 Kerang Tridacna Crocea


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Cardiida Klasifikasi
Family : Cardiidea Cangkang besar dengan panjang Kerang sekitar 15 cm,
Genus : Tridacn dengan lebar sekitar 20 cm, dengan panjang lingkaran ke
seluruhanya sekitar 55 cm di temukan kedalaman sektar 30
Sumber: Mey, (2019) - 80 cm.

3.2.2 Kerang Pitar tumens


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Venerida
Family : Veneridae Klasifikasi
Genus : Pitar Panjang maksimal kerang pitar tumens adalah 5-6 cm.
Panjang umum untuk jenis kerang ini adalah 4 cm. Perairan
Sumber: Mey, (2019) Indonesia banyak dijumpai dengan ukuran 4-6 cm.

3.2.3 Kerang Anadara antiquate


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Klas : Bivalvia
Ordo : Arcida
Klasifikasi
Family : Arcoidea
Genus : Anadara Ukuran panjang A. antiquata saat pertamakali matang
gonad berkisar antara 20,7–22,1 mm,. A.antiquata mampu
Sumber: Mey, (2019) menghasilkan 1652000 butir/induk/pemijahan.

3.2.4 Kerang Fragum Unedo


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Klas : Bivalvia
Ordo : Cardiida; Klasifikasi
Family : Cardiidae;
Warnanya putih krem dengan sisik merah stroberi dan
Genus : Fragum
memiliki cangkang keras, berusuk kuat dengan punggung
Sumber: Mey, (2019) yang ditandai di satu sisi.

45
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

3.2.5 Kerang Ruditapes decussatus


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Kelas : Bivalvia
Ordo : Venerida;
Klasifikasi
Family : Veneridae;
Genus : Ruditapes Kerang Ruditapes dapat terkubur hingga kedalaman 15-30
cm di pasir dan pot, menahan fase pasang surut di
Sumber: Mey, (2019) kedalaman. Sifon dipisahkan satu sama lain

3.2.6 Kerang Perna Perna


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Kelas : Bivalvia
Ordo : Mytilida; Klasifikasi
Family : Mytilidae; Kerang Perna memiliki anatomi dengan Panjang tubuh
Genus : Perna
antara 6,5 – 8,5 cm dan diameter sekitar 1,5 cm. Organ
yang terdapat dalam kerang adalah ginjal, jantung, mulut,
Sumber: Mey, (2019) dan anus.

3.2.7 Kerang Anadara Granosa


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Arcoida Klasifikasi
Family : Arcidae Hewan ini gemar memendam dirinya de dalam pasir atau
Genus : Anadara
lumpur dan tinggal di mintakat pasang surut. Dewasanya
Sumber: Mey, (2019) berukuran 5 sampai 6 cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar.

3.2.8 Kerang Donax trunculus


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Kelas : Bivalvia
Ordo : Cardiida; Klasifikasi
Family : Donacidae; Cangkang kecil kosong memiliki ukuran (15 hingga 25
Genus : Donax mm) Hewan-hewan yang hidup sering terlihat di mana
ombak mencuci pasir di bagian paling dangkal zona littoral
Sumber: Mey, (2019) ketika tingkat pasang surut berubah.

46
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

3.2.9 Kerang Pitar citrinus


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo :Venerida Klasifikasi
Family : Veneridae Cangkang berukuran kecil sampai sedang; cangkang tidak
Genus : Pitar terlalu tebal dan berat; cangkang berwarna luar krim pekat,
ukuran yang didapatkan: 4 – 5 cm; habitat: hidup
membenamkan diri di dalam substrat berpasir atau lempung
Sumber: Mey, (2019) berpasir di daerah litoral.

3.2.10 Kerang Gafrarium pectinatum


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Klas : Bivalvia
Ordo :Venerida; Klasifikasi
Family : Veneridae; Ukuran cangkang maksimum mencapai 4 cm, namun
Genus : Gafrarium ukuran rata-rata adalah 3 cm. Habitatnya di pantai berpasir
dan berlumpur, di daerah intertidal dan sublitoral hingga
Sumber: Mey, (2019) kedalaman sekitar 30 meter

3.2.11 Kerang Circe tumefacta


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Kelas : Bivalvia
Ordo : Venerida; Klasifikasi
Family : Veneroidea; Cangkang tidak berbulu, bentuk oval menggembung dan
Genus : Circe keping sama; cangkang melengkung tidak merata; memiliki
rib yang tipis; di tutupi periostrakum berwarna putih
Sumber: Mey, (2019) keunguan; sendi melengkung; ukuran yang didapatkan: 4cm

3.2.12 Kerang Isognomon Perna


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Kelas : Bivalvia
Ordo : Ostreida; Klasifikasi
Family : Pteriidae; Ukuran yang didapat 5.5 – 7 cm, Byssally melekat pada
Genus : Isognomon
substrat keras, margin punggung terletak di permukaan
Sumber: Mey, (2019) batu, atau ke batu-batu besar dan karang.

47
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

3.2.13 Kerang Isognomon ephippium


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Ostreida Klasifikasi
Family : Pteriidae Ukuran panjang yang di dapat dilokasi penelitiaan berkisar
Genus : Isognomon antara 6-8 cm. Terlampir pada batu dan substrat keras
lainnya, di daerah perairan laut dan payau. Umum di muara
berlumpur dan bakau di mana ia menempel pada akar
Sumber: Mey, (2019) penyangga.

3.2.14 Kerang Pinna Bicolor


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca;
Kelas : Bivalvia
Ordo : Ostreida; Klasifikasi
Family : Pinnidae; Kerang Pinna Bicolor ini dapat mencapai panjang sekitar
Genus : Pinna 80–90 cm (31-35 in). Jenis Bivalvia ini paling sering berdiri
di posisi pertama di dasar laut tempat mereka hidup,
Sumber: Mey, (2019) ditambatkan oleh jaring benang byssus.

3.3 Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia) yang terdapat di masing-masing Stasiun


Jenis-jenis kerang yang didapat di masing-masing stasiun, yaitu pada stasiun I,
II, III, IV di perairan Teluk Bakau, Kabupaten Bintan yang kemudian dilakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus Indeks keanekaragaman shanon-Wiener (H’)
disamping dapat menggambarkan keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan
produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem. Dapat
dilihat pada tabel diawah ini:

Tabel 2. Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia)

Lokasi Present
No Spesies/Jenis Ind Log10 Pi LnPi PiLnPi Pi2
St I St II St III StIV ase
Tridacna
1 5 7 5 2 19 1.279 0.011 -4.535 -0.049 0 1.20%
Crocea

2 Pitar tumens 30 22 25 31 108 2.033 0.061 -2.798 -0.171 0.004 6.10%


Anadara
3 31 26 33 30 120 2.079 0.068 -2.692 -0.182 0.005 6.80%
Antiquata
Fragum
4 23 19 26 15 83 1.919 0.047 -3.061 -0.143 0.002 4.70%
Unedo
Ruditapes
5 33 28 31 26 118 2.072 0.067 -2.709 -0.18 0.004 6.60%
decussatus

48
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

Lanjutan
Lokasi Present
No Spesies/Jenis Ind Log10 Pi LnPi PiLnPi Pi2
St I St II St III StIV ase

6 Perna Perna 19 25 16 21 81 1.908 0.046 -3.085 -0.141 0.002 4.60%


Anadara
7 13 17 10 15 55 1.74 0.031 -3.473 -0.108 0.001 3.10%
Granosa
Donax
8 65 59 50 63 237 2.375 0.134 -2.012 -0.269 0.018 13.40%
trunculus
9 Pitar citrinus 50 22 49 30 151 2.179 0.085 -2.463 -0.21 0.007 8.50%

Gafrarium
10 86 93 70 72 321 2.507 0.181 -1.708 -0.309 0.033 18.00%
pectinatum
Circe
11 50 43 51 49 193 2.286 0.109 -2.217 -0.241 0.012 10.90%
tumefacta
Isognomon
12 14 10 9 17 50 1.699 0.028 -3.568 -0.101 0.001 2.80%
Perna
Isognomon
13 40 51 30 51 172 2.236 0.097 -2.332 -0.226 0.009 9.70%
ephippium

14 Pinna Bicolor 19 20 15 10 64 1.806 0.036 -3.321 -0.12 0.001 3.60%

Jumlah Individu (ind) 1.772


Jumlah Jenis (s) 14
Indeks Keanekaragaman (H) 2.451
Sumber: Mey, Hasil Analisis

Nilai (H’) menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman kerang Bivalvia di perairan


Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan dalam kategori
sedang, dengan angka Indeks Keanekaragaman H’ = 2.451

Indeks keanekaragaman shanon-Wiener (H’) disamping dapat menggambarkan


keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan produktivitas ekosistem, tekanan
pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem. Berdasarkan hasil penelitian di perairan Desa
Teluk Bakau yang dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Maka menunjukkan
keanekaragaman H’= 2.451 dengan nilai tersebut tingkat spesies kerang (Bivalvia) yang
ditemukan dengan nilai H’ nya adalah tinggi, (1,0<H’<3.322) yang berarti di perairan
Desa Teluk Bakau tersebut adalah keanekaragaman sedang, produktivitas cukup,
kondisi ekosistem cukup seimbang dan tekanan ekologis sedang (Shannon Wiener,
1963 dalam Odum, 1994 dalam Yusran, 2014).

3.4 Hasil Koleksi Fauna Bivalvia pada Stasiun


Hasil pengamatan dan koleksi fauna Bivalvia pada empat stasiun yaitu: 19 Tridacna
Crocea, 108 Pitar tumens, 120 Anadara Antiquata, 83 Fragum Unedo, 118 Ruditapes
decussatus, 81 Perna Perna, 55 Anadara Granosa, 237 Donax trunculus, 151 Pitar
citrinus, 321 Gafrarium pectinatum, 193 Circe tumefacta, 50 Isognomon Perna, 172
Isognomon ephippium, 64 Pinna Bicolor.
Jumlah yang didapatkan setiap Stasiun dapat di sajikan pada tabel dibawah ini:

49
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

Tabel 3. Nama Spesies dan Jumlah Kerang (Bivalvia)


Jumlah setiap Stasiun
St I St II St III St IV
Spesies Upper Middle Lower Upper Middle Lower Upper Middle Lower Upper Middle Lower
Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone Zone
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tridacna
+ + + - - - - - - + + + - - - - - - + + + - - - - - - + + + - - - - - -
Crocea
Pitar
+ + + + + + + + + - + + + + + + + + - - + + - + + + - - - - + + + + + +
tumens
Anadara
- - - + + + + - + + - + + + + - + - - + + - + + + + + - - - + + + + + +
Antiquata
Fragum
- - - + + + + - - - - - + + + + + - - - + - + + - - + + - + + + + - + +
Unedo
Ruditapes
- - - + + + + + - - - - + + + + + + - - - + + + + + + - - - + + + + + +
decussatus
Perna
+ + - + + + - - - - + + + - + + + + + - + + + + - - - + - - + + + + - -
Perna
Anadara
- - - + - + + - + - - - + + + + - + - - - + + + + - - - - - + + + + + +
Granosa
Donax
- - - - - - + + + - - - - - - + + + - - - - - - + + + - - - - - - + + +
trunculus
Pitar
- - - + + + + + + - - - + + + - + + - - - + + + + + + - - - + + + + + -
citrinus
Gafrarium
+ - - - + + + + + - - + + + + + + + - + - + + + + + + - - - + + + + + +
pectinatum
Circe
- + - + + + + + + - + - + + + + + + + - - + + + + - - - + - - + + - + +
tumefacta
Isognomon
+ + + + + + - - - + - + + + + - - - + + - - + + - - - + + + + + - - - -
Perna
Isognomon
+ + + + + + - - - + + + + + + - - - + + + + + + - - - + + + + + + - - -
ephippium
Pinna
- - + + + + - + - - + + + + + - - - + - + + + + - - - - - - + + + + - -
Bicolor
Sumber: Mey, Hasil Analisis (2019)
Keterangan:
+ = Ditemukan
- = Tidak ditemukan

IV. KESIMPULAN

Hasil dari penelitian yang dilakukan di perairan Desa Teluk Bakau, Kecamatan
Gunung Kijang, Kabupaten Bintan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis-jenis
kerang (Bivalvia). Pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan stasiun sebanyak
4 stasiun, dalam 1 stasiun dilakukan penarikan transek sebanyak 3 transek dan 9 plot
dan dilakukan kembali pada stasiun selanjutnya. Hasil penelitian dari 4 stasiun
ditemukan sebanyak 1.772 kerang Bivalvia dengan 14 jenis spesies yang berbeda. Suhu
di masing-masing stasiun berkisar antara 29.90c – 30.50c suhu tersebut masih di batas

50
E-ISSN: 2685-8827
Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi
Universitas Karimun (JURNAL MARITIM)
Vol. 2 No. 1. Agustus 2020

normal. Lokasi pH pada 4 stasiun penelitian berkisar antara 8.33 – 8.38 sedangkan
untuk DO dari 4 stasiun berkisar antara 7.2 mg/L – 7.7 mg/L. Hasil perhitungan
keanekaragaman H’, maka peneliti menemukan keanekaragaman Perairan Desa Teluk
Bakau adalah bernilai H’= 2.451, dengan nilai tersebut tingkat spesies kerang (Bivalvia)
yang ditemukan adalah sedang, (H’>3,322) yang berarti di perairan Desa Teluk Bakau
tersebut adalah keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup
seimbang dan tekanan ekologis sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Andri, Henky, Arief. 2015. Pola Sebaran Bivalvia di Zona Litoral Kampung Gisi
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal.umrah.ac.id.

Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioteknologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Ismail, Muhammad Masrul. 2013. Informasi Biologi dan Pemanfaatan Kerang Kerek
(Gafarium Tumidum). Indonesia Institute of Sciences. UPT. Balai Konservasi
Biota Laut Ambom. LIPI.

Jamila. 2018. Karakteristik Habitat dan Kepadatan Bivalvia di Zona Intertidal Perairan
Desa Sungai Cingam Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Saraswati, Arthana, Hendrawan. 2017. Analisis Kualitas Perairan pada Wilayah


Perairan Pulau Serangan Bagian Utara Berdasarkan Baku Mutu Air Laut.
Journal of Marine and Aquatic Science 3(2), 163-170 (2017).

Susana, Tjutju, 2009. Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen terlarut Sebagai Indikator
Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane. JTL 5(2): 33- 39.

Yusran. 2014. Identifikasi Keanekaragaman Jenis Kerang (Bivalvia) daerah pasang


surut di Perairan Pantai Pulau Gosong Sangkala Aceh Barat Daya. Program
Studi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Teuku
Umar. Meulaboh.

51

Anda mungkin juga menyukai