Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 4

Perikanan B

Aqila Mutiara R.A 230110160078


Firman Setiawan 230110160100
Kintan Prameswari F 230110160116
Mochammad Fajar Nur 230110160124
Tri Nazar Ulfi Nugrahi 230110160127
Vera Anggraeni Dewi 230110160139
Arie Widianto 230110160141
Secondary Productivity of Mollusks in Mangrov
e Estuaries of Ensenada de La Paz, Baja Califo
rnia Sur, Mexico
Esteban F. Félix-Pico dan Mauricio Ramírez-Rodríguez
Pendahuluan
Ekositem Mangrove

Habitat penting Menciptakan Merupakan Sebagai tempat Produktivitas


untuk berbagai lingkungan ekosistem paling berlindung mangrove berkontribusi
jenis moluska, ekologi berbagai produktif populasi organisme terhadap detritus organik
krustacea, dan spesies berbagai spesies dan PRODUKTIVITAS
ikan SEKUNDER
Moluska Gastropoda Bivalvia
Menempel pada akar pohon Berada pada substrat lumpur

 Littorina  Chine spp


 Siput Nerita  Tagelus spp
 Crassostrea  Anadara spp
 Tiram Saccostrea  Mytella spp

Spesies Bilalvia yang umum ditemukan di ekosistem mangrove


La Paz bay (Merupakan indikator produktivitas sekunder)

 Anadara tuberculosa
 Saccostrea palmula
Penyebab berkurangnya kawasan mangrove

Pembuangan limbah
Kegiatan penangkapan
ikan
Pembangunan jalan raya
dan dermaga

Pariwisata

Kegiatan akuakultur
Menentukan peningkatan kerang hitam (black ark) dan
Tujuan tiram sawit sebagai indiator produktivitas sekunder
dalam ekosistem mangrove di Ensenada de La Paz,
BCS, Meksiko, untuk menetapkan garis dasar yang
akan memungkinkan pengukuran anomaly karena
gangguan alam atau antropogenik potensial.
Metode
Seleksi bivalvia yang Pemilihan tiga estuari Pengambilan sampel
paling melimpah yang banyak terdapat
Kerang hitam dan Tiram mangrove putih dan
Sawit mangrove merah

Perhitungan Perhitungan kelimpahan


produktivitas sekunder per meter persegi dan
pengukuran fisik
(panjang, lebar, dan
tinggi cangkang serta
bobot)
Wilayah penelitian
Pengambilan Setiap bulan dari Agustus 2007 – Juli 2008 dan
setiap tiga bulan dari Oktober 2008 – Juni 2009
sampel
 Semua kerang hitam di observasi selama 30
menit.
 Wilayah pencarian di estimasi dengan
menggandakan panjang transek dengan lebar
2 m.
 Tiram ditemukan melimpah pada mulut estuari.
 Di setiap tempat sampling, empat akar mangrove
merah dipotong dan spesimen yang ada dihitung.
Metode  Bagian lunak diambil dan dikeringkan (10 menit
pada saringan).
 Bagian lunak dan cangkang kosong ditimbang.
 Masukkan ke wadah alumunium foil lalu dikering
kan di oven pada suhu 70-80°C (sekitar 72 jam)
untuk pengukuran berat kering, ditimbang
dengan akurasi 0,001 g.
 Di setiap tempat sampling, empat akar mangrove
merah dipotong dan spesimen yang ada dihitung.
Perhitungan produktivitas sekunder dari bivalvia
Perhitungan mangrove didasarkan pada peningkatan biomassa.

Produksi jaringan hidup tiap spesies dihitung dengan:


P=N.B
dimana : P (Produktivitas), N (Densitas selama waktu
sampling), dan B (Peningkatan massa rata-rata pada
periode waktu yang sama)

Pengukuran panjang total cangkang dikelompokkan


pada distribusi frekuensi panjang tiap bulan dengan
lebar interval 2 mm menggunakan metode Battacharya
yang mengasumsikan pada kohort atau kelompok umur
Perhitungan Metode tersebut dilakukan menggunakan perangkat
lunak analisis FISAT II, dimana nilai pertumbuhan
dihitung dalam mm per bulan.

Untuk mengestimasi peningkatan massa individual (gra


m per bulan), hubungan antara massa cangkang kosong
(W) dan panjang cangkang (L) menggunakan rumus:
L = a . Wb
dimana : a dan b adalah model parameter
Hasil dan Pembahasan
Estimasi kelimpahan dan produksi biomassa berdasarkan pertumbuhan Kerang hitam
Estimasi kelimpahan dan produksi biomassa berdasarkan pertumbuhan Tiram Sawit
Kerang Hitam

 Panjang total : 32,8-97,5 mm (rata-rata 65,0 mm)


 Massa total : 7,5-275,0 g (rata-rata 86,7 g)
 Massa tanpa cangkang : 2,1-50,8 g (rata-rata 16,0 g)
 Berat kering : 0,1-7,6 g (rata-rata 3,4 g)
 Kepadatan rata-rata A; B; C : 1,76 ± 0,74 (SD), 1,28 ± 0,49 (SD), dan 0,60 ± 0,46 (SD) i
nd / m2 (rata-rata 1,27 ± 0,75 (SD) ind / m 2)
Tiram Sawit

 Panjang total : 11,0-66,2 mm (rata-rata 31,1 mm)


 Massa total : 4,1-76,4 g (rata-rata 19,7 g)
 Massa tanpa cangkang : 0,5-6,0 g (rata-rata 2,3 g)
 Berat kering : 0,11-1,25 g (rata-rata 0,46 g)
 Kepadatan rata-rata A1; A2; B; C : 413 ± 409 (SD); 573 ± 360 (SD); 395 ± 136 (SD); dan 6
61 ± 312 (SD) ind / m2 (rata-rata 510 ± 333 (SD) ind / m 2)
Kepadatan populasi yang diperkirakan dari dua spesies sangat bervariasi,
yang kemungkinan terkait dengan kondisi lingkungan lokal, tingkat
kelangsungan hidup dan rekrutmen.

Sebagai respons terhadap kondisi lingkungan, bivalvia ini menunjukkan


preferensi dan toleransi yang berbeda terhadap suhu, salinitas, komposisi
substrat, dan tingkat pasang surut.

Kepadatan yang sangat berbeda dari dua spesies ini (1,27 ind / m2 untuk
kerang hitam dan 510 ind / m2 untuk tiram sawit) adalah karena penggunaan
ruang tiga dimensi oleh tiram sawit (dari 1,0 hingga 1,5 m) yang melekat
pada akar mangrove.
Distribusi frekuensi panjang Kerang hitam
Distribusi frekuensi panjang Tiram sawit
Perkiraan nilai pertumbuhan kerang hitam yaitu 3,81-5,51 mm / bulan (rata-rata
4,91 ± 0,64 (SD) mm / bulan) dan tingkat kenaikan massa yaitu 2,64-5,47 g / bulan
(rata-rata 3,67 ± 1,06 (SD) g / bulan). Produksi biomassa karena pertumbuhan rata-
rata 4,51 g . m–2 . bulan– 1 ± 2,62 (SD), dengan tertinggi di estuari A.

Perkiraan nilai pertumbuhan tiram sawit yaitu 2,8-5,1 mm / bulan (rata-rata 3,8 ±
1,2 (SD) mm / bulan) dan tingkat kenaikan massa yaitu 0,12-0,25 g / bulan (rata-
rata 0,18 ± 0,05 (SD) g / bulan). Produksi biomassa karena pertumbuhan rata-rata
97,9 g . m–2 . bulan– 1 ± 63,9 (SD), dengan tertinggi di estuari C.
Distribusi frekuensi panjang dari kedua spesies bersifat multimodal, yang berarti
konsisten pada rekrumen berkelanjutan dan pola reproduksi.

Rata-rata produktivitas sekunder kerang hitam berada diantara 0,8-16,3 g . m–2 .


bulan– 1 (data bivalvia lainnya). Produktivitas sekunder tiram sawit lebih kecil dari
196,3 g . m–2 . bulan– 1 (data tiram bakau)
Variasi temporal produktivitas sekunder berdasarkan pertumbuhan Kerang hitam
Variasi temporal produktivitas sekunder berdasarkan pertumbuhan Tiram sawit
Produktivitas maksimum kerang hitam terjadi selama musim semi di estuari A dan
C, sedangkan di estuari B terjadi selama musim dingin.

Produktivitas maksimum tiram sawit terjadi pada bulan Oktober 2008 dan Juli 2009
di estuari A1, A2 dan B, sedangkan di estuari C cenderung konstran.

Pola variasi yang hampir sama menunjukkan periode stabilitas yang berhubungan
dengan kondisi lingkungan dan mungkin efek dari aktivitas manusi seperti polusi,
degradasi habitat dan pemanenan.
Grafik rekrutmen kerang hitam dan tiram sawit
Rekrutmen terjadi 11 bulan dalam setahun, pada kerang hitam tidak terjadi pada
bulan Desember, sedangkan tiram sawit tidak terjadi pada bulan maret.

Musim utama kerang hitam adalah bulan Juni-September, sedangkan tiram sawit
bulan September-Desember.
Variasi antara estuari pada produktivitas perairan berbanding lurus dengan
nilai densitas.

Produktivitas sekunder terendah untuk kerang hitam, tercatat di musim


panas, terkait dengan perekrutan yang lebih tinggi pada bulan-bulan
tersebut (Juni-September), pola yang hampir sama juga terlihat pada grafik
tiram sawit.

Mengingat pentingnya mangrove sebagai habitat kritis bagi banyak spesies


moluska, krustase, ikan, burung, dan mamalia (Lara Domínguez dan
Yáñez-Arancibia 1999), konservasi dan pengelolaan ekosistem mangrove
yang tepat adalah yang paling penting.
Terima Kasih
Thank you! Hatur Nuhun!

Anda mungkin juga menyukai