ABSTRAK
Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan umpan
terhadap hasil tangkapan ikan gabus di lahan gambut perkebunan sawit PT. Sari
Aditya Loka I Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2018 - 4 Maret 2019 di lahan gambut
Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode exsperimental fishing serta menggunakan rancangan
acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan dan 3 perlakuan umpan yang berbeda
yaitu katak, cacing tanah, dan ikan seluang dengan alat tangkap yang digunakan
berupa pancing rentengan (rawai). Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan analisis sidik ragam terhadap jumlah (ekor), total berat (gram),
dan panjang (cm). Data-data yang diperoleh diolah dengan software SPSS 16.
Data dianalisis menggunakan Uji F (Anova). Jika perlakuan berpengaruh nyata
dengan tingkat kepercayaan 0,05 maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan
dengan taraf 95%. Hasil penelitian menunjukkan jenis umpan yang berbeda
berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan jumlah (ekor), total berat (gram), dan
berpengaruh tidak nyata terhadap hasil tangkapan panjang (cm). umpan katak
merupakan jenis umpan dengan hasil tangkapan terbanyak.
Keterangan : 1) Pembimbing Utama
2)
Pembimbing Pendamping
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Sarolangun merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi
dengan luas wilayah 6.174 km² dengan potensi perikanan yang berkembang
meliputi jenis usaha perikanan darat terdiri dari usaha kolam, keramba dan
perairan umum memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Pada tahun
2017 jumlah produksi perikanan Kabupaten Sarolangun sebesar 2.997 ton,
sedangkan jumlah konsumsi ikan yang dibutuhkan per tahun tahun sebesar 8.500
ton, ini berarti Kabupaten Sarolangun masih mengalami defisit atau kekurangan
sebanyak 5.503 ton (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sarolangun,
2017). Aktifitas perikanan tangkap di Kabupaten Sarolangun salah satunya berada
di Kecamatan Air Hitam. Nelayan di Kecamatan Air Hitam biasanya melakukan
1
penangkapan di daerah aliran sungai dan kanal-kanal perkebunan sawit, pusat
penangkapan ikan di perkebunan sawit berpusat di kanal-kanal kebun sawit PT.
Sari Aditya Loka-I (PT.SAL-I) dengan kondisi lahan mayoritas bertanah gambut.
Lahan gambut merupakan ekosistem khas yang terbentuk dari sisa-sisa
hewan dan tumbuhan baik yang sudah lapuk maupun belum, yang proses
penguraianya sangat lambat sehingga tanah gambut memiliki kandungan organik
yang tinggi. Secara umum perairan gambut mempunyai pH asam sampai netral
3,5-7 dengan kecerahan sedang. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap
keragaman jenis ikan dan umumnya merupakan ikan yang tahan terhadap kondisi
perairan dengan pH rendah Wahyudewantoro (2010). Salah satu ikan yang
mampu hidup dalam kondisi perairan tersebut adalah ikan gabus (channa striata
bloch, 1793).
Ikan gabus merupakan salah satu komoditas yang digemari masyarakat di
Kabupaten Sarolangun. Menurut Listyanto dan Andriyanto (2009), spesies ini
memiliki rasa yang khas, tekstur daging tebal dan memiliki kandungan albumin
sebesar 6,2% yang diperlukan tubuh manusia dalam mengatasi berbagai penyakit
terutama yang disebabkan berkurangnya jumlah protein darah sehingga harganya
cukup mahal. Nelayan di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun biasanya
menggunakan umpan ikan gabus berupa umpan alami yakni anakan katak sawah
(Fajervarva cancrivora). Anakan katak sawah yang digunakan nelayan sebagai
umpan didapatkan dari selokan dan dipematang-pematang sawah. Namun
ketersediaannya saat ini semakin lama semakin sulit didapatkan hal ini disebabkan
mulai berkurangnya lahan persawahan sebagai habitat untuk berkembang biak.
Menurut Widaryati (2017), makanan alami ikan gabus dialam liar yaitu ikan-ikan
kecil, katak dan insekta disekitar perairan, oleh karena itu dalam penelitian ini
akan dicoba menggunakan umpan berupa anakan katak, ikan seluang (Rasbora
argyrotaenia) dan cacing tanah (Lumbricus rubbelus).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yaitu perbandingan hasil tangkapan ikan gabus menggunakan alat
tangkap rawai dengan umpan yang berbeda di lahan gambut perkebunan sawit PT.
Sari Aditya Loka I Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.
2
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kebun sawit PT. Sari Aditya Loka-I Desa
Bukit Suban dan Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten
Sarolangun pada tanggal 24 Desember - 4 Maret 2019.
Materi dan Peralatan
Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu katak, ikan seluang dan
cacing tanah. Alat yang digunakan yaitu pancing rentengan atau pancing rawai,
global position system (GPS) untuk menentukan daerah penangkapan ikan,
termometer sebagai alat untuk pengukur suhu dan pH meter, timbangan untuk
mengetahui berat hasil tangkapan, mistar ukur untuk mengetahui ukuran hasil
tangkapan, alat tulis, kamera (handphone).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode experimental
fishing yaitu dengan melakukan kegiatan operasi penangkapan langsung dengan
nelayan setempat menggunakan alat tangkap pancing rawai dengan 12 mata
pancing pada setiap alat tangkap pancing rawai. Penangkapan dilakukan pada tiga
stasiun di lahan gambut dengan karekteristik yang berbeda pada setiap stasiun,
adapun umpan yang digunakan sebanyak tiga jenis (katak,cacing dan ikan
seluang).
Prosedur kerja
Persiapan
Pertama menyiapkan alat tangkap rawai dan alat-alat yang digunakan
lainnya. Rawai yang digunakan mempunyai panjang 4 meter. Setiap satu unit
pancing rawai terdiri dari 12 mata pancing. Kemudian menyiapkan umpan menuju
ketiga daerah penangkapan yang telah ditentukan.
Setting
Proses setting dimulai pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB mengikuti
pola penangkapan yang dilakukan nelayan. Setting dilakukan selama ±15 menit
dimulai dengan menancapkan bambu pada perairan kanal kebun sawit PT. Sari
Aditya Loka I Kecamatan Air Hitam. Bambu ini digunakan sebagai penanda
dimana pancing rawai dipasang dan digunakan untuk mengikat pancing agar tidak
hanyut terbawa oleh tarikan ikan yang tertangkap.
3
1 2 3 4
4m
3m
Keterangan :
No 8 1. Tiang Penyangga
2. Tali Ris Atas
3. Tali Pancing
4. Mata pancing
Gambar 1. Alat Tangkap Rawai.
4
ikan gabus, data hasil tangkapan meliputi jumlah tangkapan, berat ikan dan
panjang keseluruhan ikan gabus. Sedangkan data sekunder adalah data umum
yang di dapat dari instansi perusahaan PT. Sari Aditya Loka I dan pemerintah
kecamatan yang terdiri dari letak, luas area dan data yang diperlukan lainnya.
Analisis Data
Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) (Montgomery dan Peck, 2006) dengan 3
perlakuan dan 3 kelompok berbeda.
Yij = µ + µi + βj + Eij
Keterangan :
Yij = Pengamatan pada perlakuan k-i ulangan ke-j
µ = Rataan umum
µi = Pengaruh perlakuan ke-i
βj = Pengaruh kelompok ke-j
Ɛij = Galat acakan pada perlakuan ke i, kelompok ke- j
i, j = 1, 2, 3,.....t dan j =1, 2, 3.....r
t = banyak perlakuan
r = banyak kelompok/ulangan
Data-data yang diperoleh diolah dengan software SPSS 16. Data dianalisis
menggunakan Uji F (Anova). Apabila perlakuan berpengaruh nyata dengan
tingkat kepercayaan 0,05 maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan dengan taraf
95%.
3.7 Batasan Konsep Penelitian
Batasan konsep penelitian saya yaitu:
1. Penelitian dilakukan dilahan gambut perkebunan sawit PT. Sari Aditya Loka I
pada 3 stasiun dengan 3 alat tangkap rawai pada setiap stasiunnya. Stasiun
yang dipilih berdasar tempat yang diduga memilki hasil tangkapan yang
melimpah oleh nelayan setempat.
2. Perlakuan pada alat tangkap pancing rawai dipasang 3 jenis umpan dimana
terdapat 12 mata pancing pada satu alat tangkap rawai dengan 3 umpan
sekaligus dalam satu alat tangkap. Penempatan umpan pada setiap mata
pancing dilakukan dengan cara pengundian hal ini dimaksudkan untuk
mengindari unsur lain yang dapat mempengaruhi hasil tangkapan.
3. Setting dilakukan pada jam 17.00 WIB dan hauling dilakukan pagi hari 08.00
wib
Lokasi Penelitian
Kebun kelapa sawit Inti-2 merupakan kebun sawit milik PT. Sari Adtya
Loka-I yang terletak di Desa Bukit Suban Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi
dengan luas kebun yang dikelola 1.692,42 ha didominasi tanah gambut dengan
5
luas mencapai 1.089,5 ha dari luas kebun. Karena didominasi lahan gambut
membuat pH perairan di kanal-kanal kebun sawit yang bersifat asam. Hal ini
membuat biota yang hidup diperairan merupakan jenis biota yang tahan dengan
kondisi derajat keasamaan yang rendah salah satu biota yang mampu hidup pada
kondisi tersebut adalah ikan gabus yang menurut Astria et al., (2013) merupakan
ikan khas perairan rawa dan mampu hidup dalam keadaan tanpa air dalam
beberapa waktu tertentu. Lokasi penangkapan dapat dilihat pada Gambar 6.
6
1
2 3
7
Menurut Listyanto dan Andriyanto (2009), sebagaimana ikan-ikan yang
mempunyai labirin, ikan gabus mampu bertahan dalam kondisi perairan rawa
dengan kandungan derajat keasaman rendah 4,5-6. Dengan pH berkisar antara 4,5-
6,2 dapat dikatakan pada lokasi dilakukannya penelitian merupakan perairan yang
pH-nya disukai ikan gabus. Menurut Kurniawan et al., (2015) yang menyatakan
gabus banyak tertangkap pada kedalaman umpan berkisar ± 1 m hal tersebut
terjadi karena memang ikan gabus hidup pada perairan dangkal, yang banyak
rerumputan atau tanaman air dan belukar yang terendam air. Kedalaman lokasi
penelitian yang berkisar antara 50-80 cm dapat dikategorikan kedalam perairan
dangkal, hal tersebut sesuai dengan habitat ikan gabus yang banyak dijumpai pada
perairan dangkal.
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata menurut analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan
uji duncan pada taraf 0,05.
8
lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini sesuai dengan habitat ikan gabus di kebun
sawit PT.SAL-I yang merupakan kanal-kanal perkebunan dengan kedalaman air
yang dangkal 40-80 cm yang banyak ditemukan berudu atau anakan katak
diperairan selain itu katak merupakan umpan yang sering digunakan dalam
melakukan pemancingan ikan gabus. hasil penelitian juga menunjukan umpan
katak mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan umpan cacing
tanah dan ikan-ikan kecil (Sargawi et.al., 2018). Selain itu, berdasarkan penelitian
Putra et al., (2015) hasil tangkapan ikan gabus lebih banyak didapatkan pada
umpan katak dibandingkan dengan umpan udang dan ikan seluang.
9
merupakan jendela penghubung antara ikan dengan dunia luar karena adanya
cahaya.Cahaya masuk kedalam air dan diterima oleh mata ikan dengan beberapa
tahapan sampai akhirnya menjadi informasi yang dianilisis oleh otak untuk
digerakkan atau tingkah laku lainnya.
10
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil tangkapan ikan gabus meggunakan umpan katak di lahan gambut
dari jumlah, berat dan panjang ikan gabus menunjukkan hasil yang terbanyak.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di lahan gambutperkebunan sawit
PT.Sari Aditya Loka-I karena masih banyak potensi baik pada sumberdaya
perikanan ataupun sumberdaya manusia (nelayan). Bisa dilakukan inovasi
terhadap umpan yang akan digunakan untuk alat tangkap pancing rawai dan alat
tangkap lainnya yang digunakan oleh nelayan setempat.
DAFTAR PUSTAKA
11