Anda di halaman 1dari 10

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75


Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

PENGARUH PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN MATA PANCING TERHADAP HASIL


TANGKAPAN PADA PANCING COPING (hand line) DI DAERAH BERUMPON PERAIRAN
PACITAN, JAWA TIMUR

The Effect of a Difference Bait Type and Hook Type Toward the Fish Catching Use fishing rod coping
(hand line) in the Fishing Ground waters of Pacitan, East Java

Paris Siswoko*), Pramonowibowo, dan Aristi Dian Purnama Fitri

Progran Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang (email : Paris_eiffel87@rocketmail.com)

ABSTRAK
Produksi perikanan di perairan Pacitan mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2008 sebesar
1.692,179 ton dan pada tahun 2011 meningkat sebesar 4.544,863 ton. Usaha mengeksploitasi sumberdaya
perikanan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, penangkapan ikan merupakan salah satu usaha
dibidang perikanan, baik itu penangkapan di laut, danau maupun sungai. Usaha penangkapan ikan
membutuhkan suatu alat tangkap, yang salah satunya adalah pancing coping (hand line) yang digunakan
nelayan di Perairan Pacitan Provinsi Jawa Timur. Penggunaan umpan dan mata pancing yang berbeda
diharapkan mampu meberikan hasil tangkapan yang berbeda pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh jenis umpan buatan dan umpan alami, penggunaan mata pancing tunggal dan mata
pancing tiga, serta untuk mengetahui ada tidaknya interaksi dari kedua faktor tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental fishing, serta data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer berupa data langsung dari objek dilapangan dan dokumentasi, serta data
sekunder berupa data produksi dari dinas terkait. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-April
2012. Dari data penelitian yang telah di olah didapatkan hasil bahwa penggunaan pancing tunggal dan
umpan buatan paling anyak hasil tangkapannya 138 ekor. Tidak ada interaksi dari kedua perlakuan tersebut.

Kata Kunci : Pancing coping (hand line); Jenis umpan; Jenis mata pancing.

ABSTRACT
Production fisheries in the waters of Pacitan increase, recorded in 2008 data about 1692.179 tons
and in 2011 increased by 4544.863 tons. Effort to exploitation the fishery resources can do in various ways,
catching is one of the efforts in the field of fisheries, whether it's catching in the sea, lakes or rivers.
Catching effort requires a fishing gear, one of which is coping (hand line) where used fishing in the waters
of Pacitan. Using different of bait and hook expected to give different catches. The purpose of this study
was to analyze the effect of the type of imitation bait and natural bait, use a single hook and three hook, as
well as to determine whether there is interaction of both factors. The method used is experimental fishing,
and data collected in this study is the primary form of data directly from the field objects and
documentation, as well as secondary data from production data in relevant institution. Data retrieval was
conducted in March-April 2012. From the research data that have been obtained if the results that the use
of a single hook and imitation bait most of their catch 138 fish. No interaction of the two treatments.

Keywords: Fishing coping (hand line); type of baits; type of hooks.

*) Penulis Penanggung Jawab 66


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

PENDAHULUAN
oleh reseptor pada ikan, yaitu penglihatan
Perairan Pacitan merupakan perairan dan penciuman, diterimanya rangsangan dari
yang sangat strategis sebagai daerah umpan terhadap penglihatan dan penciuman
perikanan, lokasi yang berbatasan langsung yang merupakan bagian paling penting
dengan Samudra Hindia memungkinkan untuk mencari makan. Penggunaan umpan
terjadi masukan-masukan ikan dari perairan pada suatu pengoperasian alat tangkap
bebas, sehingga menambah keanekaragaman berfungsi untuk mengundang atau
jenis ikan yang ditangkap. Produksi merangsang ikan sehingga sistem
perikanan di daerah Pacitan mengalami pengoperasian yang dilakukan akan lebih
peningkatan dari tahun ke tahun. efektif.
Berdasarkan data dari Badan Pengelola PPP Pemilihan umpan yang berbeda
Tamperan, tercatat pada tahun 2008 memungkinkan adanya hasil tangkapan yang
produksi perikanan sekitar 1.692,179 ton berbeda pula. Nelayan di perairan Pacitan
dan pada tahun 2011 produksinya meningkat yang mengoperasikan pancing coping (hand
sebesar 4.544,863 ton. Berdasarkan data line) umumnya menggunakan umpan buatan
ikan yang tertangkap antara lain cakalang, seperti potongan dari keping CD, selang,
tuna, tongkol, hiu, tengiri, pari, ikan sendok, kartu perdana, yang telah dipotong
kembung, ikan ekor merah, layur, selar, dan di bentuk sedemikian rupa menyerupai
cumi-cumi dan ikan ekonomis lainnya. Hasil ikan kecil sehingga dapat menarik pemangsa
tangkapan ikan yang paling banyak di untuk memakan umpan tersebut serta
perairan Pacitan adalah tuna dan cakalang benang sutera, sehingga dalam penelitian
(PPP Tamperan, 2011). digunakan jenis umpan yang berbeda yaitu
Penangkapan ikan merupakan salah umpan alami berupa potongan daging ikan
satu usaha di bidang perikanan, baik itu tuna.
penangkapan ikan di laut, danau maupun Tujuan dari penelitian ini adalah
sungai. Usaha penangkapan ikan menganalisis pengaruh jenis umpan single
membutuhkan suatu alat tangkap, yang salah hook dan trible hook, penggnaan umpan
satunya adalah pancing coping (hand line) alami dan umpan buatan serta untuk
yang digunakan oleh nelayan di perairan mengetahui ada tidaknya interaksi dari
Pacitan Provinsi Jawa Timur. Pancing kedua faktor tersebut.
coping (hand line) yang dioperasikan
dengan cara dan konstruksi yang berbeda METODE PENELITIAN
diharapkan dapat efektif untuk mendapatkan
hasil tangkapan yang banyak. Penggunaan Penelitian ini menggunakan metode
alat tangkap yang beragam juga disesuaikan eksperimental dengan menggunakan 4 unit
dengan kondisi fishing ground. pancing coping (hand line) yang di
operasikan di daerah berumpon perairan
RUMUSAN MASALAH Pacitan yang berbeda perlakuannya.
Penelitian berlangsung selama 16 hari.
Pemilihan jenis mata pancing yang Dalam satu hari penelitian berlangsung
berbeda memungkinkan adanya hasil antara pukul 10.00-12.00 dan 14.00-18.00
tangkapan yang berbeda pula. Nelayan di WIB. Di jam-jam tersebut dilakukan
perairan Pacitan yang mengoperasikan beberapa kali pengoperasian. Perlakuan
pancing coping (hand line) umumnya dalam penelitian ini adalah dua mata
menggunakan jenis pancing bermata satu pancing yang berbeda yaitu pancing tunggal
(single hook), sehingga dalam penelitian atau single hook dan pancing bermata tiga
digunakan jenis mata pancing yang berbeda atau trible hook dengan umpan buatan
yaitu pancing bermata tiga (trible hook). berupa benang sutera yang dikombinasikan
Menurut Brandt (1984) dalam Ardhya dengan kartu perdana dan umpan alami
(2010) umpan pada umumnya digunakan berupa potongan daging ikan tuna. Berikut
sebagai alat bantu penangkapan karena adalah kombinasi perlakuan dalam
memberikan rangsangan yang dapat diterima penelitian.

*) Penulis Penanggung Jawab 67


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Kombinasi perlakuan dapat dilihat bahan bakar, persediaan air, alat tangkap,
pada tabel 1 : dan perbekan lainnya. Pemberangkatan
menuju fishing ground dimulai pada pukul
Tabel 1. Kombinasi perlakuan 09.00 WIB dengan waktu tempuh antara 4 –
Jenis Umpan 6 jam dari fishing base. Waktu tempuh dari
Jenis Pancing fishing ground satu ke fishing ground yang
(Pancing no 7) Umpan Umpan lain memerlukan waktu 3 – 4 jam. Setibanya
buatan (B1) alami (B2) di fishing ground pertama tahap persiapan
selanjutnya dimulai yaitu mempersiapkan
Single hook A1B1 A1B2
umpan dan pancing yang akan digunakan
(A1)
dalam penelitian.
Trible hook A2B1 A2B2 b. Tahap setting
(A2) Tahap setting dimulai dari pelepasan
mata pancing beserta benang senar dari rol
Dari tabel 1 didapat 4 kombinasi perlakuan, penggulungnya sampai batas swivel kedua
yaitu : diatas pemberat. Dimana dalam satu alat
1. AıBı, single hook dengan umpan buatan pancing terdapat beberapa swivel sebagai
2. AıB2, single hook dengan umpan alami penanda panjang tali pancing ataupun
3. A2B1, trible hook dengan umpan kedalam saat pancing dioperasikan. Swivel
buatan pertama memiliki jarak 40 m dari pemberat,
4. A2B2, trible hook dengan umpan alami. swivel kedua memiliki jarak 60 m dari
swivel pertama. Selanjutnya melemparkan
Metode Penentuan Titik Sampling mata pancing yang telah dipasang umpan
keperairan diikuti dengan melemparkan
Lokasi penelitian dilakukan di daerah pemberat, kemudian dibiarkan tenggelam
Samudera Hindia dengan kedalaman 1500 m sampai batas swivel kedua diatas pemberat.
– 2000 m. Penentuan titik sampling ini c. Tahap immersing
berdasarkan pengamatan dari karakteristik Tahap immersing adalah tahap
fishing ground dan dasar perairan serta cara pengoperasian mulai dari pelemparan mata
operasi alat tangkap yang akan digunakan, pancing, pemberat hingga benang senar
sehingga akan mendapatkan hasil yang terulur sampai kedalaman yang telah di
maksimal. Titik sampling yang diambil tentukan. Waktu yang dibutuhkan dalam
adalah berupa rumpon yang telah terpasang, satu kali operasi sekitar 3 – 5 menit,
dalam pelaksanaan penelitian peneliti kemudian menarik pancing ke atas dengan
menggunakan lima rumpon dari enam hentakan-hentakan tertentu dan berulang-
rumpon yang berbeda titik kordinatnya ulang. Cara operasi dari tiap-tiap perlakuan
sehingga didapatkan lima titik sampling sama, yang membedakan adalah waktu
yang berbeda. Metode pengambilan titik ketika alat tangkap mendapatkan hasil
sampling pada penelitian ini adalah dengan tangkapan dimana waktu akan lebih lama
menggunakan metode purposive sampling. akibat upaya ikan melepaskan diri dari mata
pancing sehingga menimbulkan perlawanan
Pelaksanaan Penelitian dari tarikan.
d. Tahap hauling
Penelitian ini dilaksanakan dengan Tahap hauling adalah tahap penarikan
dua perlakuan yaitu perbedaan jenis umpan pancing setelah dirasa pancing telah
dan mata pancing yang berbeda. Perlakuan termakan ikan, sebagai tanda bahwa umpan
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh telah termakaan ikan dan mata pancing telah
keduanya terhadap jumlah hasil tangkapan. terkait pada ikan adalah alat tangkap terasa
a. Tahap persiapan lebih berat saat di dalam air. Ketika ikan
Pada tahap ini, semua peralatan telah terkait oleh pancing kemudian pancing
disiapkan sebelum menuju kelokasi ditarik keatas secara berlahan sesuai irama
penelitian. Persiapan dilakukan pada pukul perlawanan ikan agar ikan lemas dan
06.00 – 08.00 WIB mulai dari pengisian kemungkinan ikan lolos semakin kecil serta

*) Penulis Penanggung Jawab 68


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

tangan tidak terluka oleh benang akibat HASIL DAN PEMBAHASAN


perlawanan ikan.
Dalam pelaksanaan penelitian, Penelitian ini telah dilaksanakan di
peneliti menggunakan empat alat tangkap perairan Pacitan dan Pelabuhan Perikanan
dengan masing-masing perlakuan yang Pantai Tanperan Pacitan Jawa Timur.
berbeda, dari ke empat alat tangkap yang
digunakan di operasikan secara bersaan. Komposisi Hasil Tangkapan
Operasi dilakukan dari kedua sisi kapal, sisi
kiri dua alat tangkap dan sisi kanan dua alat Komposisi hasil tangkapan selama
tangkap. Rumpon sebagai fishing ground penelitian dapat dilihat pada tabel 2 :
berada di depan kapal.
Tabel 2. Komposisi Hasil Tangkapan
Metode Pengumpulan Data No. Nama ikan Jmlh Persentase
(ekor) (%)
Menurut Nazir (2003), cara 1. Tunnus sp 179 45,7%
pengumpulan data dibagi menjadi 2, yaitu : 2. Katsuwonus sp 155 39,5%
1. Data primer yaitu data yang 3. Coryphaena sp 58 14,8%
dikumpulkan sendiri oleh Jumlah 392 100%
perorangan/suatu organisasi langsung Sumber : Hasil Penelitian, 2012
melalui obyeknya. Meliputi data
konstruksi alat tangkap, dokumentasi, Hasil Tangkapan Perlakuan A1B1
dan hasil tangkapan.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh Hasil tangkapan ikan dari perlakuan
dalam bentuk yang sudah jadi berupa A1B1 dapat dilihat pada tabel 3 :
publikasi. Data sudah dikumpulkan oleh
pihak instansi lain. Meliputi data Tabel 3. Tabel Hasil Tangkapan Perlakuan
produksi tahunan, kondisi geografis A1B1
Kabupaten Pacitan. Jumlah Berat
Ulangan (%) (%)
(ekor) (kg)
Analisis Data 1 7 5,07 10,70 5,21
2 11 7,97 17,50 8,52
Data-data yang telah diperoleh 3 9 6,52 11,20 5,46
disusun dalam bentuk tabel-tabel untuk 4 9 6,52 18,00 8,77
mempermudah analisis. Setelah dilakukan 5 11 7,97 16,60 8,09
tabulasi data, kemudian dilakukan uji 6 7 5,07 9,60 4,68
kenormalan data. Menurut Nasoetion dan 7 12 8,70 20,00 9,74
Barizi (1985), pengujian kenormalan data ini 8 8 5,80 13,30 6,48
bertujuan untuk mengetahui sebaran data ini 9 9 6,52 13,00 6,33
normal atau tidak, setelah itu dilakukan 10 11 7,97 17,20 8,38
pengujian varian dengan SPSS 17.0. 11 7 5,07 7,80 3,80
Analisis data menggunakan SPSS 17.0 12 11 7,97 17,60 8,57
dengan analisis TwoWay ANOVA 13 8 5,80 11,40 5,55
memungkinkan pengujian tidak seperti 14 8 5,80 10,80 5,26
dalam analisa One Way ANOVA yang 15 7 5,07 7,80 3,80
hanya digunakan untuk menganalisa satu 16 3 2,17 2,80 1,36
faktor saja, namun dengan analisa TwoWay Total 138 100,00 205,30 100,00
memungkinkan ujian dapat diperluas dengan Sumber : Hasil Penelitian, 2012
menambah satu faktor lagi dan akan diuji
juga apakah ada interaksi antar faktor Hasil Tangkapan Perlakuan A1B2
tersebut.
Hasil tangkapan ikan dari perlakuan
A1B2 dapat dilihat pada tabel 4 :

*) Penulis Penanggung Jawab 69


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Tabel 4. Tabel Hasil Tangkapan Perlakuan Hasil Tangkapan Perlakuan A2B2


A1B2
Jumlah Berat Hasil tangkapan ikan dari perlakuan
Ulangan (%) (%)
(ekor) (kg) A2B2 dapat dilihat pada tabel 6:
1 6 6,98 27,00 7,29
2 4 4,65 21,50 5,81 Tabel 6. Tabel Hasil Tangkapan Perlakuan
3 5 5,81 29,40 7,94 A2B2
4 3 3,49 14,40 3,89 Jumlah Berat
Ulangan (%) (%)
5 5 5,81 13,60 3,67 (ekor) (kg)
6 6 6,98 19,40 5,24 1 4 4,71 9,6 5,50
7 6 6,98 16,20 4,38 2 6 7,06 8,5 4,87
8 3 3,49 18,00 4,86 3 7 8,24 9,8 5,62
9 8 9,30 32,50 8,78 4 7 8,24 19,5 11,18
10 3 3,49 11,00 2,97 5 4 4,71 6,2 3,56
11 3 3,49 22,00 5,94 6 6 7,06 14,7 8,43
12 10 11,63 50,30 13,59 7 5 5,88 8,7 4,99
13 2 2,33 18,00 4,86 8 3 3,53 6,5 3,73
14 9 10,47 22,00 5,94 9 6 7,06 18,3 10,49
15 8 9,30 31,40 8,48 10 4 4,71 6,6 3,78
16 5 5,81 23,50 6,35 11 7 8,24 10,5 6,02
Total 86 100,00 370,20 100,00 12 6 7,06 9,4 5,39
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 13 7 8,24 15,5 8,89
14 6 7,06 16,2 9,29
Hasil Tangkapan Perlakuan A2B1 15 4 4,71 6,4 3,67
16 3 3,53 8,0 4,59
Hasil tangkapan ikan dari perlakuan Total 85 100,00 174,4 100,00
A2B1 dapat dilihat pada tabel 5 : Sumber : Hasil Penelitian, 2012

Tabel 5. Tabel Hasil Tangkapan Perlakuan Interaksi Perbedaan Jenis Umpan dan
A2B1 Mata Pancing terhadap Hasil Tangkapan
Ulangan Jumlah Berat
(%) (%)
(ekor) (kg) 160
1 3 3,61 5,9 4,53 Pancing Coping
140 (Hand Line)
2 5 6,02 7,7 5,92 138 Single hook
3 4 4,82 5,7 4,38 120 umpan buatan
Pancing Coping
4 4 4,82 6,1 4,69 100 (Hand Line)
5 5 6,02 8,0 6,15 Single hook
Ekor

80
6 6 7,23 8,5 6,53 86 83 85 umpan alami
Pancing Coping
7 6 7,23 8,0 6,15 60 (Hand Line)
8 5 6,02 7,8 6,00 Trible hook
40 umpan buatan
9 3 3,61 7,0 5,38 Pancing Coping
10 6 7,23 9,5 7,30 20 (Hand Line)
Trible hook
11 9 10,84 13,8 10,61 0 umpan alami
12 4 4,82 7,9 6,07 Perlakuan
13 5 6,02 8,9 6,84
Gambar 1. Grafik jumlah hasil tangkapan.
14 6 7,23 7,4 5,69
15 6 7,23 8,5 6,53
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat
16 6 7,23 9,4 7,23
bahwa hasil tangkapan perlakuan A1B1
Total 83 100,00 130,1 100,00
sebanyak 138 ekor. Pada perlakuan A1B2
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
sebayak 86 ekor. Pada perlakuan A2B1
sebanyak 83 ekor, dan pada perlakuan A2B2
sebanyak 85 ekor. Pada perlakuan A1B1

*) Penulis Penanggung Jawab 70


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

hasil tangkapannya lebih banyak hasil tangkapan pada umpan alami sebanyak
dibandingkan perlakuan lainnya yaitu hasil 171 ekor. Pada umpan alami hasil tangkapan
tangkapan pada perlakuan A1B1 sebanyak di dominasi oleh ikan lemadang
138 ekor. Hasil tangkapan terkecil terdapat (Coryphaena sp). Namun biomassa yang
pada A2B1 yaitu sebanyak 83 ekor. Jumlah didapatkan pada umpan buatan lebih sedikit
seluruh hasil tangkapan pada saat penelitian karena berat rata-rata ikan yang tertangkap
sebanyak 392 ekor dengan nilai rata-rata 98 pada umpan ini adalah 1.5 kg. Sedangkan
ekor. Pada penelitian ini ikan yang pada umpan alami biomassa yang
tertangkap antara lain ikan tuna (Tunnus sp), didapatkan lebih besar karena berat rata-rata
cakalang (Katsuwonus sp), dan ikan ikan yang didapatkan menggunakan umpan
lemadang (Coryphaena sp). alami adalah 6,2 kg. Hal ini sesuai dengan
kutipan dalam sebuah situs bahwa Ikan
Interaksi Pengaruh Perbedaan Jenis lemadang yang sering terpancing rata-rata 7-
Umpan dan Mata Pancing terhadap Berat 13 kg (15-29 lb)
Hasil Tangkapan (http://beritamancing.blogspot.com/2010).
400 Pancing Coping
370.2 (Hand Line) Analisis Data
350 Single hook
300 umpan buatan
Pancing Coping Berdasarkan tabel data hasil
250
205.3
(Hand Line) tangkapan ikan yang telah didapatkan
Kg

200 Single hook selama penelitian dilakukan perhitungan


174.4 umpan alami
150 130.1 Pancing Coping analisis data menggunakan Analisys of
100 (Hand Line) variant (ANOVA). Sebelum dilakukan
Trible hook pengolahan data menggunakan ANOVA,
50 umpan buatan
Pancing Coping terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan
0
(Hand Line) data. Uji kenormalan data menggunakan
Perlakuan Trible hook program SPSS 17.0, dengan menggunakan
umpan alami
uji Kolmogorove-Smirnov Z.
Gambar 2. Grafik biomassa hasil tangkapan Data kemudian dianalisis, setelah
didapat data berdistri normal, data penelitian
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa diolah untuk menguji hipotesis yang sudah
biomassa hasil tangkapan pada perlakuan dibuat. Data kemudian dianalisis
A1B1 sebanyak 205,3 kg. Perlakuan A1B2 menggunakan ANOVA Univariant, karena
sebayak 370,2 kg. Pperlakuan A2B1 hanya terdapat satu variable yang
sebanyak 130,1 kg, dan perlakuan A2B2 dependent.
sebanyak 174,4 kg. Pada perlakuan A1B2
biomassa hasil tangkapannya lebih besar Uji Normalitas
dibandingkan perlakuan lainnya yaitu hasil
tangkapan perlakuan A1B2 sebanyak 370,2 Berdasarkan data yang telah diuji
kg. Biomassa hasil tangkapan terkecil menggunakan One – Sample kolmogorov –
terdapat pada perlakuan A2B1 yaitu Smirnov Test dari hipotesis yang ada
sebanyak 130,1 kg. Jumlah seluruh biomassa menunjukkan nilai sigifikansi Kolmogorov-
hasil tangkapan pada saat penelitian Smirnov Z untuk perlakuan A1B1 = 0,701,
sebanyak 880 kg dengan nilai rata-rata 220 nilai sigifikansi Kolmogorov-Smirnov Z
kg. untuk perlakuan A1B2 = 0,609, nilai
Hasil penelitian menunjukkan adanya sigifikansi Kolmogorov-Smirnov Z untuk
perbedaan antara jumlah hasil tangkapan perlakuan A2B1 = 0,911, nilai sigifikansi
dengan biomassa hasil tangkapan yang Kolmogorov-Smirnov Z untuk perlakuan
berbanding tebalik, pada umpan buatan A1B1 = 0,980.
jumlah hasil tangkapan lebih banyak Dari uji Kolmogorov-Smirnov Z diatas
didominasi oleh ikan tuna dan cakalang, menunjukkan bahwa untuk perlakuan A1B1
jumlah hasil tangkapan pada ummpan dengan 16 kali ulangan memberikan nilai Z
bautan sebanyak 221 ekor sedangkan jumlah Kolmogorov-Smirnov 0,701. Nilai ini berada

*) Penulis Penanggung Jawab 71


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

diatas taraf signifikansi 5% = 0,05, maka H0 umpan alami dan umpan buatan
diterima. Artinya data hasil tangkapan dari mendapatkan hasil tangkapan yang lebih
perlakuan A1B1 mempunyai data sebaran banyak dibandingkan mata pancing trible
yang normal. Begitu pula dengan data hasil yang dipasangi umpan alami dan umpan
tangkapan dari perlakuan A1B2, data hasil buatan.
tangkapan dari perlakuan A2B1, data hasil Perbedaan jumlah hasil tangkapan
tangkapan dari perlakuan A2B2 juga yang didapat dipengaruhi oleh faktor teknis
mempunyai sebaran data yang normal atau penangkapan, ukuran mulut ikan dan cara
berdistribusi normal karena semua nilai ikan target memakan. Teknis penangkapan
signifikansi > 0.05. pada pancing coping sangat erat kaitannya
dengan keahlian tangan dalam menggulur
Pengaruh Mata Pancing terhadap Hasil dan memainkan alat tangkapan seperti
Tangkapan menghentakkan pancing. Pada saat umpan
bergerak-gerak karena hentakan dan uluran
Berdasarkan hasil yang telah diuji yang dimainkan pada pengoperasian alat
dengan menggunakan uji ANOVA pada tangkap, maka ikan akan datang dan
pancing single (A1) didapatkan nilai Fhitung = langsung menyambar. Berdasar dari cara
15.505 atau signifikansi = 0.000, hal ini operasi pancing coping yang diulur dan
menunjukkan bahwa H0 di tolak dan ditarik dengan tambahan hentakan-hentakan
didapatkan kesimpulan bahwa mata pancing dengan irama tertentu maka penggunaan
single berpengaruh terhadap hasil mata pancing single lebih efektif karena
tangkapan. Sedangkan untuk pancing trible tidak mudah kusut pada tali utama pancing
(A2) didapatkan nilai Fhitung = .059 atau coping. Sedangkan pada pancing trible lebih
signifikansi = 0.810, hal ini menunjukkan mudah kusut dan terhambat dalam
bahwa H0 diterima dan didapatkan pengoperasian.
kesimpulan bahwa pancing trible tidak
berpengatuh terhadap hasil tangkapan. Pengaruh Umpan tarhadap Hasil
Menurut data hasil analisis statistik, Tangkapan
penggunaan pancing single lebih bagus
digunakan karena menghasilkan kesimpulan Berdasarkan hasil olah SPSS yang
bahwa pancing single berpengaruh terhadap telah diuji dengan menggunakan ANOVA
hasil tangkapan ikan, sedangkan pancing pada umpan buatan (B1) didapatkan nilai
trible tidak berpengaruh. Hal ini diperkuat Fhitung = 25.737 atau signifikansi=0.000, hal
dengan jumlah tangkapan yang diperoleh ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan
menggunakan pancing single sebanyak 224 umpan buatan berpengaruh terhadap jumlah
ekor dibandingkan dengan pancing trible hasil tangkapan ikan. Sedangkan untuk
yang hanya berjumlah 168 ekor. umpan alami (B2) didapatkan nilai Fhitung =
Pancing coping yang digunakan 0.008 atau signifikansi=0.929, hal ini
dalam penelitian menggunakan 2 jenis mata menunjukkan bahwa H0 diterima dan umpan
pancing yang berbeda, yaitu mata pancing alami tidak berpengaruh terhadap jumlah
single dan mata pancing trible. Pada kedua hasil tangkapan ikan. Menurut data hasil
mata pancing memperoleh hasil tangkapan analisis statistik, penggunaan umpan buatan
berupa ikan tuna (Thunnus sp), cakalang lebih bagus digunakan karena menghasilkan
(Katsuwonus sp), lemadang (Coryphaena kesimpulan bahwa umpan buatan
sp) hal ini dikarenakan kedua jenis mata berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan,
pancing telah dipasang umpan yang mampu sedangkan umpan alami tidak berpengaruh.
menarik perhatian ikan sehingga ikan Hal ini diperkuat dengan jumlah tangkapan
mendekati dan menyambarnya, sesuai yang diperoleh menggunakan umpan buatan
dengan sifat rakus dari kedua jenis ikan ini sebanyak 221 ekor dibandingkan dengan
yang membedakan sasaran makanannya. umpan alami yang hanya berjumlah 171
Pada perlakuan kedua jenis mata pancing ini ekor.
menghasilkan hasil tangkapan yang berbeda. Warna umpan merupakan faktor
Pada mata pancing single yang dipasangi penting untuk menentukan keberhasilan

*) Penulis Penanggung Jawab 72


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

penangkapan. Pemilihan warna umpan 31 – 35 detik, sedangkan suhu perairan


dipilih yang memiliki warna kontras dengan berkisar 81 ºF mengacu pada fish finder
warna perairan. Ikan mempunyai yang digunakan sebagai alat bantu
kemampuan untuk membedakan warna dan penangkapan kemudian di konversikan ke
biasanya akan lebih tertarik lagi pada objek bentuk ºC dengan rumus ºC = (ºF - 32) : 1,8
yang mempunyai warna kontras atau putih didapatkan hasil sekitar 27 ºC.
mengkilap (keperak-perakan), sehingga Penggunaan umpan buatan pada
lebih merangsang ikan yang menjadi tujuan pancing coping memberikan dampak, hasil
penangkapan untuk memangsanya. Hal ini tangkapan yang lebih banyak dibanding
sesuai dengan pendapat Gunarso (1985), menggunakan umpan alami. Hal ini
mata kail yang mengkilat, lembaran kain disebabkan ikan tuna dan cakalang ketika
putih, lempengan timah yang berkilat dapat dalam keadaan kelaparan lebih menyukai
dijadikan umpan yang efektif. umpan buatan. Umpan buatan yang didesain
Umpan yang biasa digunakan nelayan menyerupai bentuk ikan asli dan dapat
dalam pancing coping adalah menggunakan bergerak-gerak ketika ditarik dan memiliki
umpan buatan, umpan buatan ini terbuat dari warna yang kontras dengan Perairan serta
kombinasi antara benang sutera dan tahan lama menjadi faktor pemicu
potongan dari kartu perdana yang telah di ketertarikan ikan Tuna dan Cakalang pada
bentuk sedemikian rupa sehingga umpan jenis ini. Hal ini sesuai dengan
menyerupai umpan hidup. Tipe umpan pendapat Blaxter (1971) dalam Gunarso
buatan adalah benang sintetis (1985), ikan mempunyai kemampuan untuk
dikombinasikan dengan bentuk ikan kecil membedakan warna dan biasanya akan lebih
dari potongan bekas kartu perdana berbahan tertarik lagi pada objek yang mempunyai
plastik yang dirangkai sedemikian rupa pada warna kontras atau putih mengkilap
mata pancing. Pada saat pengoperasian (keperak-perakan), sehingga lebih
umpan tersebut bergerak-gerak didalam air merangsang ikan tuna dan cakalang untuk
dengan bantuan tarikan dengan irama memangsanya.
tertentu sehingga menyerupai ikan hidup. Menurut Stevenly A. Takapaha
Umpan yang digunakan pancing coping (2010), dalam perikanan pancing, sifat ikan
(hand line) pada saat penelitian adalah yang dimanfaatkan adalah rangsangan yang
umpan buatan dan umpan alami. timbul baik dari dalam ataupun dari luar.
Berdasarkan hasil penelitian Dari dalam adalah rangsangan terhadap
menunjukan bahwa dengan menggunakan makanan, sedangkan dari luar adalah tertarik
umpan buatan bisa mendapatkan hasil dari warna, bau, bentuk dan gerakan dari
berupa ikan tuna (Thunnus sp) dan ikan umpan yang digunakan. Mata merupakan
cakalang (Katsuwonus sp) dengan jumlah jendela penghubung antara ikan dengan
hasil tangkapan 221 ekor, sedangkan dengan dunia luar karena adanya cahaya. Cahaya
menggunakan umpan alami bisa masuk kedalam air dan diterima oleh mata
mendapatkan hasil berupa ikan tuna ikan dengan beberapa tahapan sampai
(Thunnus sp), ikan cakalang (Katsuwonus akhirnya menjadi informasi yang dianalisis
sp), dan ikan lemadang (Coryphaena sp) oleh otak untuk gerakan atau tingkah laku
dengan hasil tangakapan 171 ekor. Waktu lainnya (Baskoro dkk, 2005).
pengoperasian alat tangkap dilakukan pada Sedang pada umpan alami
pagi hari jam 10.00-12.00 dan 14.00-18.00 menggunakan potongan daging ikan tuna
WIB, waktu pengoperasian juga warnanya tidak terlalu mengkilap dan lebih
memperhatikan faktor arus karena faktor cepat rusak karena rendaman di dalam air
tersebut berpengaruh cukup kuat. Pada saat dan tarikan, namun pada penggunaan umpan
pelaksanaan penelitian kecepatan arus jenis ini memberikan hasil tangkapan yang
berkisar antara 0,14 – 0,16 m/s, pengukuran berbeda yaitu ikan lemadang dimana ikan
arus meggunakan jeruk sebagai pengganti lemadang lebih menyukai umpan alami dari
bola arus, dengan panjang tali yang pada umpan buatan yang digunakan. Dikutip
digunakan 5 m dengan waktu yang dari sebuas situs bahwa makanan ikan
dibutuhkan sampai tali teregang sempurna lemadang yaitu cumi-cumi, zooplankton,

*) Penulis Penanggung Jawab 73


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

krustasea, dan juga ikan terbang (ikan digunakan. Untuk mendapatkan kesimpulan
indosiar) bahwa perlakuan umpan dan mata pancing
(http://beritamancing.blogspot.com/2010). yang berbeda berpengaruh terhadap hasil
tangkapan maka nilai hasil olah data harus
Pengaruh Antara Umpan dengan Mata kurang atau lebih kecil dari α 0,05. Secara
Pancing operasi penangkapan menggunakan pancing
atau line fishing ikan tuna, calakang, dan
Berdasarkan hasil olah SPSS yang lemadang masih dapat tertangkap diluar
telah diuji dengan menggunakan ANOVA perlakan-perlakuan yang diterapkan dalam
pada interaksi didapatkan nilai Fhitung = 0.000 penelitian. Dengan jenis pacing yang sama
atau signifikansi= 1 .000, hal ini ikan tuna, cakalang serta lemadang masih
menunjukkan bahwa H0 diterima artinya bisa tertangkap menggunakan umpan lain
tidak ada interaksi antara umpan dengan baik jenis maupun bentuknya seperti
jenis pancing yang digunakan. Karena nilai potongan kabel, potongan keping CD,
signifikansi kurang dari α (0,05) atau potongan selang air (untuk umpan buatan),
sebesar 05%. potongan daging ikan cakalang, ikan
Penelitian yang telah terlaksana pada terbang/indosiar (untuk umpan alami).
bulan Maret-April 2012 yang Sedangkan dengan umpan yang sama jenis
membandingkan jenis umpan dan mata ikan hasil tangkapan pada penelitian juga
pancing yang berbeda pada pancing coping masih bisa tertangkap menggunakan pancing
yang menggunakan jenis umpan alami dan jenis lain seperti pancing rentak (vertical
buatan serta jenis pancing single hook dan longline), rawai, layang-layang dan trolling.
trible hook. Pengoperasian pancing coping Keberhasilan suatu usaha
dalam penelitian yang telah terlaksana penangkapan ikan tergantung pada
memberikana hasil tangkapan berupa ikan pengetahuan yang cukup mengenai tingkah
tuna mata besar (Tunnus sp), ikan cakalang laku ikan. Beberapa ikan pelagis mempunyai
(Katsuwonus sp), dan ikan lemadang sifat mudah tetarik dan berkumpul di sekitar
(Coryphaena sp). Umpan buatan yang benda-benda yang terapung di laut. Bahkan
digunkan dalam penelitian adalah kombinasi ikan tuna dan cakalanga sering ditemui
antara benang sutera dan kartu perdana yang berenang-renang mengikuti gelondong-
berbahan palstik yang telah dibentuk gelondong kayu yang hanyut dan juga
menyerupai ikan kecil. Dari perlakuan kadang-kadang bergerombolan bersama-
tersebut memberikan hasil tangkapan ikan sama dengan ikan lumba-lumba, cucut dan
tuna mata besar (Tunnus sp), dan ikan sebagainya. Kejadian ini sering kali
cakalang (Katsuwonus sp), perlakuan yang dimanfaatkan oleh nelayan untuk usaha
berbeda meberikan hasil yang berbeda pula. penangkapan dan slanjutnya digunakan
Penggunaan umpan alami berupa potongan sebagai dasar pengembangan usaha
daging ikan tuna (Tunnus sp) memerikan perikanan dengan memanfaatkan benda-
hasil tangkapan berupa ikan tuna mata besar benda terapung, para nelayan yang mencari
(Tunnus sp), ikan cakalang (Katsuwonus sp), nafkah dengan menggunakan berbagai
dan ikan lemadang (Coryphaena sp). ragam alat tangkap dan alat bantu
Dari perlakuan-perlakuan yang telah penangkapan ikan yang telah dikenal
dilakukan dalam penelitian pada pancing masyarakat nelayan sebagai alat pengumpul
coping (hand line) dapat disimpulkan bahwa ikan atau selama ini masyarakat nelayan
tidak ada pengaruh antara umpan dan jenis mengenal salah satu adalah rumpon,
pancing yang digunakaan terhadap hasil (Swarsih, 2010).
tangkapan pada pancing coping (hand line).
Berdasarkan hasil olah SPSS yang telah KESIMPULAN
diuji dengan menggunakan ANOVA pada
interaksi didapatkan nilai Fhitung = 0,000 atau 1. Penggunaan mata pancing yang berbeda
signifikansi= 1,000, hal ini menunjukkan pada pancing coping (hand line)
bahwa H0 diterima artinya tidak ada interaksi berpengaruh terhadap hasil tangkapan,
antara umpan dengan jenis pancing yang dimana pada pancing coping (hand line)

*) Penulis Penanggung Jawab 74


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 66-75
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

dengan pancing single hook lebih Book, Ltd. Farnham. Surrey,


banyak mendapatkan hasil tangkapan. England, 418pp.
2. Penggunaan umpan yang berbeda pada
pancing coping (hand line) berpengaruh Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan
terhadap hasil tangkapan, dimana pada Dalam Hubungannya Dengan alat
pancing coping (hand line) dengan Tangkap. IPB, Bogor.
umpan buatan lebih banyak mendapatkan
hasil tangkapan. Gondo Puspito. 2010. Warna Umpan Tiruan
3. Tidak ada interaksi antara perbedaan pada Huhate. Jurnal Saintek
jenis umpan dengan mata pancing yang Perikanan. 6(1).1-7.
digunakan terhadap hasil tangkapan.
http.2010.beritamancing.blogspot.com.
SARAN
Nasoetion, A.H dan Barizi. 1985. Metode
1. Penggunaan mata pancing single pada Statistka. PT Gramedia. Jakarta.
pengoperasian pancing coping (hand
line) diharapkan lebih dapat Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia
dikembangkan mengingat hasil Indonesia. Jakarta Timur.
tangkapan yang lebih banyak dan dalam
melepas hasil tangkapan dari mata Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan.
pancing lebih mudah. 2011. Laporan Tahunan Pelabuhan.
2. Penggunaan umpan buatan diharapkan PPP Tamperan Pacitan.
dapat lebih dikembangkan mengingat
hasil tangkapan yang didaptkan lebih Stevenly A. Takapaha. 2010. Pengaruh Jenis
banyak. Umpan Terhadap Hasil Tangkapan
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut Ikan Pancing Layang-Layang di Selat
mengenai jenis alat tangkap pancing Bangka Kabupaten Minahasa Utara.
coping (hand line) agar penangkapan Jurnal Perikanan dan Kelautan. VI
dapat dilakukan secara efektif dan (1).22-30.
perhatian dari pemerintah agar bisa
mengatur nilai ekonomis hasil Suwarsih. Rumpon Sebagai Daerah
tangkapan. Penangkapan Ikan. Jurnal umum. 1 -
23 hal. 2010.
DAFTAR PUSTAKA

Ardhya W. 2010. Pengaruh Perbedaan Jenis


Umpan Dan Jenis Mata Pancing
Layang-Layang terhadap Hasil
Tangkapan di Perairan Sendang Biru
Malang. Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan UNDIP.
Semarang.

Baskoro, M. S, Abdul Razak dan Kasful


Anwar. 2005. Fisiologi Mata Ikan.
Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Bogor.

Brand, A. V. 1984. Fish Cuathing Methods


of the World. Food Agriculture
Organization (FAO). Fishing News

*) Penulis Penanggung Jawab 75

Anda mungkin juga menyukai