The Effect of a Difference Bait Type and Hook Type Toward the Fish Catching Use fishing rod coping
(hand line) in the Fishing Ground waters of Pacitan, East Java
ABSTRAK
Produksi perikanan di perairan Pacitan mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2008 sebesar
1.692,179 ton dan pada tahun 2011 meningkat sebesar 4.544,863 ton. Usaha mengeksploitasi sumberdaya
perikanan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, penangkapan ikan merupakan salah satu usaha
dibidang perikanan, baik itu penangkapan di laut, danau maupun sungai. Usaha penangkapan ikan
membutuhkan suatu alat tangkap, yang salah satunya adalah pancing coping (hand line) yang digunakan
nelayan di Perairan Pacitan Provinsi Jawa Timur. Penggunaan umpan dan mata pancing yang berbeda
diharapkan mampu meberikan hasil tangkapan yang berbeda pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh jenis umpan buatan dan umpan alami, penggunaan mata pancing tunggal dan mata
pancing tiga, serta untuk mengetahui ada tidaknya interaksi dari kedua faktor tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental fishing, serta data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer berupa data langsung dari objek dilapangan dan dokumentasi, serta data
sekunder berupa data produksi dari dinas terkait. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-April
2012. Dari data penelitian yang telah di olah didapatkan hasil bahwa penggunaan pancing tunggal dan
umpan buatan paling anyak hasil tangkapannya 138 ekor. Tidak ada interaksi dari kedua perlakuan tersebut.
Kata Kunci : Pancing coping (hand line); Jenis umpan; Jenis mata pancing.
ABSTRACT
Production fisheries in the waters of Pacitan increase, recorded in 2008 data about 1692.179 tons
and in 2011 increased by 4544.863 tons. Effort to exploitation the fishery resources can do in various ways,
catching is one of the efforts in the field of fisheries, whether it's catching in the sea, lakes or rivers.
Catching effort requires a fishing gear, one of which is coping (hand line) where used fishing in the waters
of Pacitan. Using different of bait and hook expected to give different catches. The purpose of this study
was to analyze the effect of the type of imitation bait and natural bait, use a single hook and three hook, as
well as to determine whether there is interaction of both factors. The method used is experimental fishing,
and data collected in this study is the primary form of data directly from the field objects and
documentation, as well as secondary data from production data in relevant institution. Data retrieval was
conducted in March-April 2012. From the research data that have been obtained if the results that the use
of a single hook and imitation bait most of their catch 138 fish. No interaction of the two treatments.
PENDAHULUAN
oleh reseptor pada ikan, yaitu penglihatan
Perairan Pacitan merupakan perairan dan penciuman, diterimanya rangsangan dari
yang sangat strategis sebagai daerah umpan terhadap penglihatan dan penciuman
perikanan, lokasi yang berbatasan langsung yang merupakan bagian paling penting
dengan Samudra Hindia memungkinkan untuk mencari makan. Penggunaan umpan
terjadi masukan-masukan ikan dari perairan pada suatu pengoperasian alat tangkap
bebas, sehingga menambah keanekaragaman berfungsi untuk mengundang atau
jenis ikan yang ditangkap. Produksi merangsang ikan sehingga sistem
perikanan di daerah Pacitan mengalami pengoperasian yang dilakukan akan lebih
peningkatan dari tahun ke tahun. efektif.
Berdasarkan data dari Badan Pengelola PPP Pemilihan umpan yang berbeda
Tamperan, tercatat pada tahun 2008 memungkinkan adanya hasil tangkapan yang
produksi perikanan sekitar 1.692,179 ton berbeda pula. Nelayan di perairan Pacitan
dan pada tahun 2011 produksinya meningkat yang mengoperasikan pancing coping (hand
sebesar 4.544,863 ton. Berdasarkan data line) umumnya menggunakan umpan buatan
ikan yang tertangkap antara lain cakalang, seperti potongan dari keping CD, selang,
tuna, tongkol, hiu, tengiri, pari, ikan sendok, kartu perdana, yang telah dipotong
kembung, ikan ekor merah, layur, selar, dan di bentuk sedemikian rupa menyerupai
cumi-cumi dan ikan ekonomis lainnya. Hasil ikan kecil sehingga dapat menarik pemangsa
tangkapan ikan yang paling banyak di untuk memakan umpan tersebut serta
perairan Pacitan adalah tuna dan cakalang benang sutera, sehingga dalam penelitian
(PPP Tamperan, 2011). digunakan jenis umpan yang berbeda yaitu
Penangkapan ikan merupakan salah umpan alami berupa potongan daging ikan
satu usaha di bidang perikanan, baik itu tuna.
penangkapan ikan di laut, danau maupun Tujuan dari penelitian ini adalah
sungai. Usaha penangkapan ikan menganalisis pengaruh jenis umpan single
membutuhkan suatu alat tangkap, yang salah hook dan trible hook, penggnaan umpan
satunya adalah pancing coping (hand line) alami dan umpan buatan serta untuk
yang digunakan oleh nelayan di perairan mengetahui ada tidaknya interaksi dari
Pacitan Provinsi Jawa Timur. Pancing kedua faktor tersebut.
coping (hand line) yang dioperasikan
dengan cara dan konstruksi yang berbeda METODE PENELITIAN
diharapkan dapat efektif untuk mendapatkan
hasil tangkapan yang banyak. Penggunaan Penelitian ini menggunakan metode
alat tangkap yang beragam juga disesuaikan eksperimental dengan menggunakan 4 unit
dengan kondisi fishing ground. pancing coping (hand line) yang di
operasikan di daerah berumpon perairan
RUMUSAN MASALAH Pacitan yang berbeda perlakuannya.
Penelitian berlangsung selama 16 hari.
Pemilihan jenis mata pancing yang Dalam satu hari penelitian berlangsung
berbeda memungkinkan adanya hasil antara pukul 10.00-12.00 dan 14.00-18.00
tangkapan yang berbeda pula. Nelayan di WIB. Di jam-jam tersebut dilakukan
perairan Pacitan yang mengoperasikan beberapa kali pengoperasian. Perlakuan
pancing coping (hand line) umumnya dalam penelitian ini adalah dua mata
menggunakan jenis pancing bermata satu pancing yang berbeda yaitu pancing tunggal
(single hook), sehingga dalam penelitian atau single hook dan pancing bermata tiga
digunakan jenis mata pancing yang berbeda atau trible hook dengan umpan buatan
yaitu pancing bermata tiga (trible hook). berupa benang sutera yang dikombinasikan
Menurut Brandt (1984) dalam Ardhya dengan kartu perdana dan umpan alami
(2010) umpan pada umumnya digunakan berupa potongan daging ikan tuna. Berikut
sebagai alat bantu penangkapan karena adalah kombinasi perlakuan dalam
memberikan rangsangan yang dapat diterima penelitian.
Kombinasi perlakuan dapat dilihat bahan bakar, persediaan air, alat tangkap,
pada tabel 1 : dan perbekan lainnya. Pemberangkatan
menuju fishing ground dimulai pada pukul
Tabel 1. Kombinasi perlakuan 09.00 WIB dengan waktu tempuh antara 4 –
Jenis Umpan 6 jam dari fishing base. Waktu tempuh dari
Jenis Pancing fishing ground satu ke fishing ground yang
(Pancing no 7) Umpan Umpan lain memerlukan waktu 3 – 4 jam. Setibanya
buatan (B1) alami (B2) di fishing ground pertama tahap persiapan
selanjutnya dimulai yaitu mempersiapkan
Single hook A1B1 A1B2
umpan dan pancing yang akan digunakan
(A1)
dalam penelitian.
Trible hook A2B1 A2B2 b. Tahap setting
(A2) Tahap setting dimulai dari pelepasan
mata pancing beserta benang senar dari rol
Dari tabel 1 didapat 4 kombinasi perlakuan, penggulungnya sampai batas swivel kedua
yaitu : diatas pemberat. Dimana dalam satu alat
1. AıBı, single hook dengan umpan buatan pancing terdapat beberapa swivel sebagai
2. AıB2, single hook dengan umpan alami penanda panjang tali pancing ataupun
3. A2B1, trible hook dengan umpan kedalam saat pancing dioperasikan. Swivel
buatan pertama memiliki jarak 40 m dari pemberat,
4. A2B2, trible hook dengan umpan alami. swivel kedua memiliki jarak 60 m dari
swivel pertama. Selanjutnya melemparkan
Metode Penentuan Titik Sampling mata pancing yang telah dipasang umpan
keperairan diikuti dengan melemparkan
Lokasi penelitian dilakukan di daerah pemberat, kemudian dibiarkan tenggelam
Samudera Hindia dengan kedalaman 1500 m sampai batas swivel kedua diatas pemberat.
– 2000 m. Penentuan titik sampling ini c. Tahap immersing
berdasarkan pengamatan dari karakteristik Tahap immersing adalah tahap
fishing ground dan dasar perairan serta cara pengoperasian mulai dari pelemparan mata
operasi alat tangkap yang akan digunakan, pancing, pemberat hingga benang senar
sehingga akan mendapatkan hasil yang terulur sampai kedalaman yang telah di
maksimal. Titik sampling yang diambil tentukan. Waktu yang dibutuhkan dalam
adalah berupa rumpon yang telah terpasang, satu kali operasi sekitar 3 – 5 menit,
dalam pelaksanaan penelitian peneliti kemudian menarik pancing ke atas dengan
menggunakan lima rumpon dari enam hentakan-hentakan tertentu dan berulang-
rumpon yang berbeda titik kordinatnya ulang. Cara operasi dari tiap-tiap perlakuan
sehingga didapatkan lima titik sampling sama, yang membedakan adalah waktu
yang berbeda. Metode pengambilan titik ketika alat tangkap mendapatkan hasil
sampling pada penelitian ini adalah dengan tangkapan dimana waktu akan lebih lama
menggunakan metode purposive sampling. akibat upaya ikan melepaskan diri dari mata
pancing sehingga menimbulkan perlawanan
Pelaksanaan Penelitian dari tarikan.
d. Tahap hauling
Penelitian ini dilaksanakan dengan Tahap hauling adalah tahap penarikan
dua perlakuan yaitu perbedaan jenis umpan pancing setelah dirasa pancing telah
dan mata pancing yang berbeda. Perlakuan termakan ikan, sebagai tanda bahwa umpan
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh telah termakaan ikan dan mata pancing telah
keduanya terhadap jumlah hasil tangkapan. terkait pada ikan adalah alat tangkap terasa
a. Tahap persiapan lebih berat saat di dalam air. Ketika ikan
Pada tahap ini, semua peralatan telah terkait oleh pancing kemudian pancing
disiapkan sebelum menuju kelokasi ditarik keatas secara berlahan sesuai irama
penelitian. Persiapan dilakukan pada pukul perlawanan ikan agar ikan lemas dan
06.00 – 08.00 WIB mulai dari pengisian kemungkinan ikan lolos semakin kecil serta
Tabel 5. Tabel Hasil Tangkapan Perlakuan Interaksi Perbedaan Jenis Umpan dan
A2B1 Mata Pancing terhadap Hasil Tangkapan
Ulangan Jumlah Berat
(%) (%)
(ekor) (kg) 160
1 3 3,61 5,9 4,53 Pancing Coping
140 (Hand Line)
2 5 6,02 7,7 5,92 138 Single hook
3 4 4,82 5,7 4,38 120 umpan buatan
Pancing Coping
4 4 4,82 6,1 4,69 100 (Hand Line)
5 5 6,02 8,0 6,15 Single hook
Ekor
80
6 6 7,23 8,5 6,53 86 83 85 umpan alami
Pancing Coping
7 6 7,23 8,0 6,15 60 (Hand Line)
8 5 6,02 7,8 6,00 Trible hook
40 umpan buatan
9 3 3,61 7,0 5,38 Pancing Coping
10 6 7,23 9,5 7,30 20 (Hand Line)
Trible hook
11 9 10,84 13,8 10,61 0 umpan alami
12 4 4,82 7,9 6,07 Perlakuan
13 5 6,02 8,9 6,84
Gambar 1. Grafik jumlah hasil tangkapan.
14 6 7,23 7,4 5,69
15 6 7,23 8,5 6,53
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat
16 6 7,23 9,4 7,23
bahwa hasil tangkapan perlakuan A1B1
Total 83 100,00 130,1 100,00
sebanyak 138 ekor. Pada perlakuan A1B2
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
sebayak 86 ekor. Pada perlakuan A2B1
sebanyak 83 ekor, dan pada perlakuan A2B2
sebanyak 85 ekor. Pada perlakuan A1B1
hasil tangkapannya lebih banyak hasil tangkapan pada umpan alami sebanyak
dibandingkan perlakuan lainnya yaitu hasil 171 ekor. Pada umpan alami hasil tangkapan
tangkapan pada perlakuan A1B1 sebanyak di dominasi oleh ikan lemadang
138 ekor. Hasil tangkapan terkecil terdapat (Coryphaena sp). Namun biomassa yang
pada A2B1 yaitu sebanyak 83 ekor. Jumlah didapatkan pada umpan buatan lebih sedikit
seluruh hasil tangkapan pada saat penelitian karena berat rata-rata ikan yang tertangkap
sebanyak 392 ekor dengan nilai rata-rata 98 pada umpan ini adalah 1.5 kg. Sedangkan
ekor. Pada penelitian ini ikan yang pada umpan alami biomassa yang
tertangkap antara lain ikan tuna (Tunnus sp), didapatkan lebih besar karena berat rata-rata
cakalang (Katsuwonus sp), dan ikan ikan yang didapatkan menggunakan umpan
lemadang (Coryphaena sp). alami adalah 6,2 kg. Hal ini sesuai dengan
kutipan dalam sebuah situs bahwa Ikan
Interaksi Pengaruh Perbedaan Jenis lemadang yang sering terpancing rata-rata 7-
Umpan dan Mata Pancing terhadap Berat 13 kg (15-29 lb)
Hasil Tangkapan (http://beritamancing.blogspot.com/2010).
400 Pancing Coping
370.2 (Hand Line) Analisis Data
350 Single hook
300 umpan buatan
Pancing Coping Berdasarkan tabel data hasil
250
205.3
(Hand Line) tangkapan ikan yang telah didapatkan
Kg
diatas taraf signifikansi 5% = 0,05, maka H0 umpan alami dan umpan buatan
diterima. Artinya data hasil tangkapan dari mendapatkan hasil tangkapan yang lebih
perlakuan A1B1 mempunyai data sebaran banyak dibandingkan mata pancing trible
yang normal. Begitu pula dengan data hasil yang dipasangi umpan alami dan umpan
tangkapan dari perlakuan A1B2, data hasil buatan.
tangkapan dari perlakuan A2B1, data hasil Perbedaan jumlah hasil tangkapan
tangkapan dari perlakuan A2B2 juga yang didapat dipengaruhi oleh faktor teknis
mempunyai sebaran data yang normal atau penangkapan, ukuran mulut ikan dan cara
berdistribusi normal karena semua nilai ikan target memakan. Teknis penangkapan
signifikansi > 0.05. pada pancing coping sangat erat kaitannya
dengan keahlian tangan dalam menggulur
Pengaruh Mata Pancing terhadap Hasil dan memainkan alat tangkapan seperti
Tangkapan menghentakkan pancing. Pada saat umpan
bergerak-gerak karena hentakan dan uluran
Berdasarkan hasil yang telah diuji yang dimainkan pada pengoperasian alat
dengan menggunakan uji ANOVA pada tangkap, maka ikan akan datang dan
pancing single (A1) didapatkan nilai Fhitung = langsung menyambar. Berdasar dari cara
15.505 atau signifikansi = 0.000, hal ini operasi pancing coping yang diulur dan
menunjukkan bahwa H0 di tolak dan ditarik dengan tambahan hentakan-hentakan
didapatkan kesimpulan bahwa mata pancing dengan irama tertentu maka penggunaan
single berpengaruh terhadap hasil mata pancing single lebih efektif karena
tangkapan. Sedangkan untuk pancing trible tidak mudah kusut pada tali utama pancing
(A2) didapatkan nilai Fhitung = .059 atau coping. Sedangkan pada pancing trible lebih
signifikansi = 0.810, hal ini menunjukkan mudah kusut dan terhambat dalam
bahwa H0 diterima dan didapatkan pengoperasian.
kesimpulan bahwa pancing trible tidak
berpengatuh terhadap hasil tangkapan. Pengaruh Umpan tarhadap Hasil
Menurut data hasil analisis statistik, Tangkapan
penggunaan pancing single lebih bagus
digunakan karena menghasilkan kesimpulan Berdasarkan hasil olah SPSS yang
bahwa pancing single berpengaruh terhadap telah diuji dengan menggunakan ANOVA
hasil tangkapan ikan, sedangkan pancing pada umpan buatan (B1) didapatkan nilai
trible tidak berpengaruh. Hal ini diperkuat Fhitung = 25.737 atau signifikansi=0.000, hal
dengan jumlah tangkapan yang diperoleh ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan
menggunakan pancing single sebanyak 224 umpan buatan berpengaruh terhadap jumlah
ekor dibandingkan dengan pancing trible hasil tangkapan ikan. Sedangkan untuk
yang hanya berjumlah 168 ekor. umpan alami (B2) didapatkan nilai Fhitung =
Pancing coping yang digunakan 0.008 atau signifikansi=0.929, hal ini
dalam penelitian menggunakan 2 jenis mata menunjukkan bahwa H0 diterima dan umpan
pancing yang berbeda, yaitu mata pancing alami tidak berpengaruh terhadap jumlah
single dan mata pancing trible. Pada kedua hasil tangkapan ikan. Menurut data hasil
mata pancing memperoleh hasil tangkapan analisis statistik, penggunaan umpan buatan
berupa ikan tuna (Thunnus sp), cakalang lebih bagus digunakan karena menghasilkan
(Katsuwonus sp), lemadang (Coryphaena kesimpulan bahwa umpan buatan
sp) hal ini dikarenakan kedua jenis mata berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan,
pancing telah dipasang umpan yang mampu sedangkan umpan alami tidak berpengaruh.
menarik perhatian ikan sehingga ikan Hal ini diperkuat dengan jumlah tangkapan
mendekati dan menyambarnya, sesuai yang diperoleh menggunakan umpan buatan
dengan sifat rakus dari kedua jenis ikan ini sebanyak 221 ekor dibandingkan dengan
yang membedakan sasaran makanannya. umpan alami yang hanya berjumlah 171
Pada perlakuan kedua jenis mata pancing ini ekor.
menghasilkan hasil tangkapan yang berbeda. Warna umpan merupakan faktor
Pada mata pancing single yang dipasangi penting untuk menentukan keberhasilan
krustasea, dan juga ikan terbang (ikan digunakan. Untuk mendapatkan kesimpulan
indosiar) bahwa perlakuan umpan dan mata pancing
(http://beritamancing.blogspot.com/2010). yang berbeda berpengaruh terhadap hasil
tangkapan maka nilai hasil olah data harus
Pengaruh Antara Umpan dengan Mata kurang atau lebih kecil dari α 0,05. Secara
Pancing operasi penangkapan menggunakan pancing
atau line fishing ikan tuna, calakang, dan
Berdasarkan hasil olah SPSS yang lemadang masih dapat tertangkap diluar
telah diuji dengan menggunakan ANOVA perlakan-perlakuan yang diterapkan dalam
pada interaksi didapatkan nilai Fhitung = 0.000 penelitian. Dengan jenis pacing yang sama
atau signifikansi= 1 .000, hal ini ikan tuna, cakalang serta lemadang masih
menunjukkan bahwa H0 diterima artinya bisa tertangkap menggunakan umpan lain
tidak ada interaksi antara umpan dengan baik jenis maupun bentuknya seperti
jenis pancing yang digunakan. Karena nilai potongan kabel, potongan keping CD,
signifikansi kurang dari α (0,05) atau potongan selang air (untuk umpan buatan),
sebesar 05%. potongan daging ikan cakalang, ikan
Penelitian yang telah terlaksana pada terbang/indosiar (untuk umpan alami).
bulan Maret-April 2012 yang Sedangkan dengan umpan yang sama jenis
membandingkan jenis umpan dan mata ikan hasil tangkapan pada penelitian juga
pancing yang berbeda pada pancing coping masih bisa tertangkap menggunakan pancing
yang menggunakan jenis umpan alami dan jenis lain seperti pancing rentak (vertical
buatan serta jenis pancing single hook dan longline), rawai, layang-layang dan trolling.
trible hook. Pengoperasian pancing coping Keberhasilan suatu usaha
dalam penelitian yang telah terlaksana penangkapan ikan tergantung pada
memberikana hasil tangkapan berupa ikan pengetahuan yang cukup mengenai tingkah
tuna mata besar (Tunnus sp), ikan cakalang laku ikan. Beberapa ikan pelagis mempunyai
(Katsuwonus sp), dan ikan lemadang sifat mudah tetarik dan berkumpul di sekitar
(Coryphaena sp). Umpan buatan yang benda-benda yang terapung di laut. Bahkan
digunkan dalam penelitian adalah kombinasi ikan tuna dan cakalanga sering ditemui
antara benang sutera dan kartu perdana yang berenang-renang mengikuti gelondong-
berbahan palstik yang telah dibentuk gelondong kayu yang hanyut dan juga
menyerupai ikan kecil. Dari perlakuan kadang-kadang bergerombolan bersama-
tersebut memberikan hasil tangkapan ikan sama dengan ikan lumba-lumba, cucut dan
tuna mata besar (Tunnus sp), dan ikan sebagainya. Kejadian ini sering kali
cakalang (Katsuwonus sp), perlakuan yang dimanfaatkan oleh nelayan untuk usaha
berbeda meberikan hasil yang berbeda pula. penangkapan dan slanjutnya digunakan
Penggunaan umpan alami berupa potongan sebagai dasar pengembangan usaha
daging ikan tuna (Tunnus sp) memerikan perikanan dengan memanfaatkan benda-
hasil tangkapan berupa ikan tuna mata besar benda terapung, para nelayan yang mencari
(Tunnus sp), ikan cakalang (Katsuwonus sp), nafkah dengan menggunakan berbagai
dan ikan lemadang (Coryphaena sp). ragam alat tangkap dan alat bantu
Dari perlakuan-perlakuan yang telah penangkapan ikan yang telah dikenal
dilakukan dalam penelitian pada pancing masyarakat nelayan sebagai alat pengumpul
coping (hand line) dapat disimpulkan bahwa ikan atau selama ini masyarakat nelayan
tidak ada pengaruh antara umpan dan jenis mengenal salah satu adalah rumpon,
pancing yang digunakaan terhadap hasil (Swarsih, 2010).
tangkapan pada pancing coping (hand line).
Berdasarkan hasil olah SPSS yang telah KESIMPULAN
diuji dengan menggunakan ANOVA pada
interaksi didapatkan nilai Fhitung = 0,000 atau 1. Penggunaan mata pancing yang berbeda
signifikansi= 1,000, hal ini menunjukkan pada pancing coping (hand line)
bahwa H0 diterima artinya tidak ada interaksi berpengaruh terhadap hasil tangkapan,
antara umpan dengan jenis pancing yang dimana pada pancing coping (hand line)