Anda di halaman 1dari 11

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123


Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

PENGARUH PERBEDAAN KONSTRUKSI MATA PANCING DAN JENIS UMPAN


TERHADAP HASIL TANGKAPAN KAKAP MERAH (Lutjanus argentimaculatus)
DENGAN PANCING ULUR (hand line) DI PERAIRAN CIREBON
CANGKOL, JAWA BARAT

The Effect of Differences Construction Between Hook and Bait Type to Hand Line Catch of Red
Snapper (Lutjanus argentimaculatus) in Cirebon’s Water Cangkol West Java

Rizka Oktafiani*), Asriyanto, dan Pramonowibowo

Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang (email: rizkaoktafiani@gmail.com)

ABSTRAK

Perairan Cangkol merupakan salah satu wilayah di Cirebon yang memiliki potensi ikan
demersal mencapai 249,66 ton/tahun. Ikan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) adalah salah
satu jenis ikan demersal ekonomis penting dan menjadi target utama penangkapan. Keberhasilan
penangkapan ikan dengan menggunakan pancing ulur (hand line) tidak hanya tergantung pada
penggunaan mata pancing, tetapi juga umpan yang digunakan sehingga didapatkan hasil yang
diharapkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat tangkap pancing ulur dengan
perlakuan mata pancing dan umpan yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh konstruksi mata pancing (tunggal dan berangkai ganda), pengaruh jenis umpan (udang
hidup dan potongan cumi-cumi) serta ada atau tidaknya interaksi antara dua faktor tersebut
terhadap jumlah hasil tangkapan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental fishing. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan konstruksi mata pancing berpengaruh terhadap hasil tangkapan, dimana nilai sig
jumlah hasil tangkapan (0,000) < 0,05 H0 ditolak, sedangkan penggunaan jenis umpan berbeda
tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan, dimana nilai sig jumlah hasil tangkapan (0,109) >
0,05 H0 diterima. Tidak ada interaksi antara kedua faktor umpan dan mata pancing berbeda.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan mata pancing tunggal dengan umpan udang
maupun cumi-cumi lebih baik dibandingkan mata pancing yang dirangkai ganda.

Kata kunci: Konstruksi Mata Pancing, Umpan, Kakap Merah, Pancing Ulur, Cirebon

ABSTRACT

Cangkol waters is one of Cirebon’s area which has potensial of demersal fish has about
249,66 ton/year. Lutjanus argentimaculatus fish is one of demersal species the important
economic and be the main target of the arrest. The success for fishing by using hand line does not
only dependent on the use of the hook, but also bait that used to obtain the expected result. The
study was conducted by hand line with the hook and bait treatments are different. The aims of the
research are to know the effect of hook constructions (single and sequential double), the effect of
bait types (live shrimp and pieces of squid) and the presence or absence of interaction between
two factors towards the number of catch Lutjanus argentimaculatus. The method which are used
in this research is experimental fishing method. The result of this research showing that the
differences of hook construction effect to the catch, which is the sig values number of the catch are
(0.000) <0.05 H0 is rejected, while the use of different types of bait did not effect to the catch,
which is the sig values number of the catch are (0.109)> 0.05 H 0 accepted. There is no interaction
between the two factors are different bait and hook. So, the conclusion is that the use of single
hook with yellow prawn bait although squid is better than using the sequential double.

Keywords: Hook Construction, Bait, Lutjanus argentimaculatus, Hand Line, Cirebon

113
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

PENDAHULUAN
Cirebon merupakan Kota yang Pengembangan metode dan
terletak di daerah pantai Utara Jawa teknologi sangat diperlukan untuk
Barat yang memiliki luas daratan menunjang keberhasilan dalam operasi
sebesar 37,56 km2, dan panjang garis penangkapan ikan kakap merah. Salah
pantai 7 km, serta wilayah laut sebesar satunya adalah dengan memodifikasi
51,86 km2. Keadaan geografis yang mata pancing. Mata pancing (hook)
demikian dapat menjadikan Cirebon merupakan bagian yang sangat vital
sebagai Kota yang memiliki potensi dalam proses penangkapan ikan, karena
perikanan yang dapat dimanfaatkan dan ikan akan terkait pada mata pancing
dikelola sumberdaya ikannya. Potensi tersebut. Umumnya mata pancing yang
perikanan di Perairan Cirebon yang digunakan nelayan pancing ulur di
memiliki prospek yang harus Cangkol hanya bermata pancing tunggal
dikembangkan oleh Kota Cirebon adalah (single hook) dan pada kenyataannya
potensi usaha perikanan tangkap Kota tingkat keberhasilannya masih kurang
Cirebon yang mencapai 624,15 optimal karena sering kali umpan sudah
ton/tahun, diantaranya adalah ikan tergigit atau termakan tetapi ikan tidak
pelagis 343,28 ton, ikan demersal terkait pada mata pancing. Untuk
249,66 ton, dan udang 31,21 ton mengatasi permasalahan tersebut, maka
(Supriadi, 2010). peneliti mencoba untuk menggunakan
Menurut Dani (1993), ikan Kakap bentuk mata pancing yang dirangkai
Merah merupakan salah satu jenis ikan ganda (double hook) dan melihat
demersal yang banyak diminati terutama perbedaan hasil tangkapan Kakap Merah
oleh konsumen golongan menengah ke dengan bentuk mata pancing tunggal
atas. Jenis ini mempunyai harga jual (single hook). Penggunaan mata pancing
relatif tinggi dibandingkan ikan ganda didasarkan pada penelitian yang
demersal lainnya. Sehingga dapat telah dilakukan sebelumnya terhadap
dikatakan bahwa ikan Kakap Merah ini hasil tangkapan layur dengan pancing
termasuk kedalam jenis ikan komoditi rawai dan hasilnya cukup memuaskan
eksport. Ikan Kakap Merah umumnya (Anggawangsa, 2008).
dieksport dalam bentuk fillet, segar dan Umpan yang digunakan oleh
beku. Karena permintaan pasar yang nelayan Cangkol berupa umpan asli
meningkat dan harga yang menggiurkan, yakni udang. Udang yang digunakan
mendorong para nelayan Cangkol untuk oleh nelayan Cangkol sebagai umpan
terus melakukan penangkapan ikan dibeli dari nelayan muara yang
Kakap Merah dan menjadikannya target menangkap udang. Namun ketersediaan
utama penangkapan. udang tidak selalu dapat terpenuhi,
Umumnya nelayan Cangkol karena udang yang tersedia tidak selalu
menggunakan pancing ulur untuk didapatkan oleh nelayan yang menjual
menangkap ikan Kakap Merah. Alat umpan udang tersebut, sehingga sebagai
tangkap tersebut merupakan yang paling alternatif umpan asli lainnya nelayan
banyak digunakan oleh para nelayan Cangkol menggunakan cumi-cumi.
Cangkol, karena hasil tangkapan yang Terkait dengan hasil tangkapan ikan
diperoleh memiliki mutu yang bagus dan Kakap Merah dengan menggunakan
nilai jual yang cukup tinggi udang dan cumi-cumi belum diketahui
dibandingkan dengan alat tangkap keefisienannya. Oleh karena itu, peneliti
lainnya. Penangkapan ikan dengan mencoba membandingkan antara umpan
pancing ulur dibantu dengan alat bantu udang yang biasa digunakan dengan
berupa rumpon. Rumpon yang umpan alternatif cumi-cumi terhadap
digunakan berupa rumpon dasar. hasil tangkapan ikan Kakap Merah.
Kedalaman perairan Cangkol berkisar Menurut Baskoro dan Taurusman
antara 5 – 50 meter dengan substrat (2011), secara skematik proses
dasar berupa pasir bercampur lumpur. tertangkapnya ikan oleh alat tangkap

114
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

pancing (line fishing) dapat dilihat pada terhadap jumlah hasil tangkapan
gambar 1. pada alat tangkap pancing ulur
H1α : Penggunaan jenis mata pancing
Ikan lapar Mencari makan yang berbeda berpengaruh
terhadap jumlah hasil tangkapan
pada alat tangkap pancing ulur
H0β : Penggunaan jenis umpan yang
Mencari Mendeteksi berbeda tidak berpengaruh
umpan umpan/makanan terhadap jumlah hasil tangkapan
(gerakan pada alat tangkap pancing ulur
renang H1β : Penggunaan jenis umpan yang
lebih aktif) berbeda berpengaruh terhadap
jumlah hasil tangkapan pada alat
tangkap pancing ulur
Umpan Mendekati umpan
H0γ : Tidak ada interaksi antara jenis
ditemukan
mata pancing dengan jenis umpan
(umpan
yang berbeda terhadap jumlah
terlihat oleh
hasil tangkapan pada alat tangkap
indera
pancing ulur
penglihatan)
H1γ : Ada interaksi antara jenis mata
pancing dengan jenis umpan yang
Kontak Menyerang atau berbeda terhadap jumlah hasil
dengan memakan umpan tangkapan pada alat tangkap
mata pancing ulur.
pancing
Metode yang digunakan dalam
dan umpan
penelitian berupa metode eksperimental
dengan menggunakan alat tangkap
pancing ulur dan umpan. Pancing ulur
Ikan terkait Beberapa
yang digunakan dibedakan berdasarkan
dan tertangkap ekor ikan bisa
dua jenis mata pancing, yakni mata
lolos
pancing tunggal (single hook) dengan
nomor 2 dan mata pancing ganda yang
Gambar 1. Diagram Proses dipasang berangkai (double hook)
Tertangkapnya Ikan oleh Alat Tangkap dengan nomor 2 dan 4. Pemilihan untuk
Pancing (line fishing) mata pancing ganda pada pancing
bagian bawah menggunakan ukuran
Penelitian ini bertujuan untuk yang lebih besar dibandingkan mata
menganalisis pengaruh perbedaan pancing bagian atas, karena ukuran eye
konstruksi mata pancing tunggal (single dari mata pancing bawah ini
hook) dan ganda yang dipasang diameternya lebih memudahkan untuk
berangkai (double hook), pengaruh dikaitkan pada mata pancing bagian
perbedaan jenis umpan (udang dan atasnya, sehingga saat digunakan tidak
cumi-cumi), serta mengetahui interaksi mudah lepas dari kaitan (point) pancing
dari kedua faktor tersebut terhadap bagian atas. Sedangkan pada umpan,
jumlah hasil tangkapan Kakap Merah digunakan dua jenis umpan yang
(Lutjanus argentimaculatus). berbeda, yaitu umpan udang hidup dan
umpan potongan cumi-cumi.
METODE PENELITIAN Ulangan yang dilakukan sebanyak
Hipotesis yang digunakan dalam 7 kali yang berlangsung selama 7 hari,
penelitian ini adalah: dalam 1 kali ulangan rumpon yang
H0α : Penggunaan jenis mata pancing digunakan sebagai fishing ground
yang berbeda tidak berpengaruh

115
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

sebanyak 3 titik dengan lama operasi Frekuensi penarikan hasil


penangkapan tiap titik selama 1,5 jam. tangkapan dalam satu titik rumpon
Kombinasi perlakuan dalam selama proses pemancingan tidak dapat
penelitian adalah umpan udang dengan dihitung karena pada saat melakukan
single hook (UT), umpan udang dengan percobaan tersebut dilakukan oleh 4
double hook (UG), umpan cumi dengan orang nelayan dalam 1 kapal, sehingga
single hook (CT), umpan cumi dengan terlalu rumit untuk menghitung jumlah
double hook (CG). Sehingga digunakan frekuensi tertangkapnya ikan, disisi lain
4 unit pancing ulur dalam operasi juga dipengaruhi oleh keahlian masing-
penangkapannya, dimana setiap satu unit masing nelayan dalam mengoperasikan
pancing ulur memiliki 2 branch line. pancing ulur tersebut.
Pelaksanaan sampling diawali
dengan tahap persiapan kemudian Analisis Data
pemberangkatan menuju fishing ground, Data hasil tangkapan dianalisa
penentuan fishing ground berdasarkan secara statistik melalui uji kenormalan
letak rumpon yang telah ditanam data dengan uji Kolmogorov-Smirnov
sebelumnya oleh setiap nelayan, dan uji homogenitas. Jika data normal
kemudian nelayan Cangkol dianalisa dengan uji statistik parametrik,
menggunakan GPS untuk melacak titik yaitu dengan uji two-way Anova
ordinat dari rumpon mereka. Setelah tiba menggunakan software SPSS 17 pada
di fishing ground, peneliti mencatat taraf uji 95%.
posisi kapal serta mempersiapkan Analisis data dengan
umpan dan alat tangkap pancing ulur, menggunakan uji two-way Anova
sedangkan nelayan bersiap-siap memungkinkan pengujian tidak seperti
melakukan setting dengan menurunkan dalam analisa one way Anova yang
jangkar sampai dasar perairan agar hanya digunakan untuk menganalisa
posisi kapal tidak berpindah tempat satu faktor saja, namun dengan analisa
karena arus. Penangkapan dimulai pukul two-way Anova memungkinkan uji dapat
06.00 WIB pada rumpon pertama diperluas dengan menambah satu faktor
dengan menurunkan 4 unit pancing ulur lagi, kemudian akan diuji juga apakah
dalam satu perahu yang terdiri dari 2 ada ineraksi antar faktor tersebut
unit menggunakan mata pancing tunggal (Santoso, 2011).
dengan umpan udang hidup dan
potongan cumi-cumi, serta 2 unit HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya menggunakan mata pancing Hasil Tangkapan Kakap Merah
ganda dengan umpan udang hidup dan (Lutjanus argentimaculatus)
potongan cumi-cumi. Selanjutnya ikan Menggunakan Umpan Udang dengan
yang tertangkap diangkat ke atas kapal. Mata Pancing Tunggal
Lama waktu pemancingan pada rumpon Hasil tangkapan Kakap Merah
pertama selama 1,5 jam, yaitu hingga (Lutjanus argentimaculatus)
pukul 07.30 WIB. Pada pukul 08.10 menggunakan umpan udang pada
WIB tiba di rumpon kedua dan mulai pancing ulur dengan mata pancing
memancing kembali dengan tunggal dapat dilihat pada tabel 1.
menggunakan keempat perlakuan umpan
dan pancing tersebut selama 1,5 jam,
yakni hingga pukul 09.40 WIB. Pukul
11.00 WIB tiba di rumpon ketiga dan
melakukan pemancingan kembali
dengan keempat perlakuan tersebut
hingga pukul 12.30 WIB. Hari
berikutnya dilakukan hal yang sama
hingga 7 kali trip penangkapan.

116
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Tabel 1. Data Hasil Tangkapan Pancing Berdasarkan gambar 2 diketahui


Ulur dengan Mata Pancing bahwa komposisi hasil tangkapan
Tunggal Menggunakan Umpan sampingan yang pling banyak adalah
Udang ikan Jenaha (Lutjanus russeli) sebanyak
Ulangan Jumlah Berat 13%, dan yang paling sedikit adalah
(Trip) (Ekor) (Kilogram) ikan Kuwe (Caranx sexfasciatus)
1 4 2,046 sebanyak 6%.
2 5 3,156
3 6 3,437 Hasil Tangkapan Kakap Merah
(Lutjanus argentimaculatus)
4 5 3,309
Menggunakan Umpan Udang dengan
5 3 1,847 Mata Pancing Ganda
6 5 3,631 Hasil tangkapan Kakap Merah
7 5 3,368 (Lutjanus argentimaculatus)
Σ 33 20,794 menggunakan umpan udang pada
Σ 4 2,97 pancing ulur dengan mata pancing ganda
Sumber: Penelitian, 2011
dapat dilihat pada tabel 2.
Data tabel 2 dapat dilihat hasil
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat tangkapan Kakap Merah (Lutjanus
hasil tangkapan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) menggunakan umpan
argentimaculatus) menggunakan umpan udang pada pancing ulur dengan mata
udang pada pancing ulur dengan mata pancing ganda menghasilkan jumlah
pancing tunggal menghasilkan jumlah total hasil tangkapan sebanyak 15 ekor
total hasil tangkapan sebanyak 33 ekor dengan berat total 12,812 kg. Hasil
dengan berat total 20,794 kg. Hasil tangkapan terbanyak terjadi pada
tangkapan terbanyak terjadi pada ulangan ke-7 sejumlah 3 ekor dengan
ulangan ke-3 dengan jumlah 6 ekor berat 2,498 kg. Sedangkan hasil
dengan berat 3,347 kg. Sedangkan hasil tangkapan terkecil terjadi pada ulangan
tangkapan terkecil terjadi pada ulangan ke-4 yakni 1 ekor dengan berat 0,840 kg.
ke-5 yakni 3 ekor dengan berat 1,847 kg.
Selain Kakap Merah (Lutjanus Tabel 2. Data Hasil Tangkapan Pancing
argentimaculatus), ada pula hasil Ulur dengan Mata Pancing
tangkapan sampingan yang diperoleh Ganda Menggunakan Umpan
pada pancing ulur menggunakan mata Udang
pancing tunggal dengan umpan udang. Ulangan Jumlah Berat
Komposisi jumlah hasil tangkapan (Trip) (Ekor) (Kilogram)
tersebut dapat dilihat pada gambar 2. 1 2 2,053
2 3 2,382
komposisi tangkapan pancing
tunggal dengan umpan udang 3 2 1,649
4 1 0,840
gulamah kuniran 5 2 1,710
10% kakap
kuwe 10%
merah 6 2 1,680
6%
kerapu 42% 7 3 2,498
8%kerong-
jenaha Σ 15 12,812
kerong 13% Σ 2 1,83
11%
Sumber: Penelitian, 2011

Gambar 2. Komposisi hasil tangkapan Selain Kakap Merah (Lutjanus


sampingan menggunakan mata pancing argentimaculatus), ada pula hasil
tunggal dengan umpan udang tangkapan sampingan yang diperoleh
pada pancing ulur menggunakan mata

117
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

pancing ganda dengan umpan udang. Tabel 3. Data Hasil Tangkapan Pancing
Komposisi jumlah hasil tangkapan Ulur dengan Mata Pancing
tersebut dapat dilihat pada gambar 3. Tunggal Menggunakan Umpan
Cumi-cumi
komposisi tangkapan pancing
ganda dengan umpan udang
Ulangan Jumlah Berat
(Trip) (Ekor) (Kilogram)
1 4 1,923
kuniran kakap 2 3 2,009
merah
gulamah 13% 3 3 1,879
15%
31%
kuwe
4 4 2,673
jenaha 5 5 3,244
8% kerapu kerong- 10%
8% kerong 6 4 2,559
15% 7 4 2,935
Σ 27 17,222
Σ 3 2,46
Gambar 3. Komposisi hasil tangkapan Sumber: Penelitian, 2011
sampingan menggunakan mata pancing
ganda dengan umpan udang Selain Kakap Merah (Lutjanus
argentimaculatus), ada pula hasil
Berdasarkan gambar 3 diketahui tangkapan sampingan yang diperoleh
bahwa komposisi hasil tangkapan yang pada pancing ulur menggunakan mata
paling banyak adalah ikan Kerong- pancing tunggal dengan umpan cumi-
kerong (Therapon theraps) dan cumi. Komposisi jumlah hasil tangkapan
Gulamah (Otolithoides microdon) tersebut dapat dilihat pada gambar 4.
sebanyak 15%, dan komposisi yang komposisi tangkapan pancing
paling sedikit adalah ikan Kuwe tunggal dengan umpan cumi-cumi
(Caranx sexfasciatus) dan Kerapu
(Epinephelus coioides) sebanyak 8%. kuniran
gulamah 17% kakap
Hasil Tangkapan Kakap Merah kuwe 8% merah
(Lutjanus argentimaculatus) 6% kerapu 42%
Menggunakan Umpan Cumi-cumi 6% kerong- jenaha
dengan Mata Pancing Tunggal kerong 10%
Hasil tangkapan Kakap Merah 11%
(Lutjanus argentimaculatus)
menggunakan umpan cumi-cumi pada
pancing ulur dengan mata pancing Gambar 4. Komposisi hasil tangkapan
tunggal dapat dilihat pada tabel 3. sampingan menggunakan mata pancing
Data pada tabel 3 dapat dilihat tunggal dengan umpan cumi-cumi
hasil tangkapan Kakap Merah (Lutjanus
argentimaculatus) menggunakan umpan Berdasarkan gambar 4 diketahui
cumi-cumi pada pancing ulur dengan bahwa komposisi hasil tangkapan yang
mata pancing tunggal menghasilkan paling banyak adalah ikan Kuniran
jumlah total hasil tangkapan sebanyak (Upeneus sulphureus) sebanyak 17%,
27 ekor dengan berat total 17,222 kg. dan yang paling sedikit adalah ikan
Hasil tangkapan terbanyak terjadi pada Kuwe (Caranx sexfasciatus) dan Kerapu
ulangan ke-5 sejumlah 5 ekor dengan (Epinephelus coioides) sebanyak 6%.
berat 3,244 kg. Sedangkan hasil
tangkapan terkecil terjadi pada ulangan
ke-3 yakni 3 ekor dengan berat 1,879 kg.

118
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Hasil Tangkapan Kakap Merah


komposisi tangkapan pancing
(Lutjanus argentimaculatus)
ganda dengan umpan cumi-cumi
Menggunakan Umpan Cumi-cumi
dengan Mata Pancing Ganda
Hasil tangkapan Kakap Merah kuniran kakap
23% merah
(Lutjanus argentimaculatus) gulamah
5% kuwe 36%
menggunakan umpan cumi-cumi pada
pancing ulur dengan mata pancing ganda 8% kerapu kerong- jenaha
8%
dapat dilihat pada tabel 4. 8% kerong
Data pada tabel 4 dapat dilihat 12%
hasil tangkapan Kakap Merah (Lutjanus
argentimaculatus) menggunakan umpan Gambar 5. Komposisi hasil tangkapan
cumi-cumi pada pancing ulur dengan sampingan menggunakan mata pancing
mata pancing ganda menghasilkan ganda dengan umpan cumi-cumi
jumlah total hasil tangkapan sebanyak
14 ekor dengan berat total 11,835 kg. Berdasarkan gambar 5 diketahui
Hasil tangkapan terbanyak terjadi pada bahwa komposisi hasil tangkapan yang
ulangan ke-1 sejumlah 3 ekor dengan paling banyak adalah ikan Kuniran
berat 2,491 kg. Sedangkan hasil (Upeneus sulphureus) sebanyak 23%,
tangkapan terkecil terjadi pada ulangan dan yang paling sedikit adalah ikan
ke-6 yakni 1 ekor dengan berat 0,684 kg. Gulamah (Otolithoides microdon)
sebanyak 5%.
Tabel 4. Data Hasil Tangkapan Pancing
Ulur dengan Mata Pancing Interaksi Pengaruh Perbedaan Jenis
Ganda Menggunakan Umpan Umpan dan Konstruksi Mata Pancing
Cumi-cumi terhadap Jumlah Hasil Tangkapan
Ulangan Jumlah Berat Kakap Merah (Lutjanus
(Trip) (Ekor) (Kilogram) argentimaculatus)
1 3 2,491
2 2 1,769 35 33
3 2 1,993
30 27
4 2 1,503
25
5 3 2,365
20
Ekor

6 1 0,684 15 14
7 1 1,030 15
Σ 14 11,835 10
Σ 2 1,69 5
Sumber: Penelitian, 2011 0
UT UG CT CG
Selain Kakap Merah (Lutjanus
Perlakuan
argentimaculatus), ada pula hasil
tangkapan sampingan yang diperoleh Gambar 6. Grafik jumlah hasil tangkapan
pada pancing ulur menggunakan mata
pancing ganda dengan umpan cumi- Berdasarkan gambar 6, dapat
cumi. Komposisi jumlah hasil tangkapan dilihat bahwa jumlah hasil tangkapan
tersebut dapat dilihat pada gambar 5. pada perlakuan pancing ulur single hook
dengan menggunakan umpan udang
(UT) sebanyak 33 ekor, pancing ulur
double hook dengan umpan udang (UG)
sebanyak 15 ekor, pancing ulur single
hook dengan umpan cumi-cumi (CT)

119
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

sebanyak 27 ekor, dan pancing ulur menghasilkan berat tangkapan lebih


double hook dengan menggunakan banyak dibandingkan dengan perlakuan
umpan cumi-cumi (CG) diperoleh lainnya, yakni sebanyak 20,794 kg.
jumlah tangkapan sebanyak 14 ekor. Hal Berat seluruh hasil tangkapan pada saat
ini dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian adalah sebesar 62,663 kg.
tangkapan Kakap Merah (Lutjanus
argentimaculatus) pada pancing ulur Analisis Hasil Tangkapan
dengan mata pancing tunggal (single Selama 7 kali operasi
hook) menggunakan umpan udang (UT) penangkapan dengan menggunakan 4
menghasilkan jumlah tangkapan lebih perlakuan dan 7 kali ulangan pada alat
banyak dibandingkan dengan perlakuan tangkap pancing ulur (hand line),
lainnya, yakni sebanyak 33 ekor. Jumlah didapatkan hasil tangkapan Kakap
seluruh hasil tangkapan pada saat Merah (Lutjanus argentimaculatus) dan
penelitian adalah sebanyak 89 ekor. hasil tangkapan sampingan berupa ikan
Jenaha (Lutjanus russelli), Kerapu
Interaksi Pengaruh Perbedaan Jenis Lumpur (Epinephelus coioides),
Umpan dan Konstruksi Mata Pancing Gulamah (Otolithoides microdon),
terhadap Berat Hasil Tangkapan Kerong-kerong (Therapon theraps),
Kakap Merah (Lutjanus Kuwe (Caranx sexfasciatus) dan
argentimaculatus) Kuniran (Upeneus sulphureus). Untuk
24 mengetahui pengaruh perbedaan
20,794 konstruksi mata pancing dan jenis
21
17,222 umpan terhadap hasil tangkapan Kakap
18
Merah (Lutjanus argentimaculatus),
15 12,812 11,835 maka hasil penelitian dianalisis dengan
Kg

12 software SPSS 17 pada taraf uji 95%.


9 Analisis yang digunakan adalah uji
6 kenormalan, uji homogenitas dan uji
3 two-way Anova. Berdasarkan uji
0 kenormalan dapat disimpulkan bahwa
UT UG CT CG data berdistribusi normal. Hal ini terlihat
pada nilai Asymp. Sig. uji Kolmogorov-
Perlakuan
Smirnov untuk perlakuan UT (0,422),
Gambar 7. Grafik berat hasil tangkapan UG (0,571), CT (0,571) dan CG (0,905).
Karena nilai sig > 0,05 maka H0
Berdasarkan gambar 7, dapat diterima. Sedangakan pada hasil uji
dilihat bahwa berat hasil tangkapan pada homogenitas, didapatkan nilai sig
perlakuan pancing ulur single hook sebesar 0,857. Oleh karena nilai
dengan menggunakan umpan udang signifikansi > 0,05 maka dapat
(UT) sebanyak 20,794 kg, pancing ulur disimpulkan data bersifat homogen.
double hook dengan umpan udang (UG) Berdasarkan uji two-way Anova
sebanyak 12,812 kg, pancing ulur single (Tests of Between-Subjects Effects),
hook dengan umpan cumi-cumi (CT) didapatkan nilai statistik untuk main
sebanyak 17,222 kg, dan pancing ulur effect, yakni pada faktor umpan
double hook dengan menggunakan diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,774 dan
umpan cumi-cumi (CG) diperoleh sig 0,109, karena nilai sig (0,109) > 0,05
jumlah tangkapan sebanyak 11,835 kg. maka terima H0 tolak H1 yang berarti
Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil penggunaan jenis umpan berbeda tidak
tangkapan Kakap Merah (Lutjanus berpengaruh terhadap jumlah hasil
argentimaculatus) pada pancing ulur tangkapan. Untuk faktor mata pancing
dengan mata pancing tunggal (single diperoleh nilai Fhitung sebesar 54,396 dan
hook) menggunakan umpan udang (UT) sig 0,000, karena nilai sig (0,000) < 0,05
maka tolak H0 terima H1 yang berarti

120
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

penggunaan konstruksi mata pancing memiliki bau dan warna yang sesuai
berbeda berpengaruh terhadap jumlah dengan ikan-ikan sasaran. Hal tersebut
hasil tangkapan. Sedangkan untuk faktor sesuai untuk ikan yang memiliki
interaksi memiliki nilai Fhitung sebesar ketajaman penciuman terhadap umpan
1,415 dan sig 0,246, karena nilai sig yang banyak mengandung lemak.
0,246 > 0,05 maka terima H0 tolak H1 Famili Lutjanidae merupakan
yang berarti tidak ada ineraksi antara jenis ikan yang bersifat karnivora,
kedua faktor. sehingga dalam memburu mangsanya
mengandalkan organ penciuman dan
Pengaruh penggunaan umpan penglihatan. Berdasarkan hasil
terhadap hasil tangkapan Kakap penelitian yang telah dilakukan
Merah (Lutjanus argentimaculatus) diketahui bahwa penggunaan dua jenis
Udang yang digunakan sebagai umpan berbeda (udang hidup dan
umpan saat penelitian masih dalam potongan cumi-cumi) tidak berpengaruh
kondisi hidup dan utuh, karena dengan terhadap hasil tangkapan. Hal ini
kondisi tersebut dapat lebih menarik dikarenakan respon ikan Kakap Merah
perhatian ikan yang akan memangsanya. itu sendiri, dimana pada saat umpan
Seperti yang dikemukakan oleh Rahmat dalam kondisi hidup ikan Kakap akan
(2008), bahwa pancing ulur laut dalam menggunakan indera penglihatan untuk
menggunakan umpan hidup. Untuk memangsanya, sedangkan bila umpan
menarik perhatian ikan target, maka dalam kondisi mati ikan Kakap akan
pada mata pancing diberi umpan hidup mengandalkan indera penciuman untuk
sehingga mata pancing akan bergerak memangsanya (Fitri et al,. 2006),
sesuai dengan gerakkan umpan hidup sehingga baik umpan udang maupun
tersebut. Hal ini disebabkan pergerakkan umpan cumi yang digunakan sama-sama
umpan hidup lebih memberikan efektif.
pengaruh penglihatan ikan karena masih Selain aroma dan gerak umpan,
dapat dilihat oleh ikan lebih cepat, warna pada umpan juga merupakan
sehingga penglihatan ikan pemangsa faktor penting untuk menentukan
khususnya terhadap rangsangan umpan keberhasilan penangkapan. Menurut
yang bergerak sangat diandalkan untuk Gunarso (1985), umpan yang baik dalam
mengenali umpannya (Fitri et al., 2006). setiap operasi penangkapan harus
Umpan cumi-cumi merupakan mempunyai warna yang kontras dengan
umpan yang banyak disukai setelah warna perairan dimana pancing tersebut
umpan udang. Hal ini dapat disebabkan dioperasikan. Ikan mempunyai
umpan cumi-cumi memiliki aroma atau kemampuan untuk membedakan warna
bau yang khas. Kandungan lemak yang dan biasanya akan lebih tertarik pada
terdapat pada cumi-cumi lebih banyak objek yang mempunyai warna kontras
dibandingkan udang. Menurut atau putih mengkilap (keperak-perakan),
Krzynowek et al (1987), udang jenis sehingga lebih merangsang ikan yang
metapenaeus memiliki kandungan lemak menjadi tujuan penangkapan untuk
sebanyak 1,0%, dan kandungan memangsanya. Kedua jenis umpan yang
kolesterol sebanyak 62 mg%. Sedangkan digunakan pada penelitian ini memiliki
menurut Sikorski dan Kolodziejska warna yang kontras dengan perairan.
(1986), komposisi proksimat daging Hal ini dipengaruhi oleh adanya sinar
cumi-cumi adalah 75 - 84% air, 13 – matahari dimana operasi penangkapan
22% protein, 0,1 – 2,7% lemak dan 0,9 – dilakukan pada waktu siang hari,
1,9% mineral. Kondisi umpan cumi- sehingga warna yang terpantul oleh sinar
cumi yang digunakan pada saat matahari tersebut dapat menarik
penelitian yakni dalam keadaan mati. perhatian ikan yang mengandalkan
Zarochman (1994) mengatakan bahwa penglihatannya dalam mencari makan.
syarat-syarat umpan mati yang biasa
digunakan alat tangkap pasif bersifat

121
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Pengaruh penggunaan konstruksi terhadap jumlah hasil tangkapan ikan


mata pancing terhadap hasil Kakap Merah (Lutjanus
tangkapan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus);
argentimaculatus) 2. Penggunaan jenis umpan berbeda
Berbeda dengan umpan, (udang hidup dan cumi-cumi mati)
konstruksi mata pancing yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap
berpengaruh terhadap hasil tangkapan, jumlah hasil tangkapan ikan Kakap
ini disebabkan karena pada mata Merah (Lutjanus argentimaculatus);
pancing ganda memiliki ukuran yang dan
lebih besar, dimana mata pancing yang 3. Tidak terdapat interaksi antara
digunakan adalah nomor 2 dan nomor 4. perbedaan konstrukisi mata pancing
Disamping itu, kesalahan desain dari dan jenis umpan terhadap jumlah
penggunaan mata pancing yang hasil tangkapan Kakap Merah
digunakaan mempengaruhi proses (Lutjanus argentimaculatus).
tertangkapnya ikan, dimana dengan
konstruksi mata pancing yang dirangkai SARAN
ganda tersebut menyebabkan jarak antar Saran yang dapat penulis berikan
mata pancing menjadi lebih besar, pada penelitian ini adalah:
sehingga ketika ikan memakan umpan 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
kemudian ukuran mata pancing tidak mengenai konstruksi mata pancing
sesuai dengan ukuran mulut ikan yang ganda dengan nomor pancing
mamangsanya, ikan akan mulai berbeda yang sesuai dengan mulut
merasakan benda keras dan akan ikan agar penangkapan bisa
memuntahkannya kembali. Disinilah dilakukan lebih efektif dan dapat
dibutuhkan ukuran mata pancing utama memaksimalkan hasil tangkapan ikan
dan kedua yang leih kecil dari ukuran kakap merah (Lutjanus
sebelumya, agar ketika dirangkai ganda argentimaculatus).
jarak antar mata pancing tidak terlalu 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
besar sehingga sesuai dengan mulut ikan mengenai frekuensi penarikan hasil
yang memangsannya. Selain itu, tangkapan tiap kali ulangan.
dibutuhkan pula kecepatan saat
penarikan pancing ulur ketika ikan mulai DAFTAR PUSTAKA
memakan umpannya, karena jika
terlambat untuk menarik ikan akan gagal Anggawangsa, R.F. 2008. Pengaruh
terkait. Perbedaan Penggunaan Bentuk
Berbeda dengan pancing tunggal, Mata Pancing terhadap Hasil
dimana peluang rongga mulut ikan Tangkapan Layur (Trichiurus sp.)
menyentuh mata pancing lebih besar di Pelabuhan Ratu. [Skripsi].
dibandingkan pada mata pancing ganda, Fakultas Perikanan dan Ilmu
sehingga mata pancing akan mudah Kelautan, Institut Pertanian
terkait pada mulut ikan. Hal ini Bogor, Bogor.
memungkinkan saat ikan memakan
Baskoro, M.S., dan Taurusman,Am
umpannya tidak akan dimuntahkan
Azbas. 2011. Tingkah Laku Ikan
sehingga peluang tertangkapnya ikan
Hubungannya dengan Ilmu dan
lebih besar.
Teknologi Perikanan Tangkap.
Lubuk Agung. Bandung.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil Dani, W. 1993. Memancing Ikan Laut.
dari penelitian ini adalah: Mandira, Semarang.
1. Penggunaan konstruksi mata pancing
yang berbeda berpengaruh nyata

122
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume2, Nomor 2, Tahun 2013, Hlm 113-123
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Fitri, A.D.P., Asriyanto dan Y. Asmara. Zarochman. 1994. Suatu Pengenalan


2006. Studi Pendahuluan Teknik Penangkapan Crab dengan
Pengaruh Umpan Hidup dan Mati Bulu Babi Perangkai di Jepang.
Serta Jarak Umpan terhadap Jurnal Ariomma, I (I): Media
Tingkah Laku Ikan Kakap Merah Informasi Pemanfaatan
(Lutjanus argentimaculatus). Sumberdaya Hayati Laut.
Dalam: Prosiding Seminar Departemen Kelautan dan
Nasional Perikanan Tangkap. Perikanan. BPPI, Semarang.
Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
IPB, Bogor, cetakan ke-1,
hlm. 110-118.

Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan


Dalam Hubungannya Dengan alat
Tangkap. IPB, Bogor.

Kryznowek, Judith and Jenny Murphy.


1987. Proximate Composition,
Energy, Fatty Acid, Sodium, and
Cholesterol Content and Finfish,
Shellfish, and Their Products.
NOAA Technical Reports
NMF55. Departement of
Commerce. National Marine
Fisheries Service NOAA. United
States of Amerika.

Rahmat, E. 2008. Penggunaan Pancing


Ulur (Hand line) untuk
Menangkap Ikan Pelagis Besar di
Perairan Bacan, Halmahera
Selatan. Balai Riset Perikanan
Laut. Jakarta, 6 (1): 29 – 33.

Santoso, S. 2011. Mastering SPSS Versi


19. PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.

Sikorski, Z.E. dan I. Kolodziejska. 1986.


The Compotition and Properties
of Squid Meat. Food Chemistry,
20 (3): 213 – 224.

Supriadi, D. 2010. Pemanfaatan


Rumpon Dasar Sebagai Alat
Bantu Penangkapan Ikan dan
Upaya Perbaikan Ekosistem di
Perairan Cirebon, Jawa Barat.
Laporan DKP, Cirebon.

123

Anda mungkin juga menyukai