Nurma Wijayanti, Herman Hamdani, Donny Juliandri Prihadi, Lantun Paradhita Dewanti
Universitas Padjadjaran
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas alat tangkap bubu berdasarkan sudut kemiringan
mulut bubu dan menghasilkan jenis dan komposisi hasil tangkapan bubu lipat tertinggi di perairan Karangsong
Indramayu. Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Maret 2017. Penelitian menggunakan metode
eksperimental dengan analisis ragam (Anova) dengan uji F dan deskriptif kuantitaif. Bubu lipat yang digunakan
memiliki disain dan kontruksi dengan ukuran 50 x 30 x 10 cm3 untuk sudut 20o dan ukuran konstruksi 50 x 30 x
20 cm3 untuk sudut 40o, sedangkan konstruksi yang dimiliki nelayan di Indramayu memiliki ukuran 40 x 30 x
15 cm3 untuk sudut 30o. Bentuk konstruksi mulut bubu dengan kemiringan 20 o, 30o, dan 40o dimaksudkan untuk
memperoleh hasil tangkapan yang signifikan dengan mengubah konstruksi di bagian mulut bubu lipat. Hasil
tangkapan terdiri dari rajungan (85%), ikan baji-baji (5%), udang mantis (7%), cumi-cumi (1%), ikan betotot
(1%) dan ikan alamkao (1%). Total hasil tangkapan rajungan untuk kemiringan lintasan masuk 30 o sebesar 36
ekor, 40o sebanyak 29 ekor dan 20o mendapatkan hasil tangkapan rajungan sebanyak 16 ekor. . Berdasarkan uji
Duncan dengan taraf kepercayaan 95% lintasan masuk bubu dengan kemiringin 30 o dan 40o tidak berbeda nyata,
artinya bubu nelayan dan bubu modifikasi sama efektif digunakan oleh nelayan.
Abstract
The research aimed to finding out the effectiveness of the crab trap based on the slope of the funnel,
and producing the type and composition of the foldable crab funnel with the highest catch in Karangsong,
Indramayu district. The research was conducted in the February to March 2017. The research used experimental
method with data analysis by using analysis of variety with F-test, and descriptive quantitative analysis. The
foldable crab trap used had the design and construction with the size of 50 x 30 x 10 3 cm for the slope of 20°,
and the construction size of 50 x 30 x 20 cm3 for the slope of 40°, while the construction owned by the
fishermen in Indramayu had the size of 40 x 20 x 15 cm3. The crab trap funnel constructions with the slopes of
20°, 30°, and 40° was intended to obtain a significant catch by altering the construction in the foldable crab trap
funnel. The catch consisted of flower crabs (85%), rough flatheads (5%), mantis shrimps (7%), squids (1%),
betotot fish (1%), and spiny turbots (1%). The total catch of flower crabs for foldable crap trap funnel with
the slope of 30° was 36, with that of 40° was 29, and with that of 20° was 16. Based on Duncan test with 95%
confidence level of the slope 30o and 40o boiler is not significantly different, it means that fishery trap and
modification trap is equally effective to be used by fhisherman.
54
Nurma Wijayanti : Studi Pengaruh Perbedaan Konstruksi ……….
55
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (54-63)
56
Nurma Wijayanti : Studi Pengaruh Perbedaan Konstruksi ……….
57
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (54-63)
58
Nurma Wijayanti : Studi Pengaruh Perbedaan Konstruksi ……….
berukuran 124 mm untuk bubu 40o, rata-rata Hubungan Panjang dan Lebar dengan
lebar 116 mm untuk bubu 30o dan rata-rata Bobot Rajungan
lebar 113 mm untuk bubu 20o. Ukuran lebar Jumlah rajungan yang tertangkap
selama 11 kali ulangan adalah 81 ekor.
karapas yang tertangkap paling banyak pada
Perhitungan distribusi frekuensi ukuran
bubu 40o terdapat pada interval lebar karapas mengacu pada kaidah sturges (Sudrajat dan
anatara 106-117 mm dan 118-129 mm Achyar 2010). Grafik distribusi ukuran
sebanyak 38% untuk bubu 30o dan 20o panjang dan lebar rajungan selama 11 kali trip
terdapat pada interval lebar 106-117 mm dapat dilihat pada gambar 7.
sebanyak 31 %. Berdasarkan PERMEN
NOMOR 1/PERMEN-KP/2015 tentang
Penangkapan Lobster (Panulirus sp.), Kepiting
(Scylla sp.), dan Rajungan (Portunus
pelagicus) pada pasal 3 ayat 1a mengatakan
penangkapan rajungan dapat dilakukan dengan
ukuran lebar karapas > 100 mm, untuk melihat
kelayakan tangkapan rajungan. maka bisa
dikatakan bahwa pada bubu dengan
kemiringan 40o lebih efektif digunakan oleh
nelayan. Berdasarkan tingkat kematangan (a)
gonad dari rajungan memiliki ukuran 131 mm
(Sunarto 2012). Grafik distribusi ukuran
panjang dan lebar rajungan setiap perlakuan
dapat dilihat pada gambar 6.
(b)
59
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (54-63)
60
Nurma Wijayanti : Studi Pengaruh Perbedaan Konstruksi ……….
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karapas dan 51,84 % dipengaruhi oleh faktor
nilai b pada panjang rajungan jantan yaitu lain selain dari lebar karapas. Nilai korelasi (r)
2.3441 sedangkan pada rajungan betina = 0.655 yang artinya pada rajungan jantan
memiliki nilai b sebesar 2.3889. Beradasarkan lebar karapas dan bobot memiliki pengaruh
nilai b pada rajungan jantan maupun betina kuat dan bernilai positif.
bersifat allometrik atau tidak seimbang rasio
kecepatan pertumbuhannya antara panjang dan Pengaruh Sudut Kemiringan Lintasan
bobotnya. Rajungan jantan maupun betina Masuk Bubu terhadap Hasil Tangkapan
memiliki nilai b<3 yang menunjukkan Rajungan
kecepatan pertambahan panjang lebih tinggi Berdasarkan hasil percobaan di lapangan
dari pertambahan bobotnya. Hasil analisis penggunakan perbedaan sudut kemiringan
regresi didapatkan persamaan regresi mulut bubu terhadap hasil tangkapan sangat
hubungan panjang karapas dengan bobot berpengaruh dilihat dari hasil analisi sidik
rajungan betina, log W = – 2,2891 + 2,38891 ragam bahwa faktor mengubah sudut
log L dengan nilai koefisien determinasi (R2) kemiringan mulut bubu dengan sudut 20o, 30o
= 0.5361 artinya pada rajungan betina 53.61% dan 40o berpengaruh nyata terhadap hasil
bobot rajungan dipengruhi oleh panjang dan tangkapan rajungan (Fhit α = 5% = 4.86 > F tabel
46,39% dipengaruhi oleh faktor lain selain dari = 2.35). Jumlah hasil tangkapan yang paling
panjang karapas. Nilai korelasi (r) = 0,673 banyak terdapat pada perlakuan 30o dan rata-
artinya hubungan panjang dan bobot memiliki rata hasil tangkapan terendah adalah perlakuan
pengaruh kuat dan bernilai positif. Rajungan 20o, sedangkan pada perlakuan 40o hanya
jantan dari hasil persamaan regresi hubungna slisih 7 ekor dari perlakuan 30o. dengan
panjang karapas didapatkan persamaan log W demikian dilihat dari hasil uji Duncan
= – 2,075 + 2.344 log L dengan nilai koefisien memiliki perbedaan yang nyata pada
determinasi (R2) = 0,681 yang artinya pada perlakuan 20o dan 30o, sedangkan pada
rajungan jantan 68,1 % bobot rajungan perlakuan 30o dan 40o tidak berbeda nyata. Hal
dipengaruhi oleh panjang karapas dan 31,9 % ini berarti antara bubu dengan sudut
dipengaruhi oleh faktor lain selain dari kemiringan 30o lebih efektif dibandingkan
panjang karapas. dengan bubu dengan kemiringan sudut 20o,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetapi pada perlakuan 40o tidak memiliki
nilai b pada lebar rajungan jantan yaitu 2.6831 perbedaan yang signifikan artinya bubu 30o
sedangkan pada rajungan betina memiliki nilai dan 40o sama-sama efektif digunakan nelayan.
b sebesar 2.4251. Berdasarkan nilai b pada Berdasarkan ukuran layak tangkap rajungan
rajungan jantan maupun betina bersifat bubu dengan sudut kemiringan 40o lebih
allometrik atau tidak seimbang rasio kecepatan efektif digunakan oleh nelayan. Hasil uji
pertumbuhannya antara lebar dan bobotnya. Duncan menunjukkan adanya perbedaan nyata
Rajungan jantan maupun betina memiliki nilai antar perlakuan kemiringan mulut bubu yaitu
b<3 yang menunjukkan kecepatan 20o, 30o dan 40o, bisa dilihat pada tabel (3).
pertambahan lebar lebih tinggi dari
pertambahan bobotnya. Hasil analisis regresi Tabel 3. Hasil Jumlah Rata-Rata setiap
didapatkan persamaan regresi hubungan lebar Perlakuan
karapas dengan bobot rajungan betina, log W Perlakuan Rata-Rata Notasi
= – 3,0255 + 2.4251 log L dengan nilai (ekor)
koefisien determinasi (R2) = 0.5591 artinya 20o 1 a
pada rajungan betina 55.91% bobot rajungan 30o 3 b
o
dipengruhi oleh lebar dan 44,09% dipengaruhi 40 2 b
oleh faktor lain selain dari lebar karapas. Nilai
korelasi (r) = 0.658 artinya hubungan lebar Kualitas air dengan Hasil Tangkapan
dan bobot memiliki pengaruh kuat dan bernilai
positif. Rajungan jantan dari hasil persamaan Hasil pengukuran menunjukkan suhu di
regresi hubungna lebar karapas didapatkan perairan setiap kali pengukuran sama yaitu 28-
persamaan log log W = -3.440788 + 2.68310 29o C, salinitas sebesar 30-36 ppm, kecerahan
log L dengan nilai koefisien determinasi (R2) = 1- 5,58 m, dan kedalaman perairan 15- 40 m.
0.4816 yang artinya pada rajungan jantan
48,16 % bobot rajungan dipengaruhi oleh lebar
61
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (54-63)
63