Abstrak
Karang Tomia merupakan salah satu habitat berbagai jenis ikan kerapu di Perairan Kepulauan Wakatobi yang mengalami
eksploitasi penangkapan secara intensif menggunakan alat tangkap bubu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
beberapa karakteristik biologi ikan kerapu meliputi spesies, jenis kelamin, komposisi ukuran, serta hubungan panjang
berat ikan kerapu di Perairan Pulau Tomia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2018. Lokasi penelitian
berdasarkan tempat dimana nelayan yang menangkap di Perairan Karang Tomia mendaratkan ikannya. Ikan sampel
diperoleh dari hasil tangkapan nelayan di Karang Tomia menggunakan bubu. Ikan kerapu diidentifikasi dan diukur
panjang beratnya menggunakan mistar dan timbangan digital. Hubungan panjang berat ditentukan dengan menggunakan
rumus W= aLb. Hasil penelitian menunjukkan ikan terdiri dari 2 spesies ikan kerapu dari genus yang berbeda, yaitu
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan jumlah 57 ekor (60 %) dan kerapu sunu (Plectropoma leopardus)
dengan jumlah 38 ekor (40 %). Jenis kelamin ikan kerapu dari 95 sampel yang diteliti didominasi oleh jenis kelamin
betina dengan jumlah 63 ekor dengan presentasi 66,31 % sedangkan jantan 32 ekor dengan presentasi 33,69 %. Sebaran
panjang mulai dari 100 mm sampai dengan 370 mm. Jumlah yang terbesar termasuk dalam kelas panjang 140-179 mm
dengan jumlah 15 ekor (23,81 %), sedangkan jumlah terkecil termasuk dalam kelas panjang 180-219 mm dengan jumlah
2 ekor (3,17 %). Untuk komposisi ukuran panjang ikan kerapu jantan, diperoleh sebaran panjang mulai dari 390 sampai
dengan 470 mm. Dimana jumlah terbesar dari kelas panjang 390-403 mm dengan jumlah 13 ekor (40,63 %), sedangkan
jumlah terkecil terdapat pada kelas panjang 460-470 mm dengan jumlah 2 ekor (5,20 %). Hubungan panjang dan berat
ikan kerapu dalam penelitian ini ditemukan pertambahan panjang lebih dominan dari pertambahan berat dengan nilai
jantan b = 1,457415 untuk E. fuscoguttatus dan b=1,458818726 untuk P. leopardus, serta nilai betina yaitu dimana
b=1,43599997 untuk kerapu macan dan b= 0,849820 untuk kerapu sunu. Dengan kata lain pola pertumbuhannya
allometrik negatif. Demi kelengkapan informasi pengelolaan ikan kerapu di perairan ini, maka perlu adanya penelitian
lanjutan di masa yang akan datang.
Pendahuluan
Pulau Tomia merupakan pulau ketiga Kaledupa dan barat laut Pulau Binongko.
dalam gugusan pulau utama pada Kepulauan Wilayah pesisir Pulau Tomia terdiri dari
Wakatobi yang memiliki karakteristik pulau pantai pasir putih, ekosistem mangrove,
didominasi oleh bebatuan dan karang. ekosistem lamun dan terumbu karang. Pulau
Letaknya berada di sebelah tenggara Pulau ini juga masuk dalam Kawasan Konservasi
266
Ramaddin dkk.,
Taman Nasional Laut Wakatobi yang Pulau Tomia. Penurunan jumlah tangkapan
ditetapkan sejak tahun 2002 sebagai situs dan ukuran hasil tangkapan ikan kerapu dapat
warisan dunia dan rumah bagi menjadi indikator penurunan sumber daya.
keanekaragaman hayati laut. Pulau Tomia Sehingga penelitian ini akan melengkapi
dikelilingi oleh tepian terumbu karang dan kajian tentang perikanan kerapu, khususnya
pulau karang besar yang berada tepat di pusat kajian yang berhubungan dengan spesies,
segitiga karang, disebut-sebut berisikan jenis kelamin, komposisi ukuran, serta
keanekaragaman koral, moluska, ikan, dan hubungan panjang berat ikan kerapu yang
spesies tumbuhan laut terbesar di dunia. dimaksud.
Menurut survei yang dilakukan di Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
Taman Nasional Wakatobi, ditemukan 17 (1) mengetahui spesies dan jenis kelamin
spesies ikan kerapu dengan kelimpahan yang ikan kerapu; (2) mengetahui komposisi
beragam. Sedangkan Tadjuddah (2016), ukuran kerapu; (3) mengetahui hubungan
mengatakan bahwa diantara jenis-jenis ikan panjang berat ikan kerapu di Perairan Pulau
kerapu yang disebutkan oleh Smith (2006), Tomia. Manfaat dari penelitian ini yaitu
hanya ada tiga jenis yang menjadi target tersedianya informasi tentang jenis kelamin,
utama penangkapan ikan kerapu di Perairan komposisi ukuran, dan hubungan panjang
Wakatobi, yaitu E. fuscoguttatus atau yang berat ikan kerapu di Perairan Pulau Tomia.
dikenal dengan nama kerapu macan dari Bagi para pemangku kebijakan, penelitian ini
genus Epinephelus, P. areolatus, serta P. diharapkan dapat memberi masukan dalam
leopardus atau yang dikenal dengan nama penyusunan rencana pengelolaan sumber
kerapu sunu dari genus Plectropoma. daya perikanan kerapu di Perairan Pulau
Pernyataan ini kemudian dibenarkan oleh Tomia
nelayan ikan kerapu di Pulau Tomia yang Bahan dan Metode
biasa melakukan penangkapan di Perairan Penelitian ini dilaksanakan selama 3
Karang Pulau Tomia. Alasan yang mendasari bulan, yaitu pada bulan Mei sampai bulan
kedua jenis ikan ini banyak diburu oleh Juli tahun 2018 sedangkan pengambilan data
nelayan adalah nilai ekonomis yang tinggi dilakukan di Pulau Tomia Kabupaten
dan sangat potensial untuk diperdagangkan. Wakatobi. Penentuan lokasi penelitian ini
Sampai saat ini kerapu masih menjadi adalah berdasarkan tempat dimana nelayan
target utama penangkapan jenis ikan oleh yang menangkap di Perairan Karang Tomia
nelayan di wilayah Perairan Pulau Tomia. biasa mendaratkan ikannya di Pulau Tomia,
Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan sedangkan stasiun penangkapan ikan kerapu
pasar baik skala lokal, nasional maupun oleh nelayan terdapat pada 2 lokasi, yaitu:
mancanegara. Tingginya laju eksploitasi Karang Belobelonno di sekitar Pulau Lentea
terhadap kerapu ini telah menjadi ancaman dengan koordinat 05050’42’’ LS –
serius bagi keberlanjutan sektor perikanan 123050’01” BT, dan Karang Fungi di sekitar
kerapu di wilayah tersebut. Besarnya tekanan Pulau Tomia pada koordinat 05051’02’’ LS –
yang diakibatkan oleh eksploitasi, diduga 123048’53” BT.
sangat berpengaruh terhadap kondisi
keberadaan sumber daya ikan kerapu di
267
Karakteristik biologis ikan kerapu
Hubungan panjang dan berat ikan kerapu Kelompok ukuran kerang memiliki
Analisis terhadap hubungan panjang ukuranberbeda disetiap bulannya. Kelompok
dan berat ikan kerapu dihitung menggunakan ukuran kerang simping ditemukan pada bulan
persamaan menurut Ricker (2001). Januari sampai bulan Maret yang masing-
Analisis terhadap hubungan panjang masing terdiri atas satu kelompok ukuran
dan berat ikan kerapu dihitung menggunakan yaitu kelompok ukuran kerang dewasa
persamaan menurut Ricker (2001). (Gambar 2).
Jumlah Individu (N)
W = aLb
Keterangan:
W = Berat Ikan contoh (g);
L = Panjang ikan contoh (cm);
a = intersep (perpotongan kurva
hubungan panjang berat dengan
sumbu y);
b = Konstanta dari persamaan tersebut
269
Karakteristik biologis ikan kerapu
271
Karakteristik biologis ikan kerapu
hidup kerang, dikarenakan pertumbuhan yang didapat selama penelitian mulai dari
kerang yang sangat cepar setra cepatnya bulan Januari-Maret yaitu 29oC. Salinitas
reproduksi kerang simping di Perairan. pada bulan Januari yaitu sebesar 30 ppt dan
Nilai laju eksploitasi tersebut pada bulan Februari-Maret mempunyai
menggambarkan bahwa pemanfaatan kerang salinitas sebesar 31 ppt. Kedalaman perairan
simping di Perairan Langere tergolong pada pada bulan Januari yaitu 130 cm dengan
kondisi perikanan yang masih dalam kategori kecerahan 60 cm. Kedalaman perairan pada
underfishingdan belum melampaui potensi bulan Februari adalah 60 cm dengan
lestarinya sehingga masih dapat kecerahan 30 cm. Pada bulan Maret,
dimanfaatkan oleh masyarakat. kedalaman perairan yaitu 150 cm dengan
Parameter lingkungan yang diambil kecerahan 55 cm. Pengukuran pH substrat
selama penelitian mulai dari bulan Januari- pada bulan Januari sebesar 6,8 dan pada
Maret antara lain : suhu, salinitas, bulan Februari-Maret sebesar 6,7 (Tabel 4).
kedalaman, kecerahan, pH substrat. Suhu
Tabel 4. Parameter lingkungan pada bulan Januari-Maret di Perairan Langere Kabupaten Buton
Utara
Parameter
Bulan Suhu Salinitas Kedalaman Kecerahan pH
(oC) (o/oo) (cm) (cm) Substrat
Januari 29 30 130 60 6,8
Februari 29 31 60 30 6,7
Maret 29 31 150 55 6,7
Campbell, N. A., dan J. B. Reece. 2007. Rangan JK. 1996. Struktur dan Tipologi
Biologi Edisi ke 8 Jilid 1. KomunitasGastropoda pada Zona
(diterjemahkan dari : Biology Hutan MangrovePerairan Pulau
Eighth Edition, penerjemah : D.T. Kulu, Kabupaten.
Wulandari). Penerbit Erlangga.
Jakarta. MinahasaSulawesi Utara. Tesis.
Dharmaraj, S., Shanmugasundaraman K, and Program Pasca Sarjana.Institut
Suja CP. 2004. Larva Rearing and Pertanian Bogor. Bogor.
Spat Production of The Suryanto dan Utojo. 2002. Pertumbuhan
Windowpane Shell Placuna Tiram padaPenyebaran yang
placenta. Aquaculture Asia, 9 : 20- BerbedaBeda. JurnalPenelitian
28
Budidaya Pantai
Hamzah,M.S.dan B. Nababan. 2009. Studi Sparre, P. Venema, Siebren. C. 1999.
Pertumbuhan dan Kelangsungan Introduksi Pengkajian Stok Ikan
Hidup Anakan Kerang Mutiara Tropis (Buku 1: Manual). FAO dan
(Pinctara maxima) pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kedalaman yang Berbeda di Teluk Perikanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta,
Kapontori, Pulau Buton. Jurnal lmu
Indonesia.
dan Teknologi Kelautan Tropis, Teti A .2008. Perubahan Populasi
1(2):22-32. Simping(Placuna placenta, Linn,
King, M. 1995. Fisheries Biology. 1758) DariUpaya Tangkap Di
Assessment and Management. Perairan Kronjo,Tangerang, Banten.
Blackwell Science Ltd. Victoria. [Skripsi].Institut Pertanian Bogor.
Australia Bogor.
Tilohe, O., Nirsinar, S., dan Salam, A., 2014.
Nasrawati, Bahtiar, La Anadi., 2016.
Analisis Parameter Dinamika
Pertumbuhan, Kematian dan
Populasi Ikan Cakalang yang di
Tingkat Eksploitasi Kerang Coklat
Daratkan di Pangkalan Pendaratan
(Modiolus modulaides) di Perairan
Ikan
Teluk Kendari Sulawesi Tenggara.
Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan.
Vol. 1. No. 1. Hal. 1-8.
273