Anda di halaman 1dari 12

KEANEKARAGAMAN “KOMUNITAS BAWAH”

KAWASAN PERKEBUNAN TEH


DI GUNUNG DEMPO, KOTA PAGARALAM, SUMATERA SELATAN

Iswantono, Didi Jaya Santri, Riyanto


Universitas Sriwijaya

Abstract: The research on the species diversity of “under community” Tea plantations in
Region Pagaralam has done that aims to identify and describe the different types of
morphological characteristics of each species of plants and animals found. Research using
descriptive methods. Sampling of plants was done by Sampling Purvosve Method. Sampling of
animals was done pitfall trap and light trap. Sampling The results of the qualitative analysis of
plants and animals are found as many as 92 species consist of 39 species of plants and 53
species of animals. Plants were found to consist of 29 species of Magnoliophyta, 6 species of
Pteridophyta and Bryophyta 4 species. Animals were found to consist of 47 kinds of
Arthropods, three species of chordates, two species of molluscs and 1 species of annelids.
Under Community's existence is found to have a role as the respective components of the
ecosystem such as producers, consumers and decomposers. The results of this study are
expected to be used as basic data and information in learning in high school biology class X
KD 4.9 Designing a chart of the interaction between the components of the ecosystem and food
networking that takes place in the ecosystem and presenting the results in various forms of
media

Key words: diversity, under Comunity, tea Plantations Pagar Alam.

PENDAHULUAN yang dapat membantu guru mengaitkan materi


Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
khususnya biologi di Sekolah Menengah Atas siswa dan mendorong siswa untuk membuat
dikembangkan melalui kemampuan berfikir hubungan antara pengetahuan yang
analisis, induktif, dan deduktif dengan dimilikinya dengan penerapannya dalam
menggunakan prinsip dan konsep. Biologi kehidupan mereka sehari-hari (Trianto, 2009).
adalah ilmu yang dimanfaatkan oleh siswa Pada proses pembelajaran biologi di
agar memiliki kemampuan dan keterampilan SMA, siswa dapat dilatih melalui berbagai
sehingga dapat bersikap dan bertindak secara kegiatan pengamatan, pengalaman, dan
ilmiah dalam suatu permasalahan kehidupan pemahaman secara langsung (Sulistyorini,
(Budiati, 2009). Dibutuhkan saat dimana 2009). Salah satu Kompetensi Dasar yang
siswa mengkonsep dan membangun membutuhkan sistem pembelajaran
pengetahuan awal mereka sendiri tentang apa kontekstual adalah pada kelas X KD 4.9
yang mereka pelajari sehingga pelajaran lebih Mendesain bagan tentang interaksi antar
bermakna dan dapat diterapkan ke dunia komponen ekosistem dan jejaring makanan
nyata. Sistem pemebelajaran seperti ini yang berlangsung dalam ekosistem dan
umumnya sering disebut dengan sistem menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran media. Pada Kompetensi Dasar tersebut
kontekstual merupakan suatu konsep belajar terdapat materi yang membutuhkan contoh

104
Keanekaragaman “Komunitas Bawah”, Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 105

kontekstual mengenai klasifikasi tumbuhan gambaran rantai makanan yang terdapat di


dan hewan. Seperti yang dikemukakan Wasis, ekosistem tersebut. Hasil penelitian ini
dkk. (2008), untuk menciptakan proses diharapkan dapat dijadikan informasi awal
pembelajaran IPA yang konstruktivis, siswa mengenai keanekaragaman “komunitas
dituntut untuk mengemukakan konsep secara bawah” kawasan perkebunan teh di Pagar
mandiri melalui berbagai aktivitas, misalnya Alam yang ditujukan keapada siswa ataupun
kegiatan penyelidikan lapangan, lab mini, dan mahasiswa yang ingin melakukan studi
lain-lain. mengenai keanekaragman hayati.
Wilayah Sumatera Selatan merupakan
suatu provinsi yang memiliki luas wilayah BAHAN DAN METODE
97.159,32 km2. Wilayah ini terbagi menjadi 1. Waktu dan TempatPenelitian
dataran tinggi berupa gunung dan bukit-bukit Penelitian dilaksanakan di Kawasan
di sebelah barat, dan dataran rendah berupa Perkebunan Teh Kota Pagar Alam di
rawa-rawa payau yang luas ke arah timur. ketinggian 1000-1500 mdpl. pada bulan April
Salah satu lokasi efektif untuk menerapkan 2015. Identifikasi dilakukan di Laboratorium
pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran FKIP Universitas Sriwijaya Inderalaya, Ogan
biologi adalah kawasan perkebunan teh PTPN Ilir.
VII di Kota Pagar Alam Sumatera Selatan. 2. Metode Penelitian
Kawasan ini merupakan kawasan yang Metode yang digunakan dalam
memiliki potensi keanekaragaman jenis penelitian ini adalah metode deskriptif.
tumbuhan dan hewan yang cukup tinggi, hal Pengambilan sampel tumbuhan dilakukan
ini didukung oleh ekosistem pegunungan dan dengan teknik pengambilan sampling
masih memiliki hutan hujan alami yang bertujuan (pusposive sampling). Metode ini
keasriannya masih terjaga. Keberagaman jenis dipilih karena memungkinkan digunakan pada
tumbuhan dan hewan yang tinggi dikawasan ekosistem perkebunan teh yang lokasi
ini umumnya didominasi dari “komunitas penelitiannya dipengaruhi oleh ketinggian
bawah”. Komunitas Bawah merupakan istilah lokasi. Pengambilan sampel Hewan
yang digunakan pada sekelompok hewan atau dilakukan dengan teknik penjebakan Pitfall
tumbuhan yang berada di suatu lantai trap dan Light Trap.
ekosistem. Pada umumnya para pengunjung 3. Alat dan Bahan
yang datang tidak terlalu tertarik dengan Alat yang digunakan dalam penelitian
keberadaan komunitas tersebut. Minimnya ini antara lain adalah altimeter, termometer,
eksploitasi pada komunitas ini juga higrometer, meteran, patok kayu, tali rapia,
disebabkan karena keberadaan komuniatas lampu emergency, baskom plastik, seng
tersebut yang tertutup tajuk dari tanaman- penutup (atap), cairan detergen, cangkir
tanaman teh yang tersebar luas di wilayah plastik (pop mie cup), papan triplek
perkebunan teh. Perkebunaan teh adalah suatu penghalang, plastik klip, toples, cutter, scrap,
ekosistem yang berada pada ketinggian di kamera digital, pinset, pena, label, dan
atas 800 mdpl dengan penutupan tajuknya mikroskop stereo. Bahan yang digunakan
bisa mencapai 85 % (Pratama dkk, 2013). dalam penelitian ini adalah sampel
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji “komunitas bawah” berupa tumbuhan dan
keanekaragaman jenis dari “komunitas hewan, alkohol 70%, tisu dan akuades.
bawah” kawasan perkebunan teh di Pagar 4. Cara Kerja
Alam sehingga dapat diketahui peranan jenis- a. Peninjauan Area Sampling dan
jenis organisme tersebut sebagai komponen Pengambilan Sampel
ekosistem. sehingga dapat diperoleh Kegiatan peninjauan lokasi ini
106 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016

merupakan kegiatan awal penelitian yang meter. Penjebakan ini dilakukan pada tiga
bertujuan untuk mengamati langsung periode, yaitu siang, petang, dan malam
kondisi lokasi yang akan dijadikan tempat e. Light Trap
penelitian dan objek yang akan diteliti. Light trap merupakan cara
Peninjaun lokasi telah dilakukan pada penjebakkan yang memanfaatkan
bulan Februari 2015. ketertarikan serangga terhadap cahaya
b. Penentuan Area pada malam hari (Aditama dan Kurniawan,
Lokasi penelitian ini adalah 2013). Perangkap ini dibuat dengan
disepanjang jalan utama utama menuju merentangkan lembaran plastik bening 0,3
Tugu Rimau pada ketinggian 1000-1500 x 0,5 meter (barrier) pada 2 bambu
mdpl. Titik awal. Area penelitian dibagi penahan. Pada bagian samping plastik
berdasarkan ketinggian per 100 mdpl. diberi lampu listrik sebagai penarik
c. Pembuatan Plot serangga dan bagian bawah plastik
Lokasi pengambilan sampel yaitu dihubungkan dengan wadah penampung
pada ketinggian 1000-1500 mdpl yang berupa baskom plastik + cairan detergen.
dibagi menjadi 5 area utama yang masing Penjebakan ini dilakukan pada dua
terdiri dari 3 buah plot berukuran 5 x 5 periode, yaitu petang dan malam.
meter dengan interval 100 meter Penjebakkan petang hari pada pukul
ketinggian. Pembuatan plot menggunakan 17.00-18.45 dan penjebakkan malam hari
patok kayu dengan pembatas berupa tali pada pukul 19.00-06.00.
plastik. Pengambilan sampel tumbuhan
dan hewan akan dilakukan di dalam area f. Pengkoleksian
setiap plot. Pengambilan sampel berupa Pada penelitian ini pengkoleksian
tumbuhan diambil dengan menggunakan dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
tangan secara langsung, cutter dan scrap, pengkoleksian untuk tumbuhan dan
sedangkan pengambilan sampel hewan pengkoleksian untuk hewan.
dilakukan dengan menangkap secara i. Pengkoleksian Tumbuhan
langsung dengan tangan atau Sebelum dikoleksi, tumbuhan
menggunakan alat bantu seperti insect net. beserta substratnya difoto kemudian
Pitfal trap dan light trap juga akan diambil menggunakan tangan, cutter
diposisikan di dalam plot dengan tujuan atau scrap dengan hati-hati agar tidak
agar waktu dan usaha dalam penelitian ini rusak.Bagian yang dikoleksi meliputi
menjadi lebih efisien. Pembagian area seluruh bagian tumbuhan. Setelah
penelitian dapat dilihat pada tabel. dibersihkan dari material yang
d. Pembuatan Pitfall Trap mengganggu, tumbuhan dimasukkan
Pitfall trap merupakan salah satu kedalam plastik transparan dan diberi
cara penjebakkan yang paling mudah alkohol 70%. Plastik diberi label yang
(Patang, 2011). Perangkap ini dibuat berisi keterangan mengenai lokasi
dengan menggali 5 lubang sampai pengumpulan, tanggal pengumpulan,
keadalaman + 10 cm. Kedalam lubang nama kolektor, sifat-sifat spesimen
dimasukkan cangkir plastik (pop mie cup) dalam keadaan segar, dan nomor
dengan diameter + 12 cm, mulut cangkir koleksi (De Vogel, 1987). Serasah pada
sejajar dengan permukaan tanah lalu diisi plot diambil dan dimasukkan kealam
air + detergen cair sebanyak 1/10 bagian. wadah.
Pada bagian atas cangkir diletakkan 4 ii. Pengkoleksian Hewan
papan penghalang (barrier) sepanjang + 1 Hewan-hewan yang telah
Keanekaragaman “Komunitas Bawah”, Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 107

ditanggkap melalui beberapa metode identifikasi Jenis-jenis Serangga, Bright


penangkapan, yaitu pitfall trap, light (1976) untuk identifikasi jenis-jenis
trap dan penangkapan secara langsung Laba-laba. Selain itu ada juga
dikumpulkan terlebih dahulu.Hewan- jurnal/skripsi/tesis karangan Dayat
hewan beserta serasah yang telah (2000), Pasaribu (2014), Kurnia (2014).
dikumpulkan difoto kemudian diambil Serta beberapa situs internet
menggunakan tangan. Hewan dan Buguide.net dan Beetle-diversity.com.
serasah dimasukkan ke dalam wadah
plastik berisi alkohol 70%. HASIL DAN PEMBAHASAN
iii. Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian yang
Sampel yang diperoleh akan dilakukan, telah berhasil di identifikasi jenis-
dianalisis secara deskriptif berdasarkan jenis tumbuhan yang ditemukan di Kawasan
ciri-ciri morfologi yang dimiliki yang Perkebunan Teh di Kota Pagar Alam pada
mengacu pada pustaka yang ada untuk ketinggian 1000-1500 mdpl sebanyak 39 jenis
diidentifikasi. Identifikasi tumbuhan yang tergolong dalam 3 Divisi, 6 Kelas, 21
dan hewan yang diperoleh dilakukan Bangsa, 31 Suku. Hewan yang ditemukan
secara langsung di lapangan atau di sebanyak 52 jenis yang tergolong dalam 4
laboratorium Biologi FKIP Unsri Filum, 9 Kelas, 22 Bangsa, 31 Suku. Data
berdasarkan buku yang ada seperti hasil identifikasi dituliskan pada tabel 1 dan 2.
Heyne. (1987) untuk identifikasi, buku
Tjirosupomo (1993) untuk identifikasi
hewan, Borror et al (1992) untuk

Tabel.1 Data Hasil Identifikasi Tumbuhan di Kawasan Perkebunan Teh


di Kota Pagar Alam pada ketinggian 1000-1500 mdpl.

Divisi Kelas Bangsa Suku Nama Ilmiah Nama


Indonesia
Bryophyta Jungermaniopsida Jungermana Plagiochilace Plagiochila Lumut
Les ae spinulosa
Bryopsida Grymmiales Grymmiacea Grimmia Lumut
pulvinata
Amblystegiace Amblystegium Lumut
Hypnales ae sp.
Hypnaceae Hypnum sp. Lumut
Pterydophyta selaginellopsida Selaginella Selaginellace Selaginella Paku
Les ae opaca
Pteridopsida Polypodiales Thelypteridace Cyclosorus Paku
ae aridus
Aspleniaceae Selliguea Paku
stenophylla
Blechnaceae Blechnum sp. Paku
Polypodiaceae Selliguea sp. Paku
Gleichenia Gleicheniace Dicranopteris Paku
les ae dichotoma
Magnoliophyta Magnoliopsida Piperales Piperaceae Piperomia Tumpangan
108 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016

pellucida Air
Caryophylla Amaranthace Gompherina Sp. -
les ae
Caryophyllace Drymaria Randa Runut
ae cordata
Malvales Malvaceae Hibiscus rosa- Mawar
sinensis
Sida acuta Galunggang
Violales Passifloraceae Borreria laevis Rumput
Kancing
Ungu
Theaceae Cammelia Teh
Ericales sinensis
Balseminaceae Impatiens Pacar Air
balsemina
Apiales Apiaceae Centella Daun kaki
asiatica kuda
Polygalaceae Polygala Akar Wangi
Fabales paniculata
Fabaceae Mimosa pudica Putri Malu
Myrtales Melastomate Clidemia hirta Haredong
ae Bulu
Myrtaceae Psidium Jambu Biji
guajava
Euphorbiales Euphorbiaceae Euphorbia Kastuba
pulcherrima
Plantaginaceae Plantago major Daun
Lamiales Sendok
Lamiaceae Hyptis brevipes Boborongan
Rubiales Rubiceae Spermacoce -
latifolia
Asterales Asteraceae Ageratum Bandotan
conyzoides
Emilia Tempuh
sconchifolia Wiyung
Eupatorium Teklan
riparium
Bidens pilosa Ketul
Mikania -
micrantha
Wedelia biflora Seruni
Liliopsida Commelina Commelinace Commelina Aur-aur
les ae difusa
Cyperales Cyperaceae Cyperus Rumput
rotundus Teki
Kyllinga Rumput
nemoralis Kenop
Poaceae Elusine indica Rumput
Belulang
Keanekaragaman “Komunitas Bawah”, Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 109

Digitaria Rumput
sanguinalis Pangola
Orchidales Orchidaceae Acriopsis sp. anggrek

Tabel.2 Data Hasil Identifikasi Tumbuhan di Kawasan Perkebunan Teh


di Kota Pagar Alam pada ketinggian 1000-1500 mdpl.

Filum Kelas Bangsa Suku Nama Ilmiah Nama


daerah
Annelida Clitellata Hirudinea Haemadipsidae Haemadipsa sp. Pacet
Arthropoda Insecta Odonata Libellulidae Orthetrum Capung
Sabina
Orthoptera : Acrididae Chloealtis sp. Belalang
Tettigoniidea Scudderia furcata Belalang
Gryllidae Eunemobius Belalang
carolinus
Gryllidae Acheta Jangkrik
domesticus
Gryllidae Gryllus Orong-
pennsylvanicus orong
Phasmatodea Diapheromerinae Diapheromera sp. Belalang
Ranting
Dermaptera Labiidae Labia minor Cocopet
Blattellidae Blattella Kecoa
Blattodea ashahinai
Blattidae Blatta sp. Kecoa
Pentatomoidea Euschistus sp. Kepik
Rhyparochromi Myodocha sp. Kepik
Hemiptera dae
Membracidae Campylenchia Kepik
latipes
Coreidea Leptoglossus Kepik
dentatus
Coccinellidae Cycloneda sp. Kumbang
Koksi
Coleoptera Scarabaeidae Serica sp. Kumbang
Daun
Scarabaeidae Trox sp. Kumbang
Tinja
Scarabaeidae Phyllophaga sp. Kumbang
Carabeidae Bradycellus sp. Kumbang
Tenebrionidae Helops leatus Kumbang
Formicidae Odontoponera Semut
denticulata Hitam
Hymenopte Formicidae Anoplolepis Semut
ra Formicidae Anochetus sp. Semut
Bethylidae Bethylus sp. Semut
Apidae Amegilla sp. Lebah
110 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016

Berbelang
Kuning
Lymantriidae Lymantria sp. Ngengat
Crambidae Tryporyza nivella Ngengat
Lepidoptera Erebidae Zale sp. Ngengat
Erebidae Euchaetes sp. Ngengat
Arctiidae Haploa lecontei Ngengat
Culicidae Culex sp. Nyamuk
Culicidae Angarotipula sp. Nyamuk
Calliphoridae Calliphora sp. Lalat Biru
Diptera Sphaeroceridae Robustagramma Lalat
sp.
Muscidae Phaonia sp. Lalat
Malacos Armadillidiidae Armadillidium Kutu Kayu
traca Isopoda vulgare
Oniscidae Oniscus asellus Kutu Kayu
Arachni Eutichuridae Cheiracanthium Laba-laba
da sp.
Araneae Philodromidae Philodromus sp. Laba-laba
Nephilidae Nephila sp. Laba-laba
Thomisidae Mecaphesa sp. Laba-laba
Theridiidae Steatoda grossa Laba-laba
Theridiidae Steatoda sp. Laba-laba
Chilopo Scolopendromorpha Scolopendridae Scolopendra Kelabang
da obscura
Geophilomorpha Geophilidae Geophilus sp. Lipan
Diplopo Polydesmida Paradoxosomati Oxidus gracillis Tahi
da dae Bintang
Spirobolida Trigoniulidae Trigoniulus Kaki
corallinus Seribu
Mollusca Gastropo Basommatophora Hedylopsidae Hedylopsis sp. Keong
da Tanah
Acochlidioidea Planorbidae Helisoma sp. Keong
Tanah
Chordata Reptilia Squamata Scincidae Mabuya Kadal
multifasciata Gunung
Mammal Soricomor Soricidae Suncus etruscus Celurut
ia Pha
Carnivora Canidae Canis sp. Anjing

Hubungan Antar Makhluk Hidup di tumbuhan yang mampu tumbuh di tempat lewat
Kawasan Perkebunan Teh di Kota atau jalan bagi para pemetik daun teh, tumbuhan
Pagaralam ini termasuk dalam golongan rumput seperti
Tumbuhan-tumbuhan tersebut umumnya Digitaria sangunalis, Elusine indica, Cyperus
bernaung dibawah pohon tanaman teh, dalam rotundus dan Kyllinga nemoralis. Keberadaan
hal ini jenis tumbuhan tersebut seperti Bidens tumbuhan tersebut dikarenakan struktur
pilosa, Eupatorium riparium, Wedelia blifora anatominya yang kokoh. Selain itu ada juga
dan lain-lain, namun ada berberapa jenis beberapa tumbuhan efipit yang tumbuh pada
Keanekaragaman “Komunitas Bawah”, Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 111

permukaan batang tanaman teh atau batang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi
tumbuhan lainnya, tumbuhan tersebut berasal organisme lainnya (Widyati, 2013). Dalam hal
dari golongan paku dan lumut seperti Selliguea ini, tumbuhan di kawasan perkebunan teh PTPN
sp, Hypnum sp, Grimmia affis dan beberapa VII Kota Pagar Alam baik bagian tumbuhan
tumbuhan lainnya. yang masih hidup maupun yang telah gugur
Jenis-jenis hewan yang ditemukan di memiliki peran penting dalam ekosistem
Kawasan Perkebunan Teh di Kota Pagar Alam tersebut. Tumbuhan-tumbuhan yang sedang
didominasi oleh hewan-hewan yang berasal dari berbunga di kawasan tersebut merupakan sumber
Filum Arthropoda yaitu sebanyak 50 jenis, makanan dari berbagai hewan golongan insekta,
dimana 35 jenis berasal dari Kelas Serangga, 6 terutama dari bangsa Lepidoptera, Hymenoptera
jenis dari Kelas Arachnida, 2 jenis Diplopoda, 2 dan Hemiptera. Selain itu tumbuhan dari jenis
jenis Chilopoda, 2 jenis Malacostraca, 1 jenis lumut berperan sebagai sumber makanan bagi
Reptilia dan 2 jenis Mamalia. Selain itu hewan dari Bangsa Gastropoda, seperti keong.
ditemukan 2 jenis hewan yang berasal dari Guguran daun, biji, batang dan bagian lainnya
filum Mollusca dan 1 jenis dari filum Annelida. dari tumbuhan yang sering disebut serasah
Jenis-jenis hewan yang diperoleh berasal dari 9 dimanfaatkan sebagai sumber makanan bagi
kelas yaitu kelas Insekta, Arachnida, berbagai mesofauna seperti Cocopet, Tahi
Malacostraca, Chilopoda, Diplopoda, bintang, dan beberapa jenis Kutu kayu.
Gastropoda, Clitellata, Reptilia dan Mamalia. Mesofauna sebagai organisme perombak awal
Hewan-hewan tersebut umumnya ditemui bahan makanan, serasah, dan bahan organik
hinggap pada tumbuhan-tumbuhan yang ada di lainnya (seperti kayu dan akar) mengkonsumsi
sekitar perkebunan teh seperti dari golongan bahan-bahan tersebut dengan cara melumat,
Serangga dan Laba-laba, namun ada juga yang mengunyah dan mencampurkan dengan sisa-sisa
ditemui diatas pemukaan tanah atau dalam bahan organik lainnya, sehingga menjadi
tumpukkan serasah, seperti Kelabang, kaki fragmen berukuran kecil yang siap untuk
Seribu, keong, kadal, tikus, pacet, dan beberapa didekomposisi oleh mikrobio tanah (Rahmawati,
hewan teresterial lainnya. Selain itu ditemukan 2004).
hewan yang aktif bergerak di sekitar jalan Hewan-hewan yang ditemukan di kawasan
utama kawasan perkebunan teh yang berasal perkebunan teh PTPN VII Kota Pagar Alam ini
dari Kelas Mamalia yaitu Canis sp. (anjing). memiliki peranan penting dalam proses aliran
Hutan pegunungan tropis termasuk hutan energi pada rantai makanan. Peranan hewan di
pegunungan Sumatera Selatan memiliki sekitar kawasan perkebunan teh PTPN VII Kota
kekayaan komunitas organisme yang lebih Pagar Alam diantaranya sebagai konsumer,
besar dibandingkan daerah lainnya (Ismaini dekomposer dan detritivor. Pada umumnya jenis
dkk., 2015). Berdasarkan hasil penelitian di hewan yang ditemukan di kawasan perkebunan
Kawasan Perkebunan Teh PTPN VII di Kota teh ini berasal dari golongan avertebrata yang
Pagar Alam, diketahui bahwa kawasan berasal dari Kelas Serangga yang terdiri dari
perkebunan teh ini masih memiliki beberapa bangsa dimana setiap bangsa memiliki
keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang peranannya masing-masing.
cukup tinggi. Keberadaan tumbuhan dan hewan Berdasarkan penjelasan mengenai peranan
yang beragam di kawasan perkebunan teh ini tumbuhan dan hewan yang ditemukan di
memiliki hubungan satu sama lain di dalam Kawasan Perkebunan Teh PTPN VII di Kota
proses perubahan aliran energi dalam rantai Pagar Alam diatas dapat dibentuk suatu
makanan. hubungan antara satu jenis organisme dengan
Tumbuhan merupakan jenis makhluk jenis organisme lainnya dalam proses makan dan
hidup yang bereran sebagai produsen yang dimakan atau lebih dikenal dengan sebutan
112 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016

raintai makanan. Keberadaan tumbuhan dan intermediet berbentuk hump-shaped, dimana


hewan di kawasan tersebut saling memiliki terdapat puncak keanekaragaman hayati pada
hubungan yang dapat dilihat berdasarkan elevasi intermediat ini. Sedangkan pola ketiga
tingkatan trofiknya. Tingkatan trofik pertama adalah pola konstan yang diikuti penurunan
berperan sebagai produsen ditempati oleh drastis pada elevasi pertengahan ke elevasi tinggi
tumbuhan-tumbuhan yang berada di ekosistem (Rahbek, 1995, 2005 dikutip Wang dkk., 2007:
tersebut. Tingkatan trofik kedua yang berperan 845). Dari ketiga pola ini yang paling umum
sebagai konsumen tingkat pertama di tempati adalah pola hump-shaped (Wang dkk., 2007).
oleh hewan-hewan herbivora dari kelas Pembahasan mengenai sub bab ini dibahas
Serangga seperti Belalang, Semut, Lebah, dengan membandingkan hasil keanekaragaman
Kumbang, Ngengat dan Kepik, namun beberapa tumbuhan dan hewan pada lima tipe ekosistem
berasal dari kelas lain seperti Keong, Tahi yang berbeda ketinggiannya. Kelima ekosistem
Bintang dan Kutu Kayu. Tingkatan trofik ketiga ini merupakan kawasan yang membentang dari
yang berperan sebagai konsumen tingkat 2 ujung timur hingga keujung barat provinsi
ditempati oleh hewan-hewan seperti Capung, Sumatera Selatan, yaitu Ekosistem Pesisir
Cocopet, Pacet, Laba-laba, Kelabang dan Kaki Tanjung Api-api, Ekosistem Rawa Lebak Kec.
Seribu. Sementara itu untuk hewan dari bangsa Indralaya Utara, dan tiga Ekosistem yang berada
Soricomorpha atau Celurut dapat dimasukkan di Kawasan Gunung Dempo pada ketinggian
kedalam tingkat trofik kedua dan ketiga karena 1100 mdpl-2500 mdpl. Data perbandingan
merupakan omnivora. Kemudian Tingkatan jumlah jenis tumbuhan dan hewan pada 5 tipe
trofik terakhir di Kawasan Perkebunan Teh di ekosistem tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.
Kota Pagar Alam ini berasal dari Bangsa
Carnivora yaitu Anjing karena hewan ini
memiliki peran sebagai predator puncak atau
konsumen tingkat 3. Dari penjelasan tingkatan
trofik di tersebut, maka dapat dibuat suatu
jaring-jaring makanan yang terdapat di
ekosistem perkebunan teh PTPN VII di Kota
Pagar Alam pada ketinggian 1100-1500 mdpl
yang dapat dilihat pada gambar 1.

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat


terjadi peningkatan jumlah jenis organisme dari
daerah yang memiliki ketinggian terendah
hingga ke daerah yang memiliki ketinggian
1600 mdpl - 2000 mdpl, namun terjadi
Hubungan Gradien Elevasi Wilayah dengan penurunan pada ketinggian 2000-2500 mdpl.
Kekayaan Jenis organisme Perubahan pola grafik diatas terjadi karena pada
prinsipnya setiap tumbuhan memiliki kisaran
Gradien elevasi membentuk tiga pola
tertentu terhadap faktor lingkungannya. Prinsip
utama dalam keanekaragaman hayati. Pola
tersebut dinyatakan sebagai Hukum Toleransi
pertama adalah pola meningkat, yakni terjadi
Shelford, yang berbunyi “Setiap organisme
jumlah peningkatan keanekaragaman tumbuhan
mempunyai suatu minimum dan maksimum
pada elevasi rendah. Pola kedua, pada elevasi
ekologis, yang merupakan batas bawah dan
Keanekaragaman “Komunitas Bawah”, Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 113

batas atas dari kisaran toleransi organism itu jenis hewan yang adap dikawasan tersebut, hal
terhadap kondisi factor lingkungannya” ini dikarenakan peran tumbuhan sebagai
(Dharmawan, 2005). produsen. Pada ekosistem gunung dempo
Pada Ekosistem Pesisir Tanjung Api-api ketinggian 2000 mdpl-2500 mdpl terjadi
ditemukan 8 jenis tumbuhan dan 26 jenis penurunan jumlah jenis tumbuhan dan hewan
hewan, jumlah ini paling sedikit jika yang disebabkan oleh faktor suhu yang
dibandingkan ekosistem yang lainnya hal ini mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu
dikarenakan kawasan tersebut memiliki faktor sekitar 15oC-18oC sehingga hanya beberapa
lingkungan yang umumnya berbeda dari tumbuhan saja yang dapat bertahan hidup. Hasil
ekosistem lain, yaitu adanya unsur salinitas ini juga bersesuaian dengan pendapat Fr.
dan suhu sehingga menyebabkan hanya Junghuhn (1809-1864), seorang penyelidik dari
organisme-organisme tertentu saja yang bangsa Jerman yang mengatakan bahwa
mampu hidup disana dari golongan tumbuhan Tingkat tropis setinggi 700 m terdiri atas
seperti bakau, nipah, paku laut, beberapa tumbuh-tumbuhan tropis, tingkat subtropis
tumbuhan lainnya, sedangkan dari golongan hingga 1.000 m sudah mulai tidak ada tumbuh-
hewan seperti, kepiting, keong, kerang, ikan tumbuhan hutan dataran rendah, ketinggian
dan beberapa jenis hewan lainnya. Pada 1.000-2.000 m terdapat tumbuh-tumbuhan dari
Ekosistem Rawa Lebak di Kec. Indralaya iklim sedang pohon-pohonnya telah ditumbuhi
Utara ditemukan 6 jenis tumbuhan dan 34 lumut (hutan kabut dan hutan lumut), dan pada
jenis hewan. Jumlah jenis tumbuhan dan ketinggian lebih tinggi dari 2.000 m hanya
hewan di kawasan ini sedikit lebih tinggi dari sedikit pohon dan hanya terdapat belukar dan
pada jumlah jenis tumbuhan dan hewan di rumput.
ekosistem Tanjung Api-api, namun masih
rendah jika dibandingkan dengan ekosistem SIMPULAN DAN SARAN
pegunungan, hal ini dikarenakan faktor Simpulan
lingkungan seperti pH yang terdapat
1. Jenis “komunitas bawah” berupa tumbuhan
dikawasan tersebut cukup rendah (asam) yaitu
yang dapat ditemukan di Kawasan
sekitar 4,8 sehingga berdampak pada jumlah
Perkebunan Teh di Kota Pagar Alam pada
jenis tumbuhan disana yang paling sedikit
ketinggian 1000-1500 mdpl sebanyak 39
dibandingkan ke empat ekosistem lainnya.
jenis yang tergolong dalam 3 Divisi, 6
Pada ekosistem pegunungan ketinggian 1100
Kelas, 21 Bangsa, 31 Suku dan 39 marga.
mdpl-1500 mdpl dan ketingggian 1600 mdpl-
2000 mdpl terjadi penigkatan jumlah jenis 2. Jenis “komunitas bawah” berupa hewan
tumbuhan dan hewan yang signifikan. Jumlah yang ditemukan di kawasan perkebunan teh
jenis tumbuhan dan hewan pada ketinggian di Kota Pagar Alam pada ketinggian 1000-
1100 mdpl-1500mdpl adalah 39 jenis 1500 mdpl sebanyak 52 jenis yang tergolong
tumbuhan dan 53 jenis hewan, sedangkan dalam 4 Filum, 9 Kelas, 22 Bangsa, 31 Suku
pada ketinggian 1600 mdpl-2000 mdpl adalah dan 52 marga.
72 jenis hewan dan 54 jenis tumbuhan. 3. Tumbuhan dan hewan yang terdapat di
Terjadinya peningkatan jumlah jenis Kawasan Perkebunan Teh Kota Pagaralam
tumbuhan dan hewan ini dikarenakan faktor- memiliki peran masing-masing sebagai
faktor lingkungannya seperti intensistas komponen ekosistem.
cahaya, kelembaban dan air cukup mendukung Saran
bagi berbagai jenis tumbuhan untuk dapat
Kawasan perkebunan teh PTPN VII di
bertahan hidup, keberagaman jenis tumbuhan
Kota Pagar Alam kaya akan keanekaragaman
ini berbanding lurus dengan keberagaman
114 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 3, NOMOR2, NOVEMBER 2016

hayati biota lantainya. Saran bagi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Hutan


pemerintahan kabupaten Lahat agar lebih Lindung Gunung Dempo Sumatera
memperhatikan sarana prasarana yang ada Selatan. Thesis: Institut Pertanian Bogor.
disana sehingga dapat membuat para
pengunjung menjadi lebih nyaman dan lebih De Vogel, E. F. 1987. Manual of Herbarium
tertarik untuk berkunjung. Saran bagi peneliti Taxonomy Theory and Practice. Jakarta:
untuk melakukan penelitian lanjut dengan UNESCO.
cakupan lokasi penelitian yang lebih luas dan
lebih menyebar. Kepada masyarakat, guru dan Dharmawan, Agus., dkk. (2005). Ekologi
siswa, agar dapat berpartisipasi menjaga dan Hewan. Malang : UM Press.
memanfaatkan kawasan ini sebagai salah satu
lokasi wisata edukatif. Ismaini, Lily., Lailati, Masfiro.,Rustandi., dan
Sunandar, Dadang. 2015. Analisis
DAFTAR PUSTAKA Komposisi Dan Keanekaragaman
Aditama, Candra Rudi., Kurniawan, Nia. Tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera
2013. Struktur Komunitas Serangga Selatan. Pros Sem Nas Masy Biodiv
Nokturnal Areal Pertanian Padi Organik Indon. 1 (6): 1397-1402.
pada Musim Penghujan di Kecamatan
Lawang, Kabupaten Malang. Jurnal Kurnia. 2015. Keanekaragaman Bryophyta di
Biotropika. 1 (4): 186-190. Perkebunan Teh PTPN VII Kota
Pagaralam dan Sumbangannya pada
Aflah. 2016. Keanekaragaman “Komunitas Mata Pelajaran Biologi SMA. Skripsi.
Bawah” Kawasan Hutan Hujan Tropis Pendidikan Biologi Universitas
di Kota Pagar Alam dan Sumbangannya Sriwijaya: Inderalaya.
terhadapat Mata Pelajaran Biologi
SMA. Skripsi. Indralaya: Fakultas Kurniawan. 2016. Keanekaragaman
Keguruan dan Ilmu Pendididkan “Komunitas Bawah” Kawasan
Universitas Sriwijaya. Perkebunan Teh dan Hutan Hujan Tropis
Gunung Dempo di Kota Pagar Alam dan
Budiati, Herni. 2009. Biologi untuk SMA dan Sumbangannya terhadapat Mata
MA Kelas X. Jakarta: CV. Gema Ilmu. Pelajaran Biologi SMA. Skripsi.
Indralaya: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Cambell, Neil A., Reece, Jane B., dan Pendididkan Universitas Sriwijaya.
Mitchell, Lawrance G..Biologi Edisi
kelima Jilid ke-3. Dialihbahasakan oleh Pasaribu, P. O. 2013. Struktur Dan
Wasmen Manalu. 2004. Jakarta: Produktivitas Rerumputan Di Kawasan
Erlangga. Danau Toba Desa Togu Domu Nauli
Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten
Cronquist, Arthur. 2005. Images and Simalungun Sumatera Utara. Skripsi:
Description of Flowering Plant FMIPA USU.
Families.
http://www.botany.hawaii.edu/faculty/c Pasaribu. 2015. Jenis-Jenis Tumbuhan di
arr/fpfamilies.htm. Diakses tanggal 12 Kawasan Perkebunan Teh PTPN VII
Oktober 2015. Pagaralam dan Sumbangannya terhadap
Pelajaran Biologi SMA. Skripsi.
Dayat, Endang. 2010. Studi Floristik Pendidikan Biologi Universitas
Keanekaragaman “Komunitas Bawah”, Iswanto, Didi Jaya Santri, Riyanto. 115

Sriwijaya: Inderalaya. Satria, Rigo L., 2015. Keanekaragaman Hayati


Biota Lantai Hutan Mangrove di Daerah
Patang, Fatmawati. 2011. Berbagai Kelompok Pesisir Tanjung Api-Api Sumatera
Serangga Tanah Yang Tertangkap Selatan dan Sumbangannya Terhadap
di Hutan Koleksi Kebun Raya Unmul Pembelajaran di SMA. Skripsi.
Samarinda Dengan Menggunakan 5 Pendidikan Biologi Universitas
Macam Larutan. Mulawarman Sriwijaya: Inderalaya.
Scientifie. 10 (2): 139-142.
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1 untuk Sekolah
Rahmawaty. 2004. Studi Keanekaragaman Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas
Mesofauna Tanah di Kawasan Hutan X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Wisata Alam Sibolangit (Desa Pendidikan Nasional.
Sibolangit, Kecamatan Sibolangit,
Kabupaten aerah Tingkat II Deli Trianto. 2009. Mendisain Model Pembelajaran
Serdang, Propinsi Sumatera Utara). e- Inovatif-progresif. Surabaya: Kencana
USU Repository. Predana Media Grup.

Saputro. 2016. Keanekaragaman Flora dan Wasis, Sukarmin, Elok Sudibyo, Utiya Azizah,
Fauna Lantai Rawa Lebak di Heru Kuswanto. 2008. Contextual
Kecamatan Inderalaya Utara dan Teaching and Learning Ilmu
Sumbangannya terhadap Pembelajaran Pengetahuan Alam Sekolah Menengah
Biologi di Sekolah Menengah Atas. Pertama. Jakarta: Pusat Perbukuan
Skripsi. Indralaya: Fakultas Keguruan Departemen Pendidikan Nasional.
dan Ilmu Pendididkan Universitas
Sriwijaya. Widyati, Enny. 2013. Pentingnya Keragaman
Fungsional Organisme Tanah Terhadap
Produktivitas Lahan. Tekno Hutan
Tanaman. 6 (1): 29 – 37.

Anda mungkin juga menyukai